Kamis, 25 Februari 2016

My Girlfriend Tiara 6



Tiara

Saat ini aku sudah berada di loby hotel tempat aku menginap. Dila sedang tidak bersamaku entahlah dimana dia. Apa jangan-jangan dia sudah berada di kamar ya. Mungkin saja dia lagi bercinta bersama Rama. Aku jadi penasaran tapi kenapa pikiranku jadi mesum begini. 


Langsung saja aku bergegas ke kamar hotelku. Aku jadi membayangkan Dila yang sedang digenjot oleh Rama. Aduh sial, aku malah tambah horni membayangkan mereka kembali bercinta. Putingku mengeras dan liang memekku terasa semakin gatal. 



Kini aku sudah berada di depan kamar yang kutuju. Kubuka pintu kamar hotelku.



"Ceklek"suara pintu dibuka




Terlihat gelap sekali didalam ruangan kamar hotelku. Mataku pun belum bisa menyesuaikan keadaan disekitar. Hanya terliahat warna hitam pekat saja yang nampak olehku. Aku berjalan masuk kedalam dan Kutuju tombol lampu yang berada di dinding. Aku memang hafal seluk beluk kamar ini. Wajar saja aku sudah beberapa hari ini tinggal di Kamar ini. 



Ku pencet tombol untuk menyalakan lampu. Begitu ruangan ini kembali terang. Betapa kagetnya aku melihat Dimas pacarku. Eh mantan pacarku sedang duduk di didepan meja Rias tersenyum ke arahku. Betapa senangnya hatiku. Aku begitu merindukannya. Entah kenapa semua amarahku kepadanya menjadi hilang. Apalagi kulihat dirinya tersenyum manis kearahku. Dimas pun menghampiriku dan ternyata dia menggenggam sebuah kotak yang kulihat berukuran kecil dan berbentuk persegi empat lalu diapun dengan tiba-tiba berlutut dihadapanku.



"Ra, Aku memang bodoh. Tapi jujur Ra, aku nggak bisa tidur gara-gara mikirin kamu terus. Aku sangat mencintaimu Ra. Please maafin aku ya dan maukah kamu memberikanku kesempatan sekali lagi untuk menjadi pacarmu lagi"ucapnya yang sedang berlutut sambil memberikan kotak yang di genggamnya kepadaku. 



Akupun mengambil kotak pemberiannya. Lalu ku buka kotaknya. Ternyata isinya sebuah cincin emas bertatahkan permata putih. Indah sekali cincinnya. Dimas memang tahu benar seleraraku itu seperti apa.



"Kalau kamu bersedia menjadi pacarku lagi, aku akan melanjutkan hubungan kita kearah yang lebih serius Ra. Dan aku akan mengikatmu dengan pertunangan kita. Cincin itu sebagai sebuah simbol betapa aku mencintaimu dan ingin memilikimu. Dan merupakan suatu pertanda bahwa kau telah dimiliki olehku. Kalau kamu menerima cintaku lagi kamu pakai cincinnya. Tapi kalau jawabanmu tidak. maka jangan kamu pakai cincin itu. kamu taruh kembali cincin tersebut ke kotaknya dan kamu simpan saja sebagai sebuah kenang-kenangan dariku. Apapun keputusanmu aku akan menerimanya"ucap Dimas



Jujur saja Dim, akupun mencintaimu dengan seluruh hatiku. Sesering dan sebanyak apapun kamu menyakitiku entah kenapa aku selalu bisa memaafkanmu. Cinta itu memang tidak Logis.



"Udah terima saja Ra. Kasian tuh mantan lo sampe bohong bolos kerja bela-belain buat kesini. Dia juga udah cerita banyak ke gue tentang hubungan lo"ucap Dila yang tiba-tiba keluar dari kamar mandiri dengan lilitan handuk sexynya Dimas pun langsung melongo menatap kearahnya.



Sial Dila ngerusak momen aku aja lagi.Aku toyor saja kepala Dimas yang sedang menatap mupeng kearah Dila yang sedang sexy mengenaskan handuk tipisnya. Dimas pun sampe jatuh kebelakang. Aku jadi berfikir yang enggak-enggak berarti Dila dan Dimas sudah berada disini sedari tadi ya. Jangan-jangan mereka melakukan itu lagi.



"Tenang aja Ra gue emang udah sempet toples di depan pacar lo buat ngetes aja. Ternyata bener loh dia sama sekali nggak mau nyentuh body gue. Emang sih mukanya mupeng dan penisnya tetep berdiri tapi pas gue deketin dia malah menjauh hahaha. Akhirnya gue tinggal mandi aja"ucap Dila



"Dasar kamu Dim, nggak pernah berubah masih aja mata keranjang. Nggak bisa lihat cewek bening dikit. Tapi jujur aja Dim I love you Full"ucapku lalu kupakai cincin pemberiannya di jari manisku dan ku perlihatkan kepada Dimas sebagai tanda bahwa aku menerimanya kembali sebagai pacarku, hmmm tidak tapi sebagai tunanganku. 



Dimas pun tersenyum dan berdiri dihadapanku lalu dirinya memelukku. 



Aku pun merasa senang dan bahagia. Begitupun dengan Dimas yang memelukku dengan eratnya. Beberapa saat kemudian Dimaspun melepaskan pelukannya padaku dan dirinya kini berhadapan dengan diriku



"Ra makasih ya udah terima aku kembali aku jan"ucap Dimas yang pembicaraannya terpotong karena aku langsung melumat bibirnya.



Akhirnya kami pun berciuman dengan panasnya. Aku tak peduli ada Dila toh dia pun bermain cinta di depanku saat kemaren malam. Biar dia juga merasakan betapa tidak enaknya melihat orang sedang bermain cinta di hadapannya. 



Setelah puas berciuman. Aku pun dengan cepat menelanjangi diriku. Sebenarnya aku ingin membilas diriku terlebih dahulu. Tapi aku udah tidak tahan lagi ingin merasakan junior Dimas menggoyang liang memekku. 



Kini Dimas yang tampak merasa risih karena ada Dila. Aku tak peduli langsung saja ku preteli pakaiannya hingga dia telanjang sepertiku. 



Kini aku dan Dimas sudah berada di atas ranjang. Aduh, aku begitu merindukan belaiannya. Malah aku yang aktif bergerak sedangkan Dimas hanya tidur terlentang saja. Ku pegang penisnya yang kini terlihat lebih besar. Lalu kukocok secara perlahan-lahan lalu semakin cepat. 



"Ouchh Ra aku kangen sama kocokan mu sayang"desah Dimas



"Ouch tapi ada temen kamu Ra. Suruh dia keluar dulu aja"desah dan ucapnya lagi



"Biarin aja yank asal kamu tau aja ya. Tadi malam itu Dila bercinta sama cowoknya di hadapanku. Aku saat itu lagi tertidur dan terbangun karena desahnya . Akhirnya aku jadi mengintip mereka bermain. Dan kamu tau yank aku jadi terangsang dan cuma bisa mupeng aja. Ga enak tau rasanya. ini semua gara-gara kamu Dim. untung aja aku nggak main sama cowok lain"ucapku sambil mengocok penisnya namun kini Kuremas batang penisnya gara-gara aku tiba-tiba sebel padanya.



"Auwwww"ucap Dimas yang merasakan remasan tanganku pada penisnya 



Aku pun sudah tidak tahan lagi dan ingin segera dipuaskan. langsung saja kuposisikan tubuhku diatas penis Dimas. Aku pun berjongkok diatas pinggulnya. Ku genggam penisnya dan ku arahkan penisnya ke liang memekku.



"Slebbb"



"Ouchhh Dim"desahku 



"Ohhh Ra"desh Dimas



Kumulai menggoyang pinggulku. Terasa nikmat sekali penis Dimas mengaduk-ngaduk liang memekku. Apalagi kini tangan Dimas meremas kasar kedua payudaraku. 



"Ouchhh,ouchhh,ouchhh Dim"desahku 



"Ouchh Ra. Kok di payudaramu ada banyak bercak merah sih kaya bekas cupangan?"desah dan tanya Dimas



Sial Om Joni. Ternyata dia mencupang payudaraku. Aku pun tidak menjawabnya dan semakin menggoyang pinggulku. Rasa nikmat semakin menjalar keseluruh tubuhku. Dan benar saja aku semakin tidak kuat lagi. Tubuhku mengejang dan aku pun sampai pada orgasmeku



"Plokk,Plokk,plokk"



"Ouchhhhhh Dimm"desahku merasakan orgasme yang melanda pada diriku dan membuatku langsung ambruk di dada bidang Dimas



Ada banyak sekali cairan keluar dari liang memekku mengenai penis Dimas dan merembes keluar membuat liang memekku semakin becek saja.



Aku pun berhenti bergoyang dan Dimas pun memeluk tubuhku dan mengecup rambut atasku.



Namun tiba-tiba tangan Dimas terlepas dari tubuhku dan ada yang mendorongku kearah samping tubuh Dimas. Aku pun dengan mudah terjerembab kesamping tubuh Dimas apalagi kini aku sedang lemas. Penis Dimas pun terlepas dari liang memekku.



Kulihat ternyata pelakunya adalah Dila. Kini wajahnya terlihat horni sekali dan tubuhnya juga sudah telanjang bulat. Terlihat sekali putingnya sedang mengeras. Dengan cepat tubuhnya mengganti posisi tubuhku dan 



"Slebbb"



"Ouchhhhh Ra sorry gue pinjem penis laki lo. Sialan lo, desahan lo hot banget bikin gue jadi mupeng aja"ucap Dila lalu mulai menggoyang pinggulnya membuat liang memeknya mengaduk-aduk penis Dimas .



Dimas pun terlihat bingung dan cenderung menikmati. Diapun menolehkan kepalanya kearahku. Kuanggukan saja tanda persetujuanku. 



"Gpp yank tapi ingat pertama dan terakhir ya"ucapku yang masih lemas berada disebelahnya



Mendapatkan lampu hijau dariku. Dimas pun langsung membangunkan badannya. Dan kulihat kini bibirnya langsung melumat puting payudara Dila sedang kan tangannya dengan ganas meremas dan meraba payudara yang satunya lagi.



Dila pun mendesah



"Oohhh,Oohhh,aahhh gila penis pacar lo enak banget Ra"desah Dila



Ada rasa cemburu menghinggapi diriku namun entah kenapa aku juga jadi horni. 



Mereka pun bermain dengan panasnya. Sudah beberapa kali mereka berganti gaya dan posisi. Suara desahan Dila menggema Hingga akhirnya Dila dan Dimas sampai pada puncaknya. 



"Ouchhhhhhhh"desah Dila



"Ohhhhh"desah Dimas 



Setelah beberapa saat kemudian aku kembali bermain dengan Dimas namun Dila ikut menggerayangi tubuhku bahkan sesekali kami berciuman seperti sepasang lesbi. Penis Dimas pun silih berganti memasuki liang memekku dan juga Dila. Hingga akhirnya kami semua mencapai klimaksnya dan terlelap di malam yang penuh kenikmatan ini.



Paginya aku dan Dila meminta Ijin untuk tidak masuk. Kami berasalan tidak enak badan. Apalagi nanti malam aku dan Dila akan tampil. Untungnya supervisor ku mengijinkannya. Maklum saja aku dan Dila adalah SPG yang paling produktif di booth Suzuki. 



Kini aku dan Dimas sedang mengobrol di restaurant hotel tempat aku menginap. Dimas bercerita kenapa dia bisa ada disini. Ternyata dia tahu dari Citra. Lalu dipertemukan dan dikenalkan dengan Nadia oleh Citra. Lalu mereka berdua pun memberikan sebuah kejutan untukku. Kejutan kedatangan Dimas.



Dimas memang belum memiliki hak untuk cuti namun dirinya diberikan Ijin karena Dimas beralasan bahwa orangtuanya sakit secara tiba-tiba. 



Kami pun sepakat untuk membuka kembali lembaran baru dalam hubungan kami. Dimas ingin lebih serius denganku sepulangnya darisini dia berencana ingin mengadakan acara pertunangan denganku. Dan secepatnya dia berjanji akan menikahiku. Aku teramat senang dan bahagia mendengar janjinya.



Dimas pun memintaku untuk berhenti menjadi SPG dan memintaku untuk segera kembali ke Jakarta. Tapi mana bisa, aku kan terikat kontrak. Aku pun dengan jujur menceritakan kepadanya pengalamanku saat menjadi SPG termasuk saat aku sedang sedikit nakal kepada calon customer namun saat aku bersama om Joni aku tidak menceritakannya. Kulihat Dimas hanya terbengong dan mupeng mendengar kenakalanku. Mungkin penisnya kembali berdiri.



Namun kali ini Dimas terlihat berbeda. Dia agak marah kepadaku. Dimas sudah berubah. Kalau dia Dimas yang dulu. Pasti dia memintaku untuk melanjutkannya lagi dan memberitahuku agar lebih nakal lagi. 



Karena itu adalah salah satu fantasinya, melihat pacarnya menggoda pria lain. Dimas pun menjelaskan kenapa kini dia kini marah. Aku pun tersenyum kecil akhirnya dia tersadar. 



Tapi sayangnya aku mulai menikmati permainan nakalku. Bisa nggak ya aku tiba-tiba berhenti dan kembali seperti dulu. Entah kenapa kini ada rasa puas dihatiku apabila melihat orang lain tergoda dengan tubuhku. aku pun kini merasa seperti seorang eksibisionis yang ingin memamerkan keindahan tubuhku. 



Membayangkan kembali peristiwa saat aku mulai nakal kepada para customerku membuatku jadi horni kembali. Akhirnya aku kembali mengajak Dimas bercinta. Dan jelas saja mana mungkin Dimas menolaknya dan kami pun bercinta kembali hingga sore hari. Namun kini lebih intim karena tidak ada lagi Nadia yang semalam tanpa Ijin ikut bermain bersama kami.



Ku beritahu kepada Dimas bahwa aku akan melakukan sebuah pertunjukan pada malam harinya. Dimas pun terlihat mupeng saat aku menceritakan apa saja yang nanti akan aku lakukan. Namun dia memintaku untuk berhati-hati. Dan dia bilang dia akan menontonku. Aku pun jadi tambah bersemangat. 



Entah kenapa aku jadi ingin melihat reaksinya saat aku beraksi nanti. Yang pasti aku akan all out dan agak sedikit liar. Ingat sedikit liar ya.



Beberapa Jam Kemudian...



Kini aku sedang berada Diruang ganti pakaian bersama Dila, Siska dan Hani kami pun berselfie Ria. Jantungku berdebar menanti acaranya dimulai. 


The Show It's Begun... 



"Ok kayaknya udah pada ga sabaran nih"suara Mc



"Mana suaranya"suara teriak Mc



"Wooooo"teriakan penonton



"mulai, mulai, mulai"teriakan penonton 



"Baiklah langsung saja kita panggilkan para bidadari-bidadari yang akan menghibur kita semua. Para bidadari-bidadari ini mewakili Suzuki yang akan senantiasa menjadi Partner kalian dalam menjaga, merawat dan memelihara motor kalian. Langsung saja kita lihat bagai mana cara bidadari-bidadari ini melalukan perawatan motor anda. It's Show Time persembahan dari Suzuki Always Beside You.."Suara sang Mc



Suara musik Hiphop telah diputar. Kami berempat mulai memasuki panggungnya. Kukenakan tanktop transparan dan BH berwarna hitam dipadukan celana short berwana gold. 



Kini kami sudah berada diatas panggung terlihat banyak kamera handphone mengarah kearah kami. Begitupun sorak sorai penonton yang terdengar begitu riuh menantikan aksi kami.



Aku dan teman-teman ku mulai menari dengan tarian yang agak erotis. Terdapat dua buah motor balap keluaran terbaru yang berada di depan kami yang nantinya akan kami cuci secara berpasang-pasangan.



Suasana semakin panas. Tarian kami semakin hots bahkan kami membuat gerakan erotis seperti meremas payudara kami sendiri. Penonton pun semakin histeris. Aku semakin tenggelam dan terbawa arus birahiku yang tiba-tiba muncul. Cucuran air mulai turun dari atas kepala kami dan mulai membasahi tubuh kami. 



Sesuai instruksi kami pun dengan gerakan hotz melepas tankop kami dan juga celana short kami. Hingga kami hanya mengenakan BH dibalut CD hitam saja sehingga mengeksplore lebih jauh bagian tubuh terlarang kami.


Kulihat kearah penonton tidak terlihat olehku keberadaan Dimas. Justru aku mendapat lambaian tangan dari Rama yang sedang bersama teman-temannya. 



"Gila Ra lo hotz banget"ucap Rama berteriak kearahku



Kulihat teman-temannya pun menatap kagum kearahku. Membuatku semakin horni saja lalu kubalas kearah mereka dengan lidah dan senyuman nakalku.



Kini disemprotnya sabun yang berbentuk busa kearah motor dan tubuh kami. Terasa licin sekali tubuhku bahkan dengan mudah kedua tali BH ku merosot turun kesamping di kedua lenganku.



Ku elap body motor dengan gerakan sexy. Dila pun menghampiriku dari belakang dan menggesek tubunya ke arah tubuh belakangku. Terasa sekali payudaranya menerpa punggungku. 



Kini aku berdiri dan mengelap body atas motor bersama Dila yang tubuhnya masih menempel dibelakangku. Namun tiba-tiba kusarakan gerakan tangannya yang dengan cepat meraba kedua payudaraku. 



"Ouchhh"desahku merasakan remasan nakal tangan Dila.



Bahkan dengan kurang ajarnya tangan Dila menyingkap kebawah kedua cup BH hitamku sehingga terekspose dengan jelas payudaraku beserta putingku yang tidak terlindungi lagi. 



"Wowwwwww"suara penonton 



Aku jadi malu sekali. Namun tak berapa lama kemudian Dila menyingkap keatas kembali kedua Cup BH ku sehingga payudaraku kembali terlindungi.



"Huuuuuuuuu"sorakan penonton



"Gila lo Dil ngasih liat toked gue ke penonton"ucapku



Aku pun segera berbalik badan dan ingin membalasnya namun saat kami berhadapan tiba-tiba bibirnya mencium bibirku dan kami pun berciuman untuk sesaat



"Wowwwwwww"suara penonton



Aku pun melepaskan bibirku dari bibir Dila.



"Huuuuuuuuu"sorakan penonton



Kini gantian aku yang akan mengerjai Dila. Kini Dila yang sedang mengelap motor balap tersebut sedangkan aku berada di belakangnya. Aku masih tidak terima dengan ulah tangan nakal Dila yang membuka kedua cup BH ku dan memperlihatkan payudaraku kearah penonton. walau sesaat sungguh membuatku malu namun aku juga semakin horni. 



Akupun melancarkan balasannya. Kudekati dari belakang tubuh Dila. kubuka kait belakang BHnya lalu kuarahkan kedua tangan untuk meremas kedua payudara Dila dari arah belakang tubuhnya. Dila pun terkaget namun belum sempat hilang rasa kagetnya dengan cepat kulepas BHnya dari tubuhnya. aku pun tersenyum dan berlari kebelakang agak menjauhinya.



"Wowwww Horeeeeeeee"sorak penonton yang melihat payudara Dila Terekspose bebas.



Dila pun tersipu malu. Lalu menyilangkan kedua tangannya untuk menutupi kedua payudaranya. 



"Huuuuuuuuuuu"sorak penonton



"Jahat lo Ra"ucap Dila yang kini berjalan menghampiriku. Aku pun mengembalikan lagi BHnya. Dan tertawa dengan puasnya. 



Tak berapa lama kemudian pertunjukan kami pun selesai. Terlihat wajah puas dari para penonton. Entahlah ada berapa jepretan kamera yang mengabadikan momen tadi. Semoga saja saat aku sedang bertelanjang dada tadi tidak ada yang memphotoku. 



Kini aku sudah berganti baju. Kulihat Dimas menggeleng-gelengkan kepalanya ke arahku. 



"Gila lo yank bikin penis aku naik turun"ucap Dimas



"Gila berani banget lo Ra, mana toked lo indah banget lagi"ucap suara yang kukenal dari arah belakangku ternyata itu adalah suara Rama



"Ah bisa saja kamu Ram"ucapku



Kulihat ada rasa tidak suka terlihat dari mimik wajah Dimas mendengar ucapan Rama. Aku pun memperkenalkan pacarku kepada Rama. Mereka pun berkenalan namun terlihat keengganan dari mereka berdua untuk berkenalan. Dila pun datang menghampiri kami. Dan akhirnya kami pun berpisah. Dila ikut dengan Rama sedangkan aku bersama Dimas. 



Namun Saat kami berpisah dengan kurang ajarnya Rama meremas pantatku namun tanpa sepengetahuan Dimas. Aku pun tidak marah takut Dimas bereaksi berlebihan. 



Kini aku dan Dimas sedang berjalan-jalan dialun-alun kota Surabaya. Walaupun tubuh ku amat lelah namun aku tidak begitu merasakannya karena saat ini aku sedang bergandengan tangan dengan orang yang kucintai. Kami pun berwisata kuliner.



Kini tibalah waktu untukku kembali pulang ke kamar hotelku. Dimas pun menginap di hotel yang sama namun berbeda lantai. Dimas sebenarnya mengajakku untuk bermalam di kamarnya. Namun aku menolaknya karena pakaianku masih berada di kamarku sehingga nanti akan merepotkan saja.



Kubuka pintu kamar hotelku



"Ceklek" suara pintu dibuka.



"Plok..Plak..PloK" 



"Hmmmmhmmmhnn"



Suara aneh terdengar olehku dan Dimas. Aku dan Dimas pun saling bertatap-tatapan. 



"Apa itu suara Dila sedang bercinta sama Rama ya"pikirku dalam hati



Aku dan Dimas pun melangkah masuk.


Flashback...


"Ram kenalin nih cowok gue Dimas"ucap Tiara yang berada disebelahku. 



Aku dan Rama saling berpandangan dan kami pun bersalaman sebagai tanda perkenalan kami. Jujur saja aku mempunyai firasat yang buruk terhadapnya. Apalagi dandanya seperti anak geng motor dan orangnya selenge. 



Bahkan tangannya dengan sengaja meremas kasar tanganku saat bersalaman. Namun aku sudah sigap. Aku pun membalas remasan tangannya dan kami pun saling meremas tangan lawan kami. Hingga Dila menuju kearah kami dan kamipun berhenti bersalaman dan saling melepas tangan kami. 



Kini aku dan Tiara sedang berada di alun-alun kota Surabaya. Aku dan dirinya sedang duduk di salah satu warung makan di pinggir jalan. Canda dan tawa silih berganti mewarnai obrolan kami.



"Yank kita berjodoh nggak ya"ucap Tiara yang berada disebelahku lalu menyandarkan kepalanya di bahuku.



Kenapa Tiara tiba-tiba berbicara rada aneh gini, tumben banget dia.



"Maksud kamu apa Ra? Ya kita berjodohlah buktinya kita masih pacaran"ucapku



"Hmhm, maksud aku tuh nanti masa yang akan datang nggak sekaranglah. Kan masa depan nggak ada yang tau. Tapi kamu perlu tahu satu hal Dim. Jodoh ataupun nggak jodoh antara aku dan kamu. Kamu itu sudah memiliki tempat spesial di hati aku. Aku akan selalu mencintaimu Dim hingga ajal memanggilku"ucapnya



"Ya aku tau kok. Aku juga sangat mencintaimu Ra. Udalah jangan ngomong yang nggak-nggak bikin suasana jadi nggak enak aja"ucapku 



Kini ku genggam erat tangannya berjalan menuju ke hotel. Entah kenapa tangannya terasa dingin sekali. Apa karena dia habis main basah-basahan dan sekarang sedang kedinginan. Mungkin saja, tapi entah kenapa firasat buruk kembali menghantui ku. 



Kutawarkan kepadanya agar malam ini dirinya tidur di kamarku. Tapi Tiara menolaknya. Dia bilang dirinya repot jika harus bolak-balik pindah kamar belum lagi keesokan paginya dia harus bekerja kembali.



Apa boleh buat, akhirnya kuantarkan dirinya menuju ke kamar hotelnya. Kini aku sudah di depan pintu kamarnya. 



Tiara membuka pintunya kamarnya.



"Ceklek" suara pintu dibuka.



"Plok..Plak..PloK" 



"Hmmmmhmmmhnn"



Suara aneh terdengar olehku dan Tiara. Aku dan Tiara saling bertatap-tatapan. 



"Aku tahu itu suara orang bercinta"pikirku dalam hati



Aku dan Tiara melangkah masuk kedalam kamarnya.



Kulihat Rama dan Nadia sedang Bersetubuh. Whatttss Dila sedang Treasome. Kulihat Rama sedang menggenjot liang memek Dila dari posisi belakang sedangkan pria yang satunya lagi sedang menerima spongan bibir Nadia yang dalam posisi menungging kulihat tangan orang tersebut sedang meremas kasar rambut Nadia. Penisku pun langsung tegak berdiri.



Mereka menyadari kedatanganku dan Tiara. Mata mereka menatap kearah kami. kulihat Dila menitikan air mata. Ini pasti ada yang tidak beres. 



Tiba-tiba dari arah belakangku ada yang mendorong aku dan Tiara hingga aku dan Tiara terdorong masuk kedalam ruangan. Mereka langsung menutup dan mengunci pintu kamarnya. kulihat ada dua orang pria yang terlihat seperti anggota geng motor yang mendorong kami kini mendekat dan tersenyum jahat kearahku dan juga Tiara. 



Harus ku lindungi Tiara. Fuck, aku dikeroyok ini mah. Namun Tiba-tiba



"Bukkkkk"suara pukulan



Ada yang memukul kepala Belakangku. Pukulan benda tumpul itu begitu keras dan Tiba-tiba datang dari arah belakangku tanpa kusadari. Aku pun langsung jatuh tersungkur kearah lantai dan tidak sadarkan diri. 



"Ouchh,ouchh,ouchh"suara desahan 



Perlahan-lahan kudengar suara desahan wanita. Kubuka mataku dengan perlahan ternyata Tiara sedang disetubuhi dan dikerjai oleh banyak pria. Kulihat posisinya sedang woman on top. Tiara sedang duduk di atas pangkuan Rama dan kedua tangannya sedang mengocok kedua penis pria yang berada di kedua sisi sampingnya. Sedangkan yang seorang lagi sedang mengocok penisnya sendiri.



"Ouchh,ouchh,ouchh maaf Dim ini nikmat banget" desah dan ucap Tiara 



Melihat Tiara sedang diperkosa membuatku sangat marah sekali sampai-sampai ingin kubunuh mereka semua. namun kenapa tubuhku tidak bisa bergerak sama sekali. Kali ini penisku tidak berdiri melihat pacar ku disetubuhi di depanku. Yang ada hanya rasa sakit menyerang hatiku. Sungguh sakit sekali hati ku melihat keadaan Tiara sampai aku menitikan air mataku. Aku sungguh bodoh sekali tidak bisa berbuat apa-apa. 



"Ouchhh Ra gue udah nggak kuat lo terima nih peju guee"suara Rama



"Crotz,crotz,crotz"



Kulihat Tiara masih bergoyang diatas pinggul Rama. Berarti Rama mengeluarkan spermanya di dalam liang memeknya.



Kini mereka berganti posisi kulihat ada tiga orang pria kini bermain dengan Tiara. Pria pertama menggantikan posisi Rama masih dengan posisi woman on top. Namun kali ini Tiara disuruh menungging dan



"Slebbb"



"Ouchh, sakitttt"desah Tiara yang tenyata lubang anusnya juga sedang ditusuk secara paksa dari arah belakang dengan kasar oleh pria kedua. 



Dan pria ketiga langsung membungkam mulut Tiara dengan penisnya. Sambil menjambak kasar rambutnya.



"Bangsattttttttttt"teriakku 



Namun mereka tidak bereaksi atas teriakanku dan tetap menggoyang Tiara. 



"Anjing mekinya Peret banget"ucap pria pertama



"Liang anusnya ga kalah peret bro masih perawan kayaknya lo orang mesti nyobain"ucap pria kedua



"Spongan juga mantep man. Nggak kalah sama pecun pinggir jalan"ucap pria ketiga



Mendengar ucapan mereka membuatku semakin pusing saja. Aku tak sanggup melihat adegan ini. Apalagi mereka dengan kasar menggenjot tubuh Tiara.



Ya Tuhan tolonglah aku..



Tiba-tiba Rama berdiri menghampiriku. Ku perhatikan lagi wajahnya memang Rama tapi bulatan matanya menyala berwarna api. Lalu tangannya menjambak rambutku. 



"Hahahaha, ini peringatan terakhir buatmu Dimas kalau sampai kau sia-sialan dia lagi" ucap Rama lalu tangannya menunjuk kearah Tiara yang sedang bersetubuh. Kulihat tangan Rama memiliki kuku-kuku panjang berwarna hitam. Seperti tangan iblis saja. 



Rama kembali menghadapku dan tersenyum dengan senyuman yang menyeramkan. 



"Hey anak muda ingat kata-kataku. Kembalilah tempatmu bukan disini" ucap suara Rama 



lalu dikepalnya tangan yang seperti tangan iblis itu dan meninju kearah mukaku dengan kerasnya.



"Bukkkkkkk"suara pukulan



"Tidakkkkkkk Tiaraaaaaa" teriakku 



"Dimasss tenang dim. Akhirnya kamu sadar juga"suara seseorang yang kukenal menenangkanku.



Kurasakan sakit di kepalaku dan tangan kiriku yang ternyata sedang di infus. Kulihat disekelilingku ternyata aku sedang berada disebuah ruangan yang terlihat seperti ruangan Rumah sakit. 



"Susterrrr, sus sudah sadar sus"ucap seorang wanita yang berada di sampingku berlari kearah pintu dan membuka pintunya lalu berteriak.



Saat dia berbalik badan kulihat wajah cantik yang habis menitikan air mata itu. Ya dialah pacarku Tiara. Aku pun ingin langsung berdiri dan memeluknya namun badanku tidak bisa digerakan.



"Ra maafin aku ra aku nggak bisa menjagamu Ra" ucapku yang derai airmata



"Udah dim kamu tenang dulu ya. Nanti aku akan jelasin semuanya sama kamu" ucap Tiara yang kini kembali mendekatiku dan duduk di sampingku.



"Gimana aku bisa tenang Ra. Kamu kamu kamu diperkosa dan aku nggak bisa apa-apa"ucapku emosional



"Hustt ngawur kamu siapa yang diperkosa. Liat aja nih aku baik-baik saja. Kamu itu udah tiga hari nggak sadarkan diri Dim dan sesekali mengigau menyebut-nyebut nama aku" ucap nadia menjelaskan padaku



"Terakhir kali kuingat aku dan kamu lagi di kamar dan kita diserang sama Rama dan teman-tamannya"ucapku mencoba mengingatnya



"Lalu kepalaku di pukul dari arah belakang dan semua nya menjadi gelap gulita dan aku tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya padamu"ucapku 



"Aku pun tidak tahu Dim. Mereka juga membiusku dan tiba-tiba aku sudah tersadar di rumah sakit"ucap Tiara menjelaskan kepadaku 



"Ceklekkk" suara pintu dibuka



Kulihat seorang perawat dan dokter yang masuk keruanganku. Aku disuruhnya agar diam terlebih dahulu dan jangan terlalu banyak bicara karena baru tersadar. Sang dokter dan perawat memeriksa keadaanku. Mereka juga menanyai beberapa hal kepadaku layaknya dokter menanyai keadaan pasiennya. Aku di bilangnya terkena gegerotak ringan. Aku pun dinyatakan sudah membaik namun masih harus dirawat beberapa hari lagi. Dokter menyarankanku agar banyak beristirahat dan jangan banyak bicara terlebih dahulu. 



Aku pun tertidur kembali. Tiara dengan setia berada didampingku Beberapa jam kemudian seorang polisi datang menghampiriku dan memintai keteranganku. Mereka memberitahu dan menjelaskan seluruh peristiwa pada malam itu. Ternyata Rama dan teman-temannya merupakan seorang DPO yang sedang diincar dan dicari oleh polisi karena merampok beberapa toko minimarket. Polisi sudah mengintai mereka sejak menonton pertunjukan Tiara.



Namun hanya sebatas pengintaian saja. Karena polisi ingin melihat aksi mereka merampok terlebih dahulu karena mereka terbiasa merampok di malam Sabtu. Polisi pun mengintai mereka hingga ke hotel. 



Lalu polisi melihat aku dan Tiara masuk kedalam kamar hotel dan beberapa saat kemudian disusul oleh 2 orang yang juga merupakan DPO. Melihat gelagat aneh polisi pun mendekat. Lalu mereka mendengar suara orang dipukul dengan benda tumpul.



Akhirnya mereka memutuskan untuk mendobrak masuk kedalam kamar hotelnya. Polisi pun terkaget, ternyata ada tindakan kriminal pemerkosaan yang dilakukan Rama and the gang. Polisi pun berhasil melumpuhkan mereka walaupun mereka sempat melakukan perlawan.



Mendengar penjelasan dari polisi membuat hatiku menjadi tenang. Aku pun dimintai keterangan sesudahnya. 



"Terima Kasih Tuhan karena masih menjaga Tiara"ucap syukurku di dalam hatiku



Satu Tahun Kemudian...



"Saya nikahkan dan saya kawinkan Tiara binti......"



Ku ucapkan ijab qobul untuk mengikat Tiara menjadi istriku. Setelah sekian lama akhirnya aku memberanikan diri untuk mempersuntingnya. Tiara terlihat cantik di hari itu dengan gaun putihnya. 



Kini aku sedang membangun sebuah keluarga kecil bersamanya. Tiara kini sudah tidak lagi menjadi SPG. Namun kini dirinya bekerja di sebuah perusahaan swasta nasional dibagian keuangan sedangkan aku masih bekerja di tempat yang sama. 



Seperti wanita cantik pada umumnya. Tiara Sering bercerita kepadaku bahwa dirinya sering digoda oleh atasannya ataupun bawahannya. 



Aku pun bangga memiliki istri cantik. Namun tiba-tiba penisku berdiri kembali. saat aku membayangkan kembali Tiara berbuat nakal dengan atasan ataupun bawahannya. Sial pikiran mesum itu selalu menghantui ku. Tapi entah kenapa sehabis pulang bekerja Tiara selalu minta jatah kepadaku bahkan dia yang aktif bergerak sedangkan aku hanya pasrah saja menerima goyangan pinggul Tiara. Apa jangan-jangan dia lagi membayangkan disetubuhi bawahannya ataupun atasanya lagi. Tidak, tidak semoga saja itu tidak pernah terjadi.



Inilah sepenggal kisah kami. Kisah saat aku masih berpacaran dengan Tiara. I will always love you Tiara. Kaulah belahan jiwaku.



Dan cerita tentang perjalanan kami pun berakhir. "Our Story Me and My Gf Tiara"has ended. Jelas saja cerita ini jauh dari kata sempurna. Tapi setidaknya dapat menghibur para pembacanya. Semoga akan ada lagi kisah mengenai hubunganku dengan Tiara. Tapi sepertinya tidak mungkin.. Hmm bisa saja mungkin..


1 komentar: