Kamis, 04 Juli 2013

Fitri, Pengkhianatan Fitri


Fitri

Fitri nampak asyik melamun. Hatinya resah. Sudah beberapa hari ini ia memang tak pernah lagi mereguk kenikmatan suami istri bersama Andy, suaminya, yang jauh lebih tua dan seorang pengusaha kaya yang sibuk. Kini hatinya bimbang setelah beberapa saat lalu ia mengenal bahkan berhubungan intim dengan seorang pemuda ganteng, Bryan.


Saat tengah asyik melamun, tiba tiba terdengar klakson mobil berbunyi di depan pagar. Ah, kiranya suamiku sudah pulang, pikirnya. Ia pun bergegas menyambut suaminya.

”Sudah pulang, Pa?” senyum Fitri pun mengembang sambil memeluk tubuh suaminya. Matanya mengerling manja.




Andy sudah faham betul istrinya sedang horny berat, maka tanpa menjawab ia segera menggandeng wanita muda yang cantik itu ke dalam kamar. Mereka berpelukan di ranjang sambil bibir mereka berciuman. Dengan rakus Andy menciumi bibir mungil Fitri, sementara tanganya meraba-raba bulatan padat di dada si cantik yang kenyal.

”Aahhh... Maaassss…” tangan Fitri bergelayut manja di leher suaminya. Lidah mereka saling membelit. Sesekali Fitri menjulurkan lidahnya yang kemerahan dan panjang sementara Andy menghisap-hisap ujung lidah yang kecil dan runcing itu.

”Eeehhhmmm... Sssssshhhh... Eeeeeehhmm…” lenguhan pendek dan decakan bibir terdengar semakin jelas. Bibir Andy turun merayap ke leher Fitri yang jenjang hingga si cantik menengadahkan wajahya ke atas. Satu persatu tangannya mulai melepas baju istrinya yang cantik itu hingga hanya bra dan celana dalam saja yang menempel di tubuh sang istri. Mata Andy nanar memandang tubuh mulus setengah telanjang yang ada di depannya. Segera tanganya melepas kait bra Fitri hingga kain itu jatuh melorot dan menyembulah bulatan payudara putih dengan putingnya yang berwarna coklat kemerahan. Jemari Andy meremas bulatan itu sambil mulutnya mencucup dan menggigit gigit kecil putingnya hingga tubuh Fitri pun meliuk menahan birahi.

"Aaaaaahhhhh... Maasss... Ssssshhhh..."

Andy terus menciumi dan mencucup payudara itu sampai puas, kemudian bibirnya semakin turun ke bawah hingga perut sang istri. Diciuminya pusar Fitri hingga wanita itu merintih kegelian. Matanya menatap bagian bawah pusar yang masih tertutup segitiga pengaman. Diciuminya bagian bawah pusar yang masih tertutup itu sambil kemudian perlan-lahan melorotkan celana dalam itu hingga Fitri benar-benar telanjang bulat. Mata Andy jelalatan menatap belahan memek Fitri yang ranum kemerahan, dengan dihiasi bulu- bulu halus yang agak lebat. Hidungnya dicucukkan dibelahan itu sambil menghirup aroma vagina yang khas, membuat birahinya makin bergejolak. Perlahan ia julurkan lidahnya menjilati daging kecil diantara belahan itu sambil menusukkan jari telunjuknya ke dalam lubang vagina yang mulai basah itu.


"Uuuuuhhh... Masss..." mata Fitri terbelalak, kemudian memejam. Bibirnya yang merah mungil merintih dan mendesis keenakan merasakan ujung lidah Andy yang mengulas-ngulas klitorisnya. Sementara jari tangan Andy masih menusuk-nusuk lubang vaginanya yang mulai basah, bahkan kini tiga jari sekaligus menusuk hingga wanita cantik itu blingsatan.

"Sleepp... Sleepp.. Sleepp.."

"Aaaaahhh... Aaaahhhh... Aaaahhhh... Massss! Gak kuat aku! Aduh, nikmatnyaaaa... Aaaaaahhhh… Aaaaahhhhh...” Crreettt..! Crreettt..! Sseerrrr..! mata Fitri mendelik ke atas hingga terlihat putihnya saja. Bibirnya menganga merintih panjang saat gelombang orgasme menerjang tubuhnya hingga membuatnya mengejang kelojotan tak karuan. Cairan lengket menyembur dari dalam lubang vaginanya hingga membasahi jari-jari Andy yang masih tenggelam dalam lubang nikmatnya.


Andy tersenyum sambil menarik jarinya, kemudian menjilati cairan yang keluar dari vagina Fitri hingga tuntas. Mata Fitri memejam, nafasnya tersengal menikmati sisa gelombang kenikmatan. Keringat dingin membasahi tubuh mulusnya. Andy hanya tersenyum memandangi wajah istrinya yang cantik itu.


Setelah tenaganya pulih, Fitri segera menyerang balik sang suami. Tangannya melepas kancing-kancing baju Andy sambil menciumi bibir sang suami. Kemudian jemari lentiknya mulai melepas resleting Andy dan melorotkan celana panjangnya. Bibirnya menciumi puting dada Andy sambil melepas celana dalam pria itu hingga telanjang. Tanganya membelai penis Andy yang mulai tegang, kemudian perlahan dikocoknya. Andy meringis sambil terlentang menahan serangan sang istri. Fitri terus mengocoknya ke atas dan ke bawah, kemudian bibirnya terbuka dan memasukkan penis yang mulai tegang itu ke dalam mulutnya. Seperti menikmati es krim, ia menjilati kepala penis itu sambil batangnya terus dikocok-kocok. Fitri mencucup dan menyedot-nyedotnya hingga membuat Andy mengerang. Tubuhnya bergetar menahan nikmat.

"Oooohhh... sayang, kamu pinter banget. Aaaaahh…" bisiknya.

Fitri tak tahan lagi. Ditindihnya tubuh Andy. Tanganya memegangi penis yang sudah tegang itu dan diarahkan pada lubang vaginanya yang sudah Sangay basah.


Blesssss...! Sleeepp...! Perlahan namun pasti, penis itu masuk sampai ke pangkalnya, membuat Andy merem melek merasakan jepitan vagina Fitri yang berdenyut kencang. Perlahan Fitri meliukkan tubuhnya ke atas dan ke bawah menikmati sodokan penis Andy yang merojok dalam lubang vaginanya yang terasa semakin berdenyut nikmat.

"Maasss... Aaaaaahhhh... Eeeeennnaaaakkk... Ooooohhhhsssshhh..." Fitri merintih manja

"Aaaaahhh… Fit, aaaaahhhh…" Andy pun menyahut sambil merem-melek keenakan.

Tubuh Fitri bergerak makin liar, terus maju mundur sambil sesekali bergoyang memutar.Dengan gemas tangannya bergerak ke leher Andy, mencengkeramnya dengan erat.


“Hhheeeekkkkhh... Eeeekkhh…" Andy melenguh merasakan jari-jari Fitri mencekiknya. Mula-mula ia membiarkannya saja, namun Fitri seperti kesetanan, terus mencekiknya makin kuat hingga nafasnya semakin sesak meskipun ia masih bisa bernafas. Sambil mencekik leher Andy, Fitri bergoyang makin cepat. Vaginanya berdenyut semakin kencang mengurut dan meremas penis Andy, sementara tangannya mencengkeram leher sang suami. Mulut Andy menganga, ujung lidahnya menjulur, dengan mata membelalak. Wajahnya mulai kemerahan menahan rasa sesak bercampur nikmatnya birahi.

”Hhhheeeekkkhhh... Fit... Fitri... Aakh... Aku sulit bernafas, sayang... Aduuuhhhh, enak banget memekmu. Lepasin leherku, sayang..." andy merintih tertahan.

Tapi Fitri tambah kesetanan. Nampaknya ia akan mencapai puncak kenikmatannya. Ia makin bergairah melihat Andy megap-megap kesulitan bernafas. Goyangannya semakin cepat. Memeknya meremas kuat-kuat penis Andy sambil tangannya mencekik leher pria itu hingga Andy benar-benar tidak bisa bernafas sekarang.

"Hhhheeehhhkkkhh... Hhekhhh..." mata Andy mendelik. Lidahnya menjulur makin panjang. Kemudian, diantara rasa sesak di dalam paru-parunya, tubuhnya dilanda getaran kenikmatan. Sebuah kenikmatan yang luar biasa. Pinggulnya sampai terangkat menyambut goyangan Fitri yang masih mencekiknya.

Creeeettt...! Ccrrooottt...! Ccrooorrtt...!

Penisnya meledakkan sperma di dalam vagina sang istri. Sedang Fitri yang merasakan semburan kenikmatan Andy, makin memacu pinggulnya, merasakan betapa semprotan sperma dalam vaginanya terasa nikmat sekali.

"Aaaahhhh.. Nikmaaaatttt sayannnggg... Aaaahhh..." tubuh Andy terkulai lemas. Tangannya memegangi lengan mungil Fitri yang masih mencekiknya sambil berusaha menarik nafas meski sulit.

”Hekkk... Hhekhhh...” namun ia biarkan saja. Entah mengapa kenikmatan itu terasa dahsyat. Ia terheran saat ejakulasi terasa lain daripada yang lain, terasa lebih nikmat saat lehernya tercekik sambil merasakan goyangan istrinya. Bahkan penisnya pun masih berdiri tegak dalam memek Fitri yang masih bergoyang-goyang liar.


Akhirnya Fitri pun tak kuat lagi. Ia menjerit lirih saat orgasme sambil tubuhnya bergetar hebat. "Aaaaahhhh... Akuuu keluaaarrrr, maasss... Aaaaaahhh..."

Serrrr...! Seerrr...! Serrrr...! vaginanya berdenyut-denyut. Tangannya yang mencengkeram leher Andy terlepas, kemudian tubuhnya ambruk diatas tubuh sang suami. Keringat bercucuran membasahi tubuh keduanya.


Andy segera menarik nafas dalam-dalam saat merasakan lehernya terbebas dari cekikan Fitri yang tanpa sadar karena gemas menahan birahi kenikmatan. Batang leher Andy sampai memerah akibat cekikan itu. Fitri terheran memandangi penis Andy yang masih berdiri tegak meski sudah ejakulasi.

"Loh, mas, kok masih berdiri?" tanyanya keheranan. Ia juga merasakan tadi saat berhubungan intim penis Andy sungguh super tegang dan semburan spermanya sungguh kencang meledak dalam memeknya. Tidak seperti biasanya. Tapi lama kemudian, akhirnya penis Andy terkulai juga.


"Aku juga heran. Rasa sesak tercekik, ditambah goyanganmu, memberiku kenikmatan lain dari yang lain. Kamu memang hebat, sayanga. Tapi, kamu mau aku mati ya? Nih lihat, leherku sampai merah. Tapi takapa, aku suka kok. Hehehe..." Andy tertawa terkekeh, sedang Fitri hanya mencubit kecil dadanya sambil merengut manja.


***

Sejak saat itu, Andy menyukai hubungan sex yang aneh itu. Ia selalu meminta Fitri mencekiknya sambil berhubungan badan. Style favoritnya adalah berada di bawah, sementara Fitri berada di atas sambil mencekik lehernya. Bahkan tidak jarang ia menyuruh Fitri bergoyang intim sambil mencekik lehernya bukan dengan tangan, melainkan dengan dasi yang biasa ia pakai ke kantor. Andy merasa berhubungan sex dengan leher tercekik menimbulkan kenikmatan lebih. Sedang Fitri pun akhirnya juga menyukai permainan suaminya yang aneh meski awalnya ia melakukanya tanpa sengaja.


Hubungan mereka sesaat kembali harmonis. Namun setan tak akan diam. Bayangan Bryan mulai menggoda, Bryan lebih muda. Bahkan lebih muda dari Fitri. Bryan berumur 23 tahun, bertubuh atletis, putih, ganteng dan berhidung mancung. Sangat berbeda dengan Andy yang sudah 56 tahun, tubuhnya kecil pula. Satu-satunya alasan Fitri menikahi Andy adalah karena anjuran keluarganya yang tergiur kekayaan Andy. Saat itu usia Fitri masih 24 tahun, baru lulus kuliah. Sedang Andy 54 tahun. Fitri mulai berandai, apabila ia mampu menguasai harta Andy sekaligus menikahi Bryan...


Dan setan dalam kepala Fitri pun bersorak-sorai, Suara kejahatan makin nyaring terdengar.


***

Fitri sedang duduk mendengarkan musik di lobby hotel menanti Bryan, pacar gelapnya. Ada hal penting yang harus mereka bicarakan. Otak Fitri sudah buntu dan tertutup nafsu duniawi. Ia merencanakan sesuatu yang jahat dan busuk. Dari kejauhan, tampak Bryan datang menghampirinya.


"Hai, sayang," Bryan langsung memeluk kekasih gelapnya itu.

"Ayo ke kamar." mereka berdua pun bergandengan tangan masuk ke kamar yang sudah dipesan.

"Ada hal penting ya?" tanya Bryan.

"Ya. Aku gak tahan, sayang. Aku ingin segera menikahi kamu. Aku sudah muak dengan Andy. Kita kuras hartanya lalu kita menikah. Kalau perlu, aku bunuh saja laki-laki tua itu. Kamu mau kan?'' tanya Fitri penuh harap.

Bryan tercenung, berfikir sesaat, lalu tersenyum. "Baik, sayangku. Tapi ada syaratnya, aku ingin kamu masukkan seluruh rekeningmu dari Andy ke dalam rekeningku, Sebagai bukti kamu sungguh-sungguh denganku. Bagaimana?”


"Baik, sayang. Aku turuti permintaan kamu." sahut Fitri tanpa berfikir. Otaknya sungguh-sungguh tertutup iblis. Mereka pun langsung berpelukan, menghabiskan waktu memacu birahi.

***

Andy baru saja pulang dari kantor. Ia terheran-heran karena rumah begitu sepi. Cuma pembantu saja yang terlihat membersihkan halaman. Ia segera menuju kamar, kemudian membuka pintu.


"Hai, sayang." terdengar suara renyah dan manja. Tampak Fitri sedang berdiri di depannya. Ada hal yang lain, tampak istrinya yang cantik itu sengaja membuat kejutan untuknya. Tubuhnya yang montok terbalut pakaian tipis tembus pandang, memperlihatkan bra dan celana dalam berenda berwarna merah. Cocok sekali dipadu kulitnya yang putih mulus. Make-upnya tidak terlalu tebal namun bibirnya terlihat merah basah. Sungguh menggemaskan.


"Wow, kamu sungguh cantik, sayang!" puji Andy.


Fitri tak menjawab. Ia malah memeluk Andy sambil melepas pakaian pria itu satu per satu hingga hanya celana dalamnya saja yang tertinggal. Kemudian didorongnya tubuh Andy hingga terlentang di atas ranjang. Fiitri tersenyum, kemudian melepas gaun tipis yang dipakainya. Matanya memandang Andy dengan penuh nafsu. Ditubruknya tubuh Andy, kemudian ditindihnya. Wajah mereka saling berhadapan. Bibir mereka pun saling beradu. Mereka berciuman dengan penuh gairah. Lidah mereka saling memilin, hingga nafas keduanya terengah-engah karena hampir kehabisan nafas akibat ciuman yang panjang itu. Kemudian tangan Fitri menjulur ke belakang melepas kait branya. Kain kecil itu pun jatuh melorot hingga payudaranya yang indah menyembul. Diraihnya kepala Andy ke arah buah dadanya yang kenyal dan padat itu. Andy segera menciumi payudara montok itu, sesekali dijilat-jilatnya puting susu Fitri yang merah kecoklatan.

”Eeehhh.. Slrup.. slurpp.." payudara Fitri semakin kenyal dan putingnya tampak runcing mencuat. Andy menyedot-nyedot puting payudara itu sambil digigit-gigit kecil hingga Fitri menggeliat kegelian sambil mendesah-desah tak karuan. Tangannya bergerak melepas celana dalamnya sendiri, kemudian mengangkangkan kedua pahanya tepat dihadapan Andy.

"Oh... sayang..." mata Andy membelalak memandang belahan vagina Fitri yang ada di hadapannya. Segera diciuminya belahan berbulu halus itu. Nafasnya mendengus-dengus. Hidungnya menusuk-nusuk vagina Fitri sambil sesekali menghirup aroma vagina yang khas, membuat gairah Andy semakin melayang jauh.


Fitri mendesah panjang menikmati jilatan lidah Andy yang bermain-main dalam lubang vaginanya. "Aaaaahhh.. Ssssshhh.. Aaaaahhhhh.. Aaaaahhhhh.. Masssss..." matanya terpejam, kemudian membeliak lebar. Sementara pinggulnya terus meliuk-liuk. Kepalanya menunduk memandangi Andy yang wajahnya berada diantara pangkal pahanya. Andy menengadah dan terus memainkan lidah dalam vagina itu hingga belahan memek Fitri semakin basah oleh cairan ludah bercampur cairan vagina yang merembes akibat rangsangan luar biasa.


"Aaaaahhh... Maassss... Maaasss... Aduhhhh... Gilaaaaa... Enak banget, massss..." mata Fitri membeliak-beliak.


Andy malah makin semangat mengulas-ngulaskan ujung lidahnya di klitoris sang istri. Daging kecil itu semakin terlihat menonjol diantara belahan memeknya yang juga makin basah. Akhirnya Fitri tak tahan lagi. Diremasnya rambut Andy kemudian kepalanya ditekan kuat-kuat ke arah memeknya. Tubuhnya mengejang, bibirnya menjerit saat merasakan puncak orgasmenya. dinding memeknya berkedut-kedut nikmat.

"Aaaaaaaaaahhhhh... Mmaassss... Aku keluarrrrr, maaasss... Aaaaahhhhhhhsh... Aaaaaahhhhh..."

Serrrr..! Seeerrrrr..! Ccreett..! Sseeerrrrr..! Cairan bening meledak dalam memeknya. Andy menjilati cairan gurih itu sambil menggeram. "Hhhhgggsssss... sayang!” Slurrrppp..! Sslurrrppp..!


Sesaat tubuh Fitri yang berada diatas tubuh Andy mengejang-ngejang, untuk kemudian terkulai lemas, ambruk memeluk Andy dengan tubuh banjir oleh keringat, membuatnya semakin sexy dengan tubuh yang basah oleh lendir dan keringatnya sendiri. Andy tersenyum memeluk tubuh istrinya yang berada diatas tubuhnya dengan nafas masih terengah-engah menahan kenikmatan birahi yang baru saja menerjang.

”Kamu puas, sayang?" bisik Andy lembut.

"Iya, sayangku. Nikmat sekali. Tunggu pembalasanku nanti yach..." Fitri menyahut sambil tersenyum nakal, berusaha mengatur nafasnya untuk mempersiapkan serangan balik.


Setelah nafasnya mulai teratur dan tenaganya pulih, ia pun bangkit dari atas tubuh Andy. "Tunggu sebentar, sayang" Fitri bangkit berjalan dari atas ranjang menuju lemari pakaian. Sebentar kemudian ia sudah kembali dengan tali satin lembut ditangan kirinya. Fitri menghampiri Andy yang masih terbaring diatas ranjang.

"Diam saja, sayang. Aku akan memberimu kepuasan tiada tara. Tapi kamu harus menurut ya," katanya sambil mengikat tangan Andy ke pinggir ranjang sehingga pria itu terikat merentang lebar ke atas, ke sisi ranjang. Kemudian perlahan Fitri melorotkan celana dalam Andy hingga telanjang bulat, lalu mengikat kedua pergelangan kaki pria itu hingga mengangkang terentang lebar diatas ranjang.

"Apa yang kamu lakukan, sayangku?" tanya Andy keheranan. Tubuhnya tidak bisa bergerak karena kedua tangan dan kakinya terikat kuat di ranjang.

"Sst, diam sajalah, sayangku. Aku akan membuatmu merasakaan kenikmatan yang selama ini belum pernah kamu rasakan." kata Fitri sambil mempermainkan tali di tangannya, tali stocking lembut miliknya.


Kemudian ia pun mulai naik ke atas tubuh Andy. Bibirnya menciumi bibir Andy, dan laki-laki itu membalasnya. Tubuh Fitri membungkuk hingga payudara indahnya tampak menggelantung. Ingin sekali Andy meremasnya karena gemas, namun apa daya, kedua tangannya terikat kuat. Fitri menciumi dada sang suami. Lidahnya menggelitik puting Andy sambil menggigit-gigit kecil. Andy mendesah-desah. Fitri makin liar, bahkan ketiak Andy yang berbulu lebat dan kasar pun diciuminya dengan penuh nafsu hingga Andy meringkik kegelian. Nafsunya semakin memuncak.

"Iiiiihhhh... Fit, geli sayangg..." rintih pria itu.


Fitri tak menyahut, ciumannya terus ke bawah, menuju perut Andy, lalu pusar, dan semakin ke bawah hingga sampai di batang penis pria itu yang pangkalnya tertutup bulu-bulu lebat. Digenggamnya batang penis itu dan perlahan dikocoknya ke atas ke bawah, kemudian kepalanya dimasukkan ke dalam mulutnya.

"Uuuuuhhhhh... enaaaakkk, sayanggggg..." Andy melenguh kenikmatan merasakan serangan tangan dan mulut sang istri. Setelah penis Andy tegang penuh, Fitri pun mengangkang diatas tubuh pria itu sambil mengarahkan batang penis Andy ke dalam lubang vaginanya.


Blessss..! Perlahan batang itu pun masuk ke dalam lubang memeknya yang sudah basah. Fitri menekan pinggulnya ke bawah hingga batang penis itu amblas sampai ke pangkalnya. Fitri memejam mata merasakan lubang memeknya yang terisi penuh oleh batang penis Andy yang mengeras dahsyat.

"Aaahhhhhh.. Ssssshhh.." Fitri mendesah, kemudiah perlahan mengangkat pinggulnya ke atas untuk kemudian ditekan kembali ke bawah, perlahan namun teratur, membuat Andy blingsatan menahan nikmat.


"Aduuhhh, Fit… Enak banget…" Andy merem melek merasakan memek Fitri berdenyut-denyut kencang.


Fitri memandangi wajah Andy yang terlena dalam nafsu. Sambil menggoyang pinggulnya, perlahan tangannya meraih sehelai tali stocking yang tadi sudah disiapkannya. Kemudian melilitkannya ke leher Andy yang tengah terlena di buai birahinya. Ditariknya ujung tali yang sudah melilit leher itu perlahan- lahan.


"Eeeegghhhhh… Ssssshhh… Eegghh…" Andy melenguh merasakan tali stocking melilit lehernya. Sementara Fitri terus menarik ujung tali itu makin kuat sambil pinggulnya bergoyang aerobik. "Hheggkkk... Eeeekkhhhh.. Sssshhhhh... Nikmatnya... Hhekhhh.." Andy melenguh pendek merasakan jeratan mulai mencekik lehernya. Matanya memejam untuk menahan birahinya yang semakin bergelora.


Fitri bagai cowboy penunggang kuda, bergoyang binal sambil menarik tali yang menjerat leher Andy. "Ayo, makin kuat, sayang!”


“Hhheeekkkhh.. Hheeekkkhh.. Nikmat banget memekmu, sayang! Cekik lebih kuat donk. Hheeekkggg.. Hheegjhh.. Aaaahhh.." nafas Andy mulai sesak, namun ia sangat menikmati permainan itu.


Fitri terus bergoyang liar. Pinggulnya maju mundur makin cepat. Sementara nafas Andy semakin sesak. Tangannya mengepal merasakan dadanya yang semakin kehabisa udara, namun bibirnya melenguh pendek merasakan goyangan Fitri yang semakin lama semakin nikmat, semakin nikmat dan semakin nikmat. Akhirnya Andy tak sanggup lagi menahan puncak kenikmatannya. Dengan mulut megap-megap dan mata membeliak, tubuhnya bergetar hebat merasakan puncak kenikmatan yang dahsyat. Cairan spermanya muncrat di dalam memek Fitri.


"Hhhhekkk.. Aaaaakkhhh..” Crootttt..! Ccroottttt..! Ccrrrooootttt..! Tubuh Andy menggeliat. "Hhhhhkkkk.. nikmat sekali, sayanggg..! Hheekkhhh.. Eeeekkhh.."

Fitri menghentikan kegiatannya, namun tangannya masih menjerat leher sang suami. "Hheekkk.. Sudah, sayang... Sudah.. Lepaskan..! Aku mulai kehabisan nafas." kata Andy lemah. Ledakan orgasme ditambah jeratan yang mencekik lehernya membuat tubuhnya terasa lemas kehabisan tenaga.


Namun Fitri tak perduli. Tangannya yang berjari lentik itu terus menjerat leher sang suami, sementara penis Andy masih menancap dalam vaginanya. 
”Maafkan aku, saying. Cerita kita harus berakhir seperti ini. Aku terpaksa. Kamu harus mati, saying. Tapi jangan khawatir. kamu akan mati dengan kenikmatan. Bukankah kamu suka kalo lehermu tercekik, sayang? Aku akan memberimu kenikmatan terakhir, yang paling nikmat. Ini tidak akan lama, sayang. Mungkin aku tak akan mampu membunuhmu dengan cekikan kedua tanganku yang kecil ini, tapi bukankah kamu yang mengajarkan untuk mencekik dengan tali tidaklah dibutuhkan tubuh besar, sayang?” Fitri tersenyum sadis sambil memperkuat jeratan di leher Andy.

"Mengapa.. Hheekkkhhh.. Mengapa, saying? Hhekhh.. Eekkhh.." mata Andy melotot tak percaya. Tubuhnya berusaha meronta, namun tangan dan kakinya terikat erat. Ia tak bisa berbuat apa-apa. Matanya melotot memandangi Fitri yang masih menjerat lehernya. Mulutnya menganga megap- megap seperti ikan kehabisan udara. Ujung lidahnya mulai menyembul keluar dari dalam mulutnnya yang menganga lebar.

"Aku sudah merencanakan semua, sayang. Kamu akan mati. Aku akan menggantungmu dengan bantuan kekasih baruku. Aku akan mencekikmu hingga kamu mati dengan mata mendelik dan lidah menjulur. Oh ya, aku lupa. Sebelum mati, aku memang memastikan bahwa sperma kamu harus keluar agar lebih mirip cirri-ciri orang gantng diri. Aku pintar bukan, sayangku?” Fitri semakin tersenyum sadis. Bibirnya menyeringai penuh kemenangan.


Agaknya rencananya akan berjalan lancar. Tubuh Andy makin melemah, namun penis yang berada di dalam vaginanya terasa semakin mengeras. Fitri berusaha agar ia tidak orgasme duluan. Ia harus mampu menahan dan menyelesaikan rencananya. Maka dari itu, ia pun bangkit hingga penis Andy keluar dari lubang vaginanya.


Plop! terdengar suara ketika penis itu lepas keluar. Tangan Fitri terus menjerat leher Andy. Tubuh pria itu makin melemah. Matanya melotot seperti hendak meloncat keluar. Mulutnya menganga dengan lidah menjulur keluar semakin panjang. Andy merasakan dadanya sesak seperti mau meledak. Panas terbakar di dalam paru-parunya. Kesadaranya mulai menghilang. Kemudian ia merasakan sesuatu yang aneh, tubuhnya terasa kesemutan. Ada getaran aneh mengalir disekujur tubuhnya. Mendesak menuju bagian bawah tubuhnya yang menegang. Namun tubuhnya sudah benar-benar lemas. Nafasnya menyengal satu-satu. Seluruh bagian lidahnya terjulur keluar panjang dari dalam mulutnya. Desakan di dalam penisnya semakin kuat.


Hal ini tak luput dari perhatian Fitri. Matanya nanar memandangi penis Andy yang semakin tegang. Kepala benda itu terlihat merekah bagai jamur, mengembang sangat indah dan nampak berkilat. Dari lubang kencingnya keluar cairan bening bagai menahan rangsangan luar biasa. Dengan gemas tangan kiri Fitri menggenggam batang penis itu dan mengocoknya dengan cepat untuk membantu Andy meraih kenikmatan terakhirnya, sambil tangan kanannya menarik ujung tali yang menjerat batang leher pria itu sekuat tenaga. Kemudian ujung tali ia ikatkan sedemikian rupa hingga lilitan tali itu masih terus menjerat leher Andy dengan kencang. Kini kedua tangannya bebas menggarap penis Andy yang menggembung itu. Ujung lidahnya menjilati kepala jamur itu hingga cairan dari lubang kencing Andy semakin banyak keluar. Tubuh pria itu menggeliat-geliat namun lemah, berusaha menahan getaran kenikmatan bercampur ajal yang semakin mendekat.

"Eeeekkkhhhh.. Eeeeekkkhhh.. Hhhheeeeggkkhh.. Kkeeekkkhhh.. Kkeeekkkhh.." terdengar suara Andy melenguh pendek tercekik bercampur erangan kenikmatan.


Jemari tangan kanan Fitri yang lentik menggenggam batang penis dan terus mengocoknya ke atas dan ke bawah semakin cepat. Sedangkan tangan kirinya membelai-belai bulatan kontol Andy dengan teratur.


Andy tak dapat menahan desakan itu lagi. Tubuhnya yang mulai sekarat mengejang-ngejang hebat. Matanya yang melotot terbalik ke atas membeliak, mendelik dengan hebat. Kemudian pinggulnya terangkat tinggi ke atas dan... Ccrruuuoooottt..! Ccruuoottt..! Ccrooottt..! Creeettt..!


"Hhekkhhh.. Eeeeekkhhh.. Hhheeeggkkhhh.. Aaaccchhhkk.. Eeeekkhhh.." Andy melenguh, tubuhnya menggelepar-gelepar menahan ledakan kenikmatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Kedua kakinya mengejat-ngejat seperti ayam yang disembelih. Tapi mungkin itu adalah kenikmatan yang terakhir. Kenikmatan maha dahsyat yang belum pernah dia rasakan. Kesadarannya lalu menghilang. Hitam pekat.


Fitri bangkit, tangan kirinya yang mengelus-ngelus kontol Andy segera meraih ujung tali yang masih melilit erat di batang leher suaminya itu. Kemudian kembali menjerat leher Andy kuat-kuat sambil menahan deru nafasnya sendiri yang semakin bergejolak. Tubuh Andy mengejang-ngejang beberapa saat, entah karena sedang sekarat atau mungkin karena begitu dahsyatnya ledakan orgasme itu. Akhirnya gerakan tubuh Andy yang mengejang itu makin melemah dan tubuh pria itu terkulai. Hanya kakinya saja yang berkelojotan lemah. berapa saat... kemudian tubuhnya tak bergerak lagi. Cairan sperma membasahi batang penis. Sebagian lagi membasahi bulu lebat di pangkal penisnya, sementara dari lubang kecil penisnya mengalir sisa-sisa sperma yang meleleh di batangnya.


Fitri masih menjerat batang leher Andy beberapa saat untuk memastikan suaminya itu benar-benar tewas. Setelah yakin bahwa Andy sudah menemui ajal, barulah ia lepaskan tangannya yang menjerat leher Andy. Matanya nanar memandang mayat Andy. Mata pria itu tampak mendelik dengan hebat, mulutnya menganga lebar, dan lidahnya menjulur seluruhnya panjang keluar, terkulai dari dalam mulutnya. Yang membuat Fitri bergairah adalah, saat memandang bagian bawah tubuh mayat Andy yang masih berlepotan sperma. Penis itu masih menegang kencang bagai tonggak kayu. Terbayang saat Andy sekarat dihantam ejakulasi yang kedua kali, tubuh Andy mengejang hebat, seakan merasakan puncak orgasme yang maha dahsyat. Ini membuat Fitri penasaran sekaligus jengah. Membayangkan ledakan orgasme andy yang terakhir, begitu menggairahkan.


Dibelainya batang penis yang masih mengeras itu, sambil jari-jari tangan kirinya membelai-belai memeknya sendiri, mengusap-usap klitorisnya, lalu menusukkan jari telunjuknya ke dalam vaginanya yang basah kuyup. Mula- mula hanya jari telunjuknya, kemudian tiga jari lentik itu sekaligus menusuk nusuk, mengobok-ngobok lorong vaginanya sendiri. Nafasnya makin memburu disertai rintihan kenikmatan yang seakan datang menggulung tubuh indahnya yang basah berkeringat. Makin lama makin kencang. Matanya memejam kemudian membeliak. Tangan kanannya meremas gemas penis mayat sang suami untuk kemudian jari tangan kirinya menusuk memeknya dalam-dalam.

"Aaaaaahhhh... Ssssssttttthhhhhh.. Aaaaaahhhhh..."


Crett..! Sserrrr..! Sseerrr..! Ssseerrrrr..! Cairan lengketnya pun meledak keluar membasahi jari jari lentiknya yang menancap di lubang vaginanya sendiri. Tubuhya mengejang-ngejang kemudian melemas. Tubuh Fitri ambruk di samping mayat Andy. Nafasnya masih menyengal menikmati sisa-sisa orgasmenya. Setelah pulih, Fitri segera beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Kemudian tangannya meraih telepon di laci riasnya.

"Hallo, Bryan. Kemarilah sebentar, sayang, aku butuh bantuan kamu. Aku tidak kuat menggantung tubuh Andy sendirian…. Iya, saying, sudah beres... Aku tunggu... Cepat ya." Fitri menutup teleponnya, kemudian tersenyum puas.

***

keesokan harinya, rumah mewah itu geger. Tetangga berdatangan setelah mendengar Fitri menjerit histeris. Semua yang datang terkejut, sebab mereka menemukan Andy telah menjadi mayat, tergantung di dalam kamar hanya mengenakan celana pendek. Lehernya tampak terikat tali yang terlilit di kasau kamar. Matanya mendelik hingga hampir terlihat putihnya saja. Mulutnya menganga lebar, sedangkan lidahnya menjulur keluar panjang sekali. Polisi yang datang menyatakan Andy murni tewas karena gantung diri, dengan ciri- ciri fisik seperti lidah yang menjulur, mata membeliak dan ditemukan sperma di alat vitalnya. Apalagi tidak ditemukan bekas-bekas lebam penganiayaan di tubuhnya. Diduga Andy benar-benar tewas karena gantung diri. Hal ini didukung cerita Fitri bahwa suaminya itu memang terlihat murung akhir-akhir ini karena mereka belum dikaruniai anak. Benar-benar sempurnalah rencana Fitri. Setan di kepalanya pun bersorak-sorai merayakan kemenangannya...


***

Suasana dalam kamar itu terlihat hening. Hanya terdengar alunan lembut musik mengalun. Tampak Bryan sedang tiduran di atas ranjang, sedang Fitri sibuk merias wajahnya di depan toilet.

"Sayang, kemari donk..." Bryan memanggil wanita cantik yang kini sudah berstatus janda itu. "Gimana urusan bank tadi, apa sudah kamu transfer seluruh uangnya, honey?" tanyanya.

"Udah beres kok, sayang. Semua uang tua bangka itu kan hak warisku. Jadi sekarang jadi milikmu karena semuanya udah kutransfer ke rekening kamu. Sesuai permintaan kamu dulu. Kuberikan segalanya buat kamu asal kita bersama, sayang." sahut Fitri sambil masih sibuk di depan kaca riasnya. Bryan tersenyum manis mendengar ucapan janda cantik dan kaya itu. Rencananya memperalat Fitri untuk mendapatkan harta dan kepuasan dari wanita cantik itu berjalan lancar.

"Tapi, sayang...” Fitri berkata. ”Aku masih belum tenang. Kamu ingat nggak sama pembantu saya yang waktu itu ada di rumah. Saya rasa dia mencurigai kita. Terutama aku. Aku tidak ingin semuanya terbongkar karena dia. Karena hanya dia satu- satunya orang yang tahu hubungan kita. Selama ini tetangga cuma tahu kamu sepupuku. Aku kuatir rencana kita terbongkar."

"Pembantu kamu? Si indah maksud kamu? Dia kan masih ingusan, usianya saja masih 17 tahun. Masa dia tahu perbuatan kita?" tanya Bryan.

"Aku cuma kuatir. Matanya menyinarkan kecurigaan pada kita. Aku takut. Aku ingin kamu segera bertindak sebelum terlambat." rengek Fitri.

"Kamu mau aku gimana, sayang?" dahi Bryan berkerut.

"Terserah kamu. Aku hanya ingin kita aman. Kalau perlu kamu habisi saja dia." ucap Fitri sambil membetulkan riasan di wajahnya.

”Baiklah, sayang. Santai saja, biar kuatur semuanya. Sini donk, lama amat. Aku udah gak tahan nih."

Fitri menoleh, kemudian bangkit menuju ke arah Bryan yang masih menelentang di ranjang. "Ihh, nakal... gak sabaran yaaa." kemudian dia meloncat menubruk Bryan yang cuma pake celana kolor. Mereka berpelukan erat.


Bryan seperti tak sabar segera melucuti seluruh pakaian Fitri hingga bugil, kemudian melorotkan celananya sendiri. Tubuh keduanya bagai bayi yang baru lahir, tanpa tertutup sehelai benang pun, berpelukan erat. Bibir mereka saling berpagut. Setelah lama dengan aksi ciumannya, mulut Bryan dengan rakus menggeluti leher jenjang Fitri hingga wanita cantik itu menggelinjang.

"Ihh, masss... Sssshhhhh.. Aaaahhh.." Fitri mendesah menerima cupangan Bryan yang ganas.


Mendengar desahan itu, Bryan malah menyerang gundukan kenyal di dada Fitri. Tangannya meremas-remas gundukan bukit yang indah itu dengan lembut, sementara mulutnya mengulum putingnya yang runcing kemerahan. Nafas Fitri memburu menerima cumbuan yang begitu menggairahkan itu. Matanya mengerjap-ngerjap bagai mata kelinci. Lidah Bryan menjilati puting yang makin tegang itu. Fitri memejam sambil merentangkan tangannya ke atas, meremasi bantal. Mata Bryan semakin nanar memandangi Fitri yang pasrah. Tampak bulu-bulu lembut di ketiak Fitri, tidak begitu lebat, hanya jarang-jarang namun halus dan membuat wanita itu terlihat sexy. Bryan pun menciumi ketiak yang putih bersih berbulu halus itu dengan buas. Aroma tubuh wanita itu membuat gairahnya meluap.


Fitri meringkik kegelian. ”Aaaaahhh... masss, geliiii... Uuuuhhhhs... Ssssshhhhhh..." dia cekikikan namun terangsang hebat.

Kemudian bibir Bryan menyusuri perut Fitri yang rata, menjilati pusarnya hingga membuat gairah Fitri makin melonjak. Mata wanita cantik itu membelalak ketika bibir Bryan makin menelusur ke bawah, tepat digundukan membukit yang ditumbuhi bulu-bulu halus nan indah. Bibirnya mencucup belahan itu, menciuminya dengan penuh nafsu.


Nafas Fitri memburu bagaikan berlari ribuan kilometer. "Aaaaahhh.. maassss.. Nikmaaattt sekaliiii.. Aaaaahhhhhh.."

Bryan bukannya berhenti, malah menjulurkan lidahnya, menjilati belahan vagina Fitri yang lembab oleh cairan birahinya itu. Ujung lidahnya dicucukkan ke dalam lubang nikmat itu keluar masuk berulang-ulang, membuat tubuh indah yang mulai basah oleh keringat itu menggelepar-gelepar menahan nikmat yang membuat angannya serasa terbang tinggi di awang-awang. Bryan semakin gila dengan aksinya. Ujung lidahnya mencongkel-congkel klitoris Fitri sambil sesekali daging sebesar biji kacang itu di cucup, di sedotnya dengan penuh gairah.

"Aauuuhhh.. Maassss.. Aakhhh.. Aku tidak kuat lagi, masss.." tubuh Fitri menggelepar kesetanan. Matanya yang indah itu mengerjap-ngerjap bagai mata kelinci. Sedangkan Bryan hanya tersenyum mendengar rintihan birahi Fitri, kemudian melanjutkan aksinya dengan lidahnya, mengorek-ngorek lubang nikmat itu dan mencucup klitorisnya.


Tiba-tiba tubuh Fitri mengelinjang dengan hebat. Pinggulnya terangkat dan tangannya meremas rambutnya sendiri sebelum kemudian menjambak rambut Bryan dan menekankan kepala pemuda itu kuat-kuat ke arah memeknya.

"Aaaaahhh.. Mmaassss... Aku keluar.. Aduh, massss.. Aaaaahhh.. Aaaaahhhh.. Masss.. Enak banget.. Aahhhckkk.. Sssssshhh.." mata Fitri mendelik dengan tubuh kelojotan di atas ranjang dilanda orgasme. Cairan lengket menyembur deras hingga meluber di dalam vaginanya yang kemerahan.


Lidah Bryan segera menyapu cairan gurih itu, menyedotnya sampai habis. Tubuh Fitri menggelinjang lemah, kemudian terkulai lemas dihempas orgasmenya. Dadanya yang membukit indah tampak naik turun oleh gairah. Tangan Fitri meraba-raba penis Bryan yang agak menegang. Dikepal-kepalnya benda itu lembut kemudian dibelai-belainya hingga menegang, kemudian diarahkannya ke dalam lubang memeknya sambil meregangkan pahanya yang putih mulus. Begitu merasa ujung penis sudah menempel di bibir gua basah itu, dia minta Bryan segera menekan pinggulnya ke bawah.

Blessss...! Penis itu perlahan namun pasti masuk menelusup ke dalam lubang vagina Fitri yang merekah dan hangat itu. Bryan menarik pinggulnya kemudian menekan lagi secara teratur. "Blesss.. Slleeppp.. Bleesss.. Slleeeppp.." Bryan memejamkan mata merasakan kehangatan memek Fitri yang menelan habis batang penisnya.

"Aduh, sayang.. Mantap.. Enakk.. Ssssssshhh.. Aaaaahhhhh.." Fitri mendesah merasakan nikmatnya tusukan Bryan yang begitu terasa nikmat. Matanya memejam menahan birahi. Tanpa sepengetahuan Fitri, tangan Bryan meraih bra yang tergolek disampingnya. Kemudian sambil masih menggenjot tubuh indah itu, tangannya bergerak dengan cepat melilitkan tali bra itu ke leher jenjang Fitri yang tengah terlena dibuai birahinya.
Sreeettt..!

"Hhekhhh.. Aakhhh.. Aakhhh.." terdengar lenguhan pendek dari bibir mungil Fitri. Bryan masih terus mengenjot wanita cantik itu ke atas dan ke bawah. Mulanya fitri membiarkan saja, ia hanya mengira itu ungkapan kebuasan sex Bryan yang liar. Dirinya masih sibuk dilanda kenikmatan birahi oleh tusukan penis Bryan yang merojok-rojok lubang vaginanya.

Tapi, "Uhukk.. Uhukk.. Heekkhhh.. Hhekkkhhh.. Sssshhh.." nafas Fitri sesak dan terbatuk-batuk akibat jalan nafasnya tersumbat lilitan tali bra di lehernya. Namun ia masih belum begitu mempedulikannya. Konsentrasi fitri masih tertuju pada kenikmatan di lubang vaginanya yang mulai basah kuyup oleh gelora birahi. Makin lama Fitri merasakan lubang vaginanya semakin nikmat dan berdenyut. Tangannya memegang lengan Bryan yang menjerat lehernya karena merasa dadanya sesak sekali, namun rasa nikmat di dalam vaginanya membuat gadis itu tak berdaya. Kombinasi jeratan di leher, ditambah tusukan Bryan di dalam memeknya membuat wanita itu tak dapat menahan diri lagi. Tubuhnya mengejang-ngejang dan kemudian puncak orgasmenya pun kembali meledak.

"Aaahhhkkk.. Masss.. Hhhheeekkk.. Hheeekkkss.. Aku keluar, masss.. Hheksss.. Hheeekkhhss.." mata Fitri yang mulai membelalak itu mendelik dengan mulut megap-megap saat merasakan cairannya meledak. Dinding vaginanya berkedut-kedut nikmat seakan meremas penis Bryan hingga pemuda itu menekankan pinggulnya kuat-kuat menyambut denyutan itu. Tangannya masih menarik lilitan yang menjerat leher jenjang Fitri hingga tampak memerah.

"Hheeekkk.. Nikmat sekali. Lepaskan dulu, mas... Hhekkk.." ujar Fitri sambil nafasnya menyengal.


Namun Bryan menatap wajahnya yang mulai memerah pucat karena tercekik itu dengan aneh, sambil bergumam lirih, "Itukah yang dikatakan suamimu saat kau menghabisinya disini, sayang? Apakah dia juga mengalami kepuasan sepertimu saat kau habisi nyawanya? Tentu dia kaget dengan apa yang kau lakukan bukan?" kata Bryan dengan sinis.

"B-Bryan, apa maksudmu? Heekkk.. Keeekkkhh.. Kkeeekkk.. Apa yang kamu lakukan?! Uhukk.. Kkekkhh.. Hhheeekk.." Fitri memandang Bryan dengan heran bercampur takut. Entah mengapa yang tampak di depannya bukanlah wajah Bryan, tapi wajah Andy, suaminya yang telah menjadi korban nafsu serakahnya.

"Akankah nasibku menjadi seperti Andy? Mati dalam buaian nafsu birahiku sendiri. Apakah ini hukum karmaku? Ohh... tidakk! Aku masih ingin hidup." 
Fitri bergumam dalam hati. Wanita cantik itu mulai panik. Seketika dia mencoba berontak, dan wajah di depannya itu berubah kembali menjadi wajah Bryan, wajah ganteng yang selama ini membuatnya bertekuk lutut hingga memberikan segalanya. Tangannya mencekal lengan kekar Bryan yang menarik ujung tali bra yang melilit leher jenjang itu.

"Tak ada gunanya kamu berontak, sayang. Bukankah kamu penasaran dengan apa yang dirasakan Andy sebelum ajal menjemputnya? Ingatkah kamu ekspresi Andy ketika ajal dan kenikmatan birahi itu datang menghantamnya? Kini kamu tidak akan penasaran lagi, sayang. Aku akan memberikan kenikmatan terakhir yang tiada duanya. Nikmati saja, sayangku..." Bryan tersenyum dingin. Kemudian tubuhnya yang menindih di atas tubuh molek itu bergerak kembali, naik turun perlahan namun pasti. Tangannya memegang tali, menjerat leher Fitri yang berada di bawahnya.

Slepp.. Sleepp.. Bleesss..! Penis Bryan keluar masuk dalam vagina Fitri yang licin membasah itu. Rontaan Fitri malah membuat Bryan semakin bergairah menaik turunkan pinggulnya. Fitri bukannya tak merasakan hal itu, meskipun rasa takut dan sesak di dadanya yang montok itu bagai ingin meledak, namun Fitri juga wanita normal. Tusukan penis Bryan yang begitu mantab itu memberikan kenikmatan tersendiri, hingga memaksanya merintih pendek diantara lenguhan tercekiknya.

Bahkan Fitri kembali merasakan orgasme mulai melandanya. Sungguh sesuatu yang tak pernah dia rasakan sebelumnya. Rasa sesak karena lehernya yang tercekik tali bra ditambah tusukan penis Bryan yang menegang dalam memeknya membuat aliran birahinya tertarik ke pusat organ seksnya, membuat vaginanya berkedut hebat. Seakan rasa sesak itu berganti dengan gelombang kenikmatan yang dahsyat, membuat tubuh Fitri berkelojotan hebat. Pinggulnya terangkat-angkat naik ke atas menyambut tusukan penis Bryan.


”Ahhhh.. Hhheeeeekkkkkkk..” dari bibir Fitri terdengar rintihan pendek ketika cairan kental itu meledak dalam lubang vaginanya yang berkedut hebat. Tubuhnya mengejang hebat, matanya yang melotot itu membeliak terbalik hingga hampir terlihat putihnya ketika tubuhnya kembali dilanda orgasme. Beberapa saat tubuh mulus itu tampak masih mengejang, merasakan sisa- sisa ledakan orgasme.


Sedang Bryan menghentikan genjotannya, namun posisinya masih tetap menindih tubuh Fitri, penisnya pun masih menancap dalam memek yang kini basah kuyup oleh cairannya sendiri itu. Demikian pula tangan kekarnya masih menarik ujung tali yang menjerat leher Fitri. Matanya yang dingin menatap korbannya yang berada dibawah tubuhnya. Dan ketika rasa nikmat wanita itu usai yang terasa hanya rasa sakit di batang lehernya akibat jeratan tali, juga rasa sesak yang semakin lama semakin parah. Dadanya seperti mau meledak. Paru-parunya terasa panas bagai terbakar. Jeratan ditambah orgasme itu pula yang membuat tubuhnya melemah dengan cepat.

"Maafkan aku, sayang. Aku akan berusaha membuat rasa sakit ini kembali menjadi sebuah kenkmatan, bahkan lebih nikmat. Sebentar lagi kamu tidak akan merasa sakit lagi.” Bryan berbisik di telinga Fitri yang matanya melotot menahan jeratan di lehernya. Bibir mungil yang selalu merah itu kini nampak memucat dan menganga, sementara ujung lidahnya tampak menyembul, setengah menjulur dari dalam mulutnya. Tubuh Fitri menggeliat-menggeliat makin lemah. Bryan yang mengetahui keadaan korbannya seperti itu malah kembali menggerakkan pinggulnya turun naik, kali ini dengan tekanan dan intensitas yang lebih mantap, hingga membuat bibir mungil yang menganga itu kembali mengeluarkan rintihan pendek, merespons gerakan penis Bryan yang keluar masuk dengan mudah.

"Aaaaahhh.. Aaaaaaahhhh.." sepertinya kini Fitri sudah pasrah. Wanita cantik itu merasa tak ada gunanya lagi dia meronta, sementara tubuhnya semakin melemah. Matanya yang bening indah berbinar itu tampak membelalak lebar, bibirnya terbuka dan lidahnya menjulur keluar saat merasakan tangan Bryan menjerat lehernya makin kuat. Payudaranya yang montok itu terasa semakin mengeras, kenyal. Sedang puting susunya tampak meruncing indah. Kembali dinding vaginanya berdenyut merespon penis Bryan yang menggesek-gesek di dalamnya, menusuk-nusuk.


Bryan pun mulai merasakan puncak kenikmatan penisnya mulai mendekat setelah berhasil membuat memek korbannya beberapa kali mencapai orgasme. Maka tusukan penisnya pun dipercepat sambil nafasnya mendengus-dengus menahan birahi. Tubuh Fitri kini benar-benar melemah, namun memeknya semakin berdenyut-denyut nikmat. Kini dia tak peduli lagi dengan ajalnya yang semakin mendekat, tak peduli lagi dengan rasa sesak dalam dadanya. Yang ada hanyalah kepasrahannya mengikuti alunan birahi dalam tubuhnya yang semakin lama bagai gelombang lautan yang menderu, siap menghempaskan tubuhnya ke awang-awang. Sebuah kenikmatan terakhir yang mungkin akan dirasakanya. Seperti dulu saat suaminya yang kaya raya, Andy, juga pernah merasakannya.

Bryan hanya tersenyum melihat reaksi Fitri. Tangannya yang kekar menarik ujung tali bra itu sekencang-kencangnya hingga dia yakin Fitri benar-benar tercekik tak bisa bernafas, sementara pinggulnya bergerak makin cepat. Akibatnya, mata Fitri melotot seperti hendak meloncat keluar dan lidahnya semakin panjang terulur keluar. Bahkan kini lidah yang memerah dan membasah runcing itu menjulur seluruhnya, keluar panjang sekali. Demikian pula air liurnya, meleleh di sudut bibirnya. Tubuh Fitri bergetar, pinggulnya mencoba mengimbangi gerakan naik turun Bryan yang semakin cepat. Tapi dia sudah tak punya tenaga lagi, hanya memeknya yang berkedut makin nikmat. Segalanya sudah mulai gelap, namun Fitri masih sadar. Wanita itu masih bisa merasakan kenikmatan itu dengan jelas. Sekujur tubuhnya bagai kesemutan, dan aliran kenikmatan menjalar di sekujur tubuhnya sebelum tertarik ke arah organ seksnya dan siap meledak kapan saja. Bryan yang tahu hal itu segera menghempas tubuhnya ke bawah kuat-kuat sambil menarik tali bra itu sekencangnya.

"Hheeeekkk.. Aaaaaakkkhh.. Aaaakkkhhh.. Aaaaakkkkkhhhh.." Fitri melenguh pendek. Lenguhan terakhir sebelum tubuhnya mengejang hebat. Tubuh yang sudah benar-benar lemas itu menggeliat, pinggulnya sempat terangkat ke atas sesaat sebelum kemudian terhempas. Kedua kakinya yang mengangkang kelojotaan dengan hebat saat merasakan ledakan orgasme yang dahsyat sekali lagi menerpa dirinya. Kenikmatan orgasme yang selama ini belum pernah dia rasakan sebelumnya. Kenikmatan terakhir sebelum kesadarannya benar-benar menghilang.


Tubuh indah itu masih mengejang beberapa saat, mungkin karena menahan nyawanya yang akan meregang. Tampaknya wanita cantik itu tengah sekarat. Bryan masih menggenjot tubuh Fitri sambil menjerat lehernya. Denyutan otot vagina Fitri yang mengalami orgasme dan sakaratul maut membuat kenikmatan tersendiri, hingga akhirnya tubuh itu benar-benar tak bergerak. Tampaknya wanita malang itu sudah benar-benar tewas. Bryan merasakan denyutan nikmat pada penisnya. Kembali tubuhnya menghempas kuat ke bawah, menusukkan penisnya dengan kuat ke dalam vagina Fitri yang kini sudah menjadi mayat sambil menggeram...

"Uuuuuuhhh.. Ooooohhhhhh.. Nikmatnyaa.. Aaaaaaahhh.." Seerrr.. Cruooottt.. Ccruooottt.. Ccrrreeettt..! Sperma Bryan muncrat di dalam vagina mayat Fitri, membuat memek yang sudah basah kuyup oleh cairan maninya sendiri itu semakin meluber bercampur sperma. Bryan melepaskan tarikan ujung tali itu namun membiarkan tali bra itu masih melilit di leher Fitri, kemudian tubuhnya rebaah di atas mayat Fitri, meresapi kenikmatan birahinya.

Sesaat kemudian, ia pun bangkit memandangi mayat Fitri yang tampak mengenaskan itu. Mata Fitri mendelik, mulutnya menganga lebar dan seluruh lidahnya menjulur keluar panjang. Di batang lehernya yang jenjang masih terlilit tali bra. Buah dadanya yang montok tampak kenyal dengan puting susu yang runcing menantang coklat kemerahan, sementara memeknya tampak basah kuyup. Sebagian cairan kental itu membasahi bulu bulu halus yang tumbuh disana. Sebagian lagi cairan itu meluber membasahi sprei di bawahnya.

"Oooohhhh.. sayang, kamu benar-benar sexy walaupun telah menjadi mayat. Bahkan kini kau terlihat semakin cantik dan menggairahkan." Bryan menggumam. Penisnya perlahan mulai menegang kembali, dan dia pun kembali merengkuh mayat Fitri untuk menumpahkan seluruh hasrat birahinya...


***


Bryan membuka kelopak matanya. Rupanya dia tertidur. Wajahnya menoleh ke samping, tepat disisi tubuhnya, ke arah sesosok tubuh yang tergolek dingin. Tubuh yang putih mulus itu tampak semakin putih karena pucat. Sesaat dipandanginya tubuh pucat dan telanjang yang sudah kaku dingin itu.

"Waktunya mengurus mayat Fitri dan membereskan sisa pekerjaanku yang terakhir, INDAH. Dimana gadis pembantu itu? Aku tidak boleh meninggalkan saksi ataupun petunjuk bila tidak ingin semuanya jadi berantakan."

Kemudian matanya melongok ke arah jendela dan menyingkap korden sedikit, mengintip. seorang gadis yang nampak sibuk menyirami tanaman di depan rumah. Untuk ukuran pembantu, Indah memang tidak jelek. Kulitnya putih dan wajahnya yang cantik tampak polos tanpa make up. Tubuhnya ramping semampai. Sekolahnya terputus di kelas 2 SMA setahun lalu karena tak ada biaya, dan gadis itu akhirnya harus rela menjadi pembantu di rumah Fitri karena keadaan.

"Hmm, putri kecil yang cantik. Sayang sekali kamu harus menjadi bagian dari semuanya. Kamu akan segera menyusul majikanmu, gadis cantik." Bryan menggumam, kemudian mengenakan pakaiannya dan mengambil selimut untuk menutupi mayat Fitri yang tampak mengenaskan, lalu beranjak keluar kamar untuk merealisasikan rencananya.

"Hai, Indah. Lagi apa, kerja ya?" kata Bryan menghampiri Indah yang sibuk menyiram tanaman.


"Eh, Tuan. Iya, Tuan. Ada yang bisa saya Bantu, Tuan?" sahut Indah sambil memandangi cowok ganteng di depannya.

"Ohh, enggak. Aku cuma disuruh Fitri memanggil kamu ke dalam. Ada hal penting katanya. Coba kamu masuk sebentar."

"Baik, Tuan." Indah segera beranjak ke dalam rumah. Bryan mengikutinya dari belakang. Gadis itu membuka pintu kemudian masuk ke dalam rumah. Bryan pun turut masuk kemudian mengunci pintu dari dalam. Indah baru saja akan mengetuk pintu ketika dari belakang Bryan menyergapnya.

"Ehh, Tuan, ada apa ini? Kenappp.. Hekkkkhh.." ucapan Indah yang terkejut itu terputus ketika tangan Bryan membekap mulutnya, kemudian tubuh gadis itu dibantingnya ke lantai. Indah tak sempat menjerit karena tangan Bryan dengan cepat mencekik lehernya. Gadis itu hanya melenguh pendek sambil berusaha berontak, namun pukulan di tengkuknya membuat Indah terkulai tak sadarkan diri.


Brian memandangi tubuh Indah yang terbaring di atas lantai. Kemudian kembali dengan sebilah pisau di tangannya. Tangannya memegang dagu Indah kemudian mendongakkannya sehingga batang leher Indah terbuka. Kemudian tanggannya menempelkan bilah pisau itu di leher Indah, siap menggoroknya. Namun Bryan mengurungkan niatnya saat melihat rok Indah tersingkap hingga batang paha yang putih mulus dan membulir bulat itu terlihat jelas, membuat jantungnya berdetak kencang. Bryan terpesona oleh kecantikan Indah yang begitu polos alami. Ibarat bunga, Indah memang sedang mekar-mekarnya. Kecantikannya begitu alami tanpa polesan make up. Segera diraihnya tubuh gadis cantik itu kemudian membopongnya menuju kamar. Meletakkannya disamping mayat fitri yang tertutup selimut. Kemudian memindahkan mayat Fitri ke atas lantai.

“Hmm, benar benar mahkluk kecil yang manis. Sayang sekali kalau aku harus menyia-nyiakan tubuh Indah yang hangat ini.” Bryan menggumam, kemudian mendekati tubuh Indah. Satu persatu tangannya mulai melucuti pakaian yang menempel di tubuh Indah hingga gadis itu telanjang bulat. Mata Bryan melotot memandang tak berkedip ke arah tubuh mulus yang tak sadarkan diri itu. Kemudian Bryan beranjak ke arah lemari pakaian mengambil tali, mengikat kedua tangan Indah ke sudut tempat tidur. Demikian pula pergelangan kaki Indah pun diikat ke arah sudut ranjang hingga kini gadis itu terlihat makin sexy. Kedua tangannya merentang, demikian pula kakinya mengangkang sedemikian rupa.


Bryan tak lagi bisa menahan diri. Dia segera melepaskan seluruh pakaiannya sendiri hingga hanya memakai celana dalam, kemudian menindih tubuh Indah, mencium bibir yang setengah terbuka itu. Tubuh Indah menggeliat, kemudian matanya perlahan mulai terbuka. Bibirnya memekik kaget ketika merasakan ada lelaki yang menindih tubuhnya. Apalagi saat menyadari tubuhnya yang mulus tanpa sehelai benang pun. Gadis itu berontak, namun kedua tangan dan kakinya terikat sehingga ia tak bisa bergerak. Bryan segera membungkam mulut korbannya sambil mengacungkan pisau ditangannya. Mengancam.

“Diam. Jangan coba coba berontak kalau tidak ingin kugorok sampe mampus. Paham, manis?” bisik Bryan lirih di telinga Indah, namun sudah cukup untuk membuat gadis itu diam ketakutan setengah mati. Bryan melepaskan bekapan di mulut gadis polos itu kemudian meletakkan pisaunya di atas meja samping ranjang.

“Nah, begitu lebih baik, manis. Kamu turuti saja mauku.”

“Tuan, aduh. Lepaskan saya, Tuan. Nanti ketahuan den Fitri. Saya takut, Tuan. Jangan, Tuan... “ Indah mencoba menghiba, memohon agar dilepaskan. Namun sikapnya yang begitu polos dan memelas itu membuat Bryan tambah penasaran dan ingin mereguk kehangatan gadis itu.

“Tenang saja, manis. Fitri tak akan tahu apalagi marah, kamu turuti saja ya, sayang.” ucap Bryan sambil mencium bibir gadis itu.


Indah tak bisa menolak lagi. Mula mula ia terlihat gugup. Maklum, selama ini dia belum pernah pacaran. Jangankan berhubungan intim, untuk berciuman pun tak pernah. Indah terlalu minder dengan kondisi ekonomi dan keluarganya di kampung. Saat masih sekolah pun dia gadis pendiam yang terkesan kuper meski wajahnya cantik dan bodynya tergolong aduhai. Indah hanya menatapi wajah Bryan yang ganteng. Dalam hati sebenarnya dia juga mengagumi wajah Bryan yang ganteng. Dengan tubuh tinggi atletis, wanita normal manapun pasti akan terpesona dengan ketampanan Bryan. Tapi sekali lagi dia harus tahu diri. Apalah arti seorang pembantu sepertinya. Apalagi identitas Bryan adalah sepupu Fitri yang dia tahu berselingkuh dengan Fitri, majikannya. Lebih tak mungkin lagi buat Indah.


Tapi kini, di dalam kamar, Bryan nampak begitu bergairah di atas tubuhnya. Meskipun takut, akhirnya Indah hanya diam saja menikmati ciuman Bryan yang membuatnya menjadi bergairah juga. Getaran-getaran birahi mulai mengalir dalam darah mudanya.Ciuman Bryan yang panjang membuat nafas Indah jadi tersengal-sengal. Bryan mulai mengalihkan ciumannya ke leher jenjang gadis itu, sementara tangannya bergerak ke arah payudara Indah. Tak begitu besar, hanya sebesar buah mangga, namun tampak mulai mengkal dengan puting coklat kemerahan.

“Ahh, Tuan... J-jangan, Tuan... Nanti ketahuan den Fitri. Aduh, Tuan..“ Indah mulai tak bisa menahan diri lagi. Apalagi ciuman Bryan sudah turun makin bawah, ke arah payudaranya, sambil jari-jarinya menyentil putingnya, Kemudian dijilat-jilat dan dicucup seperti bayi yang kehausan, membuat gejolak birahi Indah semakin membuncah.


Ciuman Bryan beralih di ketiak yang putih bersih. Aroma tubuh Indah membuatnya semakin gila. Sedang Indah cekikikan geli namun mulai terbuai birahi. “Aduh, gelii... Geliii... Aaaahhh.. Aaaahhh..”


Puas dengan payudara Indah, ciuman Bryan makin turun ke bawah menyusuri perut hingga sampai pusar. Diciumi dengan penuh nafsu hingga Indah makin cekikikan menahan geli. Ciuman itu makin ke bawah hingga sampai diatas daging menggembung yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang tidak begitu lebat. Bryan menemukan belahan yang kecoklatan itu dan menjulurkan lidahnya, membelai dengan ujung lidah.


Indah tak lagi cekikikan. Tak ada yang bisa ia lakukakan, hanya tubuhnya saja tampak menggeliat dan bergetar hebat. Tubuhnya bagai melayang-layang merasakan geli bercampur nikmat saat lidah Bryan menyapu bibir vaginanya. “Aduh, Tuan.. Ssssshhhhh.. Aaaaahhh.. Aaaaahhh.. Enak sekali..” mulut Indah meracau tak karuan sambil matanya merem-melek menikmati sapuan lidah itu.


Namun Bryan tak melanjutkan aksinya. Bibirnya malah turun ke bawah menciumi paha mulus Indah bergantian. Lalu makin ke bawah, ke betisnya. Dan makin ke bawah lagi, telapak kaki Indah diciuminya dengan perlahan. Perbuatan Bryan membuat angan Indah semakin tinggi melayang. Bryan bahkan mengulum jari-jari kaki Indah.

“Aaaahh.. jangan begitu. Itu kotor, Tuan. Jangan, Tuan. Ssssshhh..”

“Sst, diam. Nikmati saja. Tubuhmu begitu indah dari ujung rambut ke ujung kaki. Sayang kalau aku lewatkan, manis.” sahut Bryan sambil masih mengulum ibu jari kaki Indah.Gadis itu tak habis pikir apa yang dilakukan pemuda tampan ini. Tapi akibatnya membuatnya tambah bergairah.


Puas dengan itu, Bryan kembali mencium ke atas, ke arah paha. Kemudian kembali ke pangkal paha. Jari-jarinya menekan tepian bibir vagina Indah yang lembab itu hingga merekah lebar. Matanya mengintip lubang nikmat itu. “Hmm, benar-benar masih gadis perawan. Hssshhh... belum tersentuh.” gumam Bryan dalam hati.


Kemudian hidungnya mendekat, menghirup aroma memek perawan yang khas. Lidahnya kembali menjulur. Dijilati, diciumi dan dicucupnya benda itu sedemikian rupa. Indah jadi blingsatan tak karuan karenanya. Jari Bryan mengulas-ngulas clitorisnya sambil menjilat-jilat. Lidahnya menusuk-nusuk menggelitik dalam lubang vagina. Tubuh Indah mengejang, gadis cantik itu tak kuasa lagi menahan desakan yang seakan ingin meledaK di dalam memeknya. Otot-otot vaginanya serasa menjepit lidah Bryan, kemudian cairan orgasmenya pun meledak.

"Aduuuhhhh.. Aaaaahhh.. Aaaahhh.. Nikmaaaatttt.." dia pun merintih panjang.
Angan Indah bagai melayang ke langit tujuh. Memeknya berdenyut-denyut nikmat sekali. Sekujur tubuhnya meregang kaku, sedang tangan dan kakinya yang mengangkang terikat itu masih bisa berkelojotan. Sesaat kemudian tubuh Indah pun melemah. Nafasnya terengah-engah merasakan kenikmatan orgasme untuk yang pertama dalam hidupnya.


Bryan dengan bernafsu menjilati cairan yang keluar dari memek Indah bagaikan sedang menjilati cairan yang sangat nikmat. ”Ssluuurrpp.. Sslurrrpppp.." Setelah cairan itu dihisapnya hingga habis, dia pun kembali mencium bibir Indah yang setengah terbuka. Tangannya menarik celana dalamnya sendiri hingga terlepas. Penisnya yang besar dan panjang itu tampak gagah dengan urat-urat bertonjolan di batangnya. Mata Indah yang sayu itu memandang tak berkedip ke arah selangkangan Bryan, antara malu, jengah, namun terangsang.


Bryan maklum, perlahan tangannya menggenggam batang penisnya lalu mengarahkannya ke bibir vagina Indah yang masih sempit itu. Bryan tidak langsung menusukkan penisnya, melainkan menggesek-gesekkan kepala penis yang tegang itu di belahan bibir vagina Indah hingga gadis itu menggigit bibir bawahnya sendiri sambil mendesis-desis keenakan. "Ssssshhhh.. Aaaaahhhh.. Ssssshhhh.. Aaaaahhh.."

Bryan akhirnya menusuk ke dalam lubang memek yang lembab dan basah itu. Sekali dua kali kepala penis itu terpeleset karena memang ukuran lubang vagina Indah masih sangat sempit. Lubang perawan. Namun Bryan tak menyerah, dia terus menekan hingga kepala penisnya masuk ke dalam vagina itu.

"Aduh.. Sakit.. Sakit.. Ngilu, Tuan.." Indah merintih kesakitan merasakan penis yang mulai mendesak masuk. Namun Bryan malah menekannya makin keras hingga leher penisnya masuk ke dalam vagina Indah.

"Tahan sebentar, manis. Tanggung nih. Tahan yaa..." Bryan berbisik di telinga Indah yang meringis kesakitan, kemudian ditekannya pinggulnya ke bawah kuat-kuat.

Slepp..! Bleesss..! Akhirnya batang penis itu sukses menerobos masuk ke dalam vagina yang masih perawan itu. Indah menjerit kecil saat merasakan penis Bryan merojok lubang vaginanya. Ada yang terasa robek, mungkin berdarah. "Aaaaahhhh.. Aduuuhhhh.. Sssshhhh.. Ngiluu.." rintihnya.

Bryan menahan gerakannya, tapi membiarkan penisnya tetap menancap di dalam lubang memek itu sambil menciumi payudara yang mengkal namun kenyal milik si gadis. Bibirnya dengan rakus mencucup putingnya, menjilat- jilat liar, membuat tubuh Indah menggeletar. Sambil menjilati puting susu itu, Bryan mengangkat pinggulnya ke atas lalu mendesak lagi ke bawah, menusuk perlahan-lahan. Bryan mengulangi gerakannya, menusuk lubang vagina itu perlahan-lahan namun pasti sehingga rintihan kesakitan gadis itu perlahan-lahan berubah menjadi rintihan kenikmatan. Denyutan birahi mulai menjalari dinding-dinding vagina Indah.

"Aaaaahhh.. Sssssshhhhhh.. Oooooohhhh.. Aaahhh.. Eenaaakkk.." Mendengar rintihan mulai keluar dari bibir Indah, Bryan pun meningkatkan tempo gerakan pinggulnya, menusuk-nusuk makin keras dan cepat. Wajahnya mengernyit meringis-ringis nikmat merasakan dinding vagina Indah yang serasa meremas-remas penisnya. Memek itu berdenyut-denyut, membuat Bryan melenguh nikmat.

"Ohhh.. Aaaahhhh.. Memekmu enak sekali, manis.. Aaaaahhh.." kemudian kembali bibirnya menciumi payudara Indah yang putih montok.


Gadis cantik itu merintih kenikmatan. Hanya tersisa sedikit rasa ngilu sekarang, namun itupun tak sebanding dengan kenikmatan tusukan penis Bryan yang merojok dalam lubang vaginanya. Makin lama terasa semakin nikmat. Apalagi Bryan begitu pandai merangsang payudaranya, membuat kenikmatan itu menyergap begitu cepat, membawanya serasa terbang di awang-awang.


Bryan sendiri merasakan penisnya terasa dipijit-pijit, diremasi oleh memek Indah, makin lama makin enak. Tusukannya makin cepat karena memburu puncak kenkmatan. Pinggul Indah mengimbangi dengan menghentak naik ke atas menyambut gerakan pinggul Bryan yang turun naik. Gadis itu benar -benar dibuai birahi. Bibirnya terus merintih-rintih. Akhirnya Indah tak kuasa menahan kenikmatan itu. Getaran kenikmatan serasa menjalar di sekujur tubuhnya, kemudian serasa bergerak menuju bagian bawah tubuhnya. Apalagi Bryan menusukkan penisnya makin dalam dan cepat hingga serasa menghantam dinding rahimnya. Penis itu terasa merojok-rojok hingga menembus pusarnya. Rasanya nikmat sekali. Ledakan orgasme pun datang bergulung menghatam tubuhnya.

"Aaaaahhh.. Aaaaahhh.. aku keluar.. Aaaaahhh.. Aaaaahhh.." tubuh Indah kembali meregang hebat, kedua kakinya kelojotan dan matanya membeliak lebar. Cairan vagina itu meluber dengan derasnya. Pinggulnya terangkat naik ke atas.

Seerrrr.. Seeerrr.. Ccreett.. Seeerrr..! Bryan merasakan dinding vagina yang tengah mengalami orgasme itu menjepitnya hingga membuatnya tak mampu menahan ejakulasi. Pinggulnya bergerak cepat turun naik, kemudian menghempas ke bawah kuat-kuat sambil bibirnya memagut kuat bibir Indah. 
"Aaaaaahhh.. Aku juga keluar.. Aaaaahhh.. Yeahhh.. Yeeaahhh.." Bryan melenguh panjang, tubuhnya juga mengejang-ngejang sambil memejamkan matanya saat mencapai puncak.

Crruuooottt.. Ccrrrooottt.. Ccreeett..! Tubuhnya mengejang kaku, kemudian jatuh terkulai di atas tubuh Indah. Nafas keduanya tersengal-sengal. Dengan tubuh banjir keringat, Bryan kemudian mencabut penisnya yang menancap di lubang vagina Indah.

Ploopp..!


Dipandanginya memek yang tampak merekah merah namun basah kuyup itu. Cairan mani Indah bercampur dengan sperma dan darah keperawanan membasahi vagina bahkan meluber hingga sprei di bawahnya. Bryan menggeram penuh kepuasan, kemudian kembali memandangi wajah Indah yang cantik. Tampak gadis itu pun puas meski setelah rasa nikmat orgasme itu berlalu, memeknya kembali terasa perih.


Saat itulah, tiba tiba Bryan meloncat menindih perut Indah, lalu tangannya meraih bantal yang ada disampingnya dan membekapkannya ke wajah cabtik gadis itu. Indah yang tidak menyangka diserang secara mendadak, tak bisa berbuat banyak. Dia berusaha menjerit, namun suaranya tertutup bantal yang membungkam wajahnya.

"Uuuhhh.. Uuuhhh.." gadis itu berusaha meronta, namun tangan dan kakinya terikat hingga membuatnya tak berdaya. Dadanya serasa sesak karena tak bisa bernafas. Akhirnya rontaan Indah melemah dan tubuhnya pun terkulai.


Di atasnya, Bryan menyeringai penuh kepuasan. Sekali lagi, rencananya berhasil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar