Sabtu, 25 Maret 2017

Selingan Keluarga Utuh


PEMBUKAAN I - PERKENALAN


Aku Andri, seorang suami dan ayah yg berusia 31 tahun. ayah dari 2 orang anak perempuan dan laki, dan istri yg sebagai ibu rumah tangga bernama Bella yg usianya sama denganku. aku seorang pejabat di perusahaan milik negara di salah satu kota di pulau di Indonesia, yakni Bali. sebagai seorang karyawan, penempatan di Bali merupakan keinginan dari banyak orang karena bisa berwisata tiap hari dan digaji pula. aku memiliki tubuh yg proporsional, aku rajin berolahraga dan fitness sehingga membuat badanku fit dan tegap.

sedangkan istriku, Bella, adalah temanku waktu dulu berkuliah, wanita yg lembut dan kalem. lantas setelah menikah denganku, dia sudah berhijab yg membuatku semakin jatuh cinta padanya. dia masih menjaga keperawanannya saat kami menikah, mengingat sudah sangat susah mendapatkan wanita yg masih perawan saat ini, mungkin karena Bella keturunan arab dan jawa, sehingga keperawanan dinilai sangat penting untuk di jaganya, namun aku bukan seorang perjaka saat menikahinya. kedua anakku masih kecil, yg anak pertama masih berusia 6 tahun, sedangkan adiknya baru 4 tahun, kedua anakku ini tidak akan ikut serta dalam cerita ini.


aku bersyukur memiliki anggota keluarga yg mudah beradaptasi, saat pindah beberapa waktu lalu juga lancar. istriku juga sudah mendapat kelompok arisan baru yg membuatnya tidak bosan dikota ini karena tidak memiliki teman. untuk urusan rumah tangga, kami sangat harmonis, komunikasi kami bina dengan baik dan saling menghargai kesibukan masing-masing, nafkah lahir dan batin tidak pernah telat aku berikan, aku tidak pernah merasa jenuh dan bosan. walau begitu, isteriku sering mengeluh dengan ukuran kontolku yg sangat besar mencapai 18cm dengan lingkar yg cukup tebal bahkan tangan istriku tidak mampu menggengamnya. kontol yg besar ini membuat memeknya nyeri saat berhubungan. akan aku ceritakan bagaimana kontolku bisa sebesar ini pada lain kesempatan. secara keseluruhan, kami keluarga yg sangat harmonis.

demikian perkenalan singkat mengenai aku dan isteriku, selanjutnya adalah kisah kehidupan keluarga kami menjalani sebagai suami isteri yg penuh dengan lika-liku dan warna-warni kehidupan.

(pada chapter "pembukaan" ini merupakan perkenalan tokoh utama dalam cerita yaitu Andri, bagaimana perjalanan dia hingga akhirnya dia menjadi Andri yg sekarang, akan banyak cerita yg di fastforward, karena bukan inti dalam cerita ini).

*
flashback saat SMA

sebelum masuk ke inti cerita, pada awal ini akan aku ceritakan bagaimana latar bekakang Andri.

aku bukan anak dari orang kaya, bapakku seorang pengajar di kampus dan ibuku hanya seorang ibu rumah tangga. aku 2 bersaudara yg kesemuanya lelaki, dan aku anak terakhir. sebagai anak terakhir pasti ekspektasinya akan dimanja dan dituruti semua keinginan, namun tidak bagiku, jika menginginkan sesuatu haruslah bekerja. sebagai anak yg selalu diperhatikan oleh orangtua, mengantarku menjadi seseorang yg bersifat kurang percaya diri, pendiam dan setengah-setengah, namun pemberian fisik yg gagah dan sedikit ganteng setidaknya bisa membuatku sedikit berani menghadapi wanita.

orangtuaku menginginkanku untuk masuk ke jurusan IPA, namun aku tak begitu suka dengan hitung menghitung, lantas masuklah aku di IPS. mungkin di jurusan IPS ini dipandang sebelah mata, tapi tidak bagiku, apapun materi atau pelajarannya, semua penting dan aku harus menjadi yg terbaik. teman-teman dikelas seperti typical anak IPS lainnya, obrolannya pasti tidak pernah jauh dari selangkangan, sebagai seorang perjaka pasti ada keinginan untuk mencoba enaknya bercinta seperti yg teman-teman ceritakan. tapi dengan siapa?
entah kenapa aku tak banyak menaruh ketertarikan pada teman sekelasku atau teman di sekolahku, entah mungkin kurang sreg aja bagiku. tapi aku selalu naksir dengan teman SD ku dulu yg sekarang beda SMA denganku, namanya Owie, atau nama lengkapnya Natalie.

aku sudah menaksirnya sejak kelas 1 SD, kalau dipikir lumayan juga aku umur segitu sudah tau yg bening. tapi apadaya, jaman usia segitu masih dikata cinta monyet, namun teman-temanku mengetahui jika aku ada ketertarikan, maka tiap aku berjalan di kelas maupun dilorong pasti disorakin sama temen-temen.
"ciiiieeeee Andri, cieeeee", sorak teman waktu SD, bukannya Owie seneng atau apa, tapi malah takut dan lari. keadaan seperti ini bertahan hingga aku lulus SD, tak pernah ada obrolan atau apa dengan Owie, gurukupun tahu jika aku di dudukkan dekat dia pasti teman sekelas bakal gaduh. perpisahan SD pun aku masih malu-malu saat bersalaman akan berpisah. namun yg kuketahui bahwa aku dan Owie masih melanjutkan petualangan cinta monyet ini dibangku SMP, karena kami diterima di SMP yg sama, namun tetap saja aku tak ada perkembangan atau apa.

hingga akhirnya waktu SMA kami benar-benar berpisah, dia diterima di SMA yg lain denganku. kedekatanku berawal dari reuni SD yg aku hadiri, dia sudah berubah menjadi sangat cantik dan bertubuh sintal, membuatnya terlihat seksi. sejak reuni itu aku memberanikan diri dekat dengannya, tentunya aku harus memastikan bahwa dia sedang single. kurang lebih hampir 5 bulan aku mendekatinya, akhirnya dia menerima cinta yg aku nyatakan. aku sungguh senang dan merupakan pencapaian yg amat luar biasa bagiku, selain itu Owie bakal menjadi pacar perdanaku.

aku anggap kelas 2 sebagai titik balik kehidupanku, dimana akhirnya aku dimasukkan di IPS seperti yg aku harapkan, jadian dengan cewek yg aku taksir sejak kelas 1 SD dan pertama kalinya punya pacar. rasanya hidupku sudah lengkap. bahkan teman-temanku saja pada tidak percaya saat aku memiliki pacar secantik Owie.
"Dri, ah ini paling pacar ngaku-aku nih", protes temanku dikelas yg bernama Benny.
"ah iya nih, mana mungkin pacarmu secantik ini", lanjut Niko.
"bawa gih pas nanti sore futsal", ujar Surya.
merasa jengkel dengan temanku yg tak percaya, akhirnya aku rayu Owie untuk menemaniku saat main futsal, dan benar saja temanku pada hanya melongo dan ikut bahagia.

namun, kebahagiaanku hanya berlangsung sebentar setelah kami memiliki beda pandangan terhadap prinsip hidup, walau aku masih SMA aku benar memegang teguh prinsip dan cara berpikirku, agar tak mudah dipengahui oleh orang lain yg dapat merusak kehidupanku kelak.

sore itu setelah menjemput Owie disekolahnya dan kami langsung pulang kerumah Owie karena kondisi sudah sangat mendung dan akan hujan, pada waktu itu aku hanya mengendai sepeda motor bermerk Honda yg sangat legendaris yaitu Supra.
"mampir dulu yang, udah hujan lho", ajak Owie yg lantas aku iyakan dan kutuntun motorku masuk ke gerbang rumahnya.
"kok sepi Wi?", tanyaku.
"iya, kakak kan kuliahnya di Bandung, bapak dan ibu kerja biasanya pulang nanti jam 5", terang dia sambil mempersilahkan aku duduk diruang tamu, namun aku memilih duduk di lantai.
lantas Owie masuk ke dalam untuk sejenak, dan kembali dengan membawakanku air minum dan snack, dia masih mengenakan pakaian SMA nya namun kancing teratas sudah terbuka dan rambutnya terurai panjang.
kamipun banyak ngobrol membahas apa saja, terkadang aku memasukkan prinsip hidupku pada obrolan secara tersirat tanpa dia sadari.
"hmm menurutku sih cewek yg gak bisa menjaga kehormatannya ya aku ngerasa kurang cocok, gimana dia bisa menjaga kehormatan keluarganya kelak jika dia gak bisa menjaga kehormatannya sendiri", ujarku sambil duduk bersila dan Owie disampingku duduk dengan menekuk kakinya hingga ke dada.
"hmmm yaiya sih", balas dia sangat singkat sambil berpikir.
"lha iya kan, gimana coba, kan aneh to", ujarku dengan tegas dengan prinsipku.
"ehmm iya", balas dia singkat, "ehmm aku mau cerita yang, gantian", lanjutnya yg membuatku menjadi serius dan dadaku berdegub kencang, "ak...aku udah pernah yang", lanjut dia dengan sangat singkat.
"maksudmu?", tanyaku menegaskan.
"iya yang, aku udah pernah berhubungan", balas dia dengan sangat pelan dan lirih. pada moment ini jantungku benar-benar hancur, cewek yg aku kagumi sejak SD kenapa pernah melakukan hubungan yg dilarang oleh agama diusia muda ini.

"yangg, kamu kok diem aja?", bingung dia yg aku hanya diam saja.
"ak..aku gak percaya Wi, kamu cewek yg aku kagumi sejak SD, kenapa begini?", tanyaku meyakinkan dirinya.
"yang, hmmm itu sudah jadi hal yg biasa, memangnya kenapa, kamu belum pernah yang?", balik dia tanya kepadaku yg langsung aku balas dengan menggelengkan kepala sambil menatap dia.
"plis sayang, jangan tinggalin aku, aku tau aku salah plis yang", ujar dia sambil merenggek kepadaku, kepalaku hanya berpikir siapa yg telah merenggut mahkotanya.
"se..sejak..kapan?", tanyaku sambil pikiran kosong.
"udah lama yang, udah yang gak usah dipikir yang, plis jangan tinggalin aku, aku minta maaf, aku janji akan menjadi yg lebih baik.....", lanjut dia sambil terus merengek disebelahku sambil menatapku dengan mata berkaca-kaca.
sebagai anak SMA yg masih kemarin sore dan pertama kali pacaran dihadapkan dengan problema yg menyangkut dengan prinsip hidupku jelas membuat kepalaku pening. hujan diluar rumah terus mengguyur dengan deras, bahkan para burung di pohon pun pilih berteduh di bawah atap perumahan menghindari air yg jatuh dari langit ini.

aku hanya terdiam bingung dengan apa yg terjadi kepada wanita yg aku taksir sejak kecil ini, pikirku jadian dengan dia akan menjadi perjalanan yg indah bagi kelanjutan hidupku, tapi keindahan itu hanya berada di dalam mimpiku.



PEMBUKAAN II - RUSAKNYA PRINSIP


prinsip hidupku adalah seorang wanita harus bisa menjaga mahkotanya dan hanya diserahkan oleh suaminya saat setelah sah menikah. namun yg aku hadapkan dengan pacarku adalah kebalikannya.
"ehmm iya yang, aku gak kemana-mana kok", ujarku dengan kepala kosong.
"makasih sayang, aku gak akan mengecewakan kamu", balasnya sambil tersenyum dan menyenderkan kepalanya di pundakku.
aku masih belum berkata apa, aku hanya duduk meluruskan kakiku dan kedua tanganku saling menggegam, mataku hanya menatap kosong, dan berpikir aku telah merusak prinsip hidupku sendiri. bukannya aku tak tegas, tapi aku tak berani memutuskan hubungan ini dan tak ingin melihatnya menangis karenaku.
"apakah aku harus ikhlas menerima ini semua?", pikirku dalam hati.

"yaangggg, kamu kok diem aja? kamu belum bisa menerima ini semua ya? semoga kamu gak mutusin aku lewat sms?!", ujarnya sangat tegas yg membuatku berpikir.
"eghhmm enggak yang, aku hanya ingin diam bentar", balasku sambil memaksakan diriku untuk tersenyum.
aku melihat jam di dinding, ternyata masih jam 2 siang lebih, artinya aku disini baru sejam dan rasanya sudah seperti 5 jam. hujan diluar bukannya semakin reda, namun semakin deras ditambah angin. walau aku membawa mantol, tapi tak yakin mantolku mampu melindungi badanku dari air hujan.
Owie disebelahku semakin mendusel-dusel badanku yg sedikit kedinginan ini, aku menjadi merasa iba dengannya, tanpa paksaan turut merangkul badannya yg gempal ini. aku masih menjaga nafasku agar tak terlihat seperti susah menerima ini semua.
kepala Owie berada di leherku dan aku diam-diam menciumi kepalanya, dia merangkulkan tangannya di perutku, dan entah kenapa kontolku bisa bergerak sendiri dan ingin bangkit.

suasana yg dingin telah berhasil menusuk hingga pori-pori kulit walau kami sudah didalam rumah dengan semua jendela dan pintu kami tutup.
"smoooocchhhhhhh", Owie baru saja mencium leherku dan terus menciuminya.
"smoocchhh smoochhhh smooouucchhh smoocchhh", aku masih terus terdiam sambil memeluk Owie dan dia sibuk dengan ciuman dileher.
"ahhhh rasanya sungguh enak", pikirku dalam hati.
aku memegang dagu Owie dan menggiringnya untuk mendekat dengan bibirku.
"smoochhh smoocuuhhh smccuuhhhh"
"smoocchhh smooochhhh ahh sayangggg", desah Owie disela-sela ciuman.
prinsipku sudah terlangkahi, namun tak bisa berhenti dari kenikmatan ini.
"ahhh smoochh smoocchh ahhhh smoocchhh auuhhh"
"awwhhh smoocchhh smooccchhh", kali ini Owie sudah tak ada di sebelahku namun dia berpindah posisi duduk dipangkuanku, tepat disebelah kontolku letak pantatnya. dia menghadap ke samping karena masih mengenakan rok dan seragam SMA, logo OSIS nya menjadi bulat karena tepat berada di depan payudaranya yg besar.
dia melingkarkan lengannya pada leherku dan bibir kami terus bertemu sedangkah lidah kami saling bertarung.
"awwhhh aauuhhh smoocchn smooccchh spawwhhh smoocchhh"
"ehhmmmm smoochchhh smooocchhh awwhhh smooocchh"
ciuman ini ternyata sungguh enak, sebelumnya aku belum pernah melakukan french kiss dan berada dirumah kosong memberikan kami kebebasan untuk terus berciuman, namun tak terasa kontolku ingin bangkit dan aku merasakan kontolku juga basah dari cairan bening yg keluar dari ujung kontolku.

lantas tanganku ikut berpetualang dengan memegangi pinggul pacarku dan meraba bagian punggungnya, dia terkadang melihat ke langit-langit pertanda dia sedang keenakan saat bibirku terus menjilati dan menciumi lehernya.
"awwwhhhh hiiiihi geli sayangggg ahhh enaaakk", rancu dia gak jelas, semakin lama aku semakin terus menghajar leher pacarku, dia semakin keenakan dan desahnya semakin menjadi.
"arrrggkkk arrghhhhh awwwhhhkk awwwrrhhkk", desah pacarku, suara dia yg serak basah membuatnya semakin seksi saat mendesah.
"awwhhhh yanggg enaaaak bangeeett terus sayaaaanggg", desah dia.
kedua tangan pacarku kali ini turut berpetualang dengan menghalus lembut dadaku, hingga akhir turun pada celanaku, tepat diatas kontolku.

"jangan sayanggg", pintaku yg tak ingin terlewati batas.
"gapapa sayang, bakal enak", ujar dia dengan lembut dan memberiku senyuman.
selanjutnya dia berusaha melepas ikat pinggang, kancing celanaku dan resletingku, hingga terbukalah celana warna abu-abuku. kepalaku sudah bercampur, akankah keperjakaanku yg berusaha aku jaga akan hilang.
"sayang, udah yang cukup", mintaku sambil berusaha menggeser pacarku agar tak melanjutkan.
namun dia tetap saja, da benar saja tangan kanannya sudah masuk ke dalam celana dalamku dan meraih kontolku yg sudah tegang maksimal, aku sama sekali belum pernah melakukan ini, sehingga sangat tegang sekali.
"gapapa sayang", lanjut dia sambil tersenyum dan menarik celanaku hingga sebatas paha, maka kontolku kini berdiri bebas tak ada yg menghalangi. kontol yg berukuran 14,5 cm ini sudah sangat tegang dengan menunjukkan ototnya. lantas pacarku memposisikan diri untuk bersiap mengulum kontolku dengan berlutut di sebelahku dan kepalanya mendekati kontolku.

"awwwwwwwwwwwhwhhhhhhhhhhhhhh", desah panjangku saat kontolku masuk ke dalam mulut pacarku. dia memasukkan kontolku hingga pangkalnya dan dia melirikku saat aku merem melek merasakan nikmatnya.
dia lalu mulai menggerakkan kepalanya menyerupai ritme saat berhubungan badan dengan naik dan turun dengan pelan dan intim.
"awwhh awhh arrgghh aeehmmm aehhh"
"aooohhh yaampun enak bangeeet awwhhhh"
"awwhhh yeess ahhh"
aku terus mendesah dengan posisi kontol sudah tegang sangat maksimal, dia terus mengulumku hingga rasanya sangat basah sekali. pertama kali melakukan ini dan aku sama sekali belum merasakan ingin keluar, mungkin ini pencapaian yg sangat luar biasa.
"ehmmm ahhhh ahhhmm yesshh aooohhh", kali ini aku ikut memegangi kepala Owie yg sedang sibuk di selangkanganku.
"ahhh enak banget yanggg ahhhhww ahhhhww"
"yeehhh ahhhh ahhh whhhh ahhhh"
aku terus mendesah keenakan, pacarku lalu melepas kulumannya dan menatapku dengan senyuman puas melihat aku yg sedang lemes karena merem melek keenakan.
"enak sayang?", tanya dia yg lalu mendekatkan kepalanya di dadaku seperti meminta pelukan, aku pun memeluk dia.

dia memintaku untuk melepaskan pelukanku dan dia berdiri di lututnya dan dia menaruh tangannya dibelakang badannya, dan ternyata yg dia akan lakukan adalah melepas roknya. jantungku berdegup sangat kencang, seumur-umur belum pernah melihat wanita telanjang, dan aku merencanakan untuk melihat milik istriku, namun beberapa saat lagi aku akan melihatnya sendiri tepat didepan mataku.
dia menarik resletingnya kebawah dan melorotlah rok warna abu-abu itu, diiringi dengan senyum genit yg dia arahkan padaku. terlihatlah celana dalam berwarna abu-abu dengan motif mosaic yg sungguh indah didepanku, lantas dia duduk tepat diantara kedua kakiku, dia menarik roknya dan setelah itu melepas celana dalamnya, terpampanglah vagina dan bulunya yg tipis. aku tak pernah membayangka ini terjadi secepat mungkin dalam hidupku.
pacarku lalu meraih tangan kananku dan menaruhnya tepat diatas vaginanya.
"sentuhlah sayang, udah basah banget", ujar dia dengan nada yg sangat sange, aku tak tau apa yg harus kulakukan, maka aku hanya membelainya.

lantas selanjutnya dia membuka kancing baju osisnya satu per satu dari bawah dengan cara seperti menggodaku, akhirnya terbuka lah badan bagian atas dia, payudara yg masih tertutup oleh BH berwarna putih polos, dengan lembut dia melepas kaitan BH di belakang punggungnya, dan terlihatlah payudara yg sangat besar, aku tak tau ukurannya berapa, entah mungkin 34 atau 36, yg penting ini indah sekali.
dia meraih kepalaku dan dia dekatkan pada payudaranya.
"aauuuhhhhhhh smooocchhh smooocchhhh", desah dia saat aku menjilati pentilnya, baru beberapa detik dia sudah menjauhkan kepalaku pada pentilnya.

pacarku kembali meraih kontolku yg tegang sangat kencang, dia sedikit bertumpu pada lututnya, dan dia arahkan kontolku pada lubang surgawinya. aku hanya pasrah pada situasi ini, aku telah merusak komitmenku.
"auuuuhhhhhhhhhhh yanggggggg ahhhhhhhhhhhh", desah kami berdua panjang. akhirnya masuklah kontolku, resmi perjakaku direnggut oleh Owie.
didalam tubuhnya, kontolku rasanya hangat, dan diremas-remasnya oleh vaginanya yg berbulu tipis itu. lantas pacarku menggerak-gerakkan pantatnya dengan gerakan maju dan mundur.
dalam hitungan detik setelah masuk, aku telah berusaha mungkin untuk menahannya dan nampaknya aku tak mampu.
"yang, kelihatanya aku mau keluar yang", ujarku dengan sambil berusaha menahan agar tak menyembur di dalam. dengan cepat pacarku sedikit berdiri agar kontolku keluar dari dalam tubuhnya.
"CROOOT CROOOOT CROOOT CROOT CROT CROOT CROOT CROOT"
"AWWWWWWWWWRRRGGGGHHHHHHH", desahku panjang sesaat sesudah kontolku tidak lagi didalam, diiringi dengan semburan pejuh yg sangat banyak menyembur keatas mengenai bagian perut, paha dan sebagian mengenai payudaranya. nafasku rasanya seperti habis berlarian, badanku berubah lemas dan mataku terasa ngantuk, serta tubuhku mulai tumbuh keringat.
"hosh hoos hoosh udah keluar yang", ujarku dengan polos, sedangkan Owie berusaha meraih tissue yg berada di meja ruang tamu.
"gapapa sayang, nanti juga bisa ngaceng lagi, hehe enak kan sayangg", balas pacarku sambil membersihkan badannya yg terkena semburan menggunakan tisue.

aku hanya terdiam di tempatku dan menyaksikan tubuhku yg telanjang sedangkan pacarku juga masih telanjang dengan tenang disebelahku dan kepalanya tersender di dipundakku, dan tangan kirinya berada di pahaku. aku hanya berpikir dia kok bisa tenang banget telanjang sama cowok dirumah orangtuanya yg pasti kapan saja bisa masuk rumah dan memergoki kami dalam keadaan seperti ini. namun bukannya kami mengakiri ketelanjangan kami, pacarku malah kembali mengulum penisku yg belepotan karena sperma.

"awwhhh yanggggg", ujarku yg ngilu saat kontolku lemas dimasukkan kembali kedalam mulutnya, kali ini pacarku gak hanya ngulum tapi dengan ngocok kontolku dengan tempo pelan.
aku hanya merem melek sembari menahan desah pilu, namun lambat laun kontolku kembali menunjukkan keperkasaannya walau tak sekencang tadi. walau begitu jantungku tetap berdegup kencang karena excited dan takut kepergok.
"awwhh yang, kok ngaceng lagi?", ujarku penuh tanya.
dia hanya mengangguk yg sedang berada diantara selangkanganku.
"hihi enak ya sayang, kamu sampe merem melek gitu?", tanya dia saat melepas kontolku dari mulutnya dengan kata-kata yg genit dan manja.
"iya yang, ngaceng lagi", balasku, mungkin ini karena olahraga rutin yg aku lakukan sehingga aku mudah untuk mendirikan kontolku walau sudah crot, namun begitu aku belum tau seberapa lama aku mampu bertahan dari jepitan memeknya.

"yang, masukin lagi yah", mintanya dengan lembut dan dia kali ini duduk bersenderkan kursi dan membuka pahanya lebar.
"gimana sayang?", tanyaku yg sama sekali tak tau harus bagaimana.
"sini sayang", perintah pacarku sambil mengarahkan aku agar aku bisa menggapai memeknya menggunakan penisku.
dia meraih penisku dan diarahkannya ke lubang surgawinya yg berbulu halus itu. aku semakin deg-deg.an, semoga bisa sedikit lebih lama.

"eeehhhmmmm ahhhhhh", desahku saat akhirnya penisku masuk ke dalam badannya.
pacarku merem menikmati kontolku masuk ke dalam tubuhnya, tangannya melingkar di leherku, dada kami saling bersentuhan. aku menekan dalam-dalam kontolku.
"awwwhhhhhh enak yangggg", ujarnya saat penisku masuk hingga mentok.
aku lantas menggerakkan pinggulku maju mundur dengan tempo sangat pelan.
"ahh ahhh awhh awhhh"
"ehhhmmm ahhhhh"
"ooohhhhh awwhhhhhahhh"
"woooohhh ahhhh awhhhh"
"awwhhhh ooohhhhh"
desah kami saling bersahutan, Owie merem melek keenakan, aku bisa menyaksikannya dengan sangat jelas, dia merangkulku dan memepetkan dadaku hingga payudara tergencet oleh badanku. namun kenikmatan ini hanya bertahan hanya sebentar, kuperhingkan paling hanya 2 menit maksimal.
"aku gak kuat yang", ujarku dengan berusaha menahan dan ku tarik kontolku dari dalam tubuhnya dan dengan lembut aku kocok tepat diatas vagina pacarku.
"CROOT CROOT CROOOOOT"
"AWWWWWWHHHHHHHHHHHHHHHHH", desah panjangku diiringi dengan tetesan sperma yg jatuh tepat di jembutnya yg tipis, urat badanku menegang dengan kencang dan seluruh ototku pula, mataku merem keenakan menikmati rasa ini. pacarku membelai pipiku dengan tatapan nanar.
"kamu ganteng banget pas orgasme sayang", ujarnya dengan lembut dan senyum sambil terus memandangiku.
"hoosshh hoosshh hooosshhh", nafasku terus memburu sambil memberi senyuman pada pacarku, sedangkan dia sibuk dengan membersihkan tetesan pejuh yg keluar dari badanku.
"yaampun kamu sampe keringetan gini, enak banget ya", ucapnya.

setelah kami berdua bersih dari pejuh, cairan kelamin maupun keringat, kami sibuk merapikan diri menggunakan pakaian kembali, Owie tidak lagi menggunakan pakaian SMA nya namun mengambil dari dalam kamarnya untuk mengenakan pakaian rumahan. dia berjalan dari ruang tamu untuk mencapai kamarnya, dengan santai berjalan telanjang, jujur membuat nafsuku bergejolak kembali.
"aku balik ya", ujarku setelah melihat kondisi diluar yg sekarang sudah cukup reda untuk kuterjang menggunakan jas hujan.
"iya sayang, jangan tinggalin aku ya", ujar pacarku sambil memelukku dan menatapku seperti tidak ingin ditinggalkan.
aku tidak menjawabnya namun aku mencium kepalanya, lantas aku bersiap menggunakan jas hujan dan siap untuk menerjang jalanan yg sedang basah ini. selama diperjalanan aku hanya memikirkan apa yg baru saja terjadi, memang aku bercinta dengannya, enak. namun, aku telah merusak komitmen yg aku bina.

malam menjelang tidur, hatiku merasa telah dibohongi oleh tuannya. aku hanya duduk diatas kasur, apakah yg dilakukan Owie dengan merayuku bercinta dengannya agar aku dan dia sama, dan aku tak jadi meninggalkan dirinya karena dia sudah tidak perawan dan selain itu aku juga turut menikmati badannya, sehingga tak ada alasan untuk meninggalkan dirinya karena tidak perawan. memang benar kata pepatah, bahwa jika hanya dua orang, maka yg ketiganya adalah setan. aku telah mampu dikuasai dan akhirnya aku luluh juga dengan rayuan itu.
prinsip yg selama ini aku bina telah rusak.



PEMBUKAAN III - MENATA KEMBALI PRINSIP YG TELAH HANCUR


(POV ANDRI)

setelah kejadian itu, aku tidak tenang menjalani hariku, ada rasa gelisah dan dosa. apalagi jika aku memiliki komitmen diri yg telah aku hancurkan sendiri karena sudah tertutup oleh nafsu. sebagai anak SMA yg masih ingin mencoba-coba, tidak kupungkiri itu merupakan kesempatan yg tak mungkin ditolak oleh siapapun saat gejolak nafsu sedang memuncak. kini aku sering merenung dan diam saja di dalam kamar, hanya terbayang-bayang yg telah kulalui. aku merasa bersalah kepada kedua orangtuaku yg selama ini telah merawat dan melindungiku dari gangguan hal negatif yg beredar di masyarakat.

namun begitu, hubunganku dengan pacar masih nampak baik-baik saja, dia masih berperilaku seperti tidak ada yg terjadi atau setidaknya merasa aman karena aku mungkin tak akan memutuskan dia karena toh aku juga melakukan, sedangkan aku hanya berperilaku seolah baik-baik saja. didalam pikirku siapa yg memperawani, sudah berapa cowok yg sudah melihatnya telanjang dan berapa kali dia sudah melakukan hubungan yg dilarang dilakukan sebelum sah menikah. selanjutnya aku hanya memikirkan langkah selanjutnya yg bisa aku ambil.
"kenapa baru pacaran pertama aja udah menghadapi masalah sesulit ini?", pikirku dalam hati dengan berbaring telentang dikamar yg memiliki warna lampu putih ini.
"ehhmmm yg aku inginkan hanyalah menjalani pacaran dengan wajar dan tidak melakukan melewati batas", pikirku dengan penuh penyesalan.
namun yg sudah terjadi ya harus terjadi, mau gimana lagi, aku harus menerima dan menjalani hidupku seperti ini.
"apakah aku masih layak mendapatkan istri yg masih perawan jika aku sendiri sudah pernah melakukan?", tanyaku pada diri sendiri yg lantas membuatku tersadar bahwa aku sudah kotor dan tak layak.
sudah beberapa hari ini aku berangkat tidur tanpa sebelumnya memegang buku untuk belajar, maksimal hanya mengerjakan PR, itupun aku kerjakan ala kadarnya berharao esok harinya disekolah ku lanjutkan atau ku nyontek milik teman yg lebih bisa.
"ya, aku harus membuat keputusan?!", pikirku dalam hati sebelum tidur, namun justru tidak bisa tidur dan hanya terus berpikir terhadap kondisi yg aku lalui.

*

berminggu-minggu aku galau, mungkin bagi sebagian orang, justru dimanfaatkan untuk mulai menjelajah wanita untuk bisa ditiduri, tapi tidak denganku. aku tetap jalan dan menjemput dia terkadang usai pulang sekolah, namun aku tidak pernah mau diajak mampir berdalih bahwa aku ada bimbingan belajar diluar sekolah pada sore harinya, walau sebenarnya tertarik juga untuk mengulangi kejadian yg lalu, merasakan indahnya bercinta dengan wanita. tapi yg ku ketahui itu bukan diriku, aku tak boleh terlewat batas. aku menimbang setiap langkah yg akan aku ambil.

seperti biasa, pacarku meminta untuk menjemputnya disekolahnya dan diantarkannya kerumah. jarak sekolah yg tak terlalu jauh dan rumahnya juga hampir sejalur dengan rumahku membuatku tak ada alasan untuk tak mengantarnya.
"yuk sayangg", ucap Owie setelah menaruh pantatnya yg semok di jok kursi belakang dengan duduk menyamping dan tangan kanannya berpegangan padaku.
selama perjalanan ramai dengan anak sekolah seusia ku yg juga turut pulang sekolah, kondisi hari yg mendung namun tak hujan tapi berangin ini rasanya membuat mata ngantuk ingin menenggelamkan diri pada dalam selimut. aku lihat Owie melalui sepion, sebenarnya dia sangat cantik dan manis, sungguh sayang kenapa dia seperti ini.
aku melihat banyak para ibu-ibu yg sedang menjemput anaknya, lampu sein ke kanan namun beloknya ke kiri membuat hatiku jengkel sebagai pengendara di belakangnya menebak kira-kira akan kemana arah si ibu itu. perjalanan dari sekolah Owie menuju rumahnya kira-kira hanya 15 menit, namun dalam waktu segitu banyak hal yg bisa kita lihat.

akhirnya tibalah dirumah Owie, seperti biasa kondisi sangat sepi begitupula dengan kampungnya.
"mampir dulu sayang", ujar Owie.
"ehhmm bentar aja ya", balasku dengan singkat yg lantas meminggirkan motorku dan berjalan masuk, namun aku duduk di teras.
"masuk sini sayang", ajaknya untuk diajak masuk ke dalam rumahnya, namun aku menolak.
"ehhmm yang, aku ngomong bentar sama kamu", ujarku langsung to the point, yg membuat pacarku menjadi serius dan mendengarkan, "kita sudahan aja ya, aku pikir kita punya beda pemikiran", lanjutku dengan tegas.
"beda pemikiran apa?", tanya Owie dengan sudah mulai akan menangis.
"ya beda, hmmm aku gak bisa menerima kamu yg sudah gak perawan", tegasku.
"kamu kemarin katanya gapapa, kenapa ini udah berubah, kamu cowok plinplan!! lagipula kamu juga udah menikmati aku!! dasar cowok gak jelas!! huhhhhhhhuuuhuhhhuu......", balas dia dengan panjang lebar namun penuh dengan tangis yg membuat hati bergetar.
"maaf, tapi aku gak bisa", ujarku dengan sangat yakin.
"kenapa kamu memperlakukan ini padaku, aku udah yakin denganmu dan aku berharap bisa berubah untukmu, bahkan aku rela kamu tiduri", ujar dia dengan nangisnya sudah membasahi seragam OSIS nya.
"maaf Owie, aku gak bisa, udah ya aku balik", ujarku dengan tegar, melihat Owie dalam kondisi seperti itu sebenarnya membuat hatiku teriris, namun aku harus mengambil keputusan atas suatu hal yg bersebrangan denganku.
aku membalik badanku berjalan menuju motorku, tanpa memberi salam maupun pelukan terakhir bagi Owie, aku tak ingin menatapnya lebih lama karena bisa menganggu keputusanku yg sudah bulat. kuarahkan motor kearah rumah, selama diperjalanan pikiranku entah kenapa rasanya plong sekali, rasanya aku sudah melewati beban yg sangat berat dan akhirnya bisa kusingkirkan. semoga keputusan yg aku ambil ini bisa membuat Owie lebih baik dan menjadi wanita yg seperti diinginkan oleh banyak lelaki karena kebaikannya, bukan karena seksinya atau goyangannya. aku akan terus turut mendoakan Owie menjadi yg terbaik....

setelah akhirnya aku mengambil keputusan untuk menyelesaikan hubunganku dengan Owie, banyak temanku yg akhirnya tahu dan sangat menyayangkan aku putus dengan wanita secantik dia. memang kuakui dia cantik tapi jika sudah hilang mahkotanya bagaimana, yg akan rugi juga aku sendiri. namun, aku akhirnya bisa menjalani hatiku dengan tidak ada rasa tekanan dan bahagia, walau aku sendiri sudah tidak perjaka dengan Owie, namun aku sendiri juga tidak begitu menikmati hubungan badan yg kami lakukan.
aku hanya ingin move on dan tidak membahas hubunganku lagi dengan Owie, tentunya aku ingin kembali membangun prinsipku yg telah runtuh.

*
masa perkuliahan

aku masuk ke salah satu universitas ternama di negeri ini, merupakan suatu pencapaian bagiku, aku ingin memulai dengan baik dan menjadi pribadi yg disegani oleh teman-teman baruku. awal-awal perkuliahan aku gunakan sebaik-baiknya untuk ikut kegiatan organisasi, maupun sekedar bersosialisasi dengan teman baruku di kantin, selain itu aku juga membidik siapa yg kiranya berpotensi untuk aku jadikan pasangan kekasih, namun kali ini aku kudu mengenalnya lebih dalam sebelumnya akhirnya memutuskan, aku tak ingin kejadian seperti Owie terjadi lagi, jujur saja sangat menyakitkan baginya dan bagiku. tapi aku ambil positifnya saja, yaitu ternyata seks itu nikmat.

memasuki semester 3, temanku semakin banyak dan semakin akrab, beberapa sahabatku adalah Edo, Dika dan Alex. mereka bertiga yg selalu menghiasi hari-hariku sehingga aku dengan riang melewatinya, tiap kelas kami selalu bersama dan kadang kita mengerjakan tugas bersama. yg kuketahui, hanya Edo yg memiliki pacar, namun seperti LDR karena selama ini aku tidak pernah bertemu dengan pacarnya. tapi itu bukan urusanku.

bagaimana dengan percintaanku, aku masih saja jomblo, walau ada beberapa cewek yg menurutku bening dan pantas untuk aku jadikan pasangan, tapi aku masih menyisakan sedikit trauma dengan apa yg terjadi dengan Owie. maka dari itu aku lebih kalem dalam menyeleksi, aku ingin kenal lebih dahulu atau berteman dengannya untuk waktu yg lama sebelum akhirnya bersama. yg jelas dan wajib adalah wanita itu harus turut menjaga dan menjalankan prinsip yg aku bangun.



PEMBUKAAN IV - RASA PERCAYA DIRI


seiring dengan bertambahnya semester, aku semakin banyak mengenal teman dan tentunya wanita yg berpotensi menjadi kekasihku. setelah menimang-nimang mana kiranya yg sesuai dengan kriteriaku, akhirnya pilihan jatuh kepada wanita seuasiaku yg berada di fakultas sosial politik bernama Bella yg kelak menjadi istriku. kurang lebih hampir 2 semester aku mendekatinya, akhirnya aku bisa menjadikan dia sebagai pacarku. seorang wanita yg berkerudung cantik dan anggun ini memang sosok wanita impianku.

aku menerangkan mengenai prinsip yg aku pegang yg sebelumnya telah hancur, namun aku tak menceritakan mengenai kehancuran prinsip yg pernah aku alami, aku tak ingin Bella memandang aku sebagai pria yg tak benar. namun yg ada sekarang aku telah kembali menjadi seorang pria yg seperti aku inginkan pada saat dulu.
"iya sayang, aku juga setuju bahwa kehormatan wanita itu perlu dijaga", ujarnya saat kami ngobrolin mengenai pandanganku terhadap krisis yg dihadapi oleh negeri ini, karena sudah banyak orang menganggap perawan tidak penting.
"iya yang, aku juga ingin kamu bisa menjaganya hingga kelak kita menikah", balasku dengan yakin dan tegas.
"iya yang, aku jamin, kamu akan mendapatkan perawanku saat kelak malam pertama setelah kita menikah", ujarnya yg anggun dan cantik.
aku merasa sangat lega mendengar jawaban dari pacarku mengenai ini. obrolan yg sangat sensitif ditemani dengan nasi goreng di masing-masing piring, tempat makan yg sangat unik dimana lokasi makan berada tepat diatas rel kereta api jika saat malam sudah tidak aktif. dan posisi makan antara meja lesehan satu dengan satunya sedikit berjauhan maka obrolan seperti ini bisa santai dan tidak didengar oleh kelompok meja yg lain.

dengan pacar yg sangat sempurna seperti Bella, aku rasa aku akan harus dan wajib menjaga komunikasi dan pola yg baik untuk meminimalisir perkelahian karena perbedaan pendapat. selama ini aku amati Bella juga sangat setia dan menjaga perilakunya, sehingga aku dan dia bisa fokus pada kuliah masing-masing. kami sudah mengalokasikan waktu dalam seminggu untuk bertemu dan membicarakan mengenai hubungan ini dan masa depan hubungan ini. aku sangat bersyukur telah diberi kesempatan kembali untuk menjadi seseorang yg sesuai dengan harapanku sebelum Owie menggubahnya. intinya adalah kita harus bisa mengontrol diri kita sendiri dan bisa mengatur diri ke arah mana kita akan menjadi seorang manusia.

*

suatu ketika di kampus bersama Dika, Alex dan Edo. dibawah pohon rindang kami duduk diatas rumput, dengan beberapa gelas es teh di sebelah badan kita, yg tentunya sudah kami bayar sebelumnya. tawa dan canda memenuhi ruang kosong di atas rumput ini.
"aku cabut duluan ya", ujar Edo pada kami.
"laah masih pagi ini, mau kemana njir?", balas Dika.
"mau pijet aku", balasnya lagi.
"hahaha njir pijet apaan bangke?", tanyaku penuh tanya.
"hhahha bangke, jangan bilang-bilang, pijet keperkasaan, biar seperti beton", ujarnya sambil berbisik pada kami.
"ahahha serius, seru nih haha", ujarku.
"kita bisa ikuta gak?", tanya Alex.
"ayook, siapa tau perlu hahaha", balas Edo.
"yauda aku ikut, ikut yuk", ajak Alex pada kami, dan akhirnya kamipun juga turut ikut semua karena atas dasar penasaran, tapi mungkin aku hanya melihat lihat dulu.

menuju lokasi pemijatan, jaraknya cukup lumayan dari kampus kami, dan beberapa kali masuk areal persawahan dan pedesaan, dengan cuaca yg terik membuat tenggorokan terasa panas, namun semangat dan penasaran dapat menghilangkan rasa haus yg menyerang kami. akhirnya kami tiba di sebuah rumah kecil, Edo pun langsung berjalan di depan sendiri dan mengetuk pintu rumah itu. keluarlah seorang bapak-bapak yg kutafsir berusia 50an dengan rambut yg sudah memutih seperti dia sudah melewati banyak hal dalam hidupnya.
"selamat siang pak, ini Edo, saya bawa teman-teman", ujar Edo dengan sopan.
"weeh ayo masuk masuk", ajak bapak ini yg belum aku ketahui namanya, kami semuapun duduk diruang tamu dengan kursi rotan ini, "adik-adik ini juga mau pijet?", tanya bapaknya.
"ehmm pijetnya gimana pak?", tanya Dika yg penasaran.
"ya pijet vitalitas biar lebih gagah dan gede", balasnya dengan singkat.
"nambah gede nya juga lumayan bisa sampai 3-5cm", ujar Edo dengan santai.
"wih menarik nih", balasnya Dika.
aku berada di persimpangan jalan dan bingung, namun akhirnya aku turut ikut juga. lantas bapak ini aku ketahui bernama pak Rono, diawali dengan Edo yg masuk ke kamar dengan menggunakan sarung, kamipun turut melihatnya dar pinggir pintu. awalnya pak Rono memijat bagian telapak kaki dengan waktu yg cukup lama dan Edo terlihat meringis kesakitan, selanjutnya pak Rono memasukkan tangannya kedalam sarung Edo dan entah memijat atau menarik bagian selangkangnnya, diiringi dengan teriakan karena sedikit ngilu rasanya.

akhirnya kami berempat semua bergiliran untuk dilakukan yg sama seperti pada Edo, kami semua menahan sakit dengan harapan akan mendapatkan hasil yg kami inginkan. setelah akhirnya kami semua selesai, kami kembali duduk pada kursi rotan itu.
"wes nanti bakal perkasa dan gede seperti hidung gajah haaha", ujar pak Rono.
"hahha, oke pak", balas Alex.
"pantangannya adalah, selama 7 hari gak boleh onani, gak boleh tegang, harus lemes terus, untuk dapat hasil yg maksimal, nanti setelah itu kalau belum puas, boleh kesini lagi", ujar pak Rono dengan serius.
"terus maaf pak, lha ini berapa biayanya, tadi malah belum bahas biaya?", ujarku dengan penasaran.
"sukarela aja, monggo silahkan berapa", ujar pak Rono dengan santai.
lantas aku minta ijin keluar dengan yg lain berdiskusi mengenai ini, akhirnya kami sepakat untuk memberinya yg cukup banyak bagi seorang mahasiswa. kami melipat uang itu dan bersalaman tempel sekalian berpamitan. selama perjalanan rasanya masih ngilu di telapakan dan di bagian selangkangan. selain itu aku berusaha menjaga untuk tidak bepikiran jorok yg berakibat kontol menjadi tegang.

*

setelah hari ke 8, dan aku mendengar cerita dari temanku bahwa pusaka mereka tambah panjang dan gede sebesar 3-4cm. selain itu bisa tegang seperti beton sebuah gedung pencakar langit. lantas aku melihat milikku sendiri, saat tidak tegang memang sama seperti ukuran pada saat dulu. namun entah jika saat ngaceng.

aku lantas membuka situs porno favoritku, melepas celanaku, dan fokus untuk ngaceng dan rasanya sangat bertenaga sekali dan benar saja saat sudah ngaceng maksimal bertambah panjang dan nampaknya seperti gede juga, dengan posisi sangat ngaceng lantas aku mengambil penggaris di meja belajarku dan mengukurnya
"wooow 18cm gila gilaaaaa", ujarku dengan girang disertai dengan otot-otot yg menonjol dan perkasa. aku genggam dan rasanya seperti sangat tebal sekali, aku puas dengan perubahan ini, dan tentunya akan bertambahnya rasa percaya diriku.

perubahan yg ada di dalam diriku tentunya tidak aku pamerkan ke orang lain, apalagi menunjukkannya, Bella pun juga tidak mengetahui. aku menjaga hal-hal yg berbau seksual dari dirinya. sebenarnya aku juga penasaran apa yg ada di dalam kerudungnya, namun dia benar-benar menjaga dirinya dengan sangat baik, sehingga tidaklah pantas orang sebaik dan setulus Bella dalam mencintaiku disalahgunakan. biarkan pusaka ini dilihat oleh Bella jika sudah saatnya, yaitu setelah kami menikah.



EPISODE 1 - KEHIDUPAN RUMAH TANGGA

aku sangat bersyukur dengan rumah tanggaku yg harmonis, anak dan istriku bahagia dengan kehidupan yg kami jalani. selain kami berempat, ada 2 orang pembantu yg turut kami bawa dari Jawa, walau ada pembantu dirumah, kami masih bisa mendapatkan privasi sebagai keluarga, untuk bercengkrama tanpa dilihat oleh kedua pembantu kami.


sebagai seorang pegawai tingkat atas di salah satu perusahaan milik negara, menjadikanku seseorang yg sibuk, namun aku selalu meminta untuk tidak menganggu weekendku. aku tak ingin bekerja saat weekend, sehingga aku bisa fokus untuk anak dan isteriku. sudah hampir setahun lebih kami tinggal di pulau wisata yg menjadi favorit orang Australia ini, rumah sebesar 400m persegi berbentuk cluster dengan penjaga di pintu gerbang membuat dirumah semakin nyaman dan aman. tak ada alasan aku tidak menikmati kehidupan ini.

isteriku juga sudah menikmatinya, sekarang sudah memiliki teman arisan yg dia kenal dari kelompok senam zumba, yg setiap 2 minggu sekali melakukan perkumpulan arisan dan seminggu sekali mengikuti kegiatan senam. aku justru sangat senang dia mengikuti senam itu, selain untuk kebugaran, namun juga bisa membentuk tubuhnya menjadi bagus dan seksi, walau saat diluar dia tutupi dengan pakaian yg longgar dan jilbab, namun saat diranjang dia sungguh asyik dan tubuhnya sangat menggairahkan. di usia dia yg 30an, konon libido nya sedang berada di puncak, aku sih oke oke aja kalau disuru menyelesaikan urusan libidonya.

anakku sudah mulai aku masukkan ke playgroup dan sekolah untuk seusianya, diantarkan gantian oleh salah satu pembantu dan satpam komplex. namun untuk urusan makan, tetap istriku yg memasak sendiri, jika mendesak pembantuku juga semua bisa masak dan rasanya enak pula walau umur mereka masih cenderung muda. sebenarnya kasihan, dimana wanita seusia dia pasti sibuk mencari kekasih atau sudah siap menikah dan dia justru bekerja menghidupi keluarganya dikampung, namun apadaya, aku hanya bisa membantunya dan terkadang menasihati.

kehidupan seks kami? ya selayaknya para pegawai lainnya, saat hari kerja pulang malam dan kondisi badan capek, jadi sering kurang maksimal dalam urusan ranjang. selain itu istri juga bukan fans berat seks, bisa dikatakan kehidupan seks kami cukup lah namun tidak kurang atau berlebih, yg penting saat ada gejolak ingin seks, istri siap melayani. tetapi istri sering mengeluh dengan ukuran penisku yg katanya terlalu besar untuk lubang memeknya yg membuatnya perih dan ngilu tiap berhubungan.

~

malam menjelang weekend keesokan harinya memang cocok untuk hanya sekedar bersantai sambil membaca buku di teras belakang rumah, ditemani dengan suara jangkrik yg bernyanyi dan suara kedua anakku bermain diruang tengah ditemani oleh istriku. malam ini istriku hanya menggunakan daster motif batik yg panjangnya hanya sepaha, membuat konsentrasi membaca bukuku memudar dengan sangat cepat saat dia berjalan melewatiku sambil membawakan minuman untukku. siapa yg sangka wanita yg berhijab kesehariannya menyimpan keindahan badan yg tak bisa dilukiskan oleh kata-kata. lupakan bacaan malam ini, aku jadi teringat pertama kali kami bertelanjang setelah menikah.

*
flashback malam pertama setelah menikah.

kami menikah di pagi harinya, dan malamnya kami menginap di hotel dengan ruangan yg sangat besar dan bentuknya justru seperti penthouse, mungkin ini yg disebut dengan president suite. kami berencana menginap untuk 2 malam, rasanya excited untuk memperawani istriku yg sejak aku pacari sejak semester 5 diperkuliahan hingga akhirnya kami menikah di usia 24 tahun.

selama pacaran memang kami tidak pernah melakukan hal yg berbau seksual, hanya ciuman frenchkiss dan beberapa kali kami melakukan saling raba namun tidak pernah berujung membuka aurat. itu saja. malam ini setelah acara selesai, istri menggunakan jeans dan wedges serta atasan yg longgar yg tak menunjukkan lekuk tubuhnya. aku juga menggunakan pakaian yg santai. masuk pada kamar hotel, aku dan istri hanya saling pandang betapa mewahnya kamar hotel yg kami sewa, justru istriku berpikir kita menyewa hotel yg terlalu mahal. view yg disajikan pun sungguh indah dari atas sini, istriku masih sibuk jalan-jalan apa saja fasilitas yg diberikan oleh hotel kepada tamunya.

setelah kami istirahat sejenak dan selesai dengan makan malam dan perut rasanya sudah enak, kini saatnya aku mengeksekusi istriku sendiri. sembari menunggu istri yg masih berjalan kesana kemari di dalam kamar, aku memandangi betapa cantiknya dia. matanya yg bulat khas kearaban dan retina matanya yg berwarna coklat gelap membuatnya sorotan matanya menjadi sangat bersinar. wajanya yg putih dan pipinya sedikit kemerahan menunjukkan dia wanita yg lembut dan anggun. badannya yg tinggi dan proporsional membuatku berpikir apa yg dia simpan di balik bajunya.
"ayo yang, udah nahan nih dari tadi", ujarku saat merayu istriku yg sedang duduk di kasur sambil memegang HP.
"hihi", balas dia hanya tertawa, namun aku sudah duduk disebelahnya sambil membelai belai tubuhnya, istriku lantas menaruh HP nya dan bersiap untuk aku serang.
aku mendekatkan diri dan menciumi istriku yg selama ini aku hanya bisa membayangkan di dalam bajunya, bahkan aku jarang melihatnya tak berkerudung.
"smoocchhh smooocchhh smoocchh smooocchhhh"
"ehhhsmmmm masss awwhhhh smoocchh smooocchhh"
"awwhhh masss awwwhhhh smooocchhhh"
aku terus menghujam bibir istriku dan lidah kita saling bersahutan.
"awwhhhh masss smoooocchhh aahhhhh"
"ehhhmmmm ahhhw enak massss"
desah istriku yg selama ini jarang aku dengar saat kami ada kesempatan untuk berciuman. aku menurunkan ciumanku dan membuka dikit jilbabnya sebelah samping untuk menciumi lehernya. lehernya sungguh putih dan lezat sekali.
"smooocchhh cuuup cuuuupppp cuuppppppp"
"cuuuupppppppppppp", aku memberi cupangan pada leher istriku dengan aku cium dan aku sedot dikit-dikit.
"awwhhhh geli maaaasss awwwhhhh enak bangeeet maaaassss"
"smoooccchhh smooocccchhhhh", istriku merem melek keenakan saat aku terus menghujam lehernya.

lantas aku memberhentikan semua aktifitasku dan menatap istriku yg nafasnya sedang terengah-engah karena hujaman yg aku berikan pada tubuhnya. aku lantas meraih jilbabnya untuk dilepas, dibantu dengan istriku dan terbukalah jilbabnya menyembunyikan rambutnya yg seleher dengan halus dan lurus. kecantikannya meningkat drastis yg membuat jantungku berdegup kencang. lantas selanjutnya aku meraih kemejanya yg longgar, dia hanya terlihat pasrah saat suaminya meraih kancing bajunya untuk dilepasnya, aku buka perlahan-lahan dan terlihatlah badannya yg putih dan bersih dan BHnya yg berwarna hitam polos, pada saat yg bersamaan kontolku juga begejolak dan sesak di dalam celanaku.

setelah membuka kemejanya, aku lalu membaringkan dia dan menghujam badannya dengan ciuman.
"smooocchhh smooooccchhh smoooocchhh awhhhh"
aku jilat dan ciumi seluruh jengkal tubuh bagian atasnya kecuali yg masih tertutup BH nya itu, istriku hanya menggeliat karena keenakan dan mendesahnya masih sangat malu-malu.
"awwhhh geli mas awwhhhhhh"
"oooowwwhhhhh smooocchhh smooocchhhh oooowwwhhh"
"yaampun mas geli tapi enaaakkk oooowwwhhhhh"
lantas aku membuka atasanku dan istriku hanya menatap nanar serta pasrah yg akan aku lakukan padanya. lalu aku meraih bagian belakang BH nya dan melepasnya, terbukalah yg selama ini dia simpan. payudara yg tidak terlalu besar namun bagiku sudah pas untuk membuat jantungku copot, istriku berusaha menutupi dengan tangan lengannya, namun lagi-lagi aku menjilati dan menciumnya, tepatnya di bagian putingnya.
"smooocchhh suuurrrppo sluurrrppp"
"awwwhhh massss geli maaassss awwwhhhhhh"
"awwwoooohhhh massssss andrriii ahhh enak massss"
"smooocchhh smooooccchhhh smooooccchhhhh"
"awwwhhhh awwhwhhhhhhh"
aku terus menciuminya dan beberapa kali membuat bekas cupangan pada payudaranya hingga beberapa, dia selain mendesah keenakan, dia juga membelai-belai rambutku dengan lembut dan terkadang melihat apa yg sedang aku lakukan. yg jelas kontolku sudah bangkit namun masih tersimpan dibalik celana jeansku.
"ahh mas, ini kok jadi berbekas gini awwhh mana banyak bangeet, ini gak bisa hilang ya masss", ucapnya sambil melihat cupangan yg aku berikan.

setelah beberapa menit aku fokus pada dadanya, kini saatnya aku mengeluarkan pusakaku yg selama ini hanya aku simpan. aku melepas jeansku dan celana dalamku, terbukalah kontol yg sudah ngaceng, aku bahkan sangat bangga menunjukkannya, besar dan panjang.
"wiiooohh mas, gede banget mas, ini bener segini gedenya", shock istriku melihat kontolku yg besar.
"hehehe", aku hanya tersenyum dan lalu meraih tangan istriku agar memegangnya.
"iihhhh gimana maaass iihh keras seperti batu, ini gede banget mas, memangnya bisa masuk yah", ucapnya dengan malu-malu dan seperti jijik.
"diginiin sayanggg, ya pasti bisa lah sayanggggg", aku memberi instruksi pada istriku untuk mengocoknya, mimik wajah dia yg seperti jijik dan malu membuatku semakin ngaceng dan ingin segera bersenggama dengannya. aku hanya menikmatinya saat ada tangan lain yg menyentuh kontolku.
"CREEK CREEK CREEK CREEK CREEK CREEK", suara kocokan pelan istriku sambil melihatnya sambil penasaran.
"awhh mas, yaampun ini tebel banget lho sampai tanganku gak bisa menggengam, hihi ototnya kerasa juga", ujarnya sambil memegangi kontolku penuh dengan penasaran.
"awwhh enak banget yanggg, pertama diginiin ooohhh rasanya syurgaaa", rancuku tak jelas.
"eehhhmmmmm ooohhhh awwhhhh yaampuun enak bangeeeet"
"ahh yanggg kenapa gak minta diginiin dulu-dulu", ujarku ngaco, dan lantas istri memberhentikan aktifitasnya dan menatapku.
"woooooooooo, ya jangaaan masss haha", balasnya sambil sedikit meremas penisku.
"awwhhh awhhh adoooh", balasku spontan.
"yang, di mut yang, masukin mulut", mintaku padanya.
"ihh ogah masss, jangan, gede banget dan tebel, dimasukin ke vagina dulu aja ya", pintanya dan aku menyetujuinya.

lantas aku meraih kancing celana jeansnya, dan melepasnya dan menurunkan resletingnya, dan istriku hanya menatapanku dan diam saja. aku menarik seluruh jeansnya turun, dan akhirnya terlihatlah celana dalam yg juga warnanya senada dengan warna BH nya. aku hanya melihati istriku yg hanya menggunakan celana dalam.
"ihh maassss, kok nglihatinnya gitu sih", bentaknya dan akhirnya aku kembali pada aktifitasku.
aku mengarahkan istriku untuk pada posisi kasur bagian atas, dan membaringkannya, dan menarik celana dalamnya, saat vaginanya terlihat, aku hanya diam dan terharu
"ini vagina sungguh terawat, bersih dan baru", pikirku dalam hati, dengan bentuk vagina selayaknya wanita perawan lainnya, dengan bersih dari bulu jembut, warnanya yg kemerahmudaan membuatnya semakin indah untuk dipandang.
"mas, kok vaginaku rasanya seperti basah gitu ya", ujarnya dengan polos.
"itu artinya kamu terangsang sayang", balasku dengan sangat mengaggumi tubuhnya. tubuhnya tidak terlalu gemuk atau kurus, intinya pas, dengan tinggi badannya dan kakinya yg jenjang mambuatku sangat horny.
lantas aku membaringkan tubuhku dan dipaskan kepalaku tepat diatas vaginanya dan aku ingin mencoba rasanya menjilati vagina seperti pada film bokep. istriku hanya telentang dengan merasakan apa yg aku lakukan.
"awwhhh mas, apaan ini geli banget", ujarnya saat aku membuka vaginanya dan menjilatnya tepat pada klitorisnya.
"scuuooorrpp csrruuooopppp csrrrooopppp srooouuupppppp"
"scooorrpp cseeeooouuop scrrrouuuupppp srroouuuuuuppppp"
suara saat aku menjilati lubang surgawi istri, yg jelas rasanya sedikit asin namun membuat adrenalinku meningkat, yg jelas seneng melihat istri klejotan.
"awwhhhh massss awwhhhh geli maaaassss"
"aoooooohhhhhh awehhhh geliiiiiiii"
desah istriku sambil membenamkan kepalanya dibawah bantal.

aku udah gak sabar berlama-lama memainkan foreplay, aku ingin segera menancapkan kontolku pada vagina perawannya dan membuktikan pijatan pak Rono. selain itu aku harus bisa memberikan orgasme pada istriku, itu tujuan utamaku.
"sayang, aku masukin sekarang ya", ujarku dengan penuh nafsu.
"iya mas, pelan pelan aja, aku takut mas, lha gede panjang banget", balas dia nampak pasrah namun takut.
aku memposisikan tubuh istriku dibawah dan kubuka kedua pahanya. aku berada tepat diatas tubuh dia sambil menyangga badanku dengan kedua tanganku, sedangkan istriku terus menatapku sambil terkadang melihat kebawah selangkangannya. kuarahkan kontolku yg sudah tegak dan keras kearah memeknya yg sudah basah. pelan-pelan menyentuh bibir memeknya dan istriku hanya memejamkan matanya menungguh tubuhnya dimasuki oleh benda asing yg belum pernah masuk ke dalam tubuhnya sebelumnya.
"awwwwee mas, perih aooohhh mass", desah istriku saat kepala kontolku menyentuh bibir vaginanya. kedua tangan istriku bersiap untuk menahan pahaku jika terasa sangat sakit.
hanya dengan melihat ukuran kontolku dengan ukuran bibir vagina istriku rasanya sangat susah untuk masuk, tapi ini harus berhasil, aku terus mendorong dengan pelan dan penuh penghayatan, istriku hanya memejamkan mata sambil meringis.
"aahhhh aku dorong terus ya sayang", pintaku saat kontolku masuk hanya dibagian ujungnya. istriku tidak menjawab namun masih meringis nyeri namun menganggukkan kepalanya pertanda aku harus terus mendorongnya.
dorongan demi dorongan akhirnya bisa membuka bibir vagina istriku dan kepala kontolku akhirnya bisa masuk.
"arrrgggghhhh massss perih massssss", desah panjang istriku sambil meringis kesakitan. aku hanya terdiam sambil terengah engah dan keringatku mulai keluar dari punggungku.
"arrrggghhh bentar mas, perih banget masssss", desah istriku.
lantas aku melihat kearah selangkangan dan kontolku sudah sedikit terlumur dengan darah perawan istriku. tanpa bertanya, aku kembali mendorong badanku maju agar bisa masuk lebih dalam.
"arrrggggghhhhhh mas andrrriiii awwwwwwhhhhhhh", desahnya sambil meremat kedua lenganku. akhirnya kontolku bisa masuk dengan mulus, sangat terasa dinding vaginanya yg rapet meremat-remat kontolku yg tebal, istriku hanya merem sambil menikmatinya. aku dorong dalam-dalam dan baru masuk 3/4 namun sudah mentok. kontolku gak bisa masuk semua.

lantas aku bergerak maju dan mundur.
PLOP PLOP PLOP PLOP PLOP
PLOP PLOP PLOP PLOP
PLOP PLOP PLOP
"awwhhh yang enak banget yanggg"
"awwwhhmmm mas andri awwwhhh mas rasanya penuh banget mas"
"ahh iya terus mas awwhhh awwhhhh", desah kami saling bersahutan, akhirnya istriku bisa menikmatinya, dia melingkarkan kakinya pada tubuhku dan aku terus memopanya.
"ahhh bentar mas, istirahat bentar, vaginaku nyeri banget, kegedean banget", ujarnya sambil memintaku berhenti setelah beberapa kali aku memompanya.
"masih nyeri yang?", balasku sambil melepas kontolku dari dalam tubuhnya.
"iyaa, padahal udah basah banget, kegedean kali mas", pintanya sambil dia membelai vaginanya sendiri, kami juga melihat tetesan darah perawan yg membekas pada sprei kasur hotel ini.
"coba ganti posisi sayang, siapa tau lebih nyaman", balasku diiringi dengan istriku beranjak.
"gimana mas?", balasnya dengan lembut.
"gini berdiri disini dan nungging sayang", perintahku, dan istriku berdiri dan mengunggingkan pantatnya, sambil membuka sedikit kedua kakinya. aku kembali mengarahkan kontolku pada lubang surgawinya.
"awwwkkkk masss, perrriiiiiihhhh", desahnya yg tak kuhiraukan.
aku menggoyang-goyangkan pinggulku maju dan mundur dengan penuh penghayatan.
PLOP PLOP PLOP PLOP PLOP
PLOP PLOP PLOP PLOP
PLOP PLOP PLOP
PLOP PLOP PLOP
nampaknya kali ini istriku lebih nyaman dan mendesah mengikuti ritme, sehingga aku bisa fokus mencari titik rangsangnya. dan benar saja, pijatan dari pak Rono memang tokcer, sudah hampir 15 menit kami berhubungan badan, pejuhku rasanya masih sangat jauh sekali.
"awwkk awkkk awkk awkk mas awwkkk"
"awwwkk ahh mas Andri ahhhwkkk enak mass"
"aaaawwkkk mas oohhh masss"
aku memompanya dengan ritme sedang agar istriku tidak nyeri.
"awwkkk mas, ayo mas, nampaknya aku mau orgasme mass awwkkk"
"ayooo mass dikit lagi masss"
aku lalu sedikit menaikkan ritmeku sedikit lebih kencang, tangan kiri istriku meremat susunya sendiri dan tangan kanannya berada di vaginanya, sambil dibantu dengan masturbasi.
"AWWWKKKK AAHHH MASSSSS OOOOHHHH AWWKKKK MASSSSS AAAHHHHWWW", desah panjang istriku, diiringi dengan tubuhnya mengejang, kakinya bergetar hebat, aku memeganginya dari belakang agar dia tak terjatuh, kontolku berasa diremas-remas didalam dan vaginanya berubah menjadi sangat hangat.

"mass cabut dulu mass ahhhh", perintah istriku, lalu aku mencabutnya diiringi dengan tetesan cairan bening mengalir dari bibir vaginanya. lalu dia duduk dikasur sambil berusaha mengambil nafas.
"lemes yang", tanyaku sambil bercanda.
"iya mas, lemes dan perih nyeri", balasnya.
lalu aku memposisikan diri berbaring pada punggungku dan memerintahkan istriku untuk menaiki-ku.
"ayo yang, naik sini", perintahku diiringi dengan istriku menaiki badanku. dia meraih kontolku yg lebar dan panjang untuk dimasukkan pada bibir vaginanya yg sempit.
"awwwhhhhhhhhh", desah panjangnya saat kontolku kembali memasukki tubuhnya. lalu dia bergerak naik dan turun diatasku, menyaksikannya yg berwajah sange dan horny, pemandangan yg belum pernah aku saksikan selama pacaran.
"awwhh mass awwhhh ohhhh"
"eehhmmm masss ehhmmmmm"
"sayanggg, aku juga mau keluar", desahku ditengah-tengah istriku sibuk menyetubuhiku.
lalu istriku menggerak-gerakkan pantatnya seperti goyang ngebornya inul daratista yg membuat aku gak bisa nahan lebih lama lagi.
"awwwkkkkkkkkk yangggg aku mau keluaaaar yangggggggg", desah panjangku yg diiringi dengan badanku mengencang dan mataku merem melek keenakan.
"croooot crooooot croooot croooooooooot", pejuh demi pejuh menyembur rahimnya. diiringi dengan rasa lemas.
"awwwhhh anget banget mas semburanmu", ujar istriku menyaksikanku saat keenakan.
lalu setelah beberapa saat, istriku melepaskan kontolku dari dalam tubuhnya, dan berbaring disebelahku.
"gimana yang, malem pertama, enak banget ya", ujarku sambil memeluk istriku.
"enak yangg, pas orgasme enak banget, tapi kontolmu kegedean mas, jadinya nyeri", balas istriku.
"mungkin besok-besok kalau udah terbiasa udah gak nyeri", balasku menenangkan istriku.

flashback pertama kali aku dan istri berhubungan badan, yaitu pada waktu malam pertama setelah menikah, aku bangga dengan ukuran kontolku dan durasinya yg lama, namun tidak dengan istriku yg katanya malah nyeri. lalu dapat disimpulkan bahwa tidak semua wanita mencari ukuran yg besar, namun nyaman dan enak.

*
masa sekarang.

setelah menikah kurang lebih 7 tahun, dan dikarunia 2 orang anak, namun istriku masih sering mengeluh dengan ukuran kontolku yg terlampau besar bagi vaginanya. sehingga seks hanya kami lakukan saat memang benar-benar sudah tak mampu menahan libido kami. walau begitu istri juga kadang meminta duluan untuk berhubungan badan, walau diakhir seks istri sering mengeluh nyeri.

tapi walau begitu, pernikahan kan bukan hanya melulu urusan seks, namun urusan rumah tangga, membesarkan anak dan masa depan, jadi kami juga tak begitu mempermasalahkan dengan problema yg kami alami di dalam kamar.



EPISODE 2 - PERKENALAN ISTRI ANDRI, BELLA


(POV BELLA)

aku membuka gordin jendela kamarku, matahari pagi masih malu-malu untuk menunjukkan dirinya, aku terbangun karena suara ayam yg mulai berkokok. walau hidup ditengah kota, namun ada beberapa tetanggaku yg berhobi memelihara ayam. kulihat kembali kearah kasur, suamiku masih terbaring dengan lelap, walau jam 9 pagi dia harus sudah tiba ke kantor. kupandangi yg berada di antara kakinya dan tersimpan di dalam celananya, gumpalan dagingnya yg sangat besar yg berhasil membuatku teriak dan meringis nyeri pilu dengan ukurannya yg besar.

kulangkahkan kakiku keluar kamar, badanku hanya tertutup oleh kimono handuk yg panjangnya melebihi lututku, didalamnya hanya ada tanktop dan hotpants. ku intip kamar anakku, kedua anakku masih terlelap dikamarnya. kedua pembantuku sudah terbangun, ada yg menyapu halaman, yg satunya sedang cuci piring hasil sisa makan malam tadi malam.
"mbak", sapaku pada kedua pembantuku.
"pagi bu", balasnya dengan lembut.
aku lalu membuka kulkas untuk menyiapkan sarapan untuk suamiku dan anakku yg akan bersekolah dan playgroup.
"masak apa bu hari ini?", tanya pembantuku yg bernama Ijah. yg berurusan dengan dapur. sedangkan yg bernama Hesti yg berurusan dengan kebersihan rumah. namun walau begitu, keduanya saling membantu.
"sayur bayam ya, untuk sarapan aja", balasku, lalu Ijah membantu menyiapkan panci dan lain-lainnya.

waktu lewat dengan sungguh cepat, setelah selesai dengan sarapannya, suamiku bergegas berangkat ke kantor. sedangkan kedua anakku sudah diantar oleh Hesti dan diantarkan oleh satpam komplex bernama Parto.
"yang, aku berangkat dulu ya", ujar suamiku, walau sudah lama menikah namun dia tetap saja memanggilku dengan sebutan 'yang'.
"iya mas, hati-hati ya", balasku dengan memberinya kecupan di pipinya. hal ini yg aku lakukan tiap hari pada suamiku. lalu dia bergegas berangkat, dan menyalakan mobilnya yg berjenis sedan yg berasal dari Jerman itu, yaitu Marcedez-Benz C-Class nya tahun 2012.
"haah akhirnya selesai mbak", ujarku pada Ijah yg masih berada di dapur.
"iya bu, nanti siang masak apa?", tanya Ijah padaku.
"yg gampang aja, tempe penyet aja ya, bapak kan pulang sore seperti biasa", balasku padanya.
"iya bu", balasnya singkat dan menunduk.
"yauda, aku ke kamar dulu, mau mandi", ucapku pada Ijah.
lalu aku berjalan ke kamarku, badanku rasanya berkeringat lengket setelah masak di dapur, rasanya ingin segera mandi dan wangi kembali.

setibanya dikamar, aku mengunci kamarku dan duduk di tepi kasur. secara keseluruhan aku sungguh bahagia dengan kehidupanku, hidup serba cukup dan nyaman. namun dari lubuk hati yg paling dalam, aku kurang puas dengan hubungan badanku dengan suami. saat akan berhubungan, ada rasa kurang menikmati, dan selain itu ada rasa bosan juga.
aku melangkahkan kakiku memasuki kamar mandi, kutanggalkan satu per satu baju yg menempel pada tubuhku hingga aku polos tak ada satu benangpun di badanku. aku pandangi dengan seksama di depan kaca. rambutku yg pendek seleher membuatku semakin anggun saat telanjang. ukuran payudara yg tak terlalu besar, dan badanku yg ramping membuatnya pas menempel di badanku dan vagina yg selalu bersih dari bulu.

tangan kananku menyentuh bibir vaginaku dan aku buka bibir itu, sehingga aku bisa menggapai klitorisku.
"ssshhhhhhh ahhhhhhhhhhh yaaampuuun enak bangeeeet", desah panjangku saat aku membelai klitorisku.

walau aku sudah menikah, dan dulunya perawan, namun aku sudah kenal dengan masturbasi sejak aku dibangku SMA, walau begitu aku cukup bangga bisa menjaga perawanku hingga menikah. sebagai keturunan arab, keperawanan adalah hal yg sangat penting, harus dan hanya dipersembahkan untuk suami. pernah ada cerita dari saudara tuaku bahwa ada suami yg mengembalikan istrinya pada malam pertama setelah mengetahui jika istrinya pernah melakukan hubungan dengan lelaki lain yg mengakibatkan perawannya hilang. sungguh malu bukan main untuk kedua keluarga terutama dari keluarga wanita yg kecolongan hingga anaknya bisa kentot dengan bebas. aku tak ingin begitu.

*
flashback saat kuliah.
(POV BELLA)

perkuliahan menginjak pada semester 2. jauh sebelum aku mengenal suamiku saat ini. pada saat berkuliah, aku bisa di bilang easy going. aku memiliki sahabat wanita bernama Winny dan Diana, selain itu kami juga memiliki sahabat lelaki yg bernama Gerry. layaknya seorang sahabat kami selalu bersama, namun khusus dengan Gerry kami jarang bertemu, namun sekalinya bertemu banyak sekali yg kami ceritakan, tapi kami berjanji untuk tidak menggunakan hati. selain itu Gerry juga memiliki pacar yang sedang berkuliah di Solo, maka dia dengan pacarnya LDR. jarak antara Surabaya-Solo tidak bisa ditempuh dalam waktu singkat, sehingga pertemuan mereka saat akhir semester.

suasana diluar kelas panas dan terik, seusai kelas aku dikantin bersama dengan kedua sahabatku meminum esteh untuk menghilangkan dahaga karena teriknya matahari.
"panas ya tumben", ujar Winny.
"iya nih, renang enak nih", balasku.
"eh Gerry gak kelihatan kemana doi", tanya Winny pada kami, kami berempat memang bersahabat, namun nampaknya Gerry yang paling malas berkuliah, selain itu aku yg paling akrab dengan Gerry.
"hmm gak tau", balasku singkat.
mumpung di kantin kami bertiga lantas turut pesan makan siang, makanan favoritku adalah gado-gado. sembari makan kami juga bergossip apa saja yg bisa dijadikan pembicaraan, rasa panas sudah tak kami hiraukan lagi.
"heeey ladieeees", sapa dari seorang cowok yg suaranya khas dan dalam.
"eh elu Ger, kemana aja?", tanya Diana.
"haha lagi males masuk tadi, terus nongkrong di kantin deket rektorat", balas dia dengan santai dan mengambil gelas Winny dan dia minum tanpa bertanya.
"eh eh eh langsung ambil aja", protes Winny pada Gerry.
"haha gapapa laaah seperti dengan siapa aja", balas Gerry.

lalu kami berempat lanjut ngobrolnya hingga sore hari, dan akhirnya satu per satu kami berpamitan balik pulang.
"eh Bell, langsung pulang lu? nebeng dong sampai rumah, aku gak bawa mobil, tadi naik uber", tanya Gerry padaku, rumah kami tidak berdekatan, namun untuk pulang, aku bisa lewat daerah rumah Gerry.
"hmm yauda yuk", ajakku.
setibanya di dalam mobil, Gerry langsung duduk dan memasang sabuk pengaman, dan aku sibuk menghidupkan mesin mobil.
"gimana Mauren?", tanyaku memecah keheningan sambil menunggu mobil untuk panas.
"gak gimana-gimana, kangen banget guwe gilak", balas dia.
"anjir kangen haha, bisa ya cowok kangen banget gitu", tanyaku kembali.
"kangen lah, punya pacar kok", balas dia dengan sok keren.
"halah, paling hanya kangen digoyang dikamar aja haha", balasku dengan bercanda.
"haha termasuk itu juga", balas dia santai. Gerry ini memang cowok yg doyan ngentot, dan dia sangat terbuka cerita kepada kami.
"nah kan hahahha dasar mesum lu", balasku sambil menjalankan mobil untuk memulai perjalanan.
"eh tanya dong Bell, bener yah keturunan arab gak boleh ngentot sebelum nikah?", tanya dia padaku.
"haha pertanyaannya gilalu, ya pada dasarnya kan semua kudu nikah dulu, Ger, tapi keturunan arab kalau ketahuan udah gak perawan, suami mu akan melaporkan pada keluargaku, bayangin aja kan", terangku pada Gerry.
"wah berat ya kalau pas pengin gitu haha", balas dia.
"ya pakai cara lain lah hahaha", balasku santai.
"haha njir, ngaceng nih bahas ginian, udah ah", terang dia.
"anjiiiiiirrrrr Gerry paraaahhhh", teriakku.
setelah obrolan sedikit mesum itu, kamipun menyudahi obrolan itu dan gantian membahas yg lain. hingga akhirnya tiba dirumah Gerry, dia pun turun dan aku memacu mobilku kearah rumahku.

*
beberapa hari kemudian.

suasana malam kembali panas dan tak berangin membuat badan menjadi sangat gerah. sebagai seorang jomblo, pada saat kumpul diruang tengah bersama keluarga, aku sering tidak memegang HP, lagipula siapa yang akan menghubungiku. 

sebagai anak kedua dari tiga bersaudara yang kesemuanya perempuan, rasanya seperti hidup di panti khusus wanita, ditambah 2 orang pembantu perempuan. hanya ayahku seorang yang lelaki. saat kami dirumah, kami diperbolehkan untuk tidak menggunakan jilbab, sebagai keturunan arab, ayahku sangat disiplin mengingatkan putrinya untuk terus mengenakan jilbab. namun, pada saat didalam rumah, kami bebas menggunakan apa saja. malam ini dengan cuaca yg panas, aku hanya menggunakan tanktop warna pink dan hotpants. begitupula dengan kakak dan adikku.

kami berlima nonton acara yang cukup disenangi oleh hampir seluruh keluarga di Indonesia, yaitu dangdut Academy. yang nyanyinya hanya 3 menit, tapi komentarnya bisa sampai 3 jam. walau begitu, tetep aja kami suka menontonnya. saat pukul sudah menunjukkan pukul 11 malam, adikku pamit untuk tidur, diikuti satu-per satu hingga akhirnya kami semua masuk ke kamar masing-masing.

aku mengunci kamarku, dan membaringkan badanku diatas kasur. aku meraih HP ku yang sejak tadi berada diatas meja dikamarku. oh ternyata ada pesan masuk dari Gerry yang sudah sejak setengahjam yang lalu.
[22.45] Gerry: heh, Bell.
[23.12] Bella: heh, apaan?
[23.12] Gerry: lg apaan?
[23.13] Bella: mau tidur, ada apaan?
[23.13] Gerry: gapapa, haha aku kepikiran sama obrolan yang di mobil kemarin hehe ceritain dong.
[23.14] Bella: anjir, ceritain apaan gila lho Ger.
[23.15] Gerry: hehe yg katanya elu pernah anu hehe.
[23.15] Bella: ya itu biasa lah Ger, kaya elu gak pernah aja.
[23.16] Gerry: hehe makanya, karena elu arab kan guwe jadi membayangin.
[23.17] Bella: dasar otak mesum lu.
[23.18] Gerry: hehe selfie dong Bell, guwe belum pernah lihat elu gak pakai jilbab.
aku berguling-guling dikasurku sambil membalas pesan dari Gerry, dan aku hampir tak percaya saat Gerry meminta selfieku yang tak memakai jilbab, hingga detik ini belum ada cowok yang melihat aku tak berhijab selain ayahku. aku dirundung kebimbangan apakah aku memberikan selfieku. namun walau begitu, obrolan nakal ini sedikit membangkitkan nafsuku.

akupun akhirnya menuruti permintaan Gerry dengan mengirimkan selfieku, yang aku berikan hanyalah wajahku hingga sebatas tepat diatas dada.
[23.24] Bella: udah noh, buruan di delete, ntar dilihat cewekmu.
[23.24] Gerry: gilaaaa, mantab banget Bell, itu tali apaan di pundakmu hehe selfie depan kaca dong, seluruh badan hehe
lagi-lagi aku akan melakukan yang belum pernah aku lakukan sebelumnya, menunjukkan lekuk tubuhku dan kulit tubuhku pada seorang cowok yang bukan pacar maupun suamiku. tapi aku tertantang untuk melakukan itu, akhirnya aku memberikan selfieku seluruh tubuh didepan kaca yang memperlihatkan rambut, wajah, tanktop dan hotpantsku, selain itu terlihat jelas lekukan payudara dan pahaku yang putih.
[23.27] Bella: udah!!
[23.27] Gerry: ohmygad Bell, seksi banget kamu ternyata, aku gak kuat Bell, aku coli bentar hehe
[23.28] Bella: dasar!! jangan lu apa-apakan fotoku!!
[23.28] Gerry: siap bos, bentar yak hehe lagi konsentrasi.
jujur saja, libido ku juga naik dengan yang aku lakukan dengan Gerry, walau hanya melalui foto dan membayangkan apa yg Gerry lakukan terhadap fotoku membuatku sedikit bernafsu. tak kusadari tangan kiri sudah masuk kedalam celana dan membelai memek perawanku.
[23.36] Gerry: anjir, keluar banyak banget Bell hehe mau lihat gak?
[23.36] Bella: parah lu, hahaha, hmmm boleh.
lalu beberapa saat kemudian aku menerima foto kontol Gerry yang lemas dan tumpahan cairan putih di atas perutnya dan wajah Gerry terlihat lemas namun puas. setelah dikirimi itu, aku menyudahi obrolan itu dan menaruh HP ku lalu membenamkan diri pada selimutku.

namun, aku tak bisa tidur, karena libidoku menanjak dan vaginaku terasa basah. tangan kiriku berada di dalam celanaku memainkan klitorisku sejak tadi.
"sshhhhhh ahhhhhhhhh", desahku pelan agar tak didengar orang luar, aku terus mengelus-elus klitorisku hingga rasanya sampai dengan ubun-ubun.
"aahhhh shhhmmmm hmmmm wwhhhh"
"ehhhmmmm oooohhhh"
tak sadar tangan kananku sudah memerasi payudaraku sendiri, penutup tubuhku sudah tak karuan bentuknya, celanaku sudah turun hingga ke paha dan tanktopku sudah naik hingga diatas dada.
"awwhhhhh enakk bangeeettt"
"sshhhh ahhh ayooo teruuuus awhhh"
desahku sambil membayangkan badanku dinaiki oleh lelaki gagah dan seksi.
"eehhhmmmm ooohhhh hooooooo"
saat rasanya sudah dekat, aku selalu menahannya, aku ingin masturbasi selama mungkin dan menikmati sentuhan sensual yg merangsang tubuhku ini. tangan kanan dan kiriku gantian mengobel vaginaku ini. aku terkadang mengganti posisiku tengkurap dan telentang untuk mencapai sentuhan yg paling nyaman.
"aawwwhhhhhhhhhh oooowwwhhhhhhh", aku mendesah dengan sangat pelan, tanganku sudah sangat capek, mungkin ini sudah saatnya untuk aku orgasme.
aku mengobel semakin cepat, dan terus merangsang dibagian yang sama.
"AWWWHHHH AAAHHHHH HMMMMMMMM OOOHHHHHH", desahku panjang diiringi dengan badanku mengejang dan berasa cairan hangat keluar dari dalam rahimku dan mengenai pahaku bagian dalam. mataku merem melek menikmati moment ini.
"hooosshh hooosshh hooosshh hooossshhhh", nafasku terus memburu dan akhirnya bisa terkendali, lalu melihat situasi sekitar. celanaku sudah turun hingga lutut dan tanktopku sudah terbuka sana sini. aku lihat di sprei ada cairan yg berasal dari memekku membekas di sprei.

setelah merapikan kembali pakaianku dan tempat tidurku, aku memposisikan diri untuk mulai tidur, dan menyambut hari esok dengan senyum bahagia yg terpancar dari wajah kearabanku.



EPISODE 2 - PERKENALAN ISTRI ANDRI, BELLA (2)


(POV BELLA)

*
masih flashback

setelah kejadian aku memberikan foto seksi-ku kepada Gerry, kami semakin berani melakukan hal yg seharusnya tidak kami lakukan, misalnya yg terakhir kami lakukan adalah kami berciuman dan saling raba walau masih ada pakaian yg menghalangi kami, tapi setidaknya membuat kami sangat bernafsu. selain itu, aku juga sudah memegang kontol Gerry yang sedang tegang. ini kami lakukan saat perjalanan menuju kampus maupun dari kampus.

aku paham ini sudah melewati batas kewajaran, selain itu aku tau berarti Gerry berselingkuh denganku, dia berselingkuh yang sudah diluar batas pemberian maaf. aku sebenarnya merasa bersalah pada pacar Gerry, namun setelah melakukan saling raba, aku bisa sangat bernafsu dan menuntaskan nafsuku melalui masturbasi. aku juga semakin berani berselfie menunjukkan bagian tubuhku pada Gerry, begitupula dengan dia.

hubungan kelewat batas ini, kami simpan rapat-rapat, bahkan sahabatku yg lain juga tak mengetahui dengan hubungan ini, intinya saat bersama, jangan melakukan yg tidak wajar. mungkin hubunganku dengan Gerry, bisa disebut dengan 'friend with benefit'. walau tak berhubungan badan, namun bisa saling memuaskan.
"Gerry, walau kita melakukan yg diluar batas, mohon hargai aku ya, tolong jaga keperawananku", mintaku pada Gerry, saat aku diantar pulang olehnya.
"iya, Bell, janji aku gak akan melebihi batas, bisa beginian dengan kamu aja seneng banget", terang Gerry padaku.
"makasih Gerr", balasku singkat yang sedikit lega mendengar kalau dia tak mengincar perawanku.

namun walau begitu, hubunganku dengan Gerry menjadi lebih berani, entah bagaimana SSI dia hingga aku terbius dan mengikuti keinginan dia. yaitu check in di hotel, berciuman dan saling raba dengan telanjang, awalnya aku tak yakin, namun dia berhasil meyakinkanku jika kami tidak akan bersetubuh atau dia memasukkan kontolnya pada tubuhku. dan benar saja, hingga selesai dia sama sekali tak ada niatan memasukkan kontolnya pada tubuhku. yg kami lakukan hanyalah saling cium, raba dan memuaskan dengan telanjang.

pada check in pertama kami, aku perdana melakukan blowjob dan memekku dijilatin oleh lelaki yg membuatku terbang hingga surga langit ketujuh, selain itu pertama kali aku telanjang tanpa sehelai benangpun di depan lelaki. ada rasa takut dan bangga, takut karena jika pasangan ngamarku tak mampu menahan nafsunya dan memperkosaku memasukkan kontolnya pada vaginaku. tapi ada rasa bangga karena Gerry benar-benar melongo saat aku telanjang didepannya, kontol dia langsung ngaceng keras banget. pada hari itu, wajahku pertama disembur sperma oleh lelaki, dan badanku di mandiin pejuh dia. selain itu, pertama aku dibuatnya orgasme dengan lidah dan jarinya. ditambah aku bisa membuatnya orgasme dengan mulutku. intinya pada waktu itu serba pertama bagiku. entah berapa kali aku orgasme dan dia mengeluarkan pejuhnya ke tubuhku.

setelah check in pertama, akhirnya kami ketagihan untuk melakukan terus dan terus, hingga mungkin sudah hampir 8x kami bermain nakal. hebatnya, Gerry masih menjaga hubungan baik dengan Mauren, pacarnya. entah bagaimana caranya aku jg tak tau, tak tanya juga. aku sungguh terkesan dengan cara dia, saat aku mendekatkan vaginaku pada kontolnya untuk bersentuhan, dia selalu menolak dan mengingatkanku kalau nanti kita gak kuat dan masuk, jadi rasanya walau begitu, aku merasa aman walau telanjang bulat didepannya, aku bisa bernapas lega untuk menjaga perawanku.

*
obrolan bersama sepupu.

siang itu kami berempat, yg terdiri dari semua saudara perempuanku yg usianya kira-kira hampir sama. hanya Sarah yg berusia paling tua yaitu 24, dia sebentar lagi akan melangsungkan pernikahan dengan seorang cowok yang juga keturunan arab. selain aku dan Sarah, ada juga Mallika dan Azizah.

agenda makan siang ini kami lakukan di salah satu kedai makanan di dalam mall di kota kami. kami berempat memang sangat dekat sejak usia kami masih kecil, selain itu kami juga sering bertemu dan ngobrol, sudah tidak ada hal yg disembunyikan, terkadang ngobrol yg kurang senonoh pun kami santai.
"aku pesen mi ayam kuah aja deh", ujar Azizah yg termuda, yaitu satu semester dibawahku.
"aku bakso urat aja deh", ujar Sarah.
"haha Sarah sukanya yg berurat yah", balas Mallika.
"haha iya dong yang berurat lebih berasa", balas Sarah genit sambil menggigit bibirnya.
setelah pesan dan makanan kami datang, dilanjut dengan nongkrong di tempat yang sama, obrolan mulai persiapan pernikahan Sarah dan membahas yang lainnya, hingga kami tiba pada obrolan nakal.

"wihh, ada unta ganteng tuh", ujar Mallika sambil melirik pada cowok arab yang baru saja duduk di meja sebelah kami. cowok arab sering disebut dengan unta.
"haha gede tuh kelihatannya haha beda dengan jawa", ujar Azizah santai.
"haha iyalah, enakan sama arab haha lebih kerasa", ujar Sarah.
akupun masih roaming, apa mereka melepas perawannya untuk merasakan nikmatnya kontol cowok.
"hmm emang ngerasainnya gimana, kan kita gak boleh gituan sebelum nikah, ntar dikembaliin ke keluarga kita lagi", ujarku polos yang lalu dipandangi oleh saudaraku sedikit shock.
"laah kan bisa selain yg depan", jelas Mallika dengan berbisik.
"kan bisa juga to Bell, mulut atau belakang hihi", terang Azizah, disertain dengan tawa dari Sarah.
"haah belakang, maksudmu anus hmm pantat?", tanyaku dengan penuh penasaran.
"ealah Bella cupu haha kupikir kumpul dengan kita dia paham juga, ternyata haha, kan kita ML depan gak dibolehin, makanya mainnya dibelakang, bagi orang kita mah biasa kali Bell", terang Sarah.
"huuuu cupu ah lu Bell, udah pernah nyepong belum?", tanya Azizah padaku.
"aku malah baru tau haha, nyepong udah, petting juga udah", balasku dengan santai, "hmm jangan-jangan kalian udah pernah main belakang", lanjutku tanya pada mereka.
"ealah Bell, Bell, kok baru tanya sekarang haha dasar ah cupu ah Bella", kembali aku diejek oleh Mallika.
"kan kecil lubangnya, emang gak sakit ya, atau malah enak", tanyaku pada mereka.
"hmm enak banget, malah katanya Dzakia lebih enak main belakang daripada depan, katanya depan cuma buat anak doang", terang Sarah melanjutkan cerita dari Dzakia, Dzakia merupakan saudara sepupu kami yg sudah menikah dan sudah memiliki anak.
"hmmmm menarik nampaknya hihi", balasku genit pada mereka.
"ihh Bella ketinggalan, masa kalah sama Azizah", terang Mallika.
lalu kami melanjutkan obrolan mengenai main pantat bersama saudaraku, mereka saling menceritakan pengalamannya. mereka juga turut bercerita kalau cowok unta menerima jika calon istrinya pernah di anal seks, karena si unta juga pernah seks anal dengan cewek, yg terpenting vaginanya masih perawan. selain itu, mereka jg mengingatkan untuk tidak terlalu banyak anal seks, hanya untuk saat kepingin banget aja.

setibanya dirumah, menjalang tidur aku sungguh penasaran dengan cerita yg sepupuku ceritakan, memang sih aku pernah mendengar kalau orang arab jika ngentot sebelum nikah, yg dikentot adalah anal. namun pada waktu aku ngamar dengan Gerry aku tak yakin dengan kebenaran itu, setelah mendengar cerita dari sepepuku, setidaknya aku sedikit yakin dan selain itu mereka memberi tips caranya biar nyaman. yaitu pakai kondom dan pakai pelicin yg banyak.

*
check in dengan Gerry yg kesekian kalinya.

Check in biasanya kami lakukan pada saat pulang kuliah yg selesai pagi. pada hari ini kuliah selesai jam 10 siang, untuk menghindari kecurigaan dari teman-teman, kami berjalan menggunakan mobil masing-masing, dan menuju ke apartement yg biasa kami sewa. apartment ini menyediakan layanan persewaan jam-jam.an. setelah parkir di basement, Gerry menuju resiptionis untuk mengurus kamar, dan aku menunggu di depan lift. setelah mendapat kunci kamar, lalu kami berdua menuju kamar yg kami pesan.

rasanya deg-deg.an sekali, mengingat aku memiliki rencana untuk bersetubuh dengan Gerry melalui anal seks. aku tak memberi tahunya, agar menjadi surpise untuknya, aku sangat yakin dia membawa kondom di dompetnya, lalu aku diam-diam membawa durex pelicin untuk melancarkan proses masuknya kontol pada tubuhku. oohhh Bella, kenapa aku nakal sekali...

setelah pintu kamar apartment dibuka, Gerry langsung menyerangku.
"aahhhh Bell, aku udah horny banget bayangin kamu", ujar dia sambil memelukku dan menciumi leherku yg masih tertutup kerudung.
"gak usah dibayangin kan aku udah didepanmu", desahku sambil dia menggiringku ke arah kasur.
dengan cepat dia menarik dan melepas seluruh pakaianku hingga tidak ada yg tersisa, puting susuku sudah mengencang dan rasanya memekku sudah sangat basah, bahkan kami sedikitpun belum berciuman maupun saling cium badan kami. dia lalu turut melepas semua pakaiannya hingga sekarang sama-sama telanjang bulat.
lalu seperti biasa dia langsung melahap memekku tanpa ampun, dia bertulut di lantai sedangkan aku membuka pahaku lebar-lebar di ujung kasur. dengan lihai dia memainkan lidahnya untuk menstimuli vaginaku.
"awwwhhh Gerry awhhhh enak banget", desahku saat Gerry sedang menikmat vaginaku.
"sluurrpp sluuuurrppp sluuuurrrppp ahhhhh sluuurrpppp"
"creeek creekk creeekk creeekk creeekk"
"eehhhmmmm ooohhh Gerry ahhhhhh teruuus Gerry"
aku mendesah keenakan sambil tanganku memegangi kepala Gerry. dia sungguh lihai memainkan lidahnya dan terus memberiku rangsangan tiada henti. vaginaku sudah tidak lagi becek mungkin sudah menjadi danau akibat dari permainan Gerry.

aku sudah gak kuat menahan lagi betapa enaknya permainan dia, namun aku tak ingin orgasme secepat ini.
"Gerry, udah...ke kamar mandi yuk", ajakku, lalu dia dengan sigap berdiri dan membantuku berdiri. lalu aku menggandeng tangannya untuk ku ajak ke dalam kamar mandi, sambil aku meraih tas tanganku. di dalam kamar mandi ini terdapat kaca yg besar, untuk melihat wajah sendiri saat keenakan, "kamu bawa kondom kan", ujarku sambil membelai dadanya.
"haahh, mau ngapain ini Bell, jangan kelewatan lho", ujar dia khawatir.
"udah, diambil dulu sana", balasku, lalu dia berjalan keluar untuk mengambil kondomnya. aku didepan kaca hanya berdiri dan berkaca sambil tersenyum.
"gila, kamu cantik banget ya", puji dia.
"makasih Gerry, kamu udah pernah anal seks?", tanyaku.
"belom, Bell", balas dia datar sambil memelukku dari belakang.
"anal seks yuk", ajakku genit padanya.
"serius Bell, gapapa nih?", tanya dia meyakinkan.
"hehe asal jangan colok yg vagina yah", pintaku.
lalu dia sibuk dengan memasang kondom dan aku memberikan pelicin untuk memuluskan jalannya kontol masuk ke dalam anusku. lantas dia sibuk mengarahkan posisiku agar mudah untuk dicolokkan.
"Bell, kamu kurang tinggi nih, pakai sepatu wedgesmu dong biar tinggian", minta dia, dan lalu dia keluar kamar mandi sebentar untuk mengambilkan sepatuku yg langsung aku pakai, "nah ini pas", lanjut dia.

"awwwwwww", teriakku saat ada benda tumpul, keras dan dingin mengenai lubang pantatku.
"ahhhhhh kecil banget lubangnya Bell", ujar Gerry.
"gapapa Gerr, di dorong aja yg lebih kenceng", mintaku, yg lalu dia berusaha sangat keras untuk masuk.
dengan perlahan anusku sudah mulai membuka dan aku hanya terdiam menikmati sodokan itu.
"awwwhhh awhhhh hossh hoosssh hossshh, Bell, kepalanya bisa masuk dikit", terang dia dengan nafas yg berburu.
aku tak membalas namun terlihat dengan jelas didepan kaca aku sedang memejamkan mata dan mulutku mengangga, merasakan dengan seksama enaknya ngeseks.
"awwwhh Bella, enak banget Bella, aaaaaahhhh", desahan Gerry saat dia berusaha mendorong masuk secara perlahan.
"hooosshh hooossshhh hooosshhh hooossshhh Bella, udah masuk Bella", ujar dia menyaksikan kontolnya yg masuk secara utuh didalam tubuhku. rasanya pantatku penuh dan berdenyut.
lalu Gerry mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur, sedangkan aku masih memejamkan mata dan kadang tersenyum menikmati. Gerry mendekatkan kepalanya pada leherku sambil menciumi leherku.
"ahh enak banget Bell, ahh Bella ahh ahh Bella ahh Ahhh Bella ahhh", desah dia sambil terus memompaku.
"iya Gerr enak banget, bertahan yg lama ya Gerr, aku pengen diginiin yg lama", pintaku tanpa malu-malu.
"iya Bell", ujar dia sambil terus memompaku. aku melihat diriku didepan kaca, tak ada rasa penyesalan, namun entah kenapa aku justru tersenyum dan bahagia digauli oleh lelaki yg belum tentu bakal menjadi suamiku. sudah tak tau berapa sodokan yg diberikan Gerry padaku.

"Gerr, pindah posisi dong, capek berdiri terus", ujarku sambil tersenyum kearah dia.
"aku belum pernah anal seks, Bell, posisinya gimana?", balik dia bertanya padaku, "hmm doggy aja yuk dikasur", ajak dia.
lalu kami berdua berjalan menuju kasur untuk melanjutkan ngentotnya.
"awwwwwwwwwww", desahku panjang setelah memposisikan diri dan Gerry berlanjut memasukkan kontolnya ke dalam anusku.
dia kembali memajumundurkan pinggulnya, tiada desahan yg keluar dari mulutku, rasanya terlalu indah untuk hanya menjadi desahan, aku memilih diam da menikmatinya. Gerry juga terdiam sambil tangannya kadang nakal memainkan payudaraku.
"ahhh ini enak banget yaampun Bell", desah Gerry sambil menatap langit-langit. aku terus nungging dengan masih menggunakan wedgesku.
dia ngentotin aku dengan sangat pelan namun keras, nampaknya dia berhati-hati agar tak menyakitiku. aku tetep terus menghayati sodokan dia.
PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK
PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK
PLOK PLOK PLOK PLOK
"Gerry, enak banget sih Gerr, ahhh ahhh ahhh hmmmm"
"iya Bell, gak nyangka anal seks seenak ini"
Gerry memegangi pinggulku, aku bisa membayangkan bagaimana wajah dia saat keenakan gini. anusku rasanya kedutan dan nampaknya aku seperti akan orgasme setelah hampir beberapa waktu aku digauli oleh Gerry.
"terus Gerr, nampaknya aku mau orgasme ahh ahh ahhh", ujarku, dia tidak membalas ucapanku namun dia semakin meningkatkan ritme kentotannya. saat menjelang orgasme, otot kontol dia semakin berasa pada dinding anusku.
secara perlahan namun pasti, sangat terasa perubahan pada tubuhku yang belum pernah aku rasakan sebelumnya, kedua kakiku berasa sangat lemas, namun ototku menggeras, mataku semakin merem melek, mulutku mengangga dan seluruh tubuhku mulai akan bergetar.
"AKKKKKKKKK AWWWKKKKKK ARRGGGHHHHHH AWWWHHHKKK", bukan desahan yg keluar dari mulutku, namun seperti kerasukan yg keenakan, badanku menggejang hebat, Gerry memegangi pinggulku dengan erat, dia memberhentikan sodokannya serta mencabutnya dan menyaksikan apa yg terjadi padaku. kurang lebih 16 detik aku bergetar keenakan.
"Gerr ahaha enak banget, thankyou yaaa", ujarku spontan pada Gerry setelah orgasmeku usai, diiringi dengan dia mendekatkan dirinya lalu memelukku dan mencium bibirku.

lantas aku meminta untuk istirahat sebentar, aku berdiri mengambil minum dan berbaring dikasur. menyaksikan Gerry yang terus ngocok kontolnya untuk menjaga ketegangan gumpalan daging dia.
"nampaknya kamu udah capek ya Bell", tanya Gerry padaku yg lagi berbaring diatas kasur.
"hehe lumayan", balasku singkat sambil berwajah genit.
"hmm kalau gitu di sepong aja Bell sampai keluar, tapi......", ujar Gerry.
"tapi apaan Gerr? ehmmm bersihin dulu kontolmu dari kondom dan cairan itu", ujarku sambil menunjuk kontol Gerry.
"hmm aku pengen di sepong pas kamu pakai baju dan jilbab, Bell", ujarnya.
"hmm oke, tapi itu bershin dulu", ujarku, lalu Gerry langsung berjalan ke kamar mandi, sedangkan aku memunguti semua pakaianku dan mengenakannya termasuk jilbabku sesuai permintaan Gerry.

lalu di keluar dari kamar mandi dengan kontol yg tegang dan berdiri tepat di depanku, tanpa disuru aku langsung bertulut di depannya dan memasukkan kontolnya yg berukuran sekitar 13cm-an ke dalam mulut mungilku.
"awwwhhhhhhh Bellaaaaaaaahhhh", desah panjang dia saat aku mulai mengulum kontolnya.
aku permainkan lidahku saat kontol itu berada di dalam mulutku, mulai dari ujung kepala hingga badannya, tak ada jengkal yg terlewati. dia hanya menatap ke langit-langit keenakan sambil memegangi kepalaku. aku bergerak maju dan mundur tanpa henti sambil Gerry terus mendesah.
"shhhhh awwhhh enak banget sih Bell seponganmu sshhh awwhhhhh".
"sama Mauren enakan mana?", ujarku genit padanya.
dia tak menjawab namun terus mendesah keenakan, aku percepat gerakanku dia semakin meronta.
"awwwhhhh auuuuuuuuu yaampuuuuun ini enak bangeeet Bellaaaaa"
"awwwoooohhhh awwuuuuhhhhh aooohhhh"
beberapa saat kemudian dia mencengkram kepalaku cukup keras.
"Bella Bella ahhh aku udah deket, aku pengen ngeluarin di wajahmu Bella", ujar dia sambil berusaha menahan dan meronta.
"hmmm jangan kena jilbab Gerr, aku gak bawa cadangan", ujarku sambil mengeluarkan kontolnya.
lalu dia mengocok kontolnya sendiri tepat diatas wajahku, ku lirik dia memandangiku sambil ngocok kontolnya.
"ahhh Bella ahhh Bella aku keluaaar ahhhhh Bellaaa ahhhhh ahhhh ahhhh", desah panjang dia diiringi dengan semburan kental dan putih jatuh tepat di jidat, pipi, beberapa mengenai alisku dan sedikit pengenai bibirku.
"maygad Bella, kamu cantik banget ada pejuhku haha", ujarnya puas.
"fotoin dong Gerr, pakai HP ku aja", ujarku sambil menyuruh dia mengambil HPku di meja sebelah kasur dan beberapa kali dia menjepret wajahku dari berbagai angle.
lalu aku mulai membersihkan pejuh ini menggunakan tisue yg diberikan Gerry.
"aku kirim ke HP ku ya Bell fotonya", ujarnya sambil memainkan HPku.
"jangan, kalau mau lihat di HPku aja", ujarku sambil menyimpan di folder hidden yg tak mungkin orang lain mengetahuinya.

akhirnya kamipun menyelesaikan kencan anal seks perdanaku. kami berdua berjalan menuju parkiran dan pulang kerumah masing-masing. saat duduk di kursi mobil, rasanya pantatku nyeri, tapi kata sepupuku itu hanya sesaat karena baru pertama. jadi tak begitu aku pikir. tak ada penyesalan dan kecewa setalah melakukan itu, aku cukup puas dengan perlakukan Gerry.

setelah kejadian itu, aku dan Gerry melakukannya untuk beberapa kali lagi hingga akhirnya kami berdua memutuskan untuk stop selamanya. keputusan itu karena Gerry sudah cukup berselingkuhnya dan tak ingin bawa perasaan. sedangkan aku, sejak awal aku hanya ingin tau rasanya bercinta, aku juga tak ingin kelewatan. karena pada akhirnya aku sendiri yg merugi karena badanku yg digunakan. cewek ibarat mesin, kalau sering digunakan juga akan turun mesin yg mengakibatkan harga jual turun. sedangkan cowok ibarat supir, semakin banyak nyetir, semakin lihai dia.

bagaimana dengan Gerry, setelah hubungan itu kami masih biasa tak ada yg aneh, namun setelah aku jadian dengan mas Andri pada semester 5. aku dengar-dengar Gerry menghamili Devi, anak fakultas ilmu alam yg juga saling berselingkuh. jadi Devi punya pacar, Gerry punya Mauren, mereka berdua saling selingkuh dan hamil. Gerry sempat menolak kalau itu anaknya, namun Devi memastikan kalau pacar Devi belum pernah menyetubuhinya selama pacaran 2,5 tahun. lalu mereka menikah yg hanya dihadiri keluarga. lantas kami tak pernah bertemu. hmmm selingkuh yg kelewatan.

*
kembali pada masa sekarang.

setelah selesai dengan mandiku, aku duduk di depan kaca meja riasku sambil masih membayangkan apa yg pernah aku lakukan saat masa kuliah dulu. kadang ada rasa kangen ingin melakukan seperti itu lagi, namun menyadari kontol mas Andri terlampau besar untuk melakukan anal seks. malam pertamaku dengan mas Andri memang aku malu-malu selain karena sudah lama tidak bermain nakal, selain itu dia orang yg sah untuk meniduriku, jadi rasanya aneh jika aku menunjukkan liarku pada malam pertama. walau begitu, mas Andri sudah melihat langsung liarku diatas ranjang walau pada akhir berhubungan melalui vagina kurang nikmat. tapi entah kenapa, aku kurang menikmati berhubungan dengan suamiku, sebenarnya ukuran kontolnya adalah idaman para wanita. aku lebih menikmati berhubungan pantat dengan ukuran penis yg sedang. memang benar kata saudaraku Dzakia bahwa main pantat lebih greget. mungkin suatu saat aku akan merayu mas Andri untuk main pantat jika aku siap disodok dengan rudalnya yg sebesar lenganku.

namun secara keseluruhan aku cukup bahagia sebagai istri mas Andri, dia sangat tanggungjawab dan bapak yg sangat layak bagi kedua anakku. terkait hubungan ranjangku, biarkan itu masalah antara aku dan mas Andri yg selesaikan, aku tak ingin kubawa hingga urusan rumah tangga secara keseluruhan. seperti yg pernah aku sebutkan bahwa seks hanyalah bumbu keharmonisan rumah tangga.



EPISODE 3 - HARMONIS YANG TIDAK HARMONIS


(POV ANDRI)

kota Denpasar mungkin bukan hanya sebagian yg menjadi lokasi wisata, namun sebagai ibukota provinsi yg penuh dengan kantor pemerintahan dan perusahaan maka jalanan akan selalu ramai dan macet. banyak sepeda motor bersliweran dan para tour operator yg kadang naiknya tidak tertib menjadi jalanan semakin macet dan tak nyaman. apalagi pada saat jam pulang kantor, dimana para tour operator memulangkan clientnya ke hotel, orang kantoran pulang kerja dan selain itu transisi bagi para orang yg ingin menikmati suasana malam.

aku duduk di kursi kemudiku mobil buatan Jerman ini, sambil mendengarkan lagu dari Jennifer Lopez yg On the Floor yg jinglenya seperti Sari Roti. sebagai seorang kepada bagian banyak yg menawariku untuk diberi fasilitas sopir agar aku tak terlalu capek dibelakang kemudi. namun tujuanku beli mobil ini aku ingin merasakan tenaganya dan kenyamanannya dibelakang kemudi, walau tenaga mobil ini tidak bisa kukeluarkan dengan maksimal karena kondisi jalanan yg selalu ramai dan harus selalu waspada. berjibaku di belakang kemudi selama hampir 30 menit menembus keramaian kota, akhirnya aku tiba dirumah dengan wajah super lelah.

"hai mas, teh atau kopi?", ujar istriku menyambut kedatanganku sambil bersalaman dan dia mencium tanganku.
"teh aja yang, jangan manis-manis ya, minumnya sambil ngeliatin kamu soalnya", ujarku dengan wajah datar.
"capek masih bisa ngegombal ya", balasnya sambil membuatkanku teh panas.
"iya dong, anak-anak mana?", tanyaku.
"itu lagi main di taman sebelah", ujarnya sambil melihat melalui jendela, "ada cerita apa hari ini?", lanjut dia.
"gak ada yang, biasa tadi rapat dengan PNS, huuh makanya capek, mereka susah nangkep maksud planning kita jangka panjang, malah minta persenan. sama-sama pegawai pemerintahan kok gitu, mainnya korup", terangku kesal sambil membuka lembaran koran di meja makan.
"haha udah biasa toh mereka gitu", balas istriku yg berdiri dibelakangku sambil menciumi kepalaku.
setelah kami berdua ngobrol di meja makan sambil minum teh, akhirnya anak-anakku datang dan memberiku salam.
"papah.....", teriak kedua anakku.
"abis dari mana?", tanyaku pada mereka sambil memberi senyuman.
"abis main di taman sebelah rumah Zaki", ujar anakku yg tertua.
lalu mereka lanjut bermain di depan TV, enak ya jadi anak-anak yg ada hanya bermain dan main, belum pusing ngurus rumah tangga, kerja, finansial dan lain-lain. istriku mempersilahkan aku untuk mandi duluan dan mengambil pakaian yg aku pakai tadi siang untuk di cuci. aku sungguh bersyukur memiliki istri yg pandai mengurusku dan urusan rumah selalu beres saat aku sibuk dengan pekerjaan.

setelah semua selesai dengan mandi dan makan malam, kami berempat duduk bersama di depan TV. anak tertuaku sedang dibantu oleh Bella mengerjakan PR nya, sedangkan anak yg kecil berada di sebelahku bermain dengan Lego. dan aku duduk manis sambil membuka email dan membalasnya yg belum sempat aku lakukan saat di kantor.
"eh yang, kamu tadi senam Zumba ya", ujarku memecah keheningan sambil mata tetap fokus pada laptop.
"ih gimana sih mas, besok aku senamnya, dan jumat aku arisan", ujarnya dengan sedikit gemas karena aku sering lupa waktu.
"oh iya haha maap", balasku.
selama disini kegiatan istriku hanya senam, arisan dan ngurus rumah tangga. teman arisan ini juga teman Zumbanya, yg sesama perantuan dan jumlahnya katanya hanya 6 orang. menurutku kalau hanya berenam bukan arisan, tapi ngerumpi.
"maaah, udah jam 9, adik ngantuk", ujar anakku yg kecil.
"kakak udah ya nonton TV nya, ayok tidur, mamah temenin", ujar istriku yg lalu beranjak dan mengantar kedua anakku ke kamarnya, aku masih saja fokus pada laptopku. kadang aku berpikir, kapan mereka bisa pisah, aku tak ingin kedua anakku memiliki hubungan diluar batas seperti pada kisah Rendy dengan Novita, yaitu kakaknya. mungkin kalau sudah berani, mereka akan segera aku pisahkan kamarnya.

"mas, masih kerja?", ujar istriku yg duduk dan bersender disebelahku sambil melihat aktifitasku di depan laptop.
"hmm lumayan sih, kenapa sayang?", balasku sambil mengarahkan pandang padanya.
"gapapa, pengin gangguin kamu aja haha", balasnya dengan genit. rambut dia yg lurus seleher membuatnya semakin cantik, namun saat dia berkerudung akan jauh lebih cantik dan anggun.
"huuu sukanya", balasku sambil mencubit pipinya.
"kan kita bisanya mersa kalau anak-anak udah tidur mas", ujarnya sambil memelukku.
"iya sayang, udah ini aku tutup laptopnya", ujarku sambil berberes di meja laptopku yg pendek ini.
lalu kami berdua duduk didepan TV sambil ngobrolin hal ringan, tanpa gangguan HP dan gadget, benar-benar quality time dengan istri. aku senang dengan cara istriku yg saat kami berdua ngobrol bisa fokus dan tidak terganggu oleh gadget. tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul setengah 11. dimana beso pagi aku harus kembali ke kantor pada pukul 9, seperti biasa.

"mau ke kamar yang? udah jam segini", ajakku padanya.
"yuuk, gendong!", balasnya dengan manja.
seperti saat jaman menikah pertama, aku sering menggendongnya untuk kubawa ke kamar, setelah menikah hingga 2 anak, masih aja mintanya sama. kebahagiaan yg tak bisa dibayar atau diganti dengan apapun. dengan posisi Bella digendong dipunggungku maka dia perlu naik keatas sofa untuk itu. dengan badan dia yg proporsional bukan jadi masalah buatku untuk menggendongnya. setelah aku jatuhkan dia di kasur, aku kembali berjalan untuk mengganti lampu kamar menjadi remang, dan dia senyum-senyum diatas kasur menyaksikanku.
"ih kenapa ini senyum-senyum, mau ngajak ena-ena ya", tanyaku sambil berbaring di sebelahnya sambil menjadikan dia gulingku.
"hehe gapapa mas, kamu nggemesin", balasnya sambil minta peluk aku.
"yang, yuk yang hehe udah 4 hari nih gak main", ajakku pada dia sambil sedikit menciumi lehernya.
"ehhmmmm ngentot mas?", tanya istriku.
"iya dong hehhe", balasku sambil meremasi susu istriku sendiri.
"hmm aku sepong aja ya mas hehe itumu gede banget mas soalnya", balas istriku sambil mengekspresikan mimik wajah nyeri, memang benar, kadang kalau pas aku bersemangat masuk pada gigi 5 dengan goyangan yg kencang, aku melihat istriku keenakan namun juga kesakitan kadang airmatanya sedikit keluar. entah kenapa istriku masih kurang menikmati yg mengakibatkan nyeri walau sudah lama menikah, apa mungkin ukuran yg kegedean. walau begitu, kami belum pernah konsultasi pada pakar seks, karena malu. namun banyak aku membaca melalui google bahwa kejadian seperti itu memang biasa saat pasangan kurang ikhlas atau kepikiran sesuatu yg membuatnya tak menikmati sehingga menjadikannya nyeri karena lubrikasi pada vagina yg tiba-tiba terhenti saat sedang panasnya.

"bukannya yg gede yg enak ya yang, yauda deh disepong gapapa daripada kagak", ujarku santai.
"iya ii mas, kenapa ya, padahal aku ya berusaha menikmati, tapi ya karena entah kenapa jadi kaya gimana gitu, maaf ya suamiku", ujarnya sambil memelukku.
lalu tanpa membuang waktu aku langsung melepas celanaku dan istriku langsung meraih kontolku.
"yaampun segede gini lho mas", ujarnya sambil terus mengocok kontolku dengan pelan. sebelum kami mulai ritual, istriku kudekatkan pada bibirku untuk kulahap bibirnya.
"smooocchhh cmooocchhh cmooooccchhhhh", ciuman kami disertai dengan permainan lidah dan aku meraba badannya yg langsing. kami berdua bersilat lidah dengan cukup lama, bahkan nafas istriku mulai terengah engah saat ciuman kami berubah menjadi ciuman yg hot. aku harap istriku mengubah pikirannya dan ingin ngentot.
"mas, bikin aku orgasme dong", mintanya sambil wajah yg super sange.
"ngentot ya sayang", tanyaku.
"ehmmm di kobel sama dijilat aja ya mas", minta dia, walau sedikit kecewa namun tak apalah.

lalu aku langsung berpindah posisi dan menarik celana istriku berserta dengan celana dalamnya dan terlihatlah vagina bersih tanpa bulu sedikitpun itu. kepalaku mendekat pada pangkal selangkangannya dan kujulurkan lidahku pada bibir vaginanya yg tipis tersebut, aroma khas sabun sirih membuatku semakin bernafsu.
"sluuuuuuurrrrrpppppppppppppp", aku menjilati bibir vagina istriku dari ujung bawah hingga ujung atasnya yg membuat dia klejotan tak karuan, bibir vagina yg sedikit terasa asin tak ku hiraukan selama bisa memberi kepuasan dan nafsu pada kami berdua.
"awwwwwwhhhhhhh mass", desah panjang istriku saat ujung lidahku mengenai klitorisnya. aku terus menjilati pada bagian itu, istriku hanya terdiam sambil klejotan, menahan desahnya dengan mengigit bibirnya sendiri dan tangannya memainkan payudaranya dari luar bajunya. terkadang tangannya mencengkram sprei saat aku sedang intens memberikan serangan pada alat vitalnya.
cairan vaginanya turut keluar yg membantuku memainkan lidah semakin licin dan lihay. kedua kaki istriku terus bergerak-gerak untuk menghilangkan rasa geli yg menyerang tubuhnya. dia enggan mendesah kencang karena tepat kamar sebelah adalah kamar anak-anak. sejak memiliki anak kami terbiasa bermain senyap dengan desahan yg minimal. permainan senyap justru membuat semuanya semakin nikmat dengan saling melihat wajah yg sange namun menahan luapan nafsu yg seharusnya dikeluarkan menjadi sebuah desahan nikmat. istriku mengigit bibirnya sebelah bawah sambil terus mendesah ringah.
"ssshhhh shhhhh hmmmm shhhhhh awhhhh shhhh stthhhmmm"
"ahhhh mas Andrii, enak banget sih mas", desah dia sambil merancu tak jelas, "kalau udah capek gantian mas", lanjutnya lembut disela-sela serangan lidahku.
"pantang gantian sebelum kamu orgasme sayang", balasku yg lalu memasukkan salah satu jariku kedalam vaginanya yg sudah sangat becek dan basah.
"awwwhhhh massss, jangan pakai jari mas", mintanya, namun tak ku hiraukan dan aku terus memainkan jariku berada di dalam rahimnya. jariku bergerak keluar masuk dan membentuk seperti pancing untuk menstimuli bagian atas rahimnya. istriku semakin klejotan bagaikan cacing yg terkena garam, tangannya berusaha menarik tanganku agar berhenti mengobok-obok vaginanya, namun tenaganya kalah denganku. kuperhatikan wajahnya semakin memerah dan matanya semakin sayu.
"AAHHHHH MAS ANDRRRRIIIIIIIWW AHHHWWHHHHHHH MASSSS", teriak istriku yg sangat kencang diiringi dengan tubuh yg mengencang dan keenakan, diikuti dengan nafas yg berburu.
"yanggg!! teriaknya kok gak diatur", ujarku sambil tertawa.
"abisnya kamu sih mas, ngobelnya gak aturan, langsung orgasme dong mas, kenceng banget ya teriakku, anak-anak bangun gak ya hahaha", khawatirnya dengan anak kami terbangun, lalu istriku duduk sambil menyenderkan punggungnya pada tembok sebelah kasur dengan menutupi bagian bawahnya dengan selimut sembari mendengarkan jika ada suara tangis karena anak yg terbangun.
"enggak deh kayanya", balasku sambil konsentrasi mendengarkan.

lalu istriku mendekat padaku yg berdiri di pinggir kasur, dia mulai memberiku blowjob dengan posisi seperti doggy style diatas kasur, bentuknya sungguh seksi. kontolku yg 18cm itu dia lahapnya dengan penuh penghayatan.
"ehhhhmmmm ahhhhh enak banget yanggg", ujarku sambil memejamkan mata.
istriku bergerak maju dan mundur, lidahnya memainkan permainannya dengan lihai, membuatku merem melek keenakan. walau begitu, kontolku hanya bisa masuk separuh ke dalam mulutnya.
"yang, dorong masuk terus hingga masuk mentok yang", ujarku sambil memegangi kepalanya dan mendorongnya agar kontolku bisa masuk semua kedalam mulutnya. istriku berusaha memasukkan semua kontolku, yg sering disebut dengan deep throat.
"uhuuuuk..uhuuuukkk..uhuuukkkk", suara batuk istriku diiringi dengan dia mengeluarkan kontolku dari mulutnya dan ludahnya yg terkumpul keluar dari mulutnya. dari total panjang kontolku, hanya sepertiga yg bisa di telan, selain itu dia juga harus membuka mulutnya lebar-lebar untuk mengakomodasi lebar dan panjang penisku.
"gak bisa mas, udah yg paling mentok tadi", ujarnya sambil menatapku, lalu dia kembali memasukkan kontolku pada mulutnya. dia memainkannya dengan tempo cepat dibantu dengan tangan kanannya ngocokin bagian pangkal kontolku. aku hanya merem melek keenakan, dan membelai rambut istriku.
"terus sayang aku bentar lagi mau keluar sayanggg", ujarku sambil berbisik padanya dengan belaian yg lembut pada rambutnya. kontolku rasanya semakin mengencang dan ototku juga turut mengikutinya. istriku semakin bergerak dengan cepat.
"ahhhh yanggg ahhhh aku mau keluar yanggggg", aku mencengkram kepala istriku.
"aahhkkkk sayanggggg ooowwhhhhh yangggggg awwhhhh croooooooot crooooooot crooooooot crooooooot croooooooooot", semburan demi semburan keluar dari buah zakarku hingga rasanya tak ada yg tersisa, aku masih merem melek menikmati tiap tetes yg tersisa untuk terus keluar. bahkan saat aku sedang maksimal dalam memuncratkan cairan putih itu, istriku tetap menggerakkan tangannya maju mundur untuk mengeluarkan semua cairan pejuh.
lalu dengan perlahan istriku mengeluarkan kontolku dari dalam mulutnya, dan dia menunjukkan betapa banyaknya pejuhku yg keluar dengan membuka mulutnya dihadapanku. lantas dia menutup mulutnya dan tersenyum, selanjutnya kembali menunjukkan bahwa pejuhnya sudah habis dia telan.
"kamu gak bisa to mas, memberiku pas aja, selalu berlebihan, sperma sampai sebanyak itu, mulutku sampai penuh", ujarnya sambil senyum.
"itu tadi kamu telan semua", aku masih tak percaya, karena istriku jarang mau menelan sperma.
"iyaa mas, gurih ternyata", balasnya sambil memunguti pakaian kami yg berserakan.

secara reflek tanpa ada rasa jijik, aku langsung menundukkan kepalaku dan meraih bibirnya secara paksa karena istriku enggan aku cium setelah mulut kami saling menyentuh kelamin masing-masing.
"smooocccchhhhhhh", ciuman paksa aku yg berikan ke istri.
"ihh mas, jangan mas, kan bibirku abis di kontolmu dan kena pejuh juga", protes dia.
"gapapa sayang, ciuman kasih sayang, ntar disangka aku jijik mencium kamu setelah memberikan nikmat padaku", balasku padanya.
"hihi iya deh mas Andri sayangku", lanjutnya dengan malu-malu. lalu kami berdua berlanjut berciuman untuk sejenak dan saling memandangi satu dengan lainnya. betapa cantiknya istriku saat dia keadaan polos tanpa sehelai apapun yg menutupi tubuhnya ditambah wajah paska sange dan nafsu tinggi.

setelah selesai dengan urusan nafsu kami, lalu kami merapikan kasur dan tidur. istriku tidur didalam pelukanku dengan wajah yg sangat cantik dan anggun, rasa syukur yg luar biasa aku bisa memiliki istri yg begitu cantik dan membanggakan. namun, walau aku puas dengan permainan tadi, tapi rasanya kurang puas jika gak dituntaskan dalam bentuk seks. aku jadi teringat kata Edo, katanya cewek suka dengan kontol yg gede, tapi kenapa sekarang sebaliknya.

mungkin orang yg tau, bahwa keluarga Andri sangat harmonis, istri yg selalu disegani oleh para tetangga, aku yg sangat dihormati, siapa sangka kalau permainan ranjangnya kurang mencerminkan seperti yg orang lihat. tapi yaudalah, walau seks tak memuaskan, namun aku diberi kenikmatan yg lain yaitu, keluarga harmonis, ekonomi yg aman dan stabil, jabatan yg aman dan keluarga yg sehat. sudah saatnya tidur, aku besok harus kembali ke kantor.




EPISODE 4 - OBROLAN NASI PADANG


(POV ANDRI)

sebagai seorang pemuda pekerja yg berprestasi sudah dipastikan bahwa akan banyak pekerjaan yg menumpuk yg siap ditunggu deadline. memang cita-citaku sejak kecil adalah sebagai orang kantoran yg sibuk dan penuh tantangan, maka hal ini aku sikapi dengan sangat terbuka dan bahagia.

pagi ini suasana kota sungguh ramai. kota ini memang selalu ramai, destinasi wisata nomor 1 di Indonesia, dengan lonjakan wisatawan yg meningkat tiap tahunnya. suasana kantor masih sepi dan sejuk, meja ruanganku masih rapi dan OB sudah datang untuk mengantar kopi kesukaanku.
"mari pak Andri, kopinya", ujar OB yg bernama Didi.
"makasih, Di. gimana anak istri sehat kan", tanyaku padanya, aku selalu memperlakukan bawahan maupun atasan layaknya orang yg pantas mendapatkan hormat, tak ada perbedaan.
"sehat bapak, hanya saja anakku akan ujian akhir SD, sedikit khawatir saya", terangnya dengan sopan dan lembut.
"bukannya anakmu pintar, Di?", tanyaku kembali sambil minum kopinya Didi.
"tetep aja sih bapak, sebagai orang tua pasti khawatir", balasnya lagi.
"terus rencanamu?", tanyaku.
"hanya mendoakan agar dapat hasil terbaik bapak", balasnya kembali.
"hmmm iya, saya juga turut mendoakan Di, kalau butuh untuk biaya bimbingan belajar, bilang ya, Di, gak usah sungkan sama saya", ucapku dengan menatap Didi.
"ah bapak, terimakasih, tapi saya tidak ingin merepotkan bapak", ujar Didi terus terang.
"bukan gitu, Di. aku sangat concern dengan pendidikan, kalau bisa anakmu bisa sekolah terus dan kerja di tempat yg bagus", aku menerangkan pada Didi.
"iya bapak, jangan sampai seperti saya", terangnya.
KNOCK KNOCK~
"maaf bapak, saya pamit dulu", ujar Didi setelah mendengar akan ada yg masuk.
"oke Di, kalau ada apa-apa bilang ya", kataku padanya.

lalu setelah Didi keluar, kolega satu department ku memasuki ruangan. aku menjabat sebagai kepala bidang kerjasama, yg memiliki tim berjumlah 4 orang. kolega yg bernama Tony, bersama dia aku sering ditugaskan untuk keluar kantor menjalin hubungan dengan para mitra maupun kantor pusat. terakhir penugasan bersamanya kurang lebih sebulan lalu ke kantor pusat.
"Dri, masih pagi kopinya udah tinggal separuh", ujarnya langsung nyelutuk, dia menjabat sebagai wakilku.
"mumpung panas enak", balasku, "ada apaan nih? bawa kertas apaan itu?", lanjutku.
"haha, surat perjalanan dinas, minta tanda tangan, untuk penugasan pak Denny ke Indonesia timur", terangnya sambil menyodorkan kertas.
"udah lama ya kita gak dapet tugas haha", balasku sambil menandatangani surat itu.
"ya baguslah, istriku hamil tua, gak bisa ninggal aku, ntar kalau ada lagi, kamu aja berangkat sama yg lain", terang dia sangat ringan.
"laah, yg cowok di department kita hanya aku dan elu, lainnya Tasya sama Mariska, apa bisa pergi lama-lama", ujarku sambil nada meninggi.
"ya bisa lah, thats the job dude", ujar Tony.
"iya sih, kadang aku prihatin dengan para pekerja yg enggan di tempatkan di pelosok, then kenapa mereka daftar kerja itu kalau gak mau ditempatkan di seluruh wilayah Indonesia", terangku dengan sedikit memanas.
"hmmm anakmuda jaman sekarang pada manja! udah aku mau balik ke ruangan", kata Tony sambil berjalan.
di dalam department ini, memang tugasnya sering penugasan diluar, aku dan Tony memang partner yg tidak punya lelah dan semangat, makanya mendengar perkataan Tony jika dia tak bisa turut serta jika ada penugasan membuatku sedikit gelisah. 

selain Tony, di departmentku ada Tasya dan Mariska, mereka berdua pegawai wanita yg masih berusia 26 tahunan, yg tugasnya lebih sering berurusan dengan surat menyurat, tidak pernah penugasan diluar. dari penampilannya, Tasya malah seperti model yg cantik dan tinggi, jadi aku kurang yakin dengan kebugarannya saat penugasan. sedangkan Mariska berbadan tebal dan semok, sehingga sungguh membentuk pantat dan payudaranya menjadi sangat indah ditambah wajahnya yg macam wanita yg haus nafsu, itu hanya menurut pandanganku, namun dari tutur katanya dia menggambarkan sebaliknya. 

sebenarnya selain kami berempat ada beberapa staff lokal, namun biasanya tugas untuk menjalin hubungan dengan mitra maupun pusat memang sudah menjadi bagian staff posisi atas untuk mengeksekusi tugas tersebut, maka opsi untuk membawa staff lokal akan susah untuk dijalankan. tapi, selama belum ada surat tugas di mejaku, aku tak akan memikirkannya siapa yg aku bawa.

tugas belum selesai separuh, tak terasa waktu sudah menginjak tengah hari. kondisi kantor yg sedang sibuk, banyak para pekerjanya makan di depan kompuetrnya. kali ini istirahat makan siang pun aku berada di lounge departmentku di temani oleh Tony dan Didi, bagi Didi sebenarnya ingin melayaniku mengambilkan makan maupun minum buatku, namun karena aku sudah pesan makan dari luar, maka aku ajak sekalian makan denganku. sebagai OB bisa makan dengan bos-bosnya merupakan kesempatan langka.
"ayo Ton, ayo Di, masih banyak ini nasi padangnya", ujarku sambil terus makan, "eh Tasya sama Mariska mana?", lanjutku yg sebenarnya menyiapkan makanan untuk mereka juga.
"tadi bu Tasya keluar naik taksi sama bu Mariska pak", terang Didi sambil malu-malu mengambil lauk untuk dirinya.
"hmmm, mereka berdua udah menikah ya Dri?", tanya Tony padaku.
"heeh inget, istrimu lagi hamil", bentakku sambil canda.
"haha istri hamil, guwe libur bos", candanya.
kami berdua lalu melanjutkan makan sambil bercanda, hingga beberapa saat kemudian kedua pegawai wanita yg kumaksud tadi memasuki lounge untuk menuju ruangannya.
"mbak Tasya dan mbak Mariska, kemana aja? ayo makan siang ini sudah saya belikan makan siang", ajakku pada mereka.
"maaf bapak, kami tadi sudah makan, terimakasih, mari bapak", ujar mereka dengan sopan dan akan langsung menuju ruangannya. sedangkan Tony matanya tak lepas dari mereka berdua, Tasya dan Mariska menggunakan rok span diatas lutut yg membuat kaki mulusnya terekspose dengan indah.
"wooo udah, lha ini sudah saya belikan makanan lho", protesku pada mereka.
"maaf bapak, tapi kami sudah makan, buat mas Didi saja", ujar lembut Tasya pada kami.
"woo next time makan aja disini sama kami", jawabku sambil memakan makananku.
"baik, bapak, mari", lanjut Mariska yg lantas berjalan berdua menuju ruangannya, gelagat mereka masih sangat kaku dan malu-malu didepan atasannya, tipikal anak baru.
"bos, paha mulus gitu mana tahan", ujar Tony dengan berbisik pada kami.
"haha parah lu, pegawai sendiri dijelalati parah lu", balasku.
"haha gimana Di, manteb yg mana?", tanya Tony pada Didi.
"mana aja deh pak yg mau sama OB haha tapi pak, saya sering mendengar obrolan nakal kalau pas pada lembur", ujar Didi berbisik.
"siapa Di, Tasya atau Mariska?", tanya Tony penasaran.
"hmmm bukan pak, tapi sesama antar pegawai gitu, kadang ngobrolin masalah selangkangan juga", terang Didi. aku pun tak kaget, karena di lingkungan kerja yg penuh tekanan membuat kepala pening, salah satu cara agar tetap seimbang yaitu mengeluarkan cairan putih kental melalui saluran bawah. sudah jadi rahasia umum, tapi aku tetap tenang dan tetap mendengarkan cerita Didi.
Tony dan Didi terus ngorbol tak ada habisnya, terutama membahas masalah lakang, aku hanya senyam senyum berada dikursiku.
"ahh udah ah, balik ruangan dulu", ujar Tony sambil berdiri, "bos, makasih nasi padangnya ya", lanjutnya padaku.
"sante lah, Di, beresin ya", perintahku pada Didi.
"siap bapak", balasnya.

lantas aku pun berjalan menuju ruanganku kembali dengan tumpukan kertas dan berkas yg berada diatas meja yg sama sekali belum sempat aku sentuh. namun didalam kepalaku dipenuhi dengan cerita antara Didi dan Tony yg nasi padang menjadi mediatornya.

Tasya dan Mariska memang pegawai yg baru penempatan sekali, mereka berdua seangkatan maka kemanapun mereka selalu bersama. mereka masih sungkan untuk ngobrol santai dengan kami, akupun maklum. yg kuketahui dari mereka, yaitu sudah menikah dan memiliki anak. secara pribadi, aku lebih tertarik dengan Tasya, badannya yg tinggi dan ramping membuat kakinya jenjang dan ditambah dengan highheels menjadikannya semakin seksi dan cantik. rambutnya yg lurus dan tutur bahasanya yg lembut, jadi ada pikiran nakal kalau mulutnya aku jejali dengan kontol 18cm ku.

tak terasa kontolku mulai mengeras membayangkan bawahanku, membayangkan jika dia nungging dan aku mengangkat roknya, dan memasukkan kontolku melalui belakang. aku duduk santai pada kursiku, memejamkan mata dan tangan kananku mengelus-elus kontolku dari luar dan membayangkan itu terjadi.
"errgghmmm ergghmmmm maaf bapak Andri", ujar suara wanita mengagetkanku yg sedang merem melek keenakan.
"ehhhh ehhh iya, mbak Tasya hmmmm", balasku salting diiringi dengan merapikan jasku, yg ternyata Tasya sudah membuka pintu dan entah apakah dia melihat yg aku lakukan.
"maaf, saya menganggu istirahat bapak yah", lanjutnya.
"oh enggak kok, bagaimana, mbak?", tanyaku yg lalu Tasya mendekat dan berdiri didepan mejaku.
"iya pak, saya barusan dapat telepon dari mitra, untuk membahas lanjutan rapat yg kemarin, apakah sudah ada putusan", terangnya.
lalu kami berdua ngobrol cukup lama, namun yg aku perhatikan Tasya ngobrol dengan kondisi yg kikuk juga, aku menjadi tak nyaman dan khawatir kalau dia melihat tanganku tadi yg sedang memegangi kontol.
"baik pak, terimakasih", balasnya setelah selesai dengan obrolan tadi dan dia berjalan keluar, saat berjalan keluar aku hanya memandangi pantatnya dan body nya yg sangat bagus bagaikan gitar spanyol dari belakang mejaku.

"ohh Tasya, badanmu bagus banget, maaf ya Tasya, nanti jadi bahan coliku waktu aku mandi", ujarku dalam hati. aku memang masih sering coli karena jatah seks ku yg minim bersama istri, walau begitu aku tak memiliki nyali untuk berseligkuh. istriku terlalu sempurna untuk aku jahati.



EPISODE 5 - ARISAN KELAS ZUMBA




lain Andri, lain juga Bella, kegiatan mereka kebalikan 180 derajat, jika Andri sibuk dengan pekerjaannya yg membuat kepala pening, sedangkan Bella sibuk senam dengan kawannya yg juga para perantau disanggar senam Executive Fitness.


(POV BELLA)

"satu...dua...tigaa...ayo goyangin pinggulnya lebih bertenaga!!", teriak semangat instruktur senam. akupun turut semangat untuk menggoyangkan badanku lebih bertenaga hingga keringat segar bercucuran.
"ayoo yg disana, yak yak yak!", lanjutnya sambil menunjuk grup yg berada di pojok kiri.
semua yg berbadan ramping, gemuk dan sedang semangat mengikuti gerakan dari instruktur disertai dengan lagu yg semangat membuat kami juga turut semangat. kegiatan senam zumba yg rutin aku ikuti tiap minggunya, senam yg berlangsung selama 2 jam membuat tubuh menjadi segar setelahnya.

"oke, gerakan terakhir, pendinginan...!!", lanjut teriak instruktur dengan tetap semangat, gerakan kali ini lebih pelan dan berguna untuk mendinginkan badan sebelum akhirnya selesai.
"yaa, cukup. terimakasih ladies", teriak instrukstur sambil menyelesaikan kegiatan zumba kali ini. aku lantas berjalan menghampiri teman-temanku yg lain yg tersebar di ruangan ini. mereka adalah Stella, Claudia, Zaskia, Gladis dan Laura. selain teman zumba, mereka juga teman arisan yg rutin kami adakan 2 minggu sekali. sebenarnya lebih tepatnya adalah ngumpul dan ngrumpi.
"haaah, keringetku bercucuran banyak", ujar Gladis.
"iya sama", balas Stella sambil melepas sebentar kerudungnya untuk mengeringkan rambutnya.
"yuuk, pindah ke kantin aja, biar kelas ini diisi sama kelas zumba berikutnya", ajak Claudia.
"yok", sambut kita semua. yg lantas kami semua merapikan bawaan kita dan berjalan bersama menuju kantin. Executive Fitness ini hanya diperuntukkan bagi wanita, sehingga dikantin pun banyak anggota yg hanya menggunakan sport bra tanpa perlu menutupi, namun sebagai wanita yg sudah berhijab sejak dulu rasanya tetap aja tak nyaman.

"mau pada pesen apa?", ujar Stella.
"aku teh hangat aja", balasku yg ikuti dengan yg lain memesan minumnya.
"ini lho, body goalku seperti Claudia, badan ramping tapi toket bisa gede", ujar Zaskia.
"iya ya, biasanya badan meramping, toket juga ikut ramping", ujar Laura yg badannya kecil dan ramping.
"eh kalau toket gede itu gak enak, cowok-cowok pada ngeliatin kali", balasnya sambil protes.
lalu ditengah obrolan menyangkut bentuk badan, minuman kita datang yg membuat obrolan kami pause sebentar agar tak didengar oleh yg lain.
"haha Claudia ini kelihatanya yg paling bahagia ya, badan seksi gini pasti digoyang terus sama suaminya tiap malam", ujar Gladis dengan santai sambil minum minumannya.
"hahaha iya ya, wajahnya bersinar banget", balasku.
"lha kalian emang gak di goyang terus sama suami apa", tanya Claudia, "itu semua ada rahasianya boo, biar tetep ON terus sama suami walau udah nikah lama hahaha", lanjutnya dengan wajah songong.
"bagi dong tips nya, masa di simpen aja sendiri", protes Stella.

Claudia seperti menarik nafas panjang yg diiringi dengan mengembangnya payudara dia, lalu dia meminum es cincaunya sejenak sebelum akan mengeluarkan kata-kata yg berada di dalam kepalanya.
"hmmm tips ini mungkin gak bagi semua orang sih ladies", balasnya dengan pelan dan berbisik.
"iya nih, huu curang, paling kita semua punya masalah yg mirip di ranjang, apalagi di usia seperti kita ini", terang Gladis, kami memang memiliki rentang usia yg hampir relatif sama, yaitu kepala tiga namun masih di awalan.
"iya nih, ayolah, Dia", protesku.
lalu dia seperti melihat semua wajah kami yg serius menunggu jawaban dia.
"hmmm baiklah, tapi jangan cerita siapa-siapa ya, dan semoga gak menyingung kalian", lanjut dia dengan seperti berat.
"oke siap, janji Claudia sayang, demi kehidupan keluarga yg bahagia", balas Zaskia.
"hmmm....tukeran", jawab singkat Claudia yg diikuti bingung oleh kita semua, kami hanya saling pandang dan bingung dengan jawaban singkat Claudia. tentunya jawaban seperti itu tidak di perkirakan oleh kita semua.
"haaaah?! maksudnya gimana?", tanyaku bingung pada kami semua.
"hmmmm jangan-jangan maksudmu tukeran pasangan gitu?", tanya Laura pada Claudia dengan berbisik.
"ohmygaaaad serius ini Claudia", lanjut kami semua, dan iiringi dengan senyum dan anggukan pelan dari Claudia.
"wait wait, aku belum sepenuhnya paham, jadi kamu dan suami tuker pasangan dengan yg lain gitu", tanya Gladis lebih detail, "itu selingkuh dong berarti?", lanjutnya.
"hmm bukan, kalau selingkuh kan diem-diem, kalau ini selingan untuk keluarga utuh, beda banget....tapi.....hmm iya, jadi kalau bosan, kami tukeran gitu, please ya ladies jangan ilfil denganku gegara ini", jelas Claudia dengan khawatir.
"kagak kok, Dia, tenang aja, kalau gitu ceritain detailnya dong biar bisa sebagai gambaran, kenapa alasannya dan dampaknya gimana?", tanya Zaskia dengan kalem.
"hmm detailnya hmmm jangan disini deh, takut kalau didenger yg lain, pas arisan aja gimana, lusa?", tanya Claudia pada kami.
"hmmm deal!!", balas kami semua dengan semangat.
"rumah siapa yg sepi nih?", tanya Laura excited.
"rumahku ada pembantu, jangan dirumahku yak", jawabku dengan terus terang.
"hmm rumahku aja, kosong dari jam 9 sampai jam 2", jawab Gladis.
"oke rumah Gladis jam 9 yak!", ujar Zaskia semangat, kebetulan kami semua ibu rumah tangga, mengingat suami kita memiliki jam terbang tinggi dan berpindah-pindah.
lantas kami melanjutkan ngobrol mengenai hal lain, khusus untuk cerita Claudia disimpan nanti pada saat arisan. namun memang sih, keenam dari kami, nampaknya hanya Claudia yg wajahnya sumringah seperti urusan ranjang paling puas.

setelah kami semua berpamitan dan tiba dirumah, duduk di depan TV bersama suamiku yg masih sibuk kerja di depan laptopnya. sebenarnya urusan libido, aku dan suami memiliki libido yg cukup tinggi, jika masih ingat bagaimana aku nekat melakukan anal seks saat masih berkuliah untuk menuntaskan hasrat nafsuku. suamiku juga sangat buas saat bersamaku dikamar, ditambah dengan ukuran pusakanya yg hampir segede lenganku membuatnya dia sangat perkasa. namun apa harus dikata saat rasa tak nyaman karena berhubungan badan harus berani menunda libido kami berdua. terkadang aku berpikir apa aku kurang lubrikasi pada vagina yg membuatku lantas kering sehingga menimbulkan rasa nyeri. aku pernah membaca curhatan di salah satu thread di semprot, bahwa seorang pria memiliki istri yg kurang seksi, saat di blowjob oleh istrinya penisnya tegang maksimal, namun saat akan penetrasi berubah menjadi loyo lagi. jadi aku berpikir apakah aku seperti itu namun konteksnya pada wanita. aku sering membayangkan rasa perih saat pertama mas Andri memperawaniku saat berhubungan, apakah itu ya penyebabnya. walau begitu aku minder, takut dan malu untuk berkonsultasi pada dokter maupun psikiater.

namun begitu, aku tak ada niatan untuk melakukan apa yg dilakukan Claudia hanya semata untuk menyelamatkan hubungan ranjangku dengan suami, namun aku excited dan tak sabar untuk mendengar cerita langsung dari Claudia, siapa tau dia memiliki tips untuk membuat hubungan ranjang menjadi semakin berwarna.

*
Ngerumpi dirumah Gladis.

aku tak pernah melihat para ladiesku begitu excited seperti hari ini, bahkan sebelum jam 9, mereka sudah saling menelpon agar tak lupa datang di rumah Gladis. seperti biasa, aku pergi setelah suamiku berangkat ke kantor menggunakan mobil yg belikan suamiku untuk mobilitasku disini, walau tak diberikan baru namun cukup untuk selama penugasan suamiku disini, mobil keluaran Jepang yaitu Honda City tahun 2014.

tiba dirumah Gladis, hampir semua mobil sudah terparkir didepan rumah Gladis, aku berjalan masuk menuju rumahnya yg kurang lebih berukuran 300 meter persegi dengan design mewah minimalis. saat masuk rumah langsung disambut oleh para teman wanitaku.
"hello Bella", ujar mereka sambil memberi kecupan satu per satu.
"hmmm kurang aktor utamanya nih", ucap Gladis.
aku langsung duduk dan ngobrol santai dengan mereka. suasana kota di Denpasar sangat panas, bagi yg tidak berkerudung seperti Laura dan Gladis hanya menggunakan hotpants, sedangkan aku, Zaskia dan Stella tetap menggunakan pakaian tertutup. maka tak di pungkiri jika Gladis dan Laura sering disebut Hot Mom.
"hello, ladiessss, maaf telat, tadi suami berangkatnya juga agak telat", ujar Claudia yg juga turut menggunakan celana pendek diatas lutut.
"waah pasti suami ngajak Quicky dulu nih", celoteh Stella pada Claudia.
"haha rahasia dong", balasnya sambil duduk di dekat kami, lalu Gladis berdiri dan menutup pintu depan agar tak ada tamu atau siapa yg masuk.

"langsung aja nih ya, gak usah pakai lama, pening kepalaku membayangin elu Di", ujar Zaskia yg cantik anggun dengan bentuk khas hijaber yg ada di Instagram.
"haha anjir parah ah kalian hmm yauda baiklah. pertama tukeran waktu usia 27 tahun lah, udah nikah sejak umur 20 kan aku, terus semakin tambah tahun nikah, ditambah udah punya anak 2, terus bosan kan biasa", ujarnya dengan sangat kalem dan santai, "awalnya dengan temen kami pasangan juga, kami saling curhat gitu kan tentang kondisi rumah tangga, lalu kami punya masalah yg sama, terus ngobrol-ngobrol dan hari itu juga waktu itu juga, langsung booking hotel, suamiku dengan istrinya temen sedangkan aku dengan suaminya temen", terangnya.
"woow terus terus...", ujar Stella yg dengan fokus mendengarkan.
"jangan pada basah ya haha", ujar Claudia dengan canda.
"hahaha basah gak ya", balas Laura.
"lanjut yak..yauda terus kami begituan kan semalem, nafsuku bener-bener liar banget semacam keluar semua, terus setelah selesai, balik kan sama suami, kita saling cerita pengalamannya dan rasanya seperti kita pertama kali dulu, jadi bisa bergairah lagi sama suami", terangnya dan dia berhenti sejenak meminum minumnya, "terus lama kelamaan, ternyata banyak kelompok tukar pasangan kan, akhirnya kita bikin kelompok dan tukerannya terus acak, dan rutin tiap 3 minggu sekali", terangnya.
kami semua hanya terdiam dengan cerita Claudia yg nampak tenang dan santai dengan aktifitas seksualnya.

"terus efeknya ke kamu dan suami apa Di?", tanya Gladis.
"efeknya ya, kan bosan tuh, nah bosan tuh kalau ada kesempatan pasti selingkuh, nah tukeran ini manfaatnya adalah untuk menghilangi bosan itu, bosan itu sifatnya sementara, dan selebihnya kan pasti dengan suami", terang Claudia pada kami.
"udah pasti bisa hilang bosannya?", tanyaku pada dia.
"ibarat orang bosen dirumah, pasti kan keluar lah ngemall ato jalan, walau bentar kan lalu bisa betah lagi dirumah", terang Claudia.
"bener juga ya", jawab Stella sambil mengangguk-angguk.
"daripada diem-diem selingkuh, mending gini, jelas mainnya sama siapa", ujar Claudia.
kulihat para temanku, semua pada terbius dengan jawaban Claudia yg benar tepat dan solutif, walau ini adalah kegiatan menyimpang. aku memandangi diriku sebenarnya sama, bosan, tapi tak tau cara menghilangkan bosan itu. kemanapun kita bermain, pasti kembali ke rumah.

"hmmm gitu ya, jadi seandaianya nih, kita bisa dong", ujar Laura yg dari tadi mikir.
"siapa? kita? kita berenam?", tanya Claudia meyakinkan.
"hmm iya", lanjut Laura.
"bisa sih, kalau kalian semua mau ditiduri suami kita, dan bisa merayu suami untuk melakukan ini", balas Claudia yg membuat kami semua berpikir, "toh kita kan hampir seumuran, dan udah punya anak semua, bisa juga sih, yg susah merayu suami, tapi ya, pengalaman, awalnya suami-suami temen itu pada nolak, eee akhirnya pada semangat juga", lanjut dia.
"eh Di, udah berapa lama kamu ikut gituan", tanya Zaskia.
"hmm waktu dulu itu hampir 2 tahun lah, anggotanya 14 pasangan kalau gak salah", ujarnya.
"terus ada yg kebobolan atau gimana, atau ada yg cinlok?", lanjut Zaskia.
"gak ada Zas, aman semua, gak ada cinlok atau apa, kan tujuannya menghilangkan bosan, kenapa bawa hati", terangnya Claudia.
"hmmmmm menarik nampaknya, iya gak ladies hihi", balas Laura yg membuat kami semua berpikir.

"gini dulu aja deh, coba tunjukin foto suami kalian, biar kita tau", ujar Gladis yg semangat.
"cieee Gladis pengin nih", ledekku pada dia.
"siapa tau bisa kembali semangat diranjang sama suami setelah dapet selingan", jawabnya dengan penuh canda.
lalu kami semua mengeluarkan HP dan saling menunjukkan foto para suaminya, sambil memperkenalkan kerja dimana dan usianya. rata-rata suami mereka sudah menduduki posisi penting di tempatnya mereka bekerja, jadi kami semua sama level lah. dari usia hampir semua sama.
"menarik sih suami-suami kalian hihi", ujar Stella yg genit sambil mengigit bibirnya.
"aaaaa Stella basah nih pasti, wajahnya sange gitu", canda Zaskia.
"hahha jadi gimana nih?", ujar Gladis, "Claudia ikut lagi tah?", lanjutnya.
"haha suamiku pasti mau lah, tenang", balasnya dengan santai, "kalau kalian mau, ya harus rayu suami dulu mau gak ikutan, saling kasih dong, foto kalian para istri biar suaminya pada nonton calon istri satu malamnya", lanjutnya.
lalu kami semua saling memberikan foto yg menurut kita paling bagus dan sensual untuk menarik minat suami pasangan lain.
"terus, jika ada yg gak mau gimana nih?", ujar Stella.
"ya gak boleh ikutan dong, hanya yg mau aja", ujar Gladis dengan yakin, "nanti kalau udah pada bilang dan banyak yg ikut, kita baru bikin peraturannya".

tak terasa waktu menunjukkan pukul 1 siang, sudah saatnya kami semua kembali dan berpamitan. aku memasuki mobilku dan berjalan menuju arah pulang, saat ditengah jalan, aku iseng memasukkan tangan kiriku ke dalam celanaku, dan betapa basahnya vaginaku membicarakan tadi. namun walau begitu, aku tak yakin bisa merayu suamiku, secara dia memiliki prinsip yg sangat kuat seperti yg sering dia tekankan saat pacaran dulu. aku justru takut jika suamiku malah marah dan aku tidak diperbolehkan berteman dengan temanku lagi. setibanya dirumah, aku hanya bingung harus memulai dari mana dan bagaimana.



EPISODE 6 - DILEMA, SECANGKIR KOPI DAN ISTRI


(POV ANDRI)

aku berdiri di depan kaca kamar mandi yg besar dengan badan telanjang tanpa sehelai apapun, badan masih segar setelah terkena air hangat dan wangi dari sabun mandi batangan yg kuusapkan pada seluruh tubuhku. badanku yg berotot dan proporsional pertanda kesehatanku yg bugar, otot di lenganku akan sangat mudah mengangkat wanita seukuran istriku untuk aku bawa ke kasur. aku lihat diantara selangkanganku, ada benda yg tak tertulang yg bahkan tetap menunjukkan gagahnya walau tidak dalam keadaan tegang. otot dan guratan jelas menghiasi barell pada kontolku, jika dalam bokep, justru tonjolan itu yg membuat sensasi yg berbeda saat berhubungan.

aku berjalan keluar setelah mengenakan celana dan baju, diruang tengah ada kedua anakku sedang memainkan game edukatif, bukan dari layar gadget, namun semacam lego. aku melarang anakku untuk mengenal gadget pada usia dini, menurut penelitian sangat tidak baik untuk tumbuh kembangnya. aku berjalan melewati mereka, lalu duduk di meja makan, makanan yg sudah disiapkan oleh istriku dan pembantu.
"ayo anak-anak, makan malam", ujar istriku pada anakku. yg lalu mereka berjalan kearah kemari sambil menginspeksi apa yg disajikan di meja makan, kedua anakku sudah seperti Bupati yg sidak di kantor saat urusan makanan, sangat pilih-pilih, namun baiknya mereka suka dengan sayuran.
istriku mengambilkan nasi pecel dengan kerupuk dan disajikannya dihadapanku, setelah berdoa sesaat, kami semua menyantap makan malam itu. hanya anakku yg kecil saja masih disuapin oleh ibunya.

"enak yang, ini lho udangnya bisa renyah banget", pujiku pada masakannya tadi.
"iyalah, disini tempatnya seafood yg enak dan berkualitas", ujar sambil menyuapi anakku yg kecil.
setelah selesai, aku lantas duduk sejenak di meja makan sebelum aku melangkahkan kaki untuk duduk di kursi favoritku di depan TV sambil membaca buku yg menceritakan seorang pemain saham yg pandai memainkan pasar saham demi keuntungannya sendiri, buku itu berjudul "Catching the Wolf of Wall Street" karangan Jordan Belfort. saat aku membaca aku bisa terbius hingga tak mendengar apa yg ada disekitarku. istriku pun duduk disebelahku juga turut membaca koran disambi dengan menonton TV dan terkadang diganggu oleh anakku untuk menemaninya bermain.

seorang Jordan Belfort pernah menjadi orang yg sangat kaya sebelum akhirnya praktik pencucian uangnya terbongkar, dia memiliki istri yg sangat cantik bak model catwalk yg bernama Nadine, hingga mereka memiliki dua anak. namun setelah dia ditangkap tangan, istrinya meninggalkannya. dan memang istrinya memang cewek matre, lalu dia berujar bahwa cewek matre memang layaknya penambang emas, dia akan terus menambang hingga cadangan emasnya habis dan jika sudah habis akan berpindah tempat yg memiliki potensi mineralnya kaya.
"ayoo anak-anak, sudah jam 9. tidur tidur!", teriak lembut istriku yg membuyarkan lamunanku.
"udah jam 9, mainnya besok lagi ya, Nak", ujarku, yg lalu kedua anakku berjalan menuju kamarnya. sehingga hanya aku seorang yg duduk diruang tengah ini.
"yang, aku pindah di kamar ya", ujarku memberitahu istriku.
setelah mendapati sudah sepi diruangan ini, aku berpindah ke teras kecil yg berada di dalam kamarku untuk melanjutkan baca setidaknya hingga jam 11 malam, dan tidur setelahnya.
aku menaruh pantatku di kursi santai di dalam teras kamar, istriku seperti sudah hafal dengan rutinitasku sebelum tidur, maka dia setelah selesai dengan urusan anak-anak, dia mendatangiku sambil membawakan kopi yg encer agar aku tak terkantuk saat membaca namun juga bisa tidur setelah selesai membaca buku.

dia sebelumnya sudah mengunci semua pintu dan termasuk pintu kamar. dia lantas duduk di kursi santai sebelahku sambil memandangi atas.
"gimana harimu yang?", ujarku sambil mata masih terfokus pada buku.
"hmm ya gak gimana-gimana mas haha ngurusi rumah", balasnya dengan nada lembut.
"terimakasih ya sayang, udah bikin aku bersyukur memiliki kamu", balasku dengan memberinya ciuman di keningnya.
aku kembali pada buku bacaanku dan mendiamkan istriku pada pelukanku di dada.
"mas, aku pengin memperbaiki kualitas seks kita yg......", ujar istriku, tapi yg kuperhatikan dia seperti ada sesuatu yg akan ada dibicarakan namun bingung mengutarakannya, terlihat dari sorot matanya yg nampak tegang dan bingung.
"nah tumben bahas seks", ujarku yg lalu aku menutup buku dan menaruhnya di meja sebelah kopi dimana tadi istriku menaruhnya.
"iya mas, nampaknya kurang banget ya", ujarnya dengan lirih.
"iya, banget yang. aku juga gak tega dengan kamu tiap selesai pasti nyeri karena kering gitu", ujarku sambil membelai rambutnya.
"tapi kamu enggak kecewa, bosan atau apa mas?", ujarnya yg aku tak tau akan kearah mana dia membawa obrolan ini.
"hmm kecewa hmm bosan? enggak lah, biasa aja sih yang hanya aja kita gak pernah rutin, kenapa sih tumben haha", ujarku yg lalu membuat istriku sedikit grogi dan aku juga sedikit menaruh curiga karena dia tak pernah membahas seks sebelumnya.
"gapapa mas hehe", balasnya salting, "hmm jadi gini mas, temenku mau ngajakin kumpul buat saling menyelesaikan masalah ranjang gitu, temenku ternyata juga pada punya masalah", lanjutnya.
sedangkan aku masih menebak arah obrolan ini, maksudnya ngajak kumpul bagaimana.
"ngobrolin gitu? ayok aja biar sekalian kenal teman-temanmu, ngobrol dikasur aja yuk sambil tiduran", balasku serta mengajak istri untuk berbaring dikasur. istriku berjalan sambil memelukku dari belakang dan bermanja-manja.

setibanya dikasur, aku masih sibuk merapikan selimut dan bantal agar pas dan memberikan posisi paling nyaman untuk aku tiduri. istriku berbaring disebelahku masih menyaksikan kesibukanku yg tak kunjung selesai. dia juga turut membantuku untuk aku segera berbaring. aku berbaring sambil merentangkan tangan dan kepala istriku berada pada dadaku, dengan lembut turut aku cium kepalanya.
"temenku to mas, hubungan diranjang dengan suaminya kurang dan lalu mereka bersekperimen untuk menstimuli seks mereka yg akhirnya jadi doyan seks gitu", cerita istriku berada di pelukanku.
"hmmm stimulinya semacam apaan?", balasku dengan tenang dan kalem karena masih bingung.
"kencan dengan pasangan temennya mas, dan saling memberi solusi serta meningkatkan stimuli mas", terang dia dan sekarang aku sedikit paham, jadi mungkin dia maksudnya aku disuru curhat sama temennya agar memberi solusi.
"ooo jadi, semacam saling ngobrol gitu ya, umpama aku ngobrol dengan temen wanitamu dan sebaliknya gitu ya", jawabku dengan nada yg memahami.
"nah iya mas, konon katanya bisa meningkatkan hubungan ranjang dengan pasangan yg sedikit kendor", balasnya.
"tapi bukannya masalah kita karena ukuranku yg besar ya, masa aku mau cerita itu ke temen wanitamu", lanjutku yg masih bimbang, serta berpikir jika aku menceritakan ukuran penisku, malah bisa-bisa si wanita itu ingin melihat bahkan mencoba, bisa gawat.
"hmmm ya memang gitu sih mas", balasnya yg sedikit bergetar karena aku semakin penasaran dibuatnya dan istriku telah dirasuki apaan sama temennya, "bukan hanya ngobrol doang sih mas", lanjutnya.
"haaahh, lantas gimana???", tanyaku dengan sedikit meninggi karena penasaran.
"kencan, kencan itu mas, kencan masss...", jawabnya dengan sedikit takut. aku terkaget dan memandangi istriku dari atas walau dia berada di pelukanku, istriku melingkarkan badannya pertanda dia sedikit takut mengucapkan kata-kata tadi.
"HAAAHH GILA KAMU YANG??!!!! OGAH!!!, kamu telah di rasuki apa sama temenmu? kok caranya gitu, jangan melewati batas kamu!", ujarku dengan nada meninggi. dan istriku hanya terdiam dengan wajah sangat takut, "ah jangan aneh-aneh to yang, ya..", lanjutku dengan nada melembut dan istriku hanya mengangguk dan aku memeluknya untuk memberi rasa nyaman dan tidak lagi takut karena kemarahanku.
"ayo tidur aja yok", ajakku pada istriku. dia hanya terdiam dan aku melepaskan pelukannya dan berbalik badan kearah berlawanan dimana istriku berada, nampaknya dia mengetahui kekesalanku dan tak ingin memperkeruh suasana.

"mas.....", sapa istriku dengan lirih, "aku minta maaf, aku hanya berusaha untuk.....", lanjutnya sambil dia bertumpu pada lenganku dan menyaksikanku yg sedikit badmood dengan apa yg baru saja dia katakan.
"iya sayang, aku paham, tapi ya gak harus sampai kencan gitu to", terangku dengan lembut dan berbalik arah, kini aku menatapnya.
"iya mas, aku paham", balasnya dengan pelan.
"hmmm jadi maksudmu aku kencan dengan tanda kutip dengan temenmu dan suami temenmu kencan dengan kamu", tanyaku dengan sedikit shock sambil menyakan klarifikasi, siapa tau aku salah tangkap dengan apa yg dia maksud sebenarnya.
"iya. tapi kalau mas gak mau gapapa", ujarnya.
"siapa sih yang, yg kuat mengetahui istrinya ditiduri oleh cowok lain", tanyaku sambil menatap matanya dalam-dalam.
"iya mas, paham, tapi mas juga melakukan yg sebaliknya juga", balasnya dengan masih sedikit takut namun tetep aja ngeyel untuk menjelaskan, seperti yg kita ketahui wanita selalu benar, "kan maksudnya gini mas, ibarat rumah, orang yg biasa tinggal dirumah yg besar, pasti kn ingin juga sesekali waktu main ke rumah yg kecil, nanti setelah itu kan akan lebih bersyukur dengan rumah yg besar", terangnya.
"haha rumah yg besar ini maksudmu kontolku yah yang", candaku untuk mencairkan suasana serta ilustrasi dia yg membuatku ingin tertawa.
"hmmm tau aja sih mas, nah gitu dong tertawa", lalu istriku memelukku, "ini lho temenku mas", ujar dia sambil mengambil HP nya dan menunjukkan temennya yg akan berpartisipasi. istriku tetap aja memaksa untuk aku melihat fisik dari teman-temannya.
"lho kok banyak sekali temenmu, ada 6 termasuk kamu", ujarku sambil terus menggeser kanan dan kiri untuk menyaksikan teman-temannya, dalam hati boleh juga temen-temannya, hampir semua cantik dan seksi, "termasuk yg berkerudung itu", tanyaku.
"iya, ada 3 yg berhijab dan yg 3 kagak", jawabnya. pikiranku jadi nakal dengan apa yg akan terjadi jika aku setuju.
"hmmm aku ngantuk yang, tidur aja yok", ajakku pada istriku.
"hmm yook, gak bermaksud nakal aku mas, hanya siapa tau kalau kamu mau, jika mas kagak mau, yauda gapapa, aku juga enggak", balasnya dengan sambil tersenyum memelukku.

aku sungguh dirundung kebimbangan, dilema dan tak tau harus bagaimana. jika aku menyetujui artinya aku juga harus siap menerima istriku akan digauli oleh suami para wanita ini. aku juga harus siap membayangkan istriku orgasme keenakan karena kontol mereka.
"dari foto yg ditunjukkan istriku tadi, hampir semua cakep dan seksi, selain itu pasti mereka belum pernah melihat pusaka segede punyaku, bisa dengan mudah aku buat mereka meronta-ronta, apalagi semua ibu rumah tangga dan nampaknya bukan wanita nakal, pasti punya kebuasan yg tersembunyi...hmm berarti istriku juga sebenarnya buas ya..hanya saja aku belum bisa sepenuhnya membongkar itu....", pikirku dalam hati disebelah istriku yg sudah memejamkan mata dan tidur.

namun benang merahnya adalah siapa yg mempunyai ide bermain seperti ini, memang aku sering mendengar ada komunitas tukar guling, tapi lantas kenapa aku dihadapkan dengan situasi yg real dan benar ada di depan mataku serta jarak antara setuju dan tidak hanya satu ucap dari mulutku. lalu aku juga berpikir, apakah istriku juga tertarik, jelas dia tertarik, jika gak tertarik, mana mau dia merayuku hingga gigih walau aku setengah marah dengan kelakuannya. aku tak menyangka istriku yg begitu lembut, halus dan anggun memiliki fantasi yg sangat liar dan berani melakukan diluar batas seperti ini. padahal dulu masih perawan, jelas gak banyak melakukan aneh-aneh, berarti fantasi nakalnya timbul setelah menikah denganku....
entahlah, aku pingin tidur...



EPISODE 7 - KONFERENSI NAFSU


(POV ANDRI)

duduk diruangan kerjaku dengan khas bau kertas dicampur dengan aroma lavender dari pengharum ruangan menjadikan tak jelas mana yg lebih kuat. sama seperti pada kehidupan ini selalu ada ying dan yang, yang selalu ada dua sisi antara hitam dan putih. tinggal diantara dua warna itu mana yg lebih kuat. mungkin diruanganku ini juga sama, jika pikiranku lebih berbau lavender, maka wangi lavenderlah yg lebih kuat. semua tergantung pikiran kita. dalam urusan pekerjaan, aku menekankan bahwa kerja untuk anak dan istri, maka aku tak pernah merasa tertekan dalam menjalani hariku. hanya terkadang capek.

setelah makan siang dengan Tony beserta Tasya dan Mariska, aku jadi teringat obrolanku dengan istriku tadi malam. body dan keseksian mereka berdua seolah mengingatkanku pada teman istriku yg ternyata cukup seksi dan cantik, walau Bella sendiri juga dalam ketegori itu. aku perlu mempertimbangkan dengan sangat matang, aku harus siap hati menerima istriku mendesah telanjang bukan manggil-manggil namaku. tapi dilain sisi aku bisa menggoyang badan teman istriku menggunakan kontol besarku yg jarang mendapat perlakuan maksimal dari istriku. tak terasa waktuku hanya habis buat mikir itu hingga aku tak sadar jika sekarang sudah hampir jam 4 sore. tak ayal banyak suara sepatu lalu lalang terdengar, sudah pada mulai merapikan ruang kerja mereka untuk menemui pujaan hati dan buah hatinya dirumah.

"Di, balik dulu ya", ujarku sambil melangkahkan kaki keluar ruangan sambil memberikan gelas kosong bekas teh hangat yg dibuatkan oleh Didi.
"iya bapak, hati-hati ya", balas pria berperawakan kecil dan lugu khas orang jawa desa ini. walau berfisik kecil, dia memiliki tenaga yg kuat dan tak kenal lelah dalam bekerja, demi buah hatinya memiliki pendidikan yg jauh lebih baik dari ayahnya.
aku berjalan melewati lounge yg ternyata ada Tasya dan Mariska sedang duduk disana sambil bercengkrama.
"lho, belum pulang", tanyaku pada mereka.
"eh bapak, hmm nunggu jemputan suami", balasnya Mariska sambil menunduk-nunduk khas bawahan dengan atasan.
"mbak Tasya juga nunggu suami?", tanyaku.
"iya bapak", balasnya dengan lembut.
"yauda, saya balik dulu ya", ujarku sambil melambaikan tangan dan berjalan tegap melewati mereka berdua, aku lewat di ruangan Tony sejenak, ternyata sudah kosong, berarti dia sudah duluan pulang saat aku sedang berberes tadi. aku melihat jam tanganku bermerk Tag Heuer memang sudah menunjukkan pukul 4.45 sore.

berjalan menuruni tangga menuju parkir mobil yg sudah tersedia khusus para atasan. diatasnya ada plakat besi bertuliskan 'Direktur Operasional & Kerjasama' yg dibawahnya ada mobilku Marcedes C-Class nya. disebelah mobilku ada mobil milik direktur utama yg tiap hari bawanya bisa berubah ubah tergantung mood. terkadang bawa Toyota Alphard nya, terkadang membawa BMW 7 series nya dan terkadang juga membawa mobil Toyota Avanza-nya.
"sore bapak", sapa satpam yg bertugas menjaga dan mencuci mobil kami, satpam berperawakan besar dan berotot itu bernama Narno.
"siap bos!" candaku yg disambut dengan tawanya dan membukakan pintu untukku.
mobil kuarah kearah pulang, saat keluar dari basement, disudut mataku terlihat Mariska dan Tasya memasuki mobil Toyota Avanza milik suami Mariska. namun, tadi katanya Tasya dijemput suaminya, kok ini malah ikut sama Mariska, apa Tasya punya sesuatu yg disembunyikan. hmmm biarlah, bukan urusanku juga.

tiba dirumah dengan suasana matahari sudah mulai bersembunyi dan petang. memasuki rumah disambut dengan istri yg memberiku salam berupa ciuman di pipi. setelah obrolan awkward tadi malam, dia masih terlihat santai dan seperti tidak terjadi apa-apa. kondisi rumah yg berantakan tersebar mainan anak-anakku, membuat sedikit jengkel, namun melihat rona bahagia mereka seolah-olah langsung hilang rasa jengkel dan sebalku. sebelum moodku berubah menjadi semakin kesal, aku segera berjalan menuju ke kamar mandi untuk mandi dan segar.
setelah usai mandi aku berdiri di depan kaca kamar mandi dengan kontol yg besar menggantung kencang diantara pahaku setelah membayangkan teman-teman istriku.
"hmmm apa aku nyoba sekali dulu ya, toh kalau sekali, istriku berarti juga hanya ikut sekali", pikirku sambil mengenggam kontolku ditangan kanan. turut terekspose juga otot lengan kananku yg membentuk kotak-kotak saat menggegam penisku yg tebal ini. perut yg rata dan dada yg bidang membuatku percaya diri jika nanti akhirnya aku setuju dengan ajakan istriku untuk mencoba hal baru itu.
namun di lain sisi aku sebenarnya miris jika teringat prinsipku dulu yg hanya akan bersenggama dengan satu wanita, namun jika dihadapkan dengan wanitaku kurang menikmati berhubungan badan denganku, maka aku harus menuntaskan libidoku yg terpendam. sekarang jadi paham mengapa dulu Owie sangat bersemangat ngentot, karena libidonya tidak tersalurkan. libido yg tak bisa tersalurkan dengan lancar memang membuat kepala pusing, pening dan mudah berkunang-kunang.

aku berjalan menuju kamarku hanya dengan celana dalamku yg sangat berusaha menutupi kontolku, aku membuka lemari dan mengambil pakaian rumahan dan kukenakannya. aku keluar dan berjalan ke ruang tengah, kulihat istriku sedang sibuk menyiapkan makan malam. malam ini menunya adalah sayur asam dengan tempe goreng. kami sekeluarga makan dengan lahapnya. seusainya aku bermain dengan kedua anakku sejenak hingga akhirnya mereka terkantuk dan mengajak tidur ibunya. aku duduk diruang tengah sambil tiduran di sofaku, menunggu istriku selesai menidurkan kedua anakku.
"mas, capek yah", ujarnya setelah selesai dengan anakku.
"ah enggak begitu, sini sayang", ajakku untuk bersender di pundakku dan dia dengan cepat langsung berada di pundakku, istriku hanya mengenakan hotpants dan baju tipis berlengan, aku hanya membayangkan istriku berada di bawah seorang pria selain aku.
"mau ke kamar aja mas?", ajaknya.
"hmm boleh yuk", terimaku dan kami berdua berjalan menuju kamar.
kami berdua berbaring diatas kasur dan istriku menaruh pundaknya berada di kepalaku, aku berpikir keras terkait keputusan ajakan istriku, secara kemarin aku belum memberi jawaban pasti.
"yang, hmm aku pikir-pikir terkait kemarin, hmm kalau ini bisa membawa jalan keluar dengan apa yg kita hadapi di dalam kamar, yauda gapapa, tapi kita nyoba kencan sekali aja dulu", pecahku keheningan, yg lalu istriku menggeser kepalanya untuk menatapku.
"mas, kamu serius?", tanya istriku.
"iya, sekali aja dulu gimana", balasku.
"hmm yauda gapapa mas, toh aku juga belum tau bakal gimana", terangnya.
lalu aku tersenyum dan menciumi istriku, kami melanjutkan obrolan hingga akhirnya kami berdua tertidur, selain itu aku meminta bahwa yg akan kita lakukan semata hanya akan membuat keluarga semakin harmonis dan akan membuat kita lebih cinta seks. jika diruntut keatas seperti yg aku ceritakan tadi mengenai ying dan yang. maka pengaruh istrikulah yg lebih kuat ditambah dengan tingginya nafsu yg membuatku ikut bercampur dengan warna yg berbeda tadi.

*
(POV BELLA)

sebagai seorang istri, sudah biasa terbangun paling awal sebelum suami dan anak. hari ini rasanya excited, karena selain akan bertemu dengan temanku, namun juga sudah mendengar jawaban dari suamiku terkait hal baru yg akan kami lakukan. aku telah lama mengidamkan seks dengan ukuran kontol yg wajar, karena selain lebih nyaman, aku ingin juga melakukan hal yg telah lama tak kulakukan. mungkin nanti setelah mencoba dengan yg ukuran normal aku akan merindukan ukuran jumbo yg berujung aku menjadi menikmati yg jumbo.

karena ada hal baru, maka kumpulan kali ini bukan arisan, namun untuk mendengar cerita dari teman yg lain untuk merayu suaminya, yg kudengar sekarang semua suaminya sudah menyetujui untuk mengikuti kegiatan ini, hanya saja yg sekarang perlu di bahas adalah jadwal kapan mainnya, secara semua pasangan memiliki kesibukan yg berbeda. dari sisiku, suamiku telah setuju jika dilakukan saat weekend, namun harus dikabari setidaknya 3 hari sebelumnya.
"hi ladies", sapaku semangat saat memasuki rumah Gladis, kuberi cium kiri dan kanan dipipi untuk setiap temanku, hanya Laura saja yg belum nampak.
"wajahnya pada excited banget sih", ujar Gladis yg membawakan minum sambil tertawa.
"iya dong, mau ngerasain dongkrak baru", balas Stella dengan genit.
"eh, semua suami bisa tahan lama kan", tanya Zaskia pada semua.
"bisa dong, tunggu aja nanti hehe", ujar Claudia diiringi dengan jawaban mantab dari kesemuanya.
"maaf telat ladies, tadi mampir beliin ini", sapa Laura yg datang sambil membawa roti.
"makasih Laura", balas Gladis yg menerima roti itu dan dia irisnya roti untuk dimakan bersama-sama.

"oke, karena sudah pada setuju, sekarang kita nyusun peraturannya nih, jadi biar semua main aman", ujar Claudia yg berujar sambil mengeluarkan buku kecil dan bolpoint.
"hmm apa aja Di kira-kira?", tanya Zaskia.
"ya peraturan biar gak melewati batas atau gimana gitu", ujar Claudia.
"wajib kondom?", tanya Stella.
"duuh, aku gak pernah ngentot pakai kondom haha, enak gak sih?", ujar Laura.
"haha sama dong", balas Stella.
"iya, itu penting, kalau si cowok gak tahan dan tau-tau keluar kan bahaya", ujar Claudia.
lalu kami semua saling brainstroming apa saja yg perlu dijadikan aturan dan apa saja yg boleh dilakukan, pembahasan ini sangat fokus dan setiap wanita memang tak ingin kecolongan yg mengakitbatkan kerugian. namun pada dasarnya, hubungan seks memang tidak ada peraturan yg tertulis, hanya kesepakatan antara si cewek dengan cowok nyamannya melakukan apa, asal yg sampai kelewatan.
"hmm kalau di yg aku dulu, disediakan kondom, namun terserah mau dipakai atau kagak, nah dalam peraturan yg dulu, jika ada yg sampai hamil atau gimana, itu jadi tanggungjawab suami sahnya", terang Claudia.
"lah ya ogah dong, masa sampai hamil, kalau gitu wajib deh", ujarku sambil nada meninggi.
"nah", balas Claudia.
"hmmm gini aja sih, intinya kan susah mau dibuat peraturan tertulis kalau udah dihadapkan dengan nafsu, intinya ya kita having fun saja sesuai kesepakatan antara wanita dan pria nyamannya bagaimana, biarkan natural dan enjoy. toh pasti kita juga tau batasan dan gak akan melewati batas mengingat hanya one night stand kan, dan punya pasangan sah", terang logis Stella.
"iya, kalau umpama mau melakukan hmmm anal seks atau gak pakai kondom atau mau merekam hubungan itu, ya silahkan, asal kedua belah pihak sepakat dan tau resikonya", lanjut Gladis.
"bener, aku dulu juga gitu kok, walau disediain kondom, banyak juga yg gak pakai, karena intimnya kurang katanya haha tapi kalau mau begitu ya oke gapapa, peraturan ini buat garis besar aja", balas Claudia yg sudah pengalaman.
aku hanya manggut-manggut mendengar penjelasan mereka terhadap apa yg akan kita lakukan kelak, intinya semua sepakat.

obrolan begitu serius dan per point larangan dibuat detail agar nanti tak ada yg dirugikan, disebelah Claudia ada Zaskia yg ia tulisnya di komputer dan di cetak menjadi enam, untuk diberikan pada suami masing-masing untuk dibaca apa saja yg jadi larangan dan diperbolehkan.
"udah semua ya berarti, kalau gitu tinggal kita booking hotel 6 kamar, duitnya ambil dari duit kas ya", ujar Claudia.
"oke Di, hmm hotelnya gak usah yg mewah gapapa, yg penting aman dan nyaman, seperti Ibis Budget, Fave atau Shantika juga gapapa", terang Gladis. tiap bulan kita memang patungan 1 juta rupiah untuk di arisankan, namun nampaknya akan berubah menjadi budget sewa hotel.
"oke deh", balas Claudia, "ntar aku kabari jika udah dapat", lanjutnya.
akhirnya setelah beres, kamipun berpamitan untuk pulang sambil membawa secarik kertas yg berisi peraturan tukar guling yg akan kami lakukan pada akhir pekan. aku sungguh excited, begitu pula kami semua. sedikitpun aku tak menceritakan ukuran kontol suami yg jumbo, biar jadi surprise yg akan dapat, dan semoga dia bisa menikmatinya dan suami mendapatkan kepuasan yg selama ini terpendam. wanita yg lainpun sedikitpun tak menceritakan kebuasan suami mereka diranjang, hanya latar belakang dan sifatnya saja.
aku ingin segera sampai rumah dan membicarakan ini pada suami nanti malam.



EPISODE 8 - RULES OF THE GAME


(POV ANDRI)

beberapa jam sebelum berangkat ke hotel Shantika yg disewakan oleh teman istriku untuk kegiatan tukar guling yg akan kami lakukan, aku kembali duduk pada kursi di depan TV sambil membaca kembali yg menjadi larangan yg tidak boleh dilakukan dan intinya adalah sesuai kesepakatan antar pasangan, jadi semacam larangan yg ada bisa tidak berlaku kalau pasanganku mau melakukan. namun yg cukup digaris bawahi adalah diantaranya BDSM seperti dalam film 50 Shades of Grey, kekerasan, pemaksaan dan memperlakukan pasangan bukan seperti istri sendiri baik kekerasan verbal yg menyakiti hati mapun kekerasan fisik. selain itu yg lainnya adalah intinya atas persetujuan pasangan masing-masing. aku masih berharap tidak melewati batas saja, karena jika ada yg sampai mengandung karena kegiatan ini maka akan jadi tanggungjawab suami sahnya.

waktu sudah menunjukkan pukul 18.20 malam, janjian berkumpulnya adalah pukul 19.30 di private lobby hotel Shantika, katanya nanti tanya pada resipsionis untuk diarahkan ke private lobby. kencan akan dimulai malam ini hingga selesai pada hari minggu, 2 malam yg bakal panas. istriku sedang berdandan di dalam kamar, entah apa saja yg dia lakukan, akupun penasaran untuk melihatnya.
"wangi banget sayang", ujarku sambil mencium lehernya.
"hehe apaan sih mas", ujarnya sambil dia memegangi pipiku dari depan, "kamu kok belum siap-siap", lanjutnya.
"perlu bawa ganti gak sih", tanyaku.
"kamu bawa dong buat jaga-jaga, kalau malas bawa tas, ditaruh di mobil aja, kalau butuh baru diambil, aku bawa tas ini, lumayan muat beberapa", terangnya, yg aku tak melihat apa saja yg dia bawa.
setelah istriku selesai berdandan, dia cukup cantik dan anggun, pakaian yg dia gunakan atasan lengan panjang sedikit longgar dan celana jeans ketat dan katanya akan menggunakan highheelsnya yg berwarna krem. lalu istriku ke dapur untuk berbicara dengan kedua pembantuku memberi instruksi terkait selama kami berdua tidak dirumah, kedua anakku justru malah senang karena bisa bermain bebas.
aku berdandan layaknya akan bertemu my worst enemy, itu tips yg diberikan bosku saat akan bertemu dengan orang yg baru untuk memberikan kesan wow saat first impression. aku memilih menggunakan pakaian lengan panjang dan celana chinosku ditambah sepatu kulit buaya berwarna hitam kehijauanku. parfum Bvlgari aku semprotkan pada leher dan kedua ketiakku, tak lupa aku membawa parfum Bvlgariku yg lain yg berukuran travel size.

setelah berpamitan pada kedua pembantu dan anakku, istriku duduk pada kursi penumpang dan aku menyalakan mobil C-Classku serta memasukkan tas kecilku ke dalam bagasi dan kuarahkan jalan keluar komplek, namun sebelumnya aku berhenti pada pos satpam mengingatkankan mereka bahwa aku akan pulang hari minggu karena ada tugas diluar.
"pak, saya dan istri ada keperluan luar kota, pulang minggu. anak-anak dan pembantu dirumah, mohon diawasi lebih ya", ujarku sambil membuka jendela.
"siap, ndan!!", balasnya dengan memberi hormat.
"pak, ini buat beli kopi dan rokok untuk kalian berempat", ujarku sambil memberikan 5 lembar uang bergambar proklamator kita.
lalu mobil kuarahkan pada hotel yg kami tuju, istriku hanya diam saja, begitupun juga aku, rasanya seperti akan pertama kali berkencan.
"diem aja yang", ujarku memecah keheningan.
"hehe nervous mas", balasnya singkat, yg lalu aku memegang tangannya sangat dingin, "nervous karena pertama kali aja", lanjutnya.
lantas setelah beberapa menit, kami tiba pada hotel yg dimaksud. hotel dengan khas warna pencahayaannya dengan berwarna kekuning-kuningan dimaksudkan agar terlihat mewah. aku memarkirkan mobilku pada basement dan berjalan menuju lobby.

pada lobby terlihat beberapa orang lalu lalang, lalu kita disambut oleh temannya yg aku tak tau namanya, dia wajahnya sangat oriental dan badannya langsing namun payudaranya sangat besar dan menarik. turut ada disebelahnya lelaki berkacamata dengan bertubuh tegap.
"kenalkan Mario", ujarnya sambil mengulurkan tangannya dengan memberi senyum.
"Andri", balasku dengan bersalaman menggunakan kedua tangan dengan tangan kiriku diatas kedua tangan kami saat berjabat tangan, artinya adalah persahabatan.
"Claudia", ujar wanita yg ada didepanku tadi bernama Claudia yg tak lain adalah istri dari Mario.
lalu beberapa saat kemudian satu pasangan lagi hadir juga, kali ini seorang pria dan istrinya yg juga berhijab, dia memperkenalkan dirinya sebagai Petra, dan aku tak berkenalan dengan istrinya. lalu Claudia, istriku dan istrinya Petra berjalan duluan untuk menuju ruangan yg dimaksud diawal. sedangkan kami bertiga berjalan beberapa langkah dibelakangnya. saat kami masuk, ternyata semua sudah ada didalam, dan semuanya sudah lengkap. akupun lantas berkenalan dengan sesama pria dan sedikitpun tidak berkenalan dengan para wanitanya, namun aku diam-diam mengamati para wanita itu. menurutku yg paling menggairahkan adalah Claudia.

"oke ladies and gentlement, selamat datang, nerveous yah atau excited", ujar Claudia memecah keheningan, "jadi disini saya dan suamiku yg akan membacakan beberapa rules of the game yg sepertinya sudah kalian baca semua", terangnya dengan jelas. lantas dia sibuk membaca semua peraturannya yg isinya persis dengan yg aku baca tadi sebelum berangkat.
"jadi untuk pembagian kamarnya....ini bagian yg paling seru", ujar Claudia dengan sangat excited, "ini ada 12 kunci, 1 kamar ada 2 kunci, yg kunci sebelah kiri akan diambil oleh para wanita, dan yg kanan adalah para pria", terangnya.
"jadi nanti yg wanita akan mengambil dulu, lalu berjalan ke kamar masing-masing, baru nanti yg pria giliran ngambil", ucapnya.
dalam pikiranku sudah gak bisa tenang, kira-kira siapa yg akan menjadi teman tidurku untuk 2 malam kedepan, dan tentunya siapa yg akan meniduri istriku. wajahnya yg sungguh kalem dan hanya senyum-senyum disana, aku tak bisa membayangkan jika ada pria yg menumpahkan spermanya pada wajahnya selain aku.
aku berdiri dengan para pria sambil kami sedikit berbasa-basi terkait latar belakang kita dan kenalan tentunya. namun aku bersyukur bahwa para pria ini nampaknya cowok yg lurus-lurus dan bukan tipe cowok yg doyan ngeseks atau selingkuh selain dengan istrinya.
"hmmm tanya dong mbak, bagaimana untuk memastikan bahwa itu bukan istri sendiri?", tanya pria yg berbaju putih polo itu, yg lalu kuketahui namanya Tama.
"oh iya ya, bagaimana pah?", ujar Claudia yg lalu berbisik dengan suaminya. lalu kami semua pada saling berbicara mencarikan solusi.

"hmm gini saja ya, kalau gitu, nanti wanita ngambil satu per satu, ngambil kartu lalu ditunjukin pada suaminya kamar berapa. setelah wanita ngambil semua, gantian si pria ngambil, kalau dapat nomor yg sama, maka nanti minta tukar kartu. ingat yah, hanya ditunjukin pada suami, setelah ditunjukin pada suami, langsung jalan menuju kamar yah", terang Claudia dengan jelas, yg lalu kami ikuti dengan manggut-manggut kepala kita, "nah, nanti aku terakhir aja, berarti cowok yg dapet kamar kosong, berarti dapat aku hihi, gitu yah paham?", lanjut Claudia dengan sangat jelas.
"ini dilakukan biar gak tau suaminya siapa tidur dengan istri siapa, biar tetap anynomous", terang Mario yg sekarang aku paham.

"oh iya hampir lupa, nanti yg wanita bawa tas itu yak", lantas Claudia mengambil salah satunya dan mengeluarkan isinya, "isinya kondom 3 pack, 1 pack-nya isinya 6 kondom, dan tiap packnya jenis kondomnya beda-beda, ada yg biasa, adanya super tipis dan ada yg dotted. lalu ada durex pelicin, lalu obat perangsang dan obat kuat. obat perangsang ini yg warnanya pink, bisa bikin basah dan hot haha dan yg obat kuat bisa bikin keras cukup lama walau udah keluar", lanjutnya.
"woooooo hahhhaa", lalu diiringi dengan riuh tawa dan canda kami semua.
"hahaha tenang-tenang, udah jam setengah 9 nih, gimana udah siap??", tanya Claudia pada kami semua.
"udaaaaaaaaahhh", teriak para pria.
"haha yg pria semangat sekali ya", ujar Claudia sambil tertawa lepas.

"yauda yuk ladies, silahkan ambil kartunya dan tasnya itu", ajak Claudia, lalu majulah wanita yg wajahnya putih kecil dan imut tak berjilbab itu, dan dia mengambil kartu yg disediakan lalu dia berjalan kearah suaminya sambil menunjukkan nomor kartunya sambil meminta cium di pipi. setelah itu, dia berjalan keluar untuk menuju kamarnya. lalu satu per satu semua wanita melakukan hal yg sama, termasuk istriku. dia menggambil kartu dan tas, lalu dia berjalan kearahku sambil memelukku meminta cium, dia menunjukkan nomer kamarnya yaitu kamar 207. hingga akhirnya semua wanita mendapat kartu dan berjalan ke kamarnya, hanya tersisa mbak Claudia.
"mas Mario, kamu pertama sini", lalu Mario mengambil kartu dan istrinya hanya tersenyum dan memberi ciuman. dan berjalanlah Mario menuju kamarnya.

"siapa yg mau ngamar sama aku haha", ujar Claudia sambil berwajah genit.
"haha udah aku aja mbak!", teriak salah satu pria itu dan akhirnya kami semua pada mau.
"kasian dong yg lainnya nunggu dan gak kunjung datang pasangannya haha", terangnya sambil tertawa.
badan Claudia ini sungguh sempurna, paha yg tebal, perut rata, wajah cantik dan payudara yg besar, suara yg imut jadi membayangkan jika dia berada dibawahku dengan kontol tebalku mengobok-obok vaginanya.
"yuk para pria, buruan ambil kartu", perintah Claudia, "ingat ya yg dapet kamar kosong, udah pasti aku hihi", ujarnya genit.
"ddduuhhh semoga aku nih", ujar pria yg tadi bertemu denganku di lobby.
lalu semua pria berjalan kedepan dan mengambil kartu yg dimaksud, setelah mengambil semua berdiri dan membuka kartunya apakah nomornya sama dengan istrinya.
"nomornya bagaimana, beda semua?", tanya Claudia.
"beda sih", ujarku lalu disetujui oleh para pria yg lain.
"yauda, havefun boys, boys will be boys, udah sana hush hush", ujar Claudia.
"lho mbak Claudia mau kemana?", ujar salah satu pria.
"mau ke resiptionis sebentar mengembalikan kunci ini", ujarnya sambil berjalan kearah yg berlawanan dengan kami.
lalu satu per satu para pria berjalan menuju kamarnya, ada memegangi kartuku dengan berdebar kira-kira siapa yg akan aku tiduri, yg jelas bukan istriku. aku mendapat nomor 611, entah siapa yg ada didalamnya, yg jelas bukan cowok.

aku menuruni lift yg berada di lantai 6, aku berjalan menuju nomor kamar berdasarkan arahan di dinding dimana letak nomor kamar 611, yaitu belok kanan setelah keluar dari lift. dengan pikiran yg campur dam jantung berdebar, rasanya seperti pertama kali melakukam hubungan seks. rasanya sungguh excited dan sedikit takut.
aku berdiri tepat di depan kamar 611, aku berdiam sesaat untuk menyaksikan pakaianku, kerapian dan kewangiannya.
"KNOCK KNOCK KNOCK", suaraku mengetuk pintu kamar itu, walau sebenarnya aku bisa membukanya dari luar.
"yaaaaaaaaa", balas dari dalam dengan suara lembut dan merdu, aku masih belum bisa menebak kira-kira wanita yg mana.
"ahh bukan kosong, berarti bukan mbak Claudia", pikirku dalam hati.
dan pintu itu dibukanya dari dalam..........



EPISODE 9 - GAME ONE


(POV ANDRI) 

aku berdiri tepat di depan kamar 611, aku berdiam sesaat untuk menyaksikan pakaianku, kerapian dan kewangiannya.
"KNOCK KNOCK KNOCK", suaraku mengetuk pintu kamar itu, walau sebenarnya aku bisa membukanya dari luar.
"yaaaaaaaaa", balas dari dalam dengan suara lembut dan merdu, aku masih belum bisa menebak kira-kira wanita yg mana.
"ahh bukan kosong, berarti bukan mbak Claudia", pikirku dalam hati.
dan pintu itu dibukanya dari dalam..........
terlihatlah sosok wanita yg berhijab, wajahnya putih dengan kemerahan dipipinya hasil dari makeup yg dia kenakan, bodi badannya yg lebih berisi dari istriku dan tinggi badannya yg hampir setinggi diriku karena menggunakan highheels tinggi berwarna merah tua dengan model tertutup layaknya sepatu yg digunakan karyawan kantoran. highheels tidak hanya berhak pada bagian tumit, namun juga pada bagian depannya.
"silahkan masuk mas", ujar dia sambil mempersilahkan aku masuk. memasuki kamar hotel, bentuknya sama seperti hotel pada umumnya, setelah pintu utama, sebelah kanan terdapat pintu kamar mandi, namun lorong hingga menuju kamar panjangnya berbeda dengan hotel umumnya, maka aku menafsirkan hotel ini menawarkan kamar mandi yg luas. saat melewati dirinya, sangat terasa bau parfum yg dia gunakan, sungguh wangi. dia menutup dan mengunci pintunya saat aku sudah melewati dirinya. pada ruang utama terdapat kasur double yg cukup besar, disebelah kanan kirinya ada meja lampu dan tepat diatas kasur ada kaca yg cukup besar yg melintang sepanjang lebar kasur. 
"terimakasih mbak. hmm maaf dengan mbak siapa ya, belum kenalan tadi?", ujarku sambil mengulurkan tanganku.
"hmm Stella, mas. kalau mas?", balasnya dengan sedikit malu-malu.
"Andri", balasku dengan singkat.
"oh iya, hmmm silahkan duduk mas", mintanya kembali.
"oh iya heehe", aku merasakan awkward sekali, sambil berjalan melihat di jendela dan melihat-lihat ruangan dan Stella hanya berdiri di pojokan di depan lorong pintu masuk sambil bingung akan bagaimana, "maaf mbak, saya akward hehe", lanjutku sambil melihat dia.
"hehe sama mas", balasnya dengan tawa yg awkward.
"sama mbak, hmmm kalau boleh tanya mbak, jadi mbak juga setuju dengan kegiatan ini?", tanyaku.
"hmm hehe iya mas", balasnya dengan singkat yg diiringi dia berjalan dan duduk diatas kasur, "mas sudah pernah melakukan seperti ini selain dengan istri?", lanjutnya.
"belum mbak, mbak sendiri?", tanyaku berusaha memecah keheningan, sambil aku duduk di kursi didepan kasur.
"belum mas, pertama kali ini, nanti pelan-pelan ya mas", ujarnya sambil menunduk.
"iya mbak, saya juga masih amatir kok", balasku, "udah punya momongan mbak?", lanjutku.
"sudah mas 2, mas sendiri?", tanyanya.
"sama mbak", balasku.

aku merasa sangat aneh, dan bingung bagaimana harus memulai, secara mbak Stella sungguh pasif dan diam saja, mungkin aku harus memancingnya dengan obrolan yg nakal.
"hmm mbak, sebelum mulai hehe ada pantangan gak, misal enggak suka apa atau apa?", tanyaku mulai nakal.
"hmm apa yg mas hehe enggak ada nampaknya", balasnya dengan malu-malu.
lalu setelah beberapa saat melewati awkard, aku berdiri dan berjalan mendekat kearahnya dia duduk, aku mengulurkan tanganku, dia menerima tanganku dan aku ajaknya berdiri. aku memeluk badannya dengan melingkarkan tanganku pada pinggangnya, pinggul kami saling bergoyang kiri dan kanan layaknya sedang berdansa. mata kami saling pandang, kepala kami saling mendekat, dan bibir kami bersentuhan.
"smooooccccchhhhh", bibir lembutnya menyentuh bibirku. kami saling berciuman dengan mersa, dia sedikit membuka mulutnya, mata kami terpejam menikmati ciuman ini. lidah kami saling bertemu, nafas dia mulai bersuara. tanganku meremas pantatnya dengan nakal, namun bibir kami tak saling lepas.

dia lalu sedikit mendorong badanku dan aku terduduk di kursi tadi. Stella berdiri tepat didepanku dengan tatapan mulai sange, dalam hatiku liar juga dia. lalu dia bertulut di depanku, dan mulai sibuk melepaskan ikat pinggangku dan celanaku, dia menarik kebawah celanaku beserta celana dalamku lalu terbukalah penisku yg sudah tersimpan.
"woooaahh mas, ini gede banget", ujarnya terkaget sambil tertawa kecil. aku tak menjawab apapun, lalu dia membuka mulutnya dan mulai memasukkan penisku pada mulutnya.
"wooahh mbak Stella ahhh", desahku saat kontolku masuk ke dala mulutnya. dia dengan lembut memainkan kontolku beserta tangannya mengurut-urut dengan lembut. setelah beberapa kali dorongan dengan memainkan lidahnya saat kontolku berada didalamnya.
"mulutku sampai penuh mas", ujarnya sambil tersenyum padaku
"enak yah", ujarku singkat, lalu dia sedikit mengangkat tubuhnya dan berusaha menelan kontolku hingga pangkalnya. mulutnya terbuka dengan maksimal, matanya terpejam berusaha fokus, nafas dari hidungnya sangat terasa di pangkal penisku, namun usahanya tidak membuahkan hasil. dia mengeluarkan kontolku kembali setelah beberapa kali mencoba memasukkan semua hingga akhirnya tersedak.
"uhuuk..uhuuukk..uhuuukkkk hihi gak muat masuk semua mas", katanya sambil mulutnya penuh dengan ludah.
lalu aku memegangi dagunya, dan menariknya kearah bibirku, namun dia berusaha menolak, tapi akhirnya bibir kami bersentuhan, "smoooccchhhhh".
"mas, kok mau nyium aku setelah bibirku nyepongin penismu", ujarnya setelah berciuman.
"lha emangnya kenapa, kan gapapa", balasku sembari berdiri dan melepas baju dan celanaku hingga akhirnya aku telanjang bulat, sedangkan Stella masih lengkap dari jilbabnya, baju lengan panjang dan jeansnya yg bewarna hitam ketat membungkus pahanya yg tebal.

"sini mbak", perintahku dia mengarahkan pada kasur. kedua tanganku sibuk melepas jilbabnya, terlihatlah rambut bergelombangnya sepanjang punggung bagian atas. lalu aku melepas bajunya, BH berwarna pink itu sungguh cocok menempel dibadannya. dan langsung saja aku melepas celana jeansnya saat dia terbaring dikasur, celana dalam berwarna sama dengan BH nya, model celana dalam seperti celana ini sungguh seksi di badannya. aku menarik celananya namun kesusahan karena ada heelsnya.
"mas, heelsnya dilepas dulu", perintahnya.
"aku pengin kamu pakai heels", balasku
"dilepas dulu, nanti dipakai lagi setelah celananya lepas", ujarnya dan aku langsung melakukannya. setelah terlepas, aku memasang kembali heelsnya, dan aku menjatuhkan diriku diatara pahanya untuk melahap vaginanya yg masih tertutup celana dalam.
"mas Andri dilepas aja semua, biar tambah enak", ujarnya genit, dan aku melepas semua yg tersisa dibadannya. aku lalu langsung menyibukkan diri pada vaginanya, dan Stella hanya merancu dan mendesah sambil memegangi kepalaku.
"oh mas Andri, enak sekali mas"
"ahh mas terus mas, jilat memek Stella mas"
"puasin Stella mas, ooh mas enak mas awh awh awhh mas awwh", desahnya tak karuan, aku menikmati vaginanya yg berbau khas vagina dan bersih dari bulu yg nampaknya sudah dipersiapkan sebelum kegiatan ini. klirotis dan bibir vaginanya tak ada yg luput dari jilatanku. Stella terus mendesah mendesah dan mendesah tanpa malu walau aku bukan suaminya, tangan kirinya sambil meremat susunya, kepalanya sudah khayang dan matanya merem melek keenakan. lidahku bermain pada klitorisnya sedangkan jariku sedikit membuka memeknya, yg aku juga serang bagian pintu menuju surga dunianya. badannya yg sedikit berisi membuatnya nampak sempurna saat dia telanjang ditambah dengan kulitnya yg putih, selain itu wajahnya yg nampak innocent. namun sebenarnya memiliki nafsu yg sungguh tinggi.

"mas...", ujar Stella dengan lembut, lalu aku menatap dia dari diantara pahanya, "Stella sudah gak kuat mas, ayo setubuhin aku mas", ujarnya dengan nakal.
lalu aku langsung bangkit dan bersiap untuk memasukkannya namun sebelumnya aku kembali melahap bibirnya.
"mas, aku gak biasa pakai kondom, enak gak?", tanya dia dengan polos.
"aku juga belum pernah mbak", balasku dengan jujur.
"lha ini gimana pakai gak?", tanya dia.
"pakai aja mbak, biar aman", balasku, lalu aku mengambil tas kecil yg dibagikan tadi, lalu mengambil kondom yg superthin dan aku gunakannya.
tanpa menunggu, aku langsung mengarahkan penisku pada bibir vagina Stella. dia hanya memejamkan matanya saat ujung penisku menyentuh bibir vaginanya dan perlahan memasuki tubuhnya. dia menggerutkan dahinya saat seluruh tubuh penisku memasuki tubuhnya.
"awwhhhh bentar mas, jangan di goyang dulu", desah Stella sambil terus memejamkan matanya dan menggigit bibir bagian bawahanya. hampir 30 detik dia memintaku untuk diam, "ayo mas, pelan-pelan", lanjut dia, lalu aku mulai memajumundurkan pinggulku dengan sangat pelan. aku menarik kontolku hingga ujung kepalanya dan memasukkan hingga sangat dalam.
"awwhh panjang banget awwhhhh"
"ehhmm enak banget mass"
"iya mas pelan-pelan saja"
aku menjatuhkan tumpuanku, dada kami saling bersentuhan dan Stella memelukku melingkarkan kakinya pada pinggulku.
"mas ahhh kerasa banget sampai rahimku ahhh mass, mas agak kencengan mas...", minta dia, lalu aku kembali bertumpu pada telapak tanganku dan masuk pada gigi 5.
PLOK PLOK PLOK PLOK
PLOK PLOK PLOK PLOK
PLOK PLOK PLOK PLOK
"awhh mass awhh mas ahh enak mass ahhh yaampun enak banget siihh ahhh ahhh ahhh", teriak dia sungguh liar, aku terus memompa dia tanpa henti hingga pinggangku mulai mati rasa, aku terus maju dan mundur, hingga berpikir kok dia gak segera orgasme, bisa-bisa aku duluan ini.
"masih jauh mbak Stella?", tanyaku sambil terus memompa.
"enggak mas, gitu terus mas ahh ahhh ahhh whhh ahhh ahh"
aku masih pada kecepatan yg sama, Stella mulai merancu semakin kencang dan dia mulai meremas remas susunya sendiri sambil merem melek, vaginanya mulai terasa hangat dan memijat pijat. pinggul bergerak maju dan mundur layaknya piston mesin yg sedang dipacu, keringat sudah mulai keluar dari dalam pori-pori badanku. aku memandangi Stella yg innocent sedang keenakan dan aku juga ingin segera memuaskan diriku dengan memandangi dan menikmati istri sementaraku.
beberapa saat kemudian, badannya mulai meregang, dia mulai bergeliat seperti cacing kepanasan, ototnya semakin mengencang, kakinya yg melingkar semakin mencengkramku, wajahnya jadi super sange dan akhirnya dia meledak.
"AWWWHHHH MASSSS AWWHHHH YAAMPUUUNN AHH AKU GAK KUAAAT AHHHH AHHHH OOOWHHH AHHHH", teriakan yg sangat keras beserta badan yg seperti kerasukan.
"awwhhhhh Stellaaaaa ahhhhh jepitanmu enak bangeeett", aku juga turut mendesah karena vaginanya meremas remas dengan kencang.
"ahh hossh hoosh hoosshh istirahat bentar mas, maaf dicabut dulu ya mas", ujar dia memintaku untuk mencabut.
dia lalu hanya terbaring di kasur sambil menutup wajahnya dengan bantal.
"mbak, aku ambilkan minum ya", ujarku sambil berusaha membuka bantalnya.
"makasih mas, aku malu mas, bisa teriak sampai seperti tadi hehe", balasnya.
"dashyat banget ya mbak", candaku sambil mengulurkan air padanya.
"aku meledak mas hahahha gila, jangan cerita siapa-siapa ya mas, malu", mintanya.
"aman mbak, yg terjadi disini tetap disini", balasku sambil aku mendekatkan bibirku pada keningnya.

"mau posisi gimana mas?", ucap dia saat dia sudah kembali mendapatkan tenaga untuk kembali bersenggama, hubungan tanpa obat kuat maupun perangsang ini ternyata juga cukup menggairahkan jika kedua insan manusia saling bisa menikmati indahnya bercinta.
"tengkurap aja mbak, sampai aku keluar ya", mintaku pada Stella, lalu dia tengkurap pada dadanya. dan aku memasukkan kontolku dari posisi belakang, dan kali ini Stella bisa melihat dirinya dan diriku melalui kaca yg ada di atas kasur kami.
setelah penisku masuk, aku lalu memompanya tanpa ampun. Stella hanya memejamkan mata dan kadang melihat dirinya sedang dipompa oleh cowok yg baru dia kenal beberapa saat lalu, dia tidak mendesah, namun terus menggigit bibirnya pertanda keenakan.
aku masuk posisi gigi sedang, udah tak mampu pada gerakan tertinggi, pinggulku sudah mau copot, keringat pada tubuhku terus bercucuran, dan Stella juga turut berkeringat. aku terus mempompanya hingga entah berapa menit, kontol tebalku ditambah lapisan tipis ini berhasil menunda aliran pejuh yg seharusnya harus segera keluar. aku sudah tak kuat dengan pinggul dan badanku, aku terus konsentrasi agar segera keluar. akhirnya yg ditunggu sudah mengantri untuk keluar.
badanku mulai menegang, ototku jadi lebih kencang, penisku jadi semakin tebal dan Stella mengetahuinya, dia lalu melihatku yg akan orgasme melalui kaca.
CROOT CROOT CROOT CROOOT CROOOOT CROOOT CROOOTT
"ARRGGHHHHH ARRRGGHHHH AHHHHWWWWHHH OOWWHHHHH AWWHHH AWRRGGHHHHH", desahku sambil bertumpu pada tanganku, aku terus menggerutu dan memompa penisku dengan perlahan hingga tetes terakhir yg tertampung pada kondom.
"haha sampai menggerutu gitu ya mas", tanya Stella sambil tersenyum.
"iya mbak, pas mau keluar vaginamu malah semakin njepit", ujarku.
"iya mas enak yah hihi", candanya, yg lalu aku menimpa badannya dan menciumi lehernya. lantas aku melepas kondomku yg menampung beberapa cc benih cintaku, Stella memintanya yg memainkan untuk beberapa saat dengan mencium baunya dan memasukkan jarinya pada kubangan pejuhku.
"tadi mending di crootin dibadanku aja mas", ujarnya dengan innocent.
"haha next time lah, mana tau kalau kamu doyan", balasku sambil duduk di kasur dengan wajah sedikit terlelah dan penuh dengan kerigat walau ruangan kamar ini sudah ber-AC.

setelah selesai dengan obrolan ringan pasca seks perdana, aku memberesi kondomku dan merapikan baju kami yg tercecer untuk dilipat, Stella berada di kamar mandi untuk mencuci vaginanya dan badannya. kami berdua lalu tiduran di dalam selimut sambil pelukan diatas kasur dengan tanpa baju satu helaipun, dan mengobrolkan masalah yg ringan-ringan. hingga pada malam itu kami melanjutkan untuk nambah satu ronde lagi hingga kami baru tertidur pukul setengah 12 malam.

keesokan harinya setelah selesai sarapan dan aku telah menyelesaikan mandi sebelum Stella. aku hanya duduk diatas kasur hanya menggunakan celana dalamku sambil nonton TV channel luar negeri menunggu Stella sedang mandi.
setelah beberapa saat, lalu dia keluar dari kamar mandi hanya menggunakan semacam lingerie.
"kok pakai baju gituan, ntar aku nafsu lho", ujarku memuji badannya yg sungguh seksi.
"hehe hanya bawa baju kemarin dan ini mas, masa mau telanjang", pembelaannya. lalu dia duduk diatas kasur berada disebelahku.
"mas, apa yg membuatmu mau ikutan ini?", tanya Stella memecah keheningan selain suara TV.
"diajak istri dan hmm jarang berhubungan juga mbak, istriku kurang menikmati penisku yg gede ini, kalau mbak?", tanyaku kembali setelah menjawab.
"sama sih mas, udah bosan mungkin aku dan suami haha, lhaah yaampun penis segede itu idaman wanita lho", balasnya, "katanya karena apa mas?", lanjutnya.
"katanya kurang menikmati aja", balasku padanya.
"yaampun, mungkin istrimu belum tau caranya menghandle penis besar mungkin hihi", ucapnya sambil tertawa kecil.
"emang caranya gimana mbak?", tanyaku penasaran.
"seperti aku kemarin hehe di diemin dulu mas, biar memeknya penyesuaian sama biar basah dulu, penis suamiku gak sebesar kamu mas, tapi aku punya dildo yg gedenya segitu mas, tapi jangan bilang-bilang lho, awalnya juga sakit, tapi karena tau tehniknya, jadi enak banget", terang Stella yg membuatku berpikir bahwa walau dia hijaber, namun cukup nakal juga sampai punya dildo, "ya karena bosan itu sih mas, akhirnya aku memberanikan diri beli toys seks untuk memuaskan hasrat terpendam, kadang main sendiri sampai orgasme beberapa kali hingga badan lemas hihi, tapi emang lebih enak dengan yg nyata seperti malam ini hihi", lanjutnya dengan polos.

pada hari sabtu ini, kami terus saling pompa dan bersenggama hingga tak dihitung lagi Stella orgasme berapa kali dan juga aku. dikarenakan volume pejuh yg keluar semakin dikit dan dikit hingga akhirnya hanya berupa tetesan saja, maka kami berani untuk tidak menggunakan kondom agar lebih intim karena kulit kontolku dan dinding rahim Stella bersentuhan. mulai posisi yg biasa hingga yg tak biasa kami lakukan dan kami eksplore. Stella wanita yg nampaknya pendiam dan pemalu, namun saat sudah diberi daging yg bernama kontol, dia seakan berubah menjadi sosok yg super liar dan nakal. pengalaman pertama berhubungan selain dengan istriku sungguh luar biasa, hubungan ini bisa melupakan sesaat apa yg dilakukan istriku pada pasangan mesumnya.

saking tak ingin terbuang waktu untuk bercinta, untuk makan siang dan malam kami order fastfood yg diantarkan oleh Gojek, bahkan pakaian kami terus tertanggal, agar tak masuk angin, kami tak menggunakan AC namun membuka balcony selebar mungkin agar udara bisa masuk dengan bebas. keringat demi keringat, pejuh demi pejuh terus membasahi badan kami. teriakan demi desahan kami keluarkan dari mulut kami untuk menggambarkan betapa nikmatnya kegiatan tukar guling ini. selain untuk menghilangkan kebosanan namun juga untuk mengeluarkan binatang buas yg tersimpan pada tubuh kami.

"AHHHHHHH MBAK STELLAAAA AHHHH NIKMAT BANGEEET AWWHHH OWWHHH"
"MAS ANDRIII AHHHH PEJUHIN AKU TERUS DENGAN KONTOLMU YG JUMBO AHH MASSSS", desah panjang kami menutup adegan seks terakhir pada hari sabtu, pukul 23.17 malam dengan pejuh yg tak lagi menetes dan Stella yg orgasme yg seperti harimau yg sudah tak diberi daging bertahun-tahun, lalu memakan daging. sungguh buas dan liar. aku dan Stella terbaring diatas kasur dengan telentang, badan Stella dan aku penuh dengan cairan kelamin, kontolku terlemas diantara pahaku. Stella menaruh kepalanya di pundakku dan kami mulai tertidur.

bangun keesokan harinya, setelah selesai sarapan, kami berdua mulai untuk beres-beres sebelum dikembalikan pada pasangan masing-masing. seperti pada kesepakatan saat sebelum kami memasuki kamar masing-masing bahwa kegiatan ini akan berakhir pada hari minggu jam 10 pagi dan berkumpul di private lobby. seperti saat kami mulai, para wanita terlebih dulu berjalan ke lobby setelah 10 menit baru yg para pria ke lobby, untuk menyembunyikan siapa tidur dengan siapa biar tidak ada kecemburuan. ide yg brilian.

Stella masih di kamar mandi dengan pintu terbuka sudah menggunakan bajunya lengkap, sama denganku juga, aku sudah duduk di kasur menunggu Stella bersolek. namun penisku berkata lain, dia masih ingin bersarang pada memek Stella sebelum kami berpisah. karena sudah lumayan tegang, aku berjalan menuju kamar mandi.
"hi mbak, masih berdandan", tanyaku saat dia sedang merapikan jilbabnya.
"udah nih, yuuk", ujarnya sambil akan berjalan keluar karena sudah mendekati pukul 10.
"mbak, quicky yuk bentar aja", ajakku.
"yah mas, udah rapi ini, ntar berantakan lagi aku", ujarnya sambil menolak. tapi aku sudah memegangi pinggulnya.
"jeansnya aja diturunkan dikit, yg penting bisa masuk", ujarku.
"hmm yauda yuuk, ambil pelicinnya mas, belum basah ini, langsung masukin aja", ajaknya dan aku berjalan menuju kamar menggambil pelicin.
Stella sudah memposisikan diri dengan sedikit nungging, lalu dari belakang, tanganku meraih kancing jeansnya, melepasnya. dan menariknya kebawah hingga sebatas paha. lalu aku gantian melepas celanaku aku turunkan hingga bawah karena longgar.
penisku aku beri pelicin dan langsung kuarahkan pada memek Stella.
"shhhhh ahhhhh, langsung aja mas", perintahnya yg aku langsung bergerak maju mundur dengan kecepatan sedang. Stella terlihat sedang merem melek keenakan dan mengigit bibirnya, terlihat jelas dari kaca yg besar ini. lalu agar sama-sama segera keluar, aku menaikkan tempo sodokanku.
PLOK PLOK PLOK PLOK
PLOK PLOK PLOK PLOK
PLOK PLOK PLOK PLOK
Stella memegangi dengan erat wastafel hotel ini, matanya terpejam, punggungnya sudah maju kedepan, memeknya sungguh terasa sedang memijat pijat dan mulai hangat, mulai terasa badannya akan orgasme, namun dia hanya diam saja.
"ssshhhhhhhhhhhhh ehhhmmmm shhhhhhhh ehhmmmm shhhhhhh", dia bergetar cukup hebat namun tak mengeluarkan desahnya, hanya menggegam dengan erat wastefel itu.
"mbak, orgasme yah hehe", ujarku dengan canda.
"hehe mas, buruan", balasnya dengan memintaku lebih cepat. lalu aku ngentotin dengan tempo cepat dan setelah beberapa kali sodokan, akhirnya akan terasa pejuh yg sudah kutunggu.
"ahh aku mau keluar, keluar dimana mbak?", tanyaku mengingat aku tak menggunakan kondom.
"di dalem aja mas gapapa, paling gak banyak", ujarnya sambil terus menahan desah sambil mengigit bibirnya.
badanku lalu merasa menegang dan otot penisku semakin terasa mengembang.
CRIIT CRIIT
"arrghhhhhh aooowhhhhh arrgggghhhhh", desahku sambil mencengkram pantat Stella yg bulat itu. aku istirahat sejenak di dalam vaginanya yg lalu aku mengambil tisu yg berada d sebelah Stella. lalu aku mencabut penisku diikuti dengan membersihkan vagina Stella dengan tissue itu. setelah cukup bersih, Stella menarik celana jeansnya naik ke atas.
"tadi dikit yah mas", tanyanya sambil berkaca dan merapikan bajunya.
"iya dikit banget mbak", balasku.
"wiih udah jam 10, aku turun sekarang ya mas", ujarnya sambil melihat jam di lengannya.
"yahh, ntar kalau aku kangen bagaimana mbak hehe?", tanyaku sambil bercanda dan membetulkan celanaku.
"semoga bulan depan, dapet kamu lagi mas, penismu jelas nagih hehe", ujarnya sambil meraih kedua pipiku dan mendekatkannya pada bibirnya, "SMOOCCHHH, love you mas, bye", ujarnya. "love you too, mbak", balasku singkat.
dia melambaikan tangannya sambil mengambil tasnya dan berjalan menuju pintu keluar kamar.

aku kembali memasuki kamar untuk last check apakah ada yg tertinggal, kuperhatikan kondom dan obat-obatnya tidak ada, mungkin dibawa oleh Stella untuk digunakan lagi pada tukar pasangan selanjutnya. aku menunggu hingga 10 menit, lalu aku keluar dari kamar dan berjalan menuju lift. di dalam lift aku bertemu dengan seorang pria yg turut ikut kegiatan ini, namun aku lupa namanya.
"eh mas, haha, gimana?", tanyaku pada pria itu.
"dahsyat mas, mantab banget, kamu gimana?", ujarnya dengan sambil memberiku tepukan di punggung.
"haha rasanya seperti mengeluarkan binatang buas mas", balasku.
"hahaa bener-bener", lanjutnya lagi sambil tertawa bebas.
tibalah kami pada lantai Ground, keluar dari lift dan berjalan menuju di private lobby. tiba disana sudah ada istriku, Stella atau lebih tepatnya semua wanita. beberapa langkah setelah aku masuk, pria lainnya juga baru saja tiba. kami tutup pintu lobby dan aku bersalaman dengan semua pria yg ada disana, dan menebak-nebak mana yg meniduri istriku, dan bagaimana sikap istriku selama didalam dengan pria itu. tapi tebakanku tidak membuahkan hasil, mereka menutup rapat-rapat dengan siapa mereka tidur.

"hello, ladies and gents hehe, gimana masih mau lagi?", canda Claudia memulai.
"hahaha massiiiiihhhhhhhhh", ujar lantang para pria yg diikuti tawa dari semuanya.
"wah yg cowok pada mau nambah ini ladies, gimana?", canda Claudia, lalu diiringi dengan tawa dan canda dari kita semua.
"hmmm kegiatan hmmm apa ya...tukeran haha..pertama udah berakhir, semoga tidak ada yg kapok dan bisa mengikuti kegiatan ini lagi bulan depan, hati-hati dijalan dan jangan lupa bawa pasangan sahnya haha thankyou", ujar Claudia menutup acara tukar guling perdana yg berjalan sesuai dengan rencana, intinya sukses.
lalu semua berpamitan dan istriku datang kearahku memberi peluk dan cium. lalu dari sebelah mataku aku melihat Stella yg turut menyambut suaminya. masing-masing pasangan sah lalu meninggalkan ruangan itu, begitu pula denganku.
"gimana yang haha", basa-basiku dengan istriku saat berjalan menuju mobilku yg terparkir di basement.
"apaan sih mas, nanti aja tanya-tanyanya, masa tanya di tempat seperti ini", candanya sambil menjiwit lenganku.
lalu kami memasuki mobilku, menunggu untuk panas dan mengarahkan mobil berjalan menuju rumah. ada rasa awkward sedikit dengan istriku namun aku berusaha untuk membuat santai dan tidak baper dengan apa yg baru saja kita lakukan. semoga selingan ini membawa keutuhan dan semakin erat keluarga masing-masing.



EPISODE 10 - FIRST AFTERMATH


(POV ANDRI)

setelah kegaiatan yg tidak hanya menguras tenaga energi namun juga mengorbankan kesetiaan setiap pasangan suami dan istri. dampak positifnya adalah menimbulkan kembali gairah seks bagian tiap individu, bahkan setiap di dalam kamar dengan istriku, rasanya hanya ingin kugauli. namun dampak negatifnya adalah ada rasa haus untuk menikmati wanita selain pasangan sahnya. dalam bucketlistku harus bisa membuat Claudia yg binal itu menyerah dan kumandikan spermaku. tapi secara keseluruhan, cukup berdampak signifikan pada hubungan pasca bersenggama dengan yg bukan sah yaitu tidak ada rasa marah, benci maupun dihianati. bahwa selingkuh yg sering terjadi karena adanya kesempatan. namun, ini selingkuh yg direstui, artinya hati dan pikiran bisa fokus menikmati pasangan barunya semata untuk mengembalikan keharmonisan rumah tangga sahnya.

hubunganku dengan Bella masih terjalin dengan sediakala. kami berdua di dalam kamar setelah menidurkan kedua anakku, suasana remang dan nyaman. aku ada pikiran kotor untuk menggauli istriku.
"yang, gimana kemarin, dari skala 10 kamu kasih nilai berapa?", tanyaku sambil kita berdua berpelukan di dalam selimut.
"hmmm berapa yah, 7.7 mungkin mas. pasanganmu kagak kesakitan mas?", tanyanya sambil memainkan dadaku.
"enggak, ada tehniknya yang kata doi, terus kamu kesakitan gak?", tanyaku pada istriku.
"tehniknya gimana? hmm enggak mas, kagak segede punyamu hihi", ujarnya.
"katanya didiemin dulu, jangan langsung goyang", ujarku meneruskan cerita Stella.
"oooo, iya yah, biasanya kita langsung tancap gas", balas istriku.
"hmm mau dicoba yang hihi", lanjutku sambil meremas payudaranya.
"hehe boleh mas, eh mas. gimana mau lanjut kalau ada kumpulan lagi?", tanya istriku.
"hmm hehe boleh, kalau kamu mau", balasku sambil mencium istriku.
"hehe biar gak bosan juga mas", lanjutnya.
"iya yang", balas singkatku.

lalu tanpa disuruh, aku langsung bergerak untuk menyetubuhi istriku. aku lalu membuka selimut, istriku yg hanya menggunakan daster terusan dengan mudah kuraih celana dalamnya yg hampir menyerupai g-string dan kutariknya kebawah hingga terlepas. vaginanya yg bersih tanpa bulu dan berwarna sedikit gelap langsung kulahap dengan bibirku. istriku memposisikan dirinya agar badannya lebih pas dan enak, lalu dia hanya memejamkan matanya sambil menikmati lidahku yg bermain di klitorisnya. lidahku membelah garis vagina yg melintang dari atas kebawah, entah lidah siapa yg kemarin mampir kesini. namun aku akan berusaha memberikan permainan lidahku yg paling lihai agar Bella bersyukur memiliki suami yg pandai memuaskan wanita yg belum dia ketahui.
"shhhhh ahhh shhhmmm ahhh mas shhhmmmmm", desah dia tertahan karena tepat dikamar sebelah adalah kamar kedua anakku, tentu kami tak ingin membuat gaduh. istriku mendesah sambil mengigit bibirnya membuatnya semakin sange dan seksi. lidahku terus merangsang bagian yg sama dan memainkan bibir vaginanya yg jika dirasakan bisa membuat geli seluruh badan hingga klejotan tak karuan. memek yang tak banyak mendapat siksaan dari kontol jumboku masih terlihat indah dan rapi setelah hampir 7 tahun lebih menikah, walau dalam pikiranku saat kencan kemarin pasti pasangan tukar gulingnya menyiksa badan istriku. aku terus berada di selangkangannya dan istriku terkadang membelai pelan kepalaku serta menyaksikan apa yg dilakukan suaminya terhadap istrinya.
"shhhhh ahh mass pelan pelan, nanti aku mendesah lho, anak-anak bisa kedengeran", ujarnya disela-sela desahan dan seranganku yg terus membabi buta memeknya. hampir 7 menit aku berada diantara pahanya. lidahku sudah lumayan ngilu memainkan klitorisnya yg tak kunjung orgasme, mungkin istriku kurang konsentrasi karena pikirannya terpecah karena dikamar sebelah ada anak-anak dan dia tak ingin membuat gaduh terlalu kencang.
"mas, ayo naik sini", ujarnya sambil mengangkat kepalaku. lalu kami berciuman sambil salah satu tanganku sibuk melepas celanaku. istriku masih mengenakan dasternya namun posisi kain itu sudah berada di atas dadanya, selain melahap bibirnya, aku turut melahap payudaranya yg jika telentang hampir seperti rata karena ukurannya yg tak terlalu besar.
"smooocchhh ahh smooocchhhh smoocchhh, aku nafsu banget mas", ujarnya dengan wajahnya yg sudah memerah karena horny.

keluarlah penis jumboku akibat pijatan pak Rono, sayang beliau sudah sangat tua dan aku dan kawan-kawan belum sempat kesana, selain itu jauh juga.
"mas, di tasku ada pelicin yg kemarin", ujarnya, lalu aku berjalan mengambil tasnya yg didalamnya masih berisi kondom, obat perangsang dan pelicin sisa dari kegiatan di Shantika kemarin. ku ambil dan kuoleskan pada penisku dari ujung hingga pangkal, kurasa sudah sangat licin, bahkan jika ada lalat mendarat pada penisku pasti akan terpeleset. ku berjalan pada istriku yg sudah ngangkang, lalu kuarahkan penisku pada memeknya dan kumasukkannya.
"shhhh ahhhh masss", desah dia sambil meremat kedua lenganku. dia hanya merem dan menikmati penisku saat di dalam tubuhnya, kudiamkan kurang lebih 30 detik lebih, kusaksikan istriku yg masih memejamkan mata. rasanya penisku dipijat-pijat lembut oleh dinding rahimnya yg jarang menerima siksaan dari penisku, semoga istriku bisa menikmatinya dan kami jadi sering bercinta.
"gimana sayang?", tanyaku, istriku masih berusaha menikmatinya.
"ayo mas pelan-pelan", ujarnya dengan lirih, lalu aku memajumundurkan pinggulku dengan tempo sangat pelan, istriku membuka mata dan tersenyum kearahku, pertanda dia menikmatinya. istriku terus mengigit bibirnya sendiri untuk menahan desahnya.
"sshhhh ah mas, enak banget kali ini mas ahh ahhh", desah dia, saat aku berani menaikkan tempo pompaanku. istriku melingkarkan kakinya pada pinggulku dan bibir kami saling bertemu, "smooocchhh i love you Bella", ujarku sambik terus menciuminya, "i love you too mas Andri, enak banget mas ahhhh ahhh", balasnya.
lalu aku berhenti sejenak menikmati pemandangan istriku yg rambutnya berantakan, wajahnya sange dan matanya sayu. dimanapun berpetualang dari liang surgawi ke liang surgawi lainnya, yg paling enak dan nyaman ya hanya liang surgawi istri. dengan menarik hingga ujung dan memasukkanya hingga hampir mentok membuat sensasi yg berbeda pada pasangan, selain itu tempo yg bisa dilakukan hanyalah tempo pelan dan intim. aku terus melakukan gerakan tadi pada istriku yg membuat dia sedikit mendesah saat penisku masuk, batang penisku yg penuh guratan otot mestimuli dinding vaginanya. kali ini memek dia sudah tidak seperti dulu yg kering, melainkan sudah banjir bagaikan kota Jakarta diguyur hujan 3 hari 3 malam sebelum kepemimpinan pak Ahok.
"sssshhhhhhhaaaammmhhh enak mas pas dimasukkan hingga mentok", desahnya ringan dan intim. aku cukup senang melihat respon istriku yg seperti ini, pemandangan yg jarang aku temui.

"mas, mau tukeran aku diatas?", tanyanya, lalu tanpa disuru aku menarik semua penisku yg tertancap pada vaginanya dan memposisikan diri untuk dibawah. istriku membuka dasternya hingga akhirnya dia telanjang bulat, payudaranya yg tak terlalu besar mengencang dan pentilnya jadi tegang. istriku meraih kontolku dan dia masukkannya pada tubuhnya, istriku lalu bergerak naik turun dengan cepat dan dia terus menahan desah serta merem melek keenakan, guna bisa melakukan itu, istriku mencondongkan badannya maju serta sesekali dia berada di leherku namun goyangan pada pantatnya terus bergerak dengan luwes. mungkin karena ikut senam zumba itu yg membuat gerakannya tidak kaku dan manjadikannya tambah seksi. gerakan dengan cepat ini dia lakukan cukup lama bahkan bisa mengundang cairan hinaku untuk segera menyembur, dengan sekuat tenaga aku menjaga konsentrasiku agar tak meledak sebelum waktunya.
beberapa saat kemudian tangan kanan dia bersandar pada dadaku, dan tangan kirinya memegangi susunya sendiri, mata dia semakin keenakan, badannya semakin bergerak dengan cepat.
"ssshhhhh ahhh masss, aku mau keluar mas Andrii ahhhhh ahhh masss", ujar istriku terus merancu dan mendesah, gerakannya semakin cepat dan cepat. akhirnya yg dia tunggu keluar juga.
"shhhhh ahhh massssss Andrii sayangggg ahhhh ahhhh ahhhhhhh", desah panjang sambil memberhentikan gerakannya, sembari berusaha menahan getaran yg menyerang seluruh badannya, selain itu penisku terasa hangat dan seperti dipijat-pijat, bener-bener enak dan luar biasa, jarang aku menyaksikan istriku aktif seperti ini. lalu dari vaginanya terlihat cairan bening mengalir keluar dan menuruni melalui penisku. istriku tertawa dan tersenyum lalu dia menjatuhkan dirinya pada dadaku.
"mas enaaaaaak hihihihi", ujarnya dengan malu-malu dan menciumi leherku diiringi dengan tawa dan canda. ku biarkan dia jatuh dipelukanku dan istirahat sejenak sebelum giliranku untuk orgasme. dengan lembut dia menciumi leher dan pundakku, tanda kasih sayangnya padaku.

setelah istriku mendapatkan kembali tenaganya. aku arahkan dia untuk nungging diatas kasur dan aku menghujam memeknya dengan kontolku yg sudah basah terkena cairan vagina dan cairan pelicin yg mungkin masih ada yg tersisa menempel pada penisku. aku langsung memasukkan kontolku pada tubuhnya tanpa ampun dan lalu terus memompanya dengan tempo cepat, istriku tidak mengeluh sakit atau apa, dia malah keenakan dan terkadang keceplosan mendesah dengan sangat kencang, mau tak mau aku menutupi mulutnya dan disambut dengan tawa dan canda dari dia.
PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK
PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK
PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK
"aawwhhh mas awwhhh yesss AHHHH masss sayanggg awwhhh enak mass"
"iya terus masss enak masss sembur aku didalem suamiku perkasa awwhh aawhh"
tak terasa pinggul sudah mau copot dan badanku berkeringat, desakan pejuh akhirnya sudah mendekat dan siap untuk muncrat. aku menggerakkan yg cepat untuk terakhir kalinya dan badanku mulai menegang serta rasanya ngilu semua.
"arrrghhhkk arrggkkkk yangggg arrkkkgghhh ooohhhh hooshh hooshh hoosshh".
CROOT CROOOT CROOOT CROOOT.
semburan demi semburan tertembak ke dalam memek istriku dan kami berdua tumbang dengan keringat yg terus membasahi badan kami.

kami berpelukan tanpa sehelai benangpun, kami saling cium dan istriku nampak lebih bahagia dan tak mengeluh sakit.
"sakit gak yang?", tanyaku.
"hehee enak mas, maaf ya mas dulu aku sering ngeluh", ujarnya dengan menyesal dan menenggelamkan wajahnya pada dadaku.
"iya gapapa sayang, pasti seiring berjalannya waktu kita bisa menikmati seks ini dengan indah dan bahagia, kamu cerita ke pasanganmu gak kemarin?", tanyaku.
"hehe iya mas, katanya suruh ikhlas aja, toh kamu kan suamiku, gitu, lalu aku tadi ikhlas dan berusaha gak ngerasain sakitnya namun enaknya, selebihnya karena teknik baru tadi dan tentunya kamu juga mainnya lebih kalem dan gak biasanya langsung sodok dengan kecepatan tinggi", terangnya, lalu kami saling berciuman dan tertidur. tukeran guling bukan semata karena ingin merasakan memek lain, namun juga bisa sebagai tempat mencarikan solusi, baru ikut sekali, masalah ranjang dengan istriku sudah bisa menemukan solusinya.
"eh yang, kamu pakai KB gak, kan kita lagi ikut itu, ntar kalau hamil lho....", ujarku khawatir.
"kan ngecrotnya gak di dalem sayang", balasnya, "tapi kalau kamu khawatir, aku ada pil KB kok, bisa aku minum rutin biar gak isi hihi", lanjutnya. tentu aku khawatir walau dalam peraturan harus berkondom dan jangan dikeluarin di dalam, tapi nyatanya aku sendiri dengan Stella juga keluar di dalam dan tanpa kondom, pantas kalau aku khawatir.

*

duduk di ruang rapat bulanan dengan direktur utama dan para pejabat lainnya ditemani teh hangat yg sudah habis saparuh serta kacang tanah yg tak ada habisnya aku lahap untuk menghilangi rasa kantuk yg menyerangku. rapat yg hampir 4 jam berkesimpulan bahwa kinerja kita sudah bagus da perlu peningkatan di sebagian sektor, berikut adalah penilaian dari kantor pusat. bagaimana denganku, tugas keliling Indonesia juga dimulai lagi, namun kali ini bukan dengan partner terbaikku, yaitu Tony. aku sudah menceritakan ini pada pak direktur, namun beliau memintaku untuk membawa siapapun yg aku mau, namun aku tak mau membawa orang yg bukan dari departmentku, yg artinya bisa menganggu pekerjaan mereka.

aku kembali keruanganku namun sebelumnya aku mampir ke ruangan Tony dan menceritakan hasilnya tadi.
"Bro, wah akan mulai tugas lagi nih", ujarku.
"kemana aja bos?", tanya Tony.
"ke mitra pengeboran minyak lah, Batam, Sulawesi, sebut deh, pasti aku juga kesana", balasku dengan duduk bersandar.
"wah maaf bos, istriku hamil tua, 2 bulan lagi deh aku join, istriku dikit-dikit sakit, makanya harus standby, maaf ya bos", terangnya.
"iya gapapa bro, aku hanya pengen curhat haha", terangku.
"terus kamu sendiri?", tanya Tony.
"ya mungkin bawa Mariska atau Tasya nih, aku udah cerita sama bos besar, katanya silahkan mau bawa siapa aja, rencana mau bawa Rudy, tapi dia baru aja diangkat jadi penanggungjawab pengadaan, kasian kalau aku bawa", terangku.
"yauda, Tasya atau Mariska aja, cewek kerja disini apalagi di department ini kudu mobile dan diajari tahan banting juga", jelas Tony.
"anjir tahan banting haha, guwe banting-banting dikasur ajalah ya", balasku.
"bangke pikiranmu jorok ah bos", ujarnya yg lalu aku tertawa sambil berpamitan pada Tony untuk keluar ruangannya.

lalu aku memutuskan untuk mencari jalan keluar dengan semua ini sebelum nanti ada putusan untuk ditugaskan keluar kota. aku berjalan memasuki ruangan mereka berdua, yg di dalam ruangannya ada beberapa pagawai rendahan juga, pegawai ini adalah pegawai lokal.
"mas, mbak Tasya dan Mariska ada diruangannya?", tanyaku pada pegawai itu, namanya Dibyo, dia sudah berumur 40an namun karena aku atasanya, aku panggil mas.
"ada bapak", balasnya yg lalu aku berjalan menuju ke ruangannya dan mengetuk pintunya lalu langsung aku masuk saja.
"eh bapak, maaf, ada perlu apa sampai keruangan kami, sebenarnya kami bisa keruangan bapak", ujar Mariska dengan sopan.
"haha santai lah, kebetulan aku tadi lewat aja dari rapat dengan bos", balasku. dan mereka berdua duduk di sofa ruangan mereka dan aku duduk di single sofa.
"jadi gini, biasanya kan aku tugas keluar sama Tony, nah istrinya lagi gak bisa ditinggal, jadi aku harus penggantinya, yaitu kalian, beberapa bulan kedepan akan banyak sekali tugas keluar kota, ada yg bisa ikut, salah satu saja?", terangku dengan detail.
"hmm boleh saya bapak, jika bapak berkenan mengajak saya", ujar Tasya dengan lembut.
"kamu, gapapa bener? atau nanti bisa tukeran dengan Mariska ya?", balasku.
"iya bapak, siap!" balas mereka berdua dengan yakin.
"oh iya, yg terpenting, tugasnya biasanya 3-4 hari, kalian perlu bicarakan dengan suami dulu ya, aku gak ingin karena tugas, suami terlantar haha", candaku pada mereka.
"haha siap bapak, pasti!", jawab mantab kedua wanita itu.
lantas aku berpamitan untuk menuju ruanganku yg sebenarnya. disaat yg bersamaan, apa yg dialami Tony merupakan anugrah, namun absennya dia juga anugrah bagiku bisa dekat dengan mereka berdua. keduanya memiliki tubuh dan wajah yg tak diragukan lagi kecantikannya bagi seorang pegawai, tak hanya di departmentku, masih banyak lagi di kantor ini yg seperti mereka berdua, namun buat apa ngurusi yg jauh kalau yg dekat aja ada. Tony bahkan terang-terangan kadang onani membayangkan mereka. ada-ada saja Tony ini.

aku duduk di ruanganku sambil membayangkan worst case scenario dengan salah satu wanita itu. setidaknya bisa melihat mereka menggunakan pakaian yg bukan pakaian kantor, pasti seksi sekali. aku tak ada pikiran maupun niatan untuk mengajaknya tidur, namun setidaknya bisa jadi bahan untuk onani. walau sudah menikah, aku masih hobi untuk beronani bagaikan anak SMA yg tak tau penisnya dipergunakan untuk apa selain hanya onani dan pipis. duduk diruangan sambil senyam-senyum, namun senyuman itu hilang seketika saat melihat foto istriku yg ada di mejaku.



EPISODE 11 - SMALL TALK


(POV BELLA)

duduk didepan meja rias memandangi wajah dan badanku sendiri sambil membayangkan apa yg terjadi pada diriku beberapa waktu lalu dengan mas Juna suami dari Gladis. jika membandingkan ukuran diantara pahanya dengan suamiku jauh berbeda, perbandingannya seperti bus dengan mobil hatchback. jika milik mas Andri hingga mencapai 18cm bahkan 19cm jika saat bener-benar on sekali, milik mas Juna hanya mungkin sekitar 12cm, tidak begitu panjang namun cukup untukku. wajahku yg cantik dia beri lulur sperma yg putih kental dan berbau, biasanya aku menolak jika suamiku akan melakukan itu, namun waktu itu dengan penuh nafsu aku menerimanya.

memang benar kata Claudia bahwa kegiatan ini bisa mengubah wanita yg biasa menjadi sosok yg buas bahkan dirinya sendiri aja gak mengetahui jika bisa seperti itu, terlebih aku mencoba menggunakan obat perangsang itu, rasanya mengapa dulu ada yg menciptakan baju. tak ada manfaatnya saat lagi horny dan lost control seperti yg terjadi padaku beberapa waktu lalu. aku tak sabar untuk bertemu dengan temanku nanti sore dan mendengar cerita dari sahabatku terkait pengalamannya dengan pasangan barunya mereka. dan tentunya aku penasaran dengan yg bersenggama dengan suamiku, kiranya siapa dan bagaimana reaksinya. apakah aku kelainan ya kok bisa seneng melakukan diluar kewajaran, seperti yg terjadi padaku saat ngamar dengan mas Juna. aku melakukan yg sudah lama aku idamkan, anal seks.

*
flashback tukar guling Bella dengan Juna.

pada saat mengikuti undian, aku sama sekali tak memikirkan akan dengan siapa aku akan bergaul. aku hanya pasrah dan nervous, serta aku terlalu banyak berpikir jika aku tak bisa menikmati seks seperti aku berhubungan dengan suamiku, yg seringkali berujung kekecewaan. namun saat aku membuka pintu dan mengetahui aku akan mulai digauli dengan orang yg tak aku kenal rasa degdegan itu semakin nyata dan sudah tidak ada pilihan untuk menolak. aku mempersilahkan masuk dan kami mulai ngobrol mulai hal yg umum hingga akhirnya kami bercerita mengenai kehidupan seksual kita. dia memintaku untuk meminum obat perangsang yg disediakan, dia juga meminum obat perkasa itu, katanya tak ingin mengecewakan seks perdana ini. beberapa saat kemudian alangkah kagetnya aku dengan perubahan badanku setelah meminum itu, memek rasanya hangat dan basah, badan rasanya geli ingin segera membuka baju. akhirnya ronde pertamapun kami mulai. karena ronde awal merupakan seks perkenalan, maka aku tak akan menceritakan detail kejadian itu. hanya saja kami melakukan hingga tiga kali, mengingat setelah pejuh keluarpun penis mas Juna tetap berdiri, maka kami terus melakukan hingga bisa tertidur kembali.

mas Juna memperlakukanku layaknya istrinya, namun sejujurnya tehnik seks dari mas Juna sedikit kurang lihai dibanding suamiku, penisnya yg berurukan wajar sehingga bisa dimasukkan seluruhnya pada rahimku. dari sudut fisik, badannya bersih dan wangi namun ototnya masih kurang dibanding suamiku, wajahnya yg ganteng dan imut mungkin yg menjadi nilai tambah bagi dia. setelah akhirnya penis mas Juna bisa tertidur setelah seks yg ketiga dengan dibungkus kondom, aku mulai menanyai diriku apakah aku akan berhubungan anal dengannya, mengingat ukuran penisnya tidak terlalu wow. namun pikiran itu aku simpan untuk esok hari saja.

pada hari berikutnya, memasuki ronde yg entah keberapa, aku berbaring dikasur setelah sarapan dan mandi. mas Juna hanya menggunakan celana dalamnya dan aku menggunakan BH dan celana dalamku yg sama dengan aku gunakan waktu berangkat kesini. Mas Juna duduk di balcony sambil merokok dan membaca koran. aku sudah memberi tahunya bahwa setelah sarapan aku meminum obat perangsang dan mas Juna meminum obat kuatnya, hanya tinggal menunggu reaksi saja. malam sebelumnya aku digauli olehnya hingga 3 ronde, aku tak menghitung berapa kali aku orgasme. beberapa saat kemudian memekku mulai basah dan badanku mulai memanas.
"mas Juna....", panggilku pada pria yg bukan suamiku.
"iya mbak", balasnya sambil menoleh, aku hanya tersenyum dan dia berdiri mendatangiku, "udah on yah, hehe, lihat nih", lanjutnya sembari menunjukkan benjolan yg diantara pahanya yg tertutup oleh celana dalamnya.
sudah seperti suami saja, dia langsung berbaring disebelahku sambil memelukku dan mencumbuiku, tangan dia sudah berani nakal dengan menyusup kedalam celana dalamku, aku justru membuka kakiku agar dia lebih mudah merangsang memekku.
"sshhhh ahhh mas Juna...shhhhhh", desahku pada telinga dia. kobelan dia semakin cepat dan satu jarinya masuk kedalam vaginaku. kobelan ini membuatku melayang, aku telentang dan membentangkan kedua kakiku, kepala mas Juna berada di leherku untuk menstimuli nafsuku.
"shhhh ahhh mas Juna enak banget mas sshhh ahhh mas Juna ooohh", aku tak mampu menahan lebih lama, dia sungguh sabar memberi kobelan hingga akhirnya aku harus orgasme untuk yg kesekian kalinya.
"ooohhh ahhh ahhhh mas Junaa ahhhh asshhhh enak banget mass arrggkkkhhh", desah panjang dan diikuti dengan mata terpejam serta tubuh mengencang, walau begitu mas Juna terus mengobel memekku hingga tak terelakkan enaknya.
"uda udah mas haha nakal banget sih kamu mas", ujarku sambil memberi pujian dia.
"haha gampang banget sih mbak kamu, baru dikobel aja udah orgasme", balas dia yg membuatku malu karena terlalu gampang, hal yg jarang aku lakukan dengan suamiku.
"siapa yg tahan enaknya seperti itu haha", jawabku sambil beristirahat sejenak.
kali ini mas Juna sudah mengeluarkan penisnya yg sudah sangat tegang, aku meraihnya dan memberikan kocokan padanya.

"mbak, aku udah gak tahan nih", ujarnya dengan nada bergetar saat tanganku berada di penisnya.
"mas, mau main pantat?", tanyaku sambil memberikan tatapan nakal.
"serius mbak..mau banget mbak, aku belum pernah", balasnya dengan sangat semangat. lalu aku memposisikan seperti doggystyle, dengan sigap dia langsung menarik celana dalamku hingga terlepas. dia lalu meraih komdom yg kami taruh di meja samping kasur. aku dengan senang dan bahagia memposisikan diri dengan melebarkan pantatku agar mas Juna tidak salah masuk. lantas aku merasakan barang yg sudah lama tak mengunjungi anusku bersiap untuk menusuk pantatku.
mas Juna dengan sekuat tenaga dan berkali-kali berusaha memasukkan penisnya kedalam anusku, hingga akhirnya percobaan yg kesekian kali penisnya berhasil masuk walau baru kepalanya.
"hosshh hosshh hossshhh aku mandi keringet mbak", ujarnya. yg tak perlu aku jawab namun aku mendorong badanku kearah badannya agar segera masuk. mas Juna akhirnya mendorong penisnya hingga akhirnya semuanya memasuki pantatku.
"aooohhhhhhh ahhhhhhhhhhhh shhhhhhh", desah kami. dia lantas mulai menggerakkan pinggulnya, dinding pantatku menerima gesekan yg rasanya sungguh luar biasa, mas Juna menggunakan kondom yg ada duri-durinya. akibatnya badanku seperti ikut tergelitik. aku terus menungging, mas Juna memegangi pinggulku sambil terus memompaku.
"ahhh mbak Bella, analseks sempit banget ahhh enak yaaa", ujarnya yg lalu aku hanya balas dengan tawa.
"shhhh enakan mana masss shhh ahh ahh ohhh", tanyaku disela-sela kentotan.
"kalau dengan mbak Bella semua enak hahhaa ahhh ahhh", balasnya singkat yg aku tak tau dia suami siapa, "kencengan dikit ya mas gpp, udah mulai nikmat ini", lanjutku.
lantas mas Juna menaikkan tempo sodokkannya, aku juga berfokus untuk mendapatkan orgasme anus yg rasanya bagiku lebih enak walau kering. mataku terpejam, mulutku mengangga, dan kepalaku sudah berada di atas bantalku, kedua tanganku sudah tak mampu menopang tubuhku, jadi badanku benar-benar nungging. perlahan demi perlahan, desakan orgasme sudah mendekati ujung. mas Juna masih dengan temponya.
"mas, kencengan mas, siksa Bella mas, sodok yg kencang dan kasar mas ahhhh ahhh", rancuku nakal yg sudah tak kontrol. mas Juna lalu semakin kencang. lalu badanku semakin menegang, lubang anusku sudah semakin geli, mulutku semakin menganga, pentil payudara mengencang dan ototku semakin tegang.
"AWWHHHH MASSS AWWHHHHHH AWHHHH OOOHHH STOPPP AHH MASSSS", yg kutunggu sudah tak tertahankan, orgasme kering nan dasyhat menyerang tubuhku, badanku bergetar hebat, mas Juna memegangi badanku sambil menyaksikan pemandangan langka yg terjadi. walau aku orgasme mas Juna tidak mencabut penisnya namun masih tegang di dalam tubuhku.
"wow mbak, sampai seperti itu hahah", ucapnya menyaksikanku mandi keringat.
"haha capek tau haha belum pernah lihat yg seperti ini ya", balasku yg lalu dibalas olehnya dengan sodokan yg kencang pada tubuhku yg masih istirahat, "aaahh mas Juna, aku belum siap hahahaha", protesku.
"hahha rasain, makanya jangan ngeledek hahhaha", balasnya, namun aku justru menikmatinya, aku kembali memejamkan mata dan menikmati sodokannya yg semakin kuat dan kasar.
PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK
PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK
PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK
suara paha mas Juna berbentur dengan pantatku yg membuat badanku turut terdorong. setelah beberapa sodokan dan tidak berpindah posisi, nampaknya mas Juna juga akan orgasme, nampak dari yg dia semakin mencengram pinggulku dengan kencang.
"keluarin mana mbak Bella ahhh oowhhh ahhh ahhh", tanyanya disela sodokannya yg samakin cepat.
"mulut aja mas", balasku dengan nakal, lalu mas Juna mencabut penisnya, melepas kondomnya dan aku memindahkan posisi untuk mendekatkan mulutku pada penisnya.
aku membuka mulut dan menjalarkan lidahku, kepala penis mas Juna berada di atas lidahku. dan "ahhh mbak Bella ahhhhh ooohhh ohhhhh awhhhhh ahhhh"
CROOT CROOOT CROOOT CROOOT. cairan putih kental itu keluar dan mengalir diatas lidahku masuk pada mulutku. tanpa pertimbangan, aku menelan pejuh itu dan membaringkan diri disebelah mas Juna yg sudah lebih dulu terbaring.

"haha, ditelan mbak, aku gak nyangka mbak Bella senakal ini haha", ucapnya dengan puas dan sambil bernafas kencang. dia mendekatkan dirinya untuk mencium keningku, sudah seperti suami sendiri saja saat setelah puas lalu berciuman.
"haha, galdiran ya aku, galak di ranjang", balasku sambil bercumbu dengannya.
setelah mas Juna membuka pantatku, hingga acara berakhir, aku disetubuhinya di vagina dan anus entah berapa kali, kata dia ini merupakan pengalaman yg luar biasa dan dia akan mencoba istrinya untuk melakukan yg sama seperti dia melakukannya padaku. selain itu dia juga menginginkan untuk pijat kejantanan agar penisnya lebih besar dan perkasa.

"mas Andri, aku bener-bener having fun, semoga kamu juga having fun dengan pasanganmu.....", pikirku dalam hati setiap aku selesai sesi dengan mas Juna, walau sedang bercinta dengan orang lain, pikiranku tetap tak bisa lepas dari suami sahku.

*

beberapa hari setelah acara usai, aku baru mengetahui jika mas Juna merupakan suami Gladis. selain itu, aku juga bertanya kepada diriku sendiri, kenapa aku bisa segitu buas, namun dengan suamiku sendiri aku bagaikan wanita yg kalem dan sungkan untuk menunjukkan kegiranganku. sejujurnya aku juga cukup khawatir dengan perilakuku. aku harus bisa mencoba mengubahnya sebelum yg tak diinginkan terjadi pada keluargaku. aku berpikir sambil bersiap untuk melakukan pertemuan dengan sahabatku. semoga mereka menceritakan pasca acara dengan pasangannya masing-masing, aku dan suami ada peningkatan yaitu aku bisa mulai menikmati penisnya yg jumbo.

setibanya di tempat nongkrong yg kami janjikan, satu per satu sahabatku tiba dengan wajah yg beda dengan biasanya, seperti habis di beri kepuasan lalu tak terbayang mau ngomong apa. kami berbasa-basi sebelum masuk pada acara inti atau mereka dengan sukarela menceritakan pengalamannya dan pasca dengan suaminya.

dimulai dengan Zaskia yg katanya dia digoyang tiada habisnya sampai wajahnya penuh keringat dan airmata karena orgasme demi orgasme yg jedanya tidak begitu panjang, atau yg sering kita sebut dengan multiple orgasme, namun dia tidak menceritakan siapa nama pria yg membuat kakinya lemas. kami hanya menebak-nebak siapa pria itu.

lalu diikuti dengan Laura yg katanya dia meminum obat perangsang yg membuatnya super horny bahkan dia melakukan striptease. badan dia yg langsing dan kecil membuatnya mudah untuk meliak-liuk bagaikan seksi dancer, selain itu waktu SMA dia tergabung group cheerleaders. dia juga bercerita bahwa juga multiple orgasme tiada habisnya, nafsu benar-benar diumbar, dia sungguh puas dan berharap suaminya juga mendapatkan kepuasan yg sama.

Stella bercerita bahwa dia belum pernah melihat penis yg segitu besar dan perkasa yg membuat memeknya terstimuli dengan maksimal hingga orgasme tiada habisnya. selanjutnya dia juga berkata bahwa kontol besar sangat nikmat dan luar biasa enaknya. saat dia bercerita mengenai ukuran kontol, aku langsung tau jika itu suamiku, namun aku diam saja. para ladies lain pada tersanjung dan berharap bisa bertemu dengan pemilik kontol besar itu pada kencan berikutnya. sedikit membuatku cemburu, namun tak apa.

"hmmm aku kemarin melakukan hampir semua aktifitas seksual yg ada, bahkan aku hanya di kobel aja bisa orgasme karena nafsu dan horny yg menimpa badanku. hingga akhirnya aku melakukan anal seks, dan itu nikmat bangeeeeet ladies", ujarku dengan sedikit hiperbola.
"oooowwwwhhh Bella analseks aaaawwwhhh hahaha", sorak para sahabatku yg seolah tak percaya dengan penampilanku diluarnya.
"gimana Bell, enak kah?", tanya Stella, "aku pengen tapi belum ada keberanian ngajakin suami, lagipula pasanganku kemarin kontolnya panjang dan tebel banget, entah suami siapa itu hihi", lanjutnya yg dia bercerita dengan penuh ekspresi keenakan dengan penis besar suamiku.
"enak bangeeeeeeet beb, sampai ubun-ubun rasanya hihi, hmm nampaknya aku tau yg punya itu", ujarku dengan ekspresif dan polos.
"jangan-jangan suamimu, Bell...", lanjut Stella, "yaampun berapa senti Bell gede banget lho..", lanjutnya.
"haha kenapa kemarin gak diukur sendiri", balasku dengan canda, namun dalam hati aku cemburu. Stella bisa menikmati, kenapa aku tidak. mas Andri suamiku sendiri.
"anal seks kalau ikhlas mah enak haha tambah penis yg gede dan tebel, bisa orgasme anal seks yg bisa menggetarkan jiwa dan raga haha", ujar sang expert, Claudia.
"wah ini pakarnya haa", tawa Laura, dan kami semua tertawa.

"ceritain pengalamanmu dong, Claudia?", ujarku pada Claudia.
"haaha kalau itu kamu kudunya tanya pada pasanganku hahhaa, doi aku kuras habis pejuhnya sampai dia nolak main yg kesekian ronde", tawanya.
"wah, kamu galak yah hahhahaah", ujar Gladis dengan penuh kebahagiaan.
"iya dong, kuberi unforgettable moment lah buat masnya yg ngentotin aku", lanjutnya.
"tapi kamu juga puas dan happy kan", tanya Zaskia.
"selama ada penis dan orangnya haha aku bisa puas kok", terangnya dengan genit.
"haha susah nih ngomong sama pakar, skala 10 deh berapa", tanyaku.
"hmmm 7.6 deh haha, lihat aja deh ini", jawab Claudia sambil menunjukkan HPnya yg didalamnya ada agedan seks dia dengan pasangannya, video sekitar 25 menit kami tonton bareng, Claudia sungguh liar, galak dan penuh nafsu, sungguh luar biasa, si cowok juga berusaha mengimbanginya.
"itu suamikuuuu ahhhhhhhhhhhh", teriak Laura dengan nada kaget namun dia terus menonton dengan penuh pengahayatan, "kenapa dia gak pernah memperlakukan aku seperti itu hahhaa ah kudu guwe tagih nanti malam", lanjutnya.
"ciee ada yg jadi galak nih", balasku.
lalu kami bercanda, dan ternyata para wanita dan pria mengabadikan moment luar biasa mereka melalui kamera HPnya yg lantas mereka simpan entah dimana. dari cerita mereka, dapat disimpulkan bahwa hubungan dengan suami jadi semakin terbuka dan santai membahas seksnya, alhasil mereka semua ada peningkatan hubungan ranjang dengan suami sah mereka. begitu pula dengan diriku sendiri, yg sudah mulai menikmati penis suami di vagina, tinggal di anal seks saja yg butuh proses.

"hmmm next month, lanjut?!", tanya Claudia pada kami.
"lanjut!!!", balas kami semua dengan yakin dan tegas.
"ntar kalau udah pada santai dan gak malu-malu lagi, kita bikin event yg lebih seru hihi lebih liar, buas dan super horny hihi", ucap Claudia dengan semangat.
"wiih apaan nih hahha", balas Gladis.
"tungguh aja nanti kalau udah saatnya hehe", lanjut Claudia.

tak terasa waktu berlari begitu cepat, aku harus segera pulang kerumah sebelum suamiku. rasanya bersalah sekali jika aku pulang dan dirumah sudah ada suami menungguku, karena bagaimanapun aku harus yg menyiapkan kebutuhan suamiku, bukan pembantu. pembantu hanya sebagai pembantu untukku. dengan terburu aku melakukan perjalanan pulang. akhirnya tiba dirumah dengan selamat dan kedua anakku sudah dirumah dijemput oleh satpam komplex. aku bergegas ke kamar untuk ganti pakaian, setelah menyapa kedua anakku. saat aku melepas celanaku, aku kaget ternyata aku basah saat ngobrolin mengenai pengalaman mereka dengan pasangan semalamnya.

walau aku dan mas Andri berkomitmen untuk terus ikut dengan kegiatan ini, namun mas Andri gak boleh lebih menikmati wanita lain daripada aku. aku harus berubah dan memberi pengalaman ranjang yg membuatnya bersyukur memilikiku. tukar pasangan hanya boleh jadi selingan, bukan jadi prioritas yg ditunggu-tunggu tiap bulan.



EPISODE 12 - GAME TWO


(POV ANDRI)

aku melihat kalenderku di meja kantorku, sekarang merupakan hari jumat minggu kedua yg artinya hari dimana kegiatan rutin bulanan akan terjadi mulai nanti malam jam 8 hingga minggu pukul 10 pagi. aku duduk di meja kantorku menunggu datangnya waktu pulang, pekerjaan dan berkas sudah saya selesaikan, sebenarnya saya pulang duluan juga tak masalah, namun tak enaklah dengan pegawai lainnya yg masih sibuk bekerja. mereka bekerja dengan semangat dan penuh perjuangan namun bayarannya tak sebesar aku kadang sehari tak ada pekerjaan apa-apa, namun sekalinya ada pekerjaan, bisa menyangkut hidup mati perusahaan ini. jadi aku dibayar untuk mempertanggungjawabkan setiap action yg saya ambil. mendekati pukul 4.15 sore, aku sudah mulai untuk meninggalkan ruanganku. jas dan tas kerjaku sudah aku bawa masing-masing kedua tanganku, aku berjalan dan memberi sapa siapa saja yg aku temui, "iya sore, udah besok weekend, lupakan pekerjaan, ajak anak istri jalan", ujarku sambil memberi canda pada mereka. tiba di parkiran, mobilku selalu bersih dan selalu dalam keadaan kinclong, tiap aku ngantor, selain menjaga keamanan, satpam juga melakukan bersih-bersih pada tiap mobil pejabatnya.

setibanya dirumah, kurang lebih hampir 40 menit aku berada di jalan, dengan keadaan lelah campur kesal dengan ramainya jalanan. istriku sudah sibuk menyiapkan apa saja yg perlu di persiapkan selama dua malam tidak berada dirumah, selain itu memberi perintah pada kedua pembantu kami. aku mandi untuk menyegarkan badan dan sedikit untuk menambah stamina dimana nanti malam pasti menjadi malam yg panjang dan melelahkan. seusai mandi, istriku sudah menyiapkan makan malam untuk kesemuannya, kami menyempatkan makan layaknya keluarga yg tidak akan pergi kemana-mana, kedua anakku makan dengan lahapnya walau masih disuapi oleh ibunya dan salah satu pembantu kami. menu makan malam kali ini adalah nasi rawon buatan istriku, sungguh makanan rumahan memang tiada duanya. sayang untuk 2 hari kedepan perutku akan diisi oleh makanan khas hotel yg menurutku rasanya kurang sedap.

dresscode kali ini aku memilih menggunakan casual, yaitu baju polo berwarna putih dan jeans semi slimfit, jam tangan merk Tag Heuer dan badanku kuberi parfum favoritku, tak lupa aku memasukkan beberapa potong kaos di dalam tas kecil untuk jaga-jaga pakaianku ini terkena cairan vagina maupun kelamin. istriku juga menggunakan pakaian yg simple. rok panjang dan baju lengan panjang, serta membawa tas kecil yg isinya pakaian, namun aku juga paham pasti membawa lingerie, karena menurut pengalaman yg lalu, aku diberi suguhan lingerie oleh Stella. jika dilihat dari penampilan kami, siapa yg menyangka bahwa kami akan mengikuti seks tukar pasangan, penyamaran kami sungguh mantab. lantas kami berpamitan dengan kedua anakku dan pembantu. dan kami memacu mobilku ke hotel yg sudah di pilih untuk acara kali ini, yakni hotel semi-budget yg cukup bagus di sekitaran tinggal rumah kami semua.
"have fun ya sayang", ujarku sambil memberi ciuman pada istriku saat di basement parkiran hotel sebelum kami mendapat pasangan baru untuk 2 malam kedepan.
"iya mas, mas juga ya, pasanganmu jangan disiksa dengan penis raksasamu", canda istriku.

tiba di ruang ngumpul sebelum akhirnya kami dipisah, kali ini penampilan para wanitanya lebih berani. yg berhijab tetap tertutup karena justru akan menjadi surprise bagi yg mendapatkan, termasuk yg mendapatkan istriku. kali ini Claudia hanya menggunakan rok mini dan semi tanktop, selain itu ada yg menggunakan jeans ketat, highheels dan tanktop. nampaknya sudah semakin santai dan berani.
"yuk, untuk menyingkat waktu dan memaksimalkan waktu untuk having fun, sama seperti kemarin yak, ladies ambil kartu, tunjukkin ke suami dan bawa tas kecil ini, have fun", terang Claudia yg lalu para wanita satu per satu mengambil kartu dan menunjukkan pada suaminya, tak terkecuali istriku.
"kamar 603 mas", bisiknya pada telingaku sambil memberi ciuman di ujung bibirku.
para wanita sudah meninggalkan ruangan briefing dan tinggal kami para lelaki.
aku langsung berjalan mendekat pada pilihan kartu, kali ini jatuh pada kartu nomor 820.
"oke have fun semua ya guys, mohon maaf jika aku meniduri salah satu istri kalian", ujar Petra dengan canda.
"istrimu tak bikin orgasme sampe ampun-ampun", balas Juna.
"haha siaaap deeh silahkan silahkan haha", lanjut Petra. lantas kami semua berjalan menuju kamar masing-masing sesuai yg tertera dalam kartu.

aku mengetuk pintu kamar 820 dengan lembut namun mantab. akankah aku akan mendapatkan Stella lagi yg jelas dia merancu terus meminta untuk terus disetubuhi.
terbukalah pintu kamar yg tadinya terkunci, terlihatlah sosok yg cantik ditambah senyumnya yg tiada duanya, badannya yg langsing dan tinggi ini menjadikannya seperti model kelas atas.
"mari mas, masuk", ujar wanita itu dengan senyuman khasnya.
"terimakasih, Andri", ucapku sambil menjulurkan tangan untuk bersalaman.
"hehe Gladis", balasnya yg lalu mengunci pintu kamar ini, menandakan permainan segera dimulai.
kamar hotel ini lebih kecil dari yg lalu, uniknya adalah, antara kamar tidur dan kamar mandi terdapat kaca yg sangat besar, yg artinya jika ada yg mandi, akan sangat jelas untuk dilihat dari kamar. memang kamar hotel didesign untuk mengumbar nafsu.
"wow, kamar mandinya ada kacanya", ujarku.
"heehe iya mas, kalau malu dilihat ada gordinnya kok", terang Gladis.
"kalau yg ngelihat mbak Gladis mah malah aku ajak mandi sekalian", candaku, diiringi dengan dia tertawa. kami berdua belum duduk di kasur maupun kursi, masih berbincang berdiri dan berjalan untuk melihat suasana kamar.
"haha mas Andri bisa aja, gimana mas yg kemarin, have fun?", tanya Gladis.
"haha iya dong, kamu gimana?", tanyaku kembali.
"iya mas, manteb haha memang genius ide ini hehe", lanjutnya.
"hmmm mbak Gladis ada pantangan apa dalam berhubungan hehe sebelum nanti kita tenggelam oleh nafsu", tanyaku.
"mas Andri keren yah, sempat tanya, yg kemarin langsung aja gak nahan dan saling nyosor haha, hmmm apa ya, apa aja deh mas, yg penting enak", balasnya dengan tatapan genit.
"termasuk anal seks, nelen sperma?", candaku.
"hmm anal seks belum pernah mas, but, mungkin. nelen, hmm boleh", ujar dia yg semakin mendekat kearah tubuhku.
"okelah, sayangkan kalau spermanya cuma dibuang dikondom hehe", terangku.

lantas kami saling peluk dan bibir kami langsung bertemu dan terus beradu antara bibir serta lidah, kedua tanganku langsung berpetualang pada tubuhnya bagian belakang. badannya yg langsing dan tinggi serta masih ditambah dengan highheels kurang lebih 15cm menjadikan pantatnya sedikit terangkat. maka kedua tanganku langsung meremat kedua belah pantatnya tanpa kami melepas ciuman dan permainan lidah.
"ciumanmu manteb banget mas hihi", ujarnya sambil merapikan rambutnya yg sudah kemana-mana. aku tak tahan dengan wajahnya yg lembut dan cantik, aku kembali mencumbunya.
"smooccchhh smooocchh smoooccchhhh", lidahku selain memainkan di bibirnya, kali ini aku berpetualang pada lehernya. rambut yg tidak tertutup jilbab memudahkankanku untuk meraih lehernya yg mulus dan indah.
"sshhhh ahhhh ooowwhhh enak banget sih mas mainmu sensual", desah dia saat aku berada di lehernya, "mas jangan ngasih cupangan di leher mas", lanjut dia, tp telat, aku sudah memberi cupangan entah berapa merah cupangan itu, aku langsung melepasnya.
"mas, udah jadi cupangan yah", tanya dia, yg lalu melihat dan benar saja sudah jadi namun masih tipis. "maaf mbak, aku gak nahan dengan lehermu, sudah membekas sih tapi dikit", balasku.

lalu kami berdua menjatuhkan diri pada sofa kecil yg cukup untuk berdua, yg berada mepet tembok mengahadap ke kasur namun posisinya terletak disebelah pintu kearah balcony. Gladis sibuk dengan kancing celana jeansku, maka aku sedikit membantunya, lalu dia menarik celana dan celana dalamku, lalu terlihatlah penisku yg sudah tigaperempat ngaceng namun panjangnya sudah maksimal hanya saja belum keras seperti beton.
"whooooaah, mas, ini serius segini haha aku belum pernah tau ada yg punya segini gede", ujar dia terkaget-kaget. aku hanya tersenyum. dia masih memainkannya dengan ditempelkan pada wajahnya, mengenggamnya dan berusaha mengukurnya. dari luar tanktopnya yg dia gunakan, aku meraih payudaranya dan memainkannya.
"sshhh oohh mas", desah ringan dia. lalu Gladis mulai memasukkan penisku kedalam mulutnya, walau sedikit kesusahan, namun akhirnya masuk. dia lantas bergerak naik dan turun serta memainkan lidahnya. aku hanya merem melek dan merapikan rambutnya sambil melihat ekspresi dia yg sedang memainkan penisku di dalam mulutnya.
beberapa kali dia diam dengan penisku di dalam mulutnya dan memainkan lidahnya, mengenai tepat pada urat kontolku yg membuatnya jadi ngilu namun enak. selain itu dengan kontol yg 18cm panjangnya, aku belum pernah mendapatkan blowjob yg sangat enak seperti blowjobnya Gladis. Stella hanya bisa namun tidak mahir, istriku hampir selevel dengan Stella. namun Gladis sungguh luar biasa.
"blowjobmu enak banget mbak awwwhhhhh ooowwhhh", desahku saat dia istirahat tanpa melepas kontolku.
beberapa saat kemudian dia melakukan yg wanita lain tak bisa, yaitu deepthroat. dia menekan dalam-dalam penisku hingga rasanya penisku masuk ke dalam tenggorokannya, aku sungguh heran seluruh panjang penisku bisa masuk ke dalam mulutnya.
"hooooaaaahhhhh haha hooaahhh hoooaahh hoooaahhh", nafas Gladis yg memburu serta mulut penuh ludah, hingga ludan itu turun mengenai tanktopnya yg masih dia kenakan, "bisa masuk semua mas hehehe", ujarnya genit sambil merapikan bajunya dan menatapku penuh nafsu.
"blowjobmu enak banget mbak, belajar dari mana sih hehe", candaku.
"mau tau banget, apa mau tau aja, heehe, aku minum dulu ya mas", ujarnya yg lalu dia berdiri masih dengan pakaian lengkapnya, aku melepas semua pakaianku dan menunggu Gladis di sofa. dia minum seperti kehausan habis deepthroat.

dia lalu berjalan kearahku layaknya wanita berjalan di catwalk.
"you wanna fuck me now or continue the blow until you explode?", ujar dia menggunakan fasih bahasa inggris dan berlaga layaknya wanita di hotel Alexis.
"kamu nakal banget sih mbak ternyata?", ujarku sambil tangan kananku berada di penisku.
"gimana gak nakal, disodorin kontol semanteb itu, ya harus di maksimalkan dong", balasnya sambil striptease melepas satu per satu pakaiannya, dan aku hanya melongo, hingga akhirnya semua terlepas. bulu vaginanya rapi bagiakan runway pesawat terbang.
"oh my gawd, i think im in love with you, mbak Gladis", kataku sambil bergetar karena nafsu lalu memeluknya mengadap aku, karena aku masih duduk, maka kepalaku tepat pada pusarnya.
"then fuck me!", balasnya yg lalu dia berjalan kearahku, melebarkan kakinya tepat dihadapanku. memasukkan penisku kedalam tubuhnya, dia mengahap kearahku, kakinya naik keatas sofa. jadi aku seperti memangkunya namun kontolku berada di dalam tubuhnya. badan dia yg kecil dan ramping, disiksa oleh pria yg memiliki penis sangat besar. aku serasa Dredd dalam film porno Interacialpass di Pornhub.
"aooo aooo aaaooohh mass, haha langsung penuh mas, hanya muat sepertiga", desah Gladis disela-sela prosesi kunjungan pertama penisku kedalam memeknya. Gladis bercanda dengan rasanya kontolku di dalam tubuhnya, sedangkan aku keenakan karena rahim Gladis terus mengurut-urut kontolku, dia lalu bergerak naik turun dengan ritme pelan sambil dia menghayati gesekan kelamin di dalam tubuh. lantas ditengah enaknya Gladis memainkan pantatnya sambil bibir kami sedang beradu, aku teringat sesuatu.
"mbak Gladis, aku lupa pakai kondom!!", teriakku yg lantas Gladis memberhentikan sebentar goyangannya.
"ssshhh ahhh massss ooohh, mas Andri hoosh hoosshh kontolmu sungguh enak banget mas, gapapalah gak pakai kondom mas ahhh ayoo mass goyang mass terus mass terusss", rancu dia yg lalu aku kembali menggoyangkan pinggulku naik dan turun, Gladis terus memelukku seakan tak ingin melepaskan dan terus menyerang leherku dan bibirku, rambut kami berdua sudah tak karuan bentuknya, kedua tangan kami saling berpetualang.
"aaahhhh enak masss, Gladis keenakan maaas ahahh, cinta dua malam aku melayang mas Andriii", desah dia yg sungguh nakal dan binal. aku jadi membayangkan bagaimana dia sebelum berumah tangga. tangan kananku beberapa kali menepuk pantatnya dengan kencang.
'PLAK', "aaaooowwwhhhh mas, maafin Gladis kalau nakal awwwhhhhh", ujar dia bagaikan anak kecil yg melakukan kesalahan. aku terus melakukan itu, dan dia semakin merancu dan semakin nakal. gerakan dia yg naik dan turun, terkadang berusaha menelan kesemuannya penisku.
"aaaooohhhh, mentok mas, aahhhh gede banget sih mas", desahnya.
"memekmu, yaampun, juara, the best mbak", desahku sambil terus berusaha menahan desakan pejuhku agar tak keluar pada waktunya.
"mas, masih kuat kan", tanya dia padaku dengan tatapan nafsu.
"masih mbak", balasku pelan dengan wajah menahan desah. lalu Gladis seperti mendapat tenaga tambahan dan dia bergerak naik turun dengan ritme cepat. bibir vaginanya seperti mangap menerima lebarnya penisku. dia nampak konsentrasi dengan sodokannya, nampaknya dia ingin berusaha mendapatkan orgasme.
kedua tanganku menyangga pantatnya yg sedang bergerak naik dan turun. lalu beberapa saat kemudian, Gladis ada perubahan perilaku pada tubuhnya, memeknya jadi semakin kencang, ototnya tubuhnya juga ikut mengencang, desahnya semakin merancu dan matanya merem melek.
"aaawwwhhhh awwwhhhhh awhhhh ooohhhh awwhhh yeeeesss ahhhh masssss", teriak panjangnya diiringi dengan getaran hebat dan memberhentikan gerakannya untuk sejenak.
"aawwhhhh pijetan memekmu enak banget mbak", desahku mengiringi saat dia orgasme. dan Gladis lantas mencabut penisku dari dalam tubuhnya dan sedikit tertawa.
"oh my...this is the best sex ever!!", tawa dia yg lalu menjatuhkan tubuhnya di kasur yg berada tepat dibelakangnya. aku lalu berdiri dan berjalan tepat diatasnya yg bertubuh polos tanpa apapun namun masih menggunakan highheels, rasanya aku BO cewek dari forum UG dengan DC yg 7 jutaan, GFE nya nilainya 17 dari 10.

aku lalu menjatuhkan diri diatasnya dengan kontolku berada tepat di depan memeknya.
"mas, kalau aku ketagihan sama kamu gimana? kalau aku lalu gak menikmati penis ukuran sedang gimana? kamu suami siapa sih mas?", ujar dia sambil memandangiku dan membelai pipiku.
tak aku balas, namun aku memasukkan penisku ke dalam tubuhnya, dan Gladis hanya membuka mulutnya sambil memejamkan matanya. aku kembali pada ritme doronganku dengan menarik penisku hingga ujung dan memasukkannya hingga mentok. Gladis hanya terpejam menikmati penisku, saat dia membuka mata dia hanya tersenyum keenakan, tak ada desahan hanya mulut yg mengangga.
"mas, oh my you are so good mas....", ujar dia sambil memegang kedua pipiku.
"mbak, aku keluarin ya", balasku dengan konsentrasi sambil memandanginya, dia hanya mengangguk sembari tersenyum lebar.
aku menaikkan ritme sodokanku, jika kemarin hanya pada gigi 5, kali ini aku masuk ke gigi 8 bagaikan Pajero terbaru, karena memang medannya sungguh menantang.
PLOK PLOK PLOK PLOK
PLOK PLOK PLOK PLOK
PLOK PLOK PLOK PLOK
tanpa ampun aku memberikan enak pada Gladis, dia hanya mendesah pelan dan memejamkam mata.
"ssshhhh ahhhh mass enak banget sih masss shhhhhh ooohhhh", desahnya. aku sudah semakin tak tahan dan ingin segera keluar. dorongan terakhir, badanku semakin mengencang dan ingin segera keluar.
aku menarik penisku dari dalam tubuhnya Gladis dan mengocoknya tepat di atas vaginanya.
CREK CREK CREK CREK CREK CREK
beberapa saat kemudian, cairan putih itu keluar dengan jumlah yg lumayan banyak.
CROOT CROOOOOT CROOOT CROOOOT CROOOOT
"awwwhhhh Gladis enak banget ahhh Gladis Gladis Gladis aahhhhh yaaaa ahhhhh", desahku saat pejuhku keluar semua hingga tetes terakhir, aku memangangi dan pejuhku meluncur mengenai jembut vaginanya, hingga dadanya dengan tumpahan cukup banyak.
"hehehe thankyou mas.....", ujarnya dengan genit dan jarinya memainkan pejuh yg ada di tubuhnya. lalu aku mendekatkan penisku pada mulutnya dan Gladis memasukkan kembali dan mengulumnya.
"aahhhh linuuuu bangett oooowwwhhhh yampuuuun", desahku, setelah semua bersih, lalu aku ambruk disebelah tubuh Gladis.

setelah membersihkan tubuh masing-masing, aku dan Gladis tiduran diatas kasur dengan telanjang.
"kamu manteb banget mbak, belajar dari mana sih hehe", candaku.
"mas juga bisa gede gitu", balasnya.
"haha enak yah?", tanyaku.
"iya, sampai ubun-ubun haha", balasnya.
"sebelumnya udah pernah melakukan ginian mbak?", tanyaku penasaran.
"hmm pas udah nikah atau sebelum nikah?", tanya dia kembali.
"maksudku pas udah nikah pernah ngamar dengan cowok lain?", aku menjelaskan.
"hmm belum lah, baru setelah ikutan ini, mas sendiri? pasti udah pernah?", tanya Gladis.
"hmm belum juga, mungkin setelah ini kalau aku ketagihan dengan mbak Gladis", candaku.
"haha iya nih, aku bisa ketagihan lho, tanggung jawab", candanya. "tapi ini kontol tersebar yg pernah ku urus haha, jangan bilang suamiku lho?!", lanjutnya.
"haha aman, emang sebelum dengan suami udah pernah?", tanyaku.
"hehe udah dong, kaya mas belum pernah aja", tanyanya kembali.
"udah sih, hanya sekali. udah sejak kapan dan berapa kali?", tanyaku penasaran.
"hehe sejak SMA sih mas, hmm berapa ya, sebelum dengan suami hmmm 4 cowok hihi", terangnya. ternyata Gladis memang cewek yg sedikit nakal dan katanya memang mudah bosan dengan hubungan, itu makanya dia dulu sering ganti-ganti cowok, namun setelah menikah, harus dengan satu cowok dan dia jujur bahwa merasa bosan dan ingin melakukan yg berbeda dengan sensasi yg beda pula.

hingga sabtu sore, kami sudah melakukan lebih dari 5x, pada jumat malam kami melakukan 2x, namun yg kedua tidak hingga selesai, Gladis mendapat orgasme namun dia sudah terlalu capek hingga aku tidak sampai mengeluarkan pejuh. setelah bangun tidur melakukan sekali, setelah mandi sekali, dan setelah makan siang juga, lalu kami tertidur.

kini waktu menunjukkan pukul 19.45, setelah makan malam dengan order makanan melalui room service, kami lanjut bersantai sambil menunggu naiknya libido.
"hmmm mbak, suda pernah anal?", isengku bertanya.
"hmm belum pernah sih dengan suami, tapi mas....aku gak yakin segede itu bisa masuk ke dalam pantatku...bisa sobek....", ujarnya tak yakin, "hmm tapi boleh lah dicoba, tapi nanti kalau tak muat, jangan dipaksa yak", terangnya, "hmm mas udah pernah sama istrinya?", lanjutnya.
"hmmm iya nanti pelan-pelan aja, hmmm istri...hmm belum pernah", lanjutku dengan merasa melas karena belum pernah nganal sama istri sendiri.

tanpa berlama-lama langsung kami untuk menyuseskan rencana yg kami atur. karena Gladis sudah hanya menggunakan BH dan celana dalam, namun highheelsnya selalu melekat pada tubuhnya. sedangkan aku hanya menggunakan celana dalam. lalu kami berdua segera melucuti pakaian yg melekat, menyiapkan kondom dan pelicin. kontolku langsung tegak setelah melihat lubang seorang wanita.
"mbak, kecil banget lubangnya", ujarku dengan bingung apakah bisa masuk.
"iya mas, hmmm coba nanti kepalanya dulu dimasukkan", ujarnya yg sedang memposisikan diri berdoggystyle di atas kasur. aku sudah menggunakan kondom dan membasahi kontolku dengan pelicin serta memberikkannya pada lubang anus Gladis. lantas aku mengarahkan penisku pada lubangnya.
aku sangat pesimis ini bisa masuk, aku menyentuhkan ujung kontolku pada lubang anusnya, dengan perlahan aku mendorongnya, dan amazing lubang anus Gladis melunak dan mempersilahkan tamunya untuk masuk. pertama hanya ujung kepalanya dikit hanya masuk.
"ssshhhhhh udah mbuka mas lubangnya, di dorong pelan-pelan mas", perintahnya dan aku mendorongnya pelan-pelan. dengan perlahan namun pasti, akhirnya helm penisku bisa masuk semua.
"aaahhhhhhhhhhhhhh masssss", desahnya. aku kembali mendorong, kali ini badannya sudah mulai masuk. aku dorong terus namun rancu Gladis semakin menjadi.
"aaahhh maaasss ahhh masssss aaahhh ahhhh aduuuhh", desahnya sambil dia mengigit bantal yg didepannya dan kedua tangannya mencengkram erat, aku bingung.
"gimana mbak sakit ya", ujarku panik.
"jangan dalem-dalem mas", ujarnya, lalu aku menariknya hingga separuh penisku, "nah ini pas, ayo mas di sodok", lanjutnya. lantas aku mulai memainkan gerakanku.
anal seks lebih kencang, rematannya lebih kuat dan sempit, sensasi yg berbeda dengan seks biasa. gerakan maju mundurnya pun tak bisa se-smooth vaginal seks, namun desahan dan rancuan wanitanya jadi sangat nakal serta lebih liar.
"aawwwhhhh massss pelaaaan masss ahhhhhhhhhh", desahnya sangat kencang. padahal aku sendiri sudah sangat pelan dan menghayati.
"sakit ya, lha gimana mbak, gak usah dilanjutin juga gapapa", terangku yg merasa kasihan karena Gladis sangat tersisa.
"gapapa mas, sampe orgasme saja", terangnya, "tapi pelan aja", lanjutnya. lalu aku bergerak maju mundur sesuai ritme yg diinginkan oleh Gladis, kali ini dia mulai menikmatinya dan mulai mendesah pelan namun nikmat.
"ssshhh ooohh mas ini udah enak mas sshhhhh", desahnya dengan lembut dan menikmati. sensasi gesekan pada memek dan anal lebih greget anal seks, karena sempitnya dan lebih terasa pada kulit penis, bagi wanitanya nampak lebih nonjok bagaikan terkena ekstasi. dengan posisi yg sama kurang lebih 7 menit kami memompa dan saling bertukar nafsu.
"mas, aku udah deket mas, nanti pegangi ya kalau orgasme", ujarnya sambil sedikit membalikkan badannya kearahku. gerakan dan ritme masih sama, namun Gladis sedikit bergetar badannya dan rancuannya semakin menjadi, aku menyaksikan pemandangan yg berbeda.
"AAAAHHHH MASSS OOOHHH NOOO MAAASSS AHHHH AHHHHA HHH", lantas seperti ledakan nuklir, badan Gladis bergetar hebat bagaikan gempa Fukushima, kakinya menendang-nendang, badannya dimajukan seperti ingin melepas kontolku dari tubuhnya, badannya meliuk-luik layaknya cacing, aku memeganginya dengan erat agar tak jatuh maupun melakukan hal diluar kewajaran. namun kali ini aku sunggu khawatir.
"mbak Gladis mbak, kamu gapapa?", ujarku panik.
"hooosshhh hooosshh hooosshhhh, haha maaf mas, aku kalau orgasme anal pasti seperti ini hahahhaa tapi ledakannya enak banget", terangnya sambil menekuk badannya kesamping dan menarik selimut.
"anjir kirain kenapa haha", balasku khawatir.
lalu karena Gladis sudah kehabisan tenaga, aku mengalah dengan tak mendapat orgasme, dia sudah terlelah dan matanya berkaca-kaca karena anal seks yg sakit dan orgasme terlalu intensnya. kami berdua berpelukan, aku diyakinkan kalau anal seks walau dengan penis gede akan membuat otot anusnya sedikit melar, tapi tak apa, asal tak sering. tapi yg terpenting dia menikmatinya.

pada game kedua tukar guling ini, kami melakukan setidaknya 7 ronde seks, walau kesemuanya tak berakhir aku crot, namun aku bahagia melihat Gladis orgasme dan having fun bersamaku. sebelum menginjak pukul 10 pada hari minggu, secara diam-diam aku dan Gladis saling bertukar nomor HP jika suatu saat kami kangen untuk berkencan dengan diam-diam. setelah dia rapi, dia terlihat sungguh cantik dan anggun walau beberapa jam sebelumnya aku menyiksa tubuh dia hingga maksimal. dia berpamitan padaku untuk berjalan duluan ke briefing room, aku masih menunggu 10 menit kemudian untuk turut ke briefing room.

setibanya di briefing room, terpancar wajah puas, bahagia dan lemas pada kesemuanya, namun semua tetap ngobrol santai dengan diiringi canda. lalu kami pun dipersilahkan untuk pulang dan kembali pada pasangan masing-masing. aku mendatangi Bella dan dia memelukku sambil memberi ciuman di pipi. dari ujung mataku Gladis dan Stella melihat kami berdua.
"yuk sayang", ujarku yg lalu Bella merangkulku, kami berdua berjalan bersama, pasangan yg lain juga saling bergandengan tangan maupun jalan sambil berpelukan. ini menunjukkan bahwa setelah kami bertukar pasangan, tak ada pasangan sah yg merasa cemburu maupun marah, justru membuat kami semakin mersa dan intim.
selingkuh tidak selalu membawa keburukan jika dilakukan secara terbuka dan jujur, tapi masalahnya tak banyak yg bisa melakukan ini.



EPISODE 12 - GAME TWO (BELLA)


(POV BELLA)

setelah tiba di dalam kamar hotelku untuk kegiatan kencan malam ini, aku hanya berjalan dan melihat-lihat isi ruangan. sembari menunggu tamuku, aku melihat diriku didepan kaca yg berada di kamar mandi, kaca yg cukup besar dan bersih. aku merapikan jilbabku dan mengenakan kembali parfum agar aku lebih wangi. baju yg kugunakan malam ini adalah rok panjang longgar dan baju lengan panjang juga, namun aku menggunakan sepatu berhak tinggi seperti biasanya untuk mengangkat pantatku yg bulat. walau aku menggunakan pakaian yg cukup sopan, namun dalemanku tidaklah sopan, aku menggunakan g-string berwarna ungu, begitupula BH yg bermotif sensual yg warnanya senada.

"KNOCK KNOCK KNOCK", suara ketukan pintu yg diiringi dengan pintu terbuka, dia membuka pintunya sendiri menggunakan kartu. aku berjalan keluar dari kamar mandi dan bertemu dia saat membuka pintu.
"eh mas..", kagetku. 
"eh hello mbak", balas pria itu yg belum kuketaui namanya, "maaf langsung buka pintu sendiri hehe", lanjutnya.
"hehe iya mas, gapapa, hmm aku Bella", terangku dengan lembut sambil menjulurkan tanganku.
"iya mbak, saya Fariz", balasnya pria itu. dia memiliki tubuh yg sedikit gemuk, dengan perut khas bapak-bapak, kulit yg sedikit gelap dan tutur katanya yg juga halus.
"mari mas Fariz, silahkan...", ujarku mempersilahkan.
kami berdua ngobrol basa-basi untuk sedikit mencairkan suasana, dia bercerita bahwa dia bekerja di perbankan. Fariz duduk di kasur sedangkan aku berdiri di pojokan dengan terkadang sedikit berjalan untuk melihat suasana kamar hotel dari sudut lain. kamar kencan malam ini cukup unik dengan adanya kaca diantara kamar dengan kamar mandi sehingga penghuni kamar dapat melihat orang beraktifitas di dalam kamar mandi.

"gimana mbak, enjoy gak ikut ini hehe", tanyanya dengan sedikit salting.
"hehe lumayan sih mas, bisa sedikit menghilangkan bosan dengan yg dirumah, mas gimana yg kemarin", balasku bertanya.
"yg kemarin aku dibuat KO dengan mbak Claudia kalau gak salah namanya, sampai aku nolak-nolak hehe", terangnya, sehingga aku paham berarti Fariz yg dikuras buah zakarnya sampai tak ngeluarin pejuh.
"wah hhaha seru dong", balasku dengan tawa.
"iya mbak, tapi aku excited juga malam ini, akhirnya dapat yg berkerudung hehe", terang suami dari Laura ini.
obrolan masih belum berlanjut kearah ranjang, aku juga enggan memulai duluan sebagai seorang wanita, apalagi dengan wajah dan tuturkataku yg lembut sehingga tidak etis jika aku tau-tau langsung membungkam mulutnya dengan lidahku.
tanpa aku suruh, mas Fariz berjalan dan mendekatkan badannya kearahku, aku hanya berdiri terdiam sambil menundukkan kepalaku pertanda aku malu untuk memulai duluan.
"mbak, bolehkah aku memulai.....", ujarnya dengan lembut tepat didepan kepalaku. sedangkan aku hanya mengangguk yg berarti aku setuju.

dia meraih daguku dan mengangkatnya, bibir kami bersentuhan dengan pria berperawakan gempal dan petang itu, namun bau badannya tetap wangi.
"smoooooccccccchhhhhhhh", dia memegangi kedua pinggulku dan aku membalasnya dengan mengalungkan kedua lenganku pada lehernya. bibir kami terus bersahutan dan akhirnya lidah kami saling bertarung.
"smoochhh cuuup smooocchh smoochhh cuuup awwhhh cuuupp ahhhw", desah dibarengi dengan suara kecupan dan ludah kami bercampur jadi satu. tangan dia sudah mulai nakal dengan meremat pantatku yg bulat itu. bibir kami terus bertarung dengan tempo yg cukup lama dan panas, aku bisa bermain dengan ciuman dengan sabar, bahkan bisa saja semalaman dihabiskan dengan hanya berciuman.
lalu ditengah panasnya berciuman, mas Fariz sibuk melepaskan kemejanya sendiri hingga akhirnya dia tak mengenakan atasan. badannya yg tidak berotot itu sungguh gembur, namun siapa tau permainan selangkangannya hebat bahkan bisa melebihi suamiku. lantas aku turut membantu melepaskan celananya, hingga akhirnya penisnya yg gelap itu keluar dengan keadaan sudah ngaceng mengarah padaku, kurang lebih ukuannya 14cm namun cukup lebar dan gemuk. aku meraihnya dan memberi kocokan secara perlahan yg membuat penisnya mengeras bagaikan batu.
"aku udah ngaceng banget mbak...", ujarnya dengan lirih dan memberikan tatapan nafsu padaku, "aku punya fantasy untuk ngentotin mbak Bella di depan kaca dengan berdiri mbak..", terangnya. aku hanya membalasnya dengan senyuman dan anggukan persetujuan.

lantas mas Fariz dengan telanjang bulat sedangkan aku masih lengkap mengarahkanku berjalan menuju ke kamar mandi, dia berjalan di depanku dan menggandengku. setibanya di kamar mandi, dia mengarahkan aku untuk berdiri di depan wastafel menghadap ke kaca. dia memegangi pinggulku dan aku sedikit nungging.
"awhh mbak Bella, yaampun kamu cantik banget sih", ujarnya dengan bergetar karena nafsu, kepala dia berada di leherku sambil sedikit membuka jilbabku untuk menciumi bagian leher, aku hanya terdiam sambil menahan geli.
"sshhh hmmmm ohhhh", desahku ringan sambil menatap wajahku yg sudah mulai memerah dan bertatapan sayu.
mas Fariz lalu berlutut di bawahku, menyikap rok panjangku untuk dinaikkan hingga ke perut, akhirnya terlihatlah g-stringku, kulebarkan kedua kakiku dan menunggingkan badanku. dia tidak berkomentar apa-apa, hanya saja terasa semburan nafas mengenai bibir vaginaku, dan akhirnya ada hal yg basah mengenai klitorisku.
"aaaawwwwwhhhhhhhhhhhhh oooohhhhhhhhhhhh", aku mendesah panjang saat lidahnya mengenai liang surgawi dimana kedua anakku berasal dan tempat favorit mas Andri untuk berkunjung tiap malam. aku hanya merem melek menikmati jilatan Fariz yg sedang berada di vaginaku. memang aku bukan fans dari jilmek, tapi terkadang aku terlalu nafsu untuk menolak. aku merasa kasihan dengan cowok yg harus memainkan lidahnya dibawah sana, walau aku sendiri jg tak mempermasalahkan dengan blowjob.
mas Fariz benar menghayati yg dia lakukan dibawah sana, aku merentangkan pahaku sambil terus mendesah ringan, "awhhhh yaampuuun ahhh ooohhh ahhh", desahku tiada henti dengan seluruh pakaian masih lengkap hanya rokku saja yg sudah naik. g-stringku tetap terpasang namun rasanya sudah sangat basah sekali. nafas memburu mas Fariz terkadang mengenai bibir vaginaku.
"ahhh mbak Bella, memekmu ooohhhhh enak banget siiihhh", ujarnya dibawah sana dengan jari kanannya sedikit membuka memekku, "aku bisa seharian seperti ini", lanjutnya sambil terus memainkan vaginaku.
"mas, gantian aku blowjob yahh", balasku karena orgasmeku tak kunjung datang dari serangan lidahnya, badanku sudah berkeringan dan nafsu terus memburu.
"boleh mbak.....", balas singkat mas Fariz yg lantas berdiri, lalu langsung meraih bibirku untuk diciumnya walau aku sedikit jijik karena dia habis mengobel memekku dengan lidahnya.

lantas aku kembali menurunkan rokku, aku kembali sopan. aku jongkong dihadapan dia, dia menghadap ke kaca. tepat di depan wajahku adalah penis berukuran 14cm yg lumayan lebar dengan sedikit guratan urat dan berwarna gelap itu. dengan perlahan aku membuka mulutku dan memasukkan gumpalan daging itu ke dalam.
"awwwoooohhhhh mbakkkk.....", desah panjang saat penis itu masuk ke dalam mulutku. dengan perlahan, aku menariknya hingga ujung dan masuk hingga mentok, hal yg susah dilakukan dengan mas Andri. lidahku menari-nari mengurut batang kontol itu, terkadang aku hanya diam dan memainkannya dengan lidahku, mas Fariz hanya mendesah keenakan tanpa henti, "wow wow wow ini luarr ahhh biasaaahhh", ujarnya. mas Fariz lalu menaruh tangannya pada kepalaku, tangan itu mengatur ritme sodokanku pada penisnya, dia lakukan dengan perlahan lalu menjadi cepat. dari ujung hingga mentok aku lakukan dengan sangat cepat yg membuat dia keenakan dengan menatap langit-langit, beberapa kali dia berjinjit karena rasa ngilu yg menyerang selangkangannya.
"awwhh ahhh ahhh stop mbak Bell stop ahh ahhh", desahnya dengan sangat tergas sambil meremat jilbabku. dengan penis masih tertancap dia mulut, kurasakan penis itu mengembang dan menjadi besar. akankah mas Fariz akan meledak..nafas dia berburu sangat cepat dan beberapa kali menunjukkan bahasa tubuh akan orgasme.
"wooow wooohh ahhh seponganmu yaampun mbak, enak banget sih...aku gak kuat mbak, udah mbak..", ujarnya dengan memelas, aku merasa menang, dia sudah gak kuat walau masih tahap blowjob, pantas dia dibuat KO sama Claudia, dengan aku aja udah lemes.

lantas mas Fariz memberdirikanku dengan menarik lenganku lalu mengarahkanku untuk menghadap kaca. dia sibuk membuka bungkusan kondom yg dia bawa saat berjalan menuju ke kamar mandi.
"mas, mau dibuka atau tetep gini?", tanyaku terkait bajuku yg masih melekat dibadan.
"gitu aja mbak", balasnya dengan bergetar karena nafsu, lalu dia menaikkan rokku hingga atas dan menggeser sedikit celana dalamku sehingga bibir vaginaku terekspose. jadi aku masih lengkap menggunakan pakaian termasuk dengan highheelsku.
mas Fariz lalu mengarahkan penisnya pada memekku, terasa hangat dan basah saat benda tumpulnya mengenai bibir vaginaku, kupandangi dia dari kaca dia sibuk bahkan sudah berkeringat. tangannya mencengkram pinggulku dan beberapa saat kemudian benda tumpul itu memasuki vaginaku yg basah dengan mudah.
"aoooohhhhhh", desah manjaku saat penis itu membuka jalan di rahimku. mas Fariz dengan tempo yg perlahan mulai mendorongku maju dan mundur, kedua tangannya masih mencengkram pinggulku. penisnya yg lebar mampu membuatku merem melek serta mulutku mengangga yg mengeluarkan desah ringan dan tak kencang. pantatku semakin nungging dibuatnya, gerakannya masih sama seperti tadi. dia nampaknya berusaha keras untuk bisa memaksimalkan hubungan ini.
aku mulai berkeringat dibuatnya, keringat yg berasal dari gerakan yg kami lakukan dan rasa geli yg menyerang badanku. kami berdua tidak meminum obat ajaib untuk memaksimalkan seks, kami hanya ingin mengalir apa adanya tanpa bantuan obat. mungkin aku bisa meminumnya besok setelah kenal dan ada waktu banyak untuk dihabiskan, bukan seperti malam ini yg mungkin hanya mampu untuk 2 ronde karena sudah terlalu malam.
kupandangi dari kaca mas Fariz akhirnya bisa menemukan ritmenya, terkadang dia mencabut penisnya untuk diistirahatkan sejenak dan agar spermanya kembali turun.
"bentar ya mbak, memekmu enak banget", pujinya padaku yg masih nungging.
"iya mas, gapapa waktu kita masih banyak, ayo mas buat Bella orgasme", ujarku nakal.
lalu mas Fariz kembali memasukkan penisnya yg terbalut kondom itu. dengan sigap dia langsung pada ritme tinggi yg membuat badanku tergerak maju dan mundur, aku berkonsentrasi agar bisa meraih orgasme, aku hanya memejamkan mata.
"aoohh ahh mass ahhh ahh yeess"
"ehhmm enak mass oohh yees aahh ahh", desahku saat keenakan, tehniknya bukan yg terbaik namun cukup lah, tapi masih mending mas Juna. dengan posisi seperti ini, hanya bisa melakukan satu posisi.

"mas, pindah kamar aja yuk, capek berdiri terus", ajakku.
"boleh mbak yuuk...", ujarnya sambil menggandeng tanganku, saat berjalan, rokku kembali turun.
"mas, Bella tetep pakai pakaian ya, biar fantasi mas melayang-layang", ujarku dengan genit. mas Faris tidak menjawab namun dia hanya tersenyum sambil terus ngocok penisnya biar tetap tegang. kusuruh mas Fariz berbaring dikasur, lalu aku mengangkat rokku hingga ke perut dan melepas celana dalamku agar lebih mudah dimasukkan. kuraih penisnya dan kuarahkan ke dalam memekku.
"BLEEESS", "aaooohhhhhh", aku menghadap mas Fariz dengan menaruh tanganku pada dadanya dan menggerakan pantatku untuk kupaskan pada spot terbaikku untuk meraih orgasme. aku terus bergerak layaknya Zaskia Gothic pelakukan goyang itik, namun ini Bella itik. aku hanya mendesah ringan sambil kadang menatap langit-langit agar orgasmeku mendekat, kupandangi mas Fariz hanya mendesah keenakan sambil melihatku.
"oohh mbak Bell ahhh oohh enak banget mbaakk ahhh ahhh"
"oohhh ahhh yess mbakk ahh ahh ahhh"
saat sudah mulai panas, memekku sudah semakin hangat dan basah, akhirnya aku mempercepat gerakanku, pantatku semakin kencang memainkan penis mas Fariz.
PLOK PLOK PLOK PLOK
PLOK PLOK PLOK PLOK
PLOK PLOK PLOK PLOK
"mbak Bell, pelan pelan mbak ahhh aku mau keluar mbak kalau kencang ahhh", desah panjangnya, "jangan keluar dulu mas aku mau dekaaat ahhhhhhhh", aku mulai mendesah panjang dan tak terkontrol.
memekku menjadi hangat, badanku mulai bergetar, keringat yg keluar semakin banyak, kakiku semakin lemas dan akhirnya yg aku tunggu sudah semakin dekat dan.....
"AOOOHHH AHHH MASS AHHHH AHHHH AHHHH YESSS", orgasme itu datang, badanku semakin mengejang keenakan, aku hanya memejamkan mata dan melupakan jika pria di depanku berusaha mati-matian menahan spermanya agar tak keluar, tapi yg jelas dia menyaksikan kecantikanku meningkat drastis saat orgasme.
"mbak mbak aku juga mau keluar mbak...", ujarnya dengan nada bergetar setelah aku tersadar, "dimana mbak?", tanyanya dengan sedikit menggoyangkan pinggulku.
"terserah mas......", balasku, aku sudah terlalu lemas memikirkan dimana akan dia keluarkan, toh dia pakai kondom.
"wajahnya ya mbak, aku pengen mejuhin wanita berhijab", ujarnya kembali. lalu dia menarik penisnya, aku hanya duduk berlutut dikasur, dia melepas kondomnya dan berdiri dikasur, aku sedikit membantu mengocokkan penisnya berserta tangan kanan dia.
"ahhh mbak Bellaa ahhhh ahhh ahhhh ahhhh ahhhh Bellaaa ahhhh", desah panjangnya dan CROOT CROOT CROOT CROOT, pejuh kental dan berbau itu jatuh di wajahku dan sebagian mengenai jilbab, keningku dan beberapa tetes mengenai pakaianku. ku perhatikan wajah dia yg sange dan puas, dia jadi ganteng saat puas telah menyetubuhiku dengan lengkap berpakaian.

lalu dengan masih blepotan, mas Fariz menjatuhka tubuhku dan meluruskan kakiku serta menaikkan rokku kembali.
"mas..eh mas....", bingungku sama kelakuan dia.
"aku masih ngaceng mbak", lalu dia kembali mengarahkan penisnya yg tak berkondom itu kembali memasuki sarang surgawinya. aku hanya mengikuti ajakan dia, sebagian pejuh yg ada di wajahku mengalir ke mulutku dan sebagian jatuh ke sprei.
"BLESSS", "shhhh ahhhhhhhhhhhh awwhhhhh", penis itu kembali masuk ke dalam memekku dan dia mulai bergerak naik dan turun, berposisikan man on top dengan tangan dia bertumpu pada kanan kiri badanku, dia bergerak cukup cepat dan penuh tenaga. aku hanya berpikir, cukup perkasa dia habis keluar segitu banyak langsung minta lagi.
PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK
PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK
PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK
dengan penuh tenaga dan hantaman yg keras, aku turut menikmati rasa geli yg kembali menjalar ke dalam tubuhku, namun akan cukup lama sebelum aku kembali orgasme. aku melingkarkan kakiku pada badannya agar dia bisa memasukkan penisnya sedalam mungkin. suamiku sendiri, mas Andri belum bisa membuatku multiple orgasme. namun, mas Fariz dengan tatapan nanar, badannya mulai mengejang dan matanya melotot hanya setelah 5 menit memompaku dengan penuh tenaga.
"AWKKK AWKKK AWKKK MBAK BELLA AAAWWKKK AWKKK", desah panjang dia dengan diiringi dengan desahku yg tak kalah basah serak, "ohhh mas Fariz penismu ahhh ahhh wooohhh whhh whhhahhh". lalu mas Fariz mengejang badannya dan mendesah tambah kencang dari tadi. 
CROOOT CROOOT, dia kembali orgasme, dia kembali keluar, lalu nafasnya berusaha mengimbangi tubuhnya yg gempal itu.
"mbak Bella, maaf mbak kalau keluar di dalam mbak....", ujarnya dengan posisi penisnya masih di dalam dan belum ada niatan mencabut penisnya dari dalam tubuhku, "enak banget mbak, maaf mbak..", ujarnya sambil menjatuhkan badannya di atasku.
"hihi iya gapapa mas, udah terlanjur keluar juga hihi", ujarku dengan juga genit. jelas aku telah membohongi suamiku, yg katanya tak akan terjadi keluar di dalam, namun apadaya kalau udah nafsu, "bisa kuat dua kali ya mas...", heranku bertanya.
"hehe iya mbak, yg kedua lebih dahsyat", terangnya yg kali ini sudah mencabut penisnya dari dalam badanku. lantas dia berbaring disebelahku, bahkan sperma di wajahku aku telah mengering dan aku juga turut berbaring kecapaian.

setelah seks perdana itu, akhirnya malam itu kami melanjutkan untuk yg ronde kedua, kali itu kali telanjang bulat. seks demi seks kami lakukan hingga berakhirnya jam berkencan. mas Fariz hanya mendapatkan vaginaku, aku tak memberi pantatku. bukan karena apa, dia secara skill masih jauh dari mas Juna, bahkan suamiku, menurutku dia masih perlu banyak bergaul dengan wanita, jika aku memberinya berlebih khawatirku dia baper denganku. selain itu, aku juga ingin memberikan pantatku kepada mas Andri sebelum lebih banyak pria yg berkunjung kesitu.
aku tidak perlu menceritakan seks ku dengan mas Fariz karena kami hanya melakukan itu-itu saja, tidak ada yg special. aku tidak bilang dia tak enak, namun cukup lah buat menemani malamku hari itu.

*

diruangan senam yg penuh kaca dan wanita hanya menggunakan sport bra serta celana super pendek, kadang aku minder bagaimana bisa mereka bisa berbadan ramping namun payudara dan pantatnya bisa indah bagaikan pemandangan pegunungan saat fajar. para wanita pada semangat menggerakkan tubuhnya mengikuti ritmw lagu dan teriakan guru senam itu. aku berdiri di tengah disebelahku ada seorang ABG yg tak kukenali namanya, badannya masih kencang dan payudaranya bisa besar, selain itu dia PD aja hanya menggunakan pakaian minim, ku yakin dia pasti udah pernah macam-macam. dilihat dari dandannya yg menor dan pakaian serta sepatunya yg branded, hmm mungkin simpenan om-om.

"yaa, well done ladies...see you next week", ujar instruktur yg berbadan penuh otot walau dia seorang wanita. lalu aku langsung menggeloyor ke arah teman-temanku yg berjalan menuju pojokan.

"haah lumayan nih keringetnya bercucuran..", ujar Zaskia sembari minum.
"sama yg dirumah kurang yah haha", balas Laura.
"justru lebih banyak dengan yg di hotel", terang Zaskia bercanda.
"kantin yuk", ajar Gladis yg lantas kami semua menuju loker untuk mengenakan pakaian yg lebih tertutup dibanding yg digunakan pada ruang senam.

kami berenam berjalan menuju kantin dan duduk di pojokan setelah semua memesan minum pada konter minuman. aku duduk dipojokan bersebelahan dengan Claudia dan depanku ada Gladis. semua hanya diam dan bermain HP mengingat untuk ngobrol membutuhkan enerji yg saat ini kami semua belum ada.
"soo.......", ujar Laura yg sudah memulai pembicaraan, "gimana nih kok sepi..", lanjutnya, "ceritain dong abis tanding kemarin", Laura masih melanjutkan.
"haha, masih aja yah haha", balas Claudia, "nampaknya udah pada tau ya siapa suami siapa", lanjutnya.
"udah lah, udah ketemu berapa kali haha", balas Zaskia. aku masih terdiam dan hanya ikut menyetujui obrolan mereka. "aku kemarin dengan suami Claudia, duuh dia gak ada capeknya deh nampaknya haha, intinya goyang teruus..", lanjut Zaskia dengan wajah berbinar-binar. aku hanya diam karena seks yg aku alami tak ada yg spesial, mungkin aku malah yg membuat mas Fariz merasa spesial.
"haha suamiku mah, gak ada abisnya emang, aku aja kadang sampai nolak kalau dia minta terus haaha", balas Claudia, "dia abis keluar bisa on lagi, cepet banget naiknya, gak kamu foto beb Zas?", lanjut Claudia.
"kagak, haha lupa aku", balas singkat Zaskia.
"hmmm aku hehe sama suaminya Bella, maap ya Bell, aku ketagihan hehe, gede banget itunya..", ujar Gladis dengan hebring dan bahagia, aku turut bahagia, namun ya belum bisa seperti Claudia yg bener-bener santai, "aku di buat K.O olehnya hihi, ih Bella pasti nih dikamar sampai orgasme berkali-kali yah, mana bisa tiap hari", lanjut Gladis.
"haha iya dong, aku sampai lemes dibuatnya..", balasku yg belum seperti kenyataan, namun aku yakin, aku akan membuat suamiku merasakan nikmat duniawi hanya denganku.
"ada fotonya gak, beb?", tanya Claudia pada aku dan Gladis. "yah, kagak foto, beb", balas Gladis yg untungnya tak mengabadikan penis suamiku. "Bella pasti punya tuh, lihat dong, katanya gede, seberapa hihi", ujar Laura.
kini semua pada menanyakan penis suamiku, jelas aku memiliki foto penis suamiku, tapi aku bimbang apakah akan aku tunjukkan pada mereka.
"haha selenganku beb", ujar Stella menambahkan.
akhirnya dengan berat hati namun tak menunjukkan ekspesi kesal, aku menunjukkan foto kontol mas Andri kepada temanku.
"ih wow gila, itu asli, Bell..", tanya Laura. "aku belum pernah lihat segede itu haha", bahkan Claudia aja bilang belum pernah segede itu. "Bell, manteb yah pasti pas ngobok-obok rahimmu", tanya Zaskia dengan canda.
"haha udah udah cukup haha...ntar kan dapet sendiri kalau pas beruntung", ujarku sambil menarik kembali HP ku yg tadinya untuk menunjukkan ukuran penis suamiku, dari ekspresi wajah mereka menunjukkan kekaguman dan penasarannya.
"beruntung yah Bella hihi", lanjut Gladis dengan ekspresi gemas. aku pun tak masalah suamiku menjadi primadona disini namun jika aku sendiri juga bisa memberikan semuanya pasti akan berbeda, maka aku berkomitmen untuk memberikan suamiku yg terbaik di ranjang.

"eh girls, kalau misal ada yg mau join gimana?", tanya Claudia yg melenceng dari pembahasan kontol suami, aku bersyukur Claudia memecah obrolan itu.
"siapa beb?", tanyaku.
"ada temen guwe dari arisan grup sebelah, hanya 1 orang sih, katanya tertarik untuk ikutan..tapi belum aku pastiin sih, nunggu keputusan kalian dulu", terang Claudia.
"ya gapapa sih, 6 menurutku jg terlalu sedikit dan juga jangan terlalu banyak", terang Gladis.
"ya kan kalau udah satu putaran kan bisa bikin event hehe, kemana gitu liburan bareng atau apa gitu hehe", lanjut Claudia, "tapi entar deh, yg penting kegiatan ini lancar, mulus dan bisa pada ikutan terus", lanjutnya, "eh udah ah mau pulang hehe udah di SMS suami hehe, mumpung anak pada sekolah", ujarnya dengan wajah genit.
"waaaa anjir, gak ada abisnya yah haha", ledek Stella.
"haha makanya tukar gulingnya di seriusin biar di ranjang sama suami biar bervariasi, atas dasar cemburu juga bisa lho membuat tiap hari minta terus haha", terang Claudia sambil berberes dan berjalan menuju arah keluar kantin. lantas kami semua juga turut saling berpamitan untuk kembali ngurus urusan rumah yg terbengkalai untuk beberapa saat karena senam.

setelah aku pikir-pikir, memang benar statement Claudia tadi bahwa cemburu akibat mengikuti kegiatan ini akan membawa dampak meningkatnya permintaan seks terhadap pasangan sahnya. kudengar Mario juga ahli dalam urusan ranjang walau ukuran penisnya tak terlalu besar, namun mendengar cerita dari temanku dia sungguh lihai. sedangkan Claudia, siapa yg tahan sama dia, mungkin suamiku bisa menghajar dia. tapi sebagai suami istri pasti ada rasa cemburu jika salah satunya ada yg lihai seperti aku dan mas Andri, dimana dia jadi idola wanita karena keperkasaannya dan goyang pinggulnya. aku cemburu, namun aku belum bisa memberikan seks terbaikku padanya. aku akan mencari waktu yg tepat. mas Andri beberapa hari kedepan akan tugas luar kota, mungkin setelah itu, setelah dia tidak mengeluarkan pejuh selama penugasan kecuali dia coli seperti biasanya.



EPISODE 13 - LINGKARAN HITAM


hingga pukul 8 malam lebih aku masih berada di kantor menyiapkan data yg akan kubawa kunjungan ke Makassar selama 4 hari 3 malam kedepan, tak hanya rapat dan quality control terhadap mitra namun juga kroscek data antara milik kami dengan milik mitra. ini dilakukan agar tak ada yg berusaha mempermainkan angka yang berimbas pada korupsi yang pastinya akan merugikan negara dan tentunya nama baik perusahaanku. duduk di depan komputer dengan berbaris-baris data. Tony berada diruangan sebelah terdengar bicara sangat kencang dengan menelpon beberapa orang kesana kemari. sedangkan dua model wanita, sudah pulang duluan sejak pukul 6 sore tadi. kupaham, lembur memang tidak ada di dalam rincian gaji jadi ya hak mereka kalau mau membantu atau tidak.

"bos, masih berurusan dengan data?", tanya Tony yg tetiba membuka ruangan kerjaku.
"iya, tapi ini tinggal aku print terus ku bawa ke bos besar", ujarku.
"hmm ada yg perlu dibantu gak?", tanyanya kembali.
"gak, all done, mau balik sekarang?", balasku dengan wajah yg sangat lelah dan capek.
"yoyoi, yauda aku duluan yak", lanjutnya.
"oke, besok aku ngantor hanya sampai jam 11, soalnya lusa aku ke Makassar", terangku.
"dengan siapa bos akhirnya?", tanyanya dengan penasaran mengingat aku belum pernah berangkat selain dengan Tony.
"dengan elu!! haha kagak, dengan Tasya", balasku yang sedikit kesal karena dia tidak bisa turut serta. lalu Tony berpamitan dan segera berjalan keluar ruangan departement kami. aku lantas ngeprint berkas yg aku tunjukan ke bos besar dan minta tanda tangan sebelum aku berangkat tugas, sangat penting persetujuan dari bos besar karena sebagai pertanggungjawaban dari perusahaan cabang Bali.

setelah mengambil print out dan last check. aku berjalan menuju ruangan bos besar yg bernama pak Roy, dia merupakan pimpinan tingkat atas yang sangat baik dan tidak sombong, beliau lulusan S3 dari Amerika yg lantas setelah itu jabatannya segera naik drastis hingga akhirnya menduduki kepala cabang disini, namun target dia adalah Direktur utama Indonesia. berjalan menuju ruangannya aku melewati beberapa department, yg kesemuanya masih pada lembur dan sebagian hanya ngobrol santai, aku memberinya sapa walau tak semuanya aku kenal. tiba di depan ruangan pak Roy, terdapat logo besar perusahaan terpampang di pintu kayu namun ada kaca semi transparan menuju ruangannya. sebelum benar-benar pada ruangannya, di depannya ada ruangan sekretaris, biasanya yg ingin bertemu dipersilahkan duduk menunggu sembari sang serketaris menghubunginya. sekretaris ini bernama Astrid. aku berharap beliau masih di kantor karena ku lihat lampu sekretaris dan ruangannya masih terang.

sebagai pemimpin department yg sudah biasa keluar masuk ke ruangan bos besar, aku tak perlu mengetuk, maka aku langsung masuk ke ruangan Astrid, namun terheran kenapa Astrid juga tak ada. tapi ruangan pak Roy yg tertutup kaca dengan motif debu sehingga yg dari luar tak bisa melihatnya masih terang. aku berjalan dengan mengendap-endap dan alangkah kagetnya aku mendengar desahan demi desahan yg tak kunjung usai.
"ahhh terus pak Dirut ah enak banget pak ahh beda dengan yg dirumah pak aaoohh", desah yg terdengar, itu pasti suara Astrid.
"enak banget vaginamu oh Astrid ahhh ahh oohhh ahhh whhhh", desah balasannya dari pak Roy yg sedang berada di dalam tubuh wanita seksi dan cantik berusia 30 tahunan itu. 
samar-samar aku melihat Astrid berposisikan nungging dengan salah satu kakinya naik ke meja kerja pak Roy dan di sodoknya dari belakang. celana pak Roy yg berada di kakinya yg masih menggunakan sepatu membuatnya susah bergerak, sedangkan Astrid menaikkan rok yg sepanjang diatas lulut itu dinaikkan hingga berada di perutnya. mereka berdua bergerak maju mundur keenakan, nampaknya mereka berdua sudah sering melakukannya karena tidak ada rasa sungkan dari sekretaris pribadi pak Roy. saking serunya bercinta, mereka tidak sadar jika ada seseorang tepat berada di depan pintunya sedang nguping dan mengintip. bahkan suara daging bertabrakan sangat jelas terdengar dari dimana aku berdiri, sungguh panas dan penuh nafsu pak Roy dan Astrid bercinta.
PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK
PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK
"awwhh pak, tahan bentar pak, Astrid mau keluar pak ahh ahhh terus pak lebih kenceng pak", desahnya sangat menggema hingga seluruh ruangan, pak Roy nampak menaikkan intensitas kentotannya hingga diluar batas kemampuan bagi pria yg sudah berusia 40 tahun keatas. lantas beberapa saat kemudian ledakan kedua orang yg sedang dilanda nafsu nampaknya meledak.
"AWWWHHHHH PAK ROYYYY AHHHHH ENAAK PAAAKKK OOWWWHHHH", desah panjang Astrid yg lalu dibalas oleh pak Roy, "AWWHHH TRIIID AKU KELUARRR AHHHHH AAHHH AHHHH", lantas keduanya menjadi lemas dan pak Roy menciumi leher Astrid dari belakang untuk beberapa saat sebelum pak Roy mencabut penisnya dari tubuh Astrid.
lalu kusaksikan pak Roy meminta Astrid untuk membuang kondom yg didalamnya ada benih cinta pak Roy.
"Trid, buang kondomnya ya", ujar pak Roy sambil menutul-nutulkan penisnya dengan tisu dengan maksud membersihkan cairan yg tertempel di gumpalan dagingnya.
Astrid tidak membalas perkataan pak Roy, dia masih sibuk membersihkan vaginanya dengan tisu dengan ditangan kirinya memegang kondom milik pak Roy. lantas pak Roy sudah sibuk mengenakkan celananya, sedangkan Astrid menarik turun roknya dan merapikan bajunya.

dengan terburu aku duduk di sofa panjang diruangan Astrid agar tak terlihat jika aku mengintip mereka. lalu beberapa saat kemudian Astrid keluar dengan di tangan kirinya memegang tisu yg didalamnya ada kondom sambil terus merapikan pakaiannya, nampaknya dia belum sadar jika ada aku disana.
"oh...hmm..eh pak Andri, sudah lama pak?", ujarnya terkaget sambil menyembunyikan gumpalan tisu yg dia pegangi.
"kagak, baru aja kok, bapak bisa ditemui?", ujarku sambil menatap dia yg salah tingkah dan seperti kepergok.
"hmm bisa pak, silahkan", lanjutnya dan aku langsung berdiri lantas masuk ke dalam ruangannya.

"pak bos", sapaku pada pak Roy sedang duduk sambil main HP dan merokok.
"eh Dri, sini duduk, gimana?", balasnya dengan tenang dan santai.
"anu pak, mau minta tanda tangan ini", sambil aku menyodorkan kertas untuk di tanda tangani oleh pak Roy.
"oke, apa yg kamu dengar dan lihat buat kamu saja ya", balasnya sambil membaca kertasku.
"ahaha santai aja pak, gak usah khawatir", balasku.
"aku tau hahaa, gila memeknya Astrid enak banget, eh dia keluar kan?", ujarnya sambil bercanda.
"haha iyalah bos, masih muda gitu", balasku sambil melihat belakang memastikan Astrid sudah keluar, sebenarnya dia hampir seusia denganku, namun pendidikan dia yg rendah memaksa tidak bisa berpangkat tinggi.
"haha maklum Dri, istri jauh di Jakarta, kalau istri kan ngentot buat bikin anak, kalau yg tadi kan buat mengeluarkan beratnya pikiran hahahaha", terangnya sambil menarik nafas menghirup rokoknya, "elu suka golf gak? ayo main golf, sama direktur keuangan dan pejabat yg lain juga, ntar seru juga hiburannya haha", lanjutnya. memang aku pernah mendengar pemenang pertandingan mendapat cewek throphy yg cantik dan seksi untuk dikencani, tak main-main sekelas model atau wanita majalah dewasa di sewa untuk dijadikan throphy.
"hmm bisa main sih pak, tapi bolehlah kapan-kapan", balasku.
"eh kamu berangkat ke Makassar kapan?", tanya pak Roy.
"lusa pak", balasku santai.
"sama siapa?", lanjutnya.
"Tasya pak", balasku.
"wih manteb tuh badannya Tasya, seperti model haha, diajak golf aja kapan-kapan haha", canda pak Roy, "haha maklum jauh dari belaian istri jadinya gak mau dikontrol nih hahha", lanjutnya sambil ngakak.
"ahhaha jangan lah pak, jangan rekan sendiri haha", terangku, "saya pamit dulu pak", pamitku pada pak Roy yg lalu memberikan kertas setelah di tanda tangani dan aku berjalan keluar pintunya.

saat tiba di ruangan Astrid, dia sudah rapi menggunakan jaket dan kain penutup pahanya.
"pulang, mbak Astrid?", tanyaku pada dia yg masih malu karena kepergok.
"iya, bapak", balasnya.
"mau naik motor yah kok pakai jaket gitu", tanyaku penasaran.
"tidak pak, naik taksi", balasnya.
"hmm bareng aku aja gimana?", aku menawari Astrid untuk pulang denganku, kasihan dia pulang malam dan harus naik taksi.
"tidak usah bapak, terimakasih", balasnya yg lantas aku berjalan menuju ruanganku setelah memberi sapa pada Astrid, dia berjalan keluar dan aku harus mengambil tasku terlebih dahulu.

aku sudah berada pada mobilku dan berjalan menuju keluar, namun aku lihat Astrid masih berdiri di depan gerbang kantor menunggu taksi lewat. bagi seorang wanita cantik berperawakan berisi dan seksi serta wajah cantik mudah jadi sasaran seseorang ingin melakukan hal jahat padanya, tak ada salahnya aku menawari dia untuk mengantarnya sampai rumah dengan selamat.
"mbak Astrid, ayo aku antar", teriakku dari dalam mobil sambil membuka jendela penumpang.
"saya nunggu taksi aja bapak", balasnya.
"ayo gapapa, sudah hampir jam 9 lho!", balasku.
lalu dia meraih handle pembuka pintu dan masuk. dia duduk yg lalu memasang seatbealt.
"tinggalmu di daerah mana?", tanyaku pada dia.
"daerah sana pak, 25 menit dari kantor, apakah sejalan dengan rumah bapak?", tanya dia kembali.
"iya hampir sejalan kok", balasku dengan singkat.
lalu keheningan terjadi karena dia merasa awkward denganku setelah kejadian tadi yg kepergok denganku, namun nampaknya bos besar juga sudah pulang, karena saat aku keluar mobil boss sudah tidak ada.
"pak, saya mohon yg bapak lihat tadi jangan diceritakan ke siapa-siapa, saya malu pak, saya punya suami dan anak", terangnya yg sebenarnya aku hanya diam saja sejak tadi tidak membahas itu.
"haha santai aja sih, mbak, wong ya saya paham, santai lah denganku", balasku dengan canda.
"iya pak, terimakasih", lanjutnya.
"hmmm nampaknya banyak ya yg affair begitu", tanyaku pada Astrid.
"hm banyak pak, pak Direktur Keuangan juga seperti itu, hmm pak Romi, pak Basri dan pak Tony, banyak kok pak", balasnya yg membuatku kaget saat menyebut nama Tony.
"haah Tony juga, Tony operasional?", tanyaku dengan nada sedikit meninggi.
"iya pak, pak Tony ada affair dengan bu Shelly dari Marketing", terangnya, Shelly, wanita yg di department pemasaran, memiliki body hampir sama seperti Astrid yg tebal dan semok, aku tak menyangka Tony melakukan ini dan tidak menceritakanku, dia harus aku sidang.
"wow, aku gak nyangka hahaha", tawaku menyadari bahwa mayoritas memiliki affair di dalam kantor, memang banyak yg LDR karena lokasi yg jauh dari keluarga dan hanya untuk beberapa tahun saja, jadi gak worth it membawa keluarga, terutama yg memiliki anak sudah agak besar, sudah seperti bedol desa.
"iya pak, sudah biasa sih, tapi kalau kepergok ya malu hehe", balasnya.
aku mengantar Astrid hingga selamat, tak ada niatan untuk meminta jatah padanya atau mengancam jika tidak mau menyetubuhiku maka akan aku sebar hubungan mereka. aku tak sekejam itu pada bawahan, lagipula aku sudah diberi kenikmatan selain dari istriku yaitu kegiatan tukar guling. aku yakin banyak yg menginginkankan ikut sepertiku, namun apadaya jika tak ada jalan menuju kesana. setelah Astrid turun dan berjalan memasuki rumahnya. aku jadi berpikir, aku hanya tinggal satu langkah memasuki lingkaran hitam yg ada di dalam kantor, jika aku mengiyakan ajakan pak Roy bermain golf, atau jika Tony jujur padaku terkait affairnya, pasti aku juga ikut ingin melakukan yg sama pada rekan kerjaku dikantor. kini kupacu mobilku untuk kembali kerumah dan bertemu dengan anak istriku yg kurindukan selama seharian dikantor.

keesokan harinya, aku datang ke kantor hanya untuk setengah hari, mengingat esoknya aku berangkat ke Makassar. rencana hari ini hanya untuk check data apa saja yg akan aku bawa, jika berangkat bersama Tony, itu pekerjaannya. namun aku berangkat dengan orang yg relatif baru pada penugasan kali ini, maka aku harus memberi contoh padanya. berkas demi berkas aku kumpulkan ke dalam paper folder yg lalu aku masukkan ke dalam tas agar tak terlupa.

*
tiba di Makassar

setibanya di bandara Makassar, aku dan Tasya langsung di jemput oleh jajaran staff perusahaan yg akan aku kunjungi. karena aku menumpangi pesawat pagi dari Denpasar, maka masih pagi pula aku tiba disana, sehingga aku langsung memutuskan untuk ke kantor agar pekerjaan segera selesai dan mereka bisa melanjutkan aktifitasnya kembali layaknya. aku menyadari, perusahaan yg akan dikunjungi oleh mitranya pasti berusaha bersolek agar terlihat flawless, namun data dan kenyataan tidak bisa disembunyikan.

rapat dan diskusi berlangsung cukup panas dan lama, layaknya pegawai baru, Tasya hanya mendampingiku dan menyiapkan data yg akan aku tanyakan pada mereka. berbeda dengan Tony yg ikut nimbrung dan kritis, ya gimanapun tiap individu memiliki karakter yg berbeda-beda, maka aku harus bisa maklum. walau wajahku dan badanku sudah nampak lelah, namun berbeda dengan Tasya yg masih terlihat segar dengan pakaian yg jauh lebih sopan dibanding di kantor yg seringnya menggunakan rok span diatas lutut, kali ini dia menggunakan celana panjang dan blouse.
"bapak-bapak, mengingat ini sudah jam 5, nampaknya kita semua sudah dalam keadaan lelah dan nanti ngecek data malah ada selisih kan kacau, kita akhiri aja hari ini, lanjut lagi besok jam 9 ya", ujarku disela-sela diskusi yg sudah nampak demotivasi.
"baik bapak", ujar mereka dengan perasaan lega, lantas aku berdiri dan memberi salam pada mereka satu per satu dengan ramah dan penuh canda. salah satu staff yg kuketahui bernama Denny mendekatiku.
"bapak, untuk makan malam berkenan nanti kami antar", ujarnya.
"hmm gini aja, ini kan sudah lelah semua, saya makan di hotel saja, besok malam saja gimana", balasku.
"baik bapak kalau begitu", ujarnya.
lalu kami diantar oleh mereka ke hotel yg menurutku sangat mewah, berbeda dengan hotel yg aku gunakan dengan teman Bella. mereka sedang mengurus kamar untuk aku dan Tasya.
"untuk bapak Andri, ini kamar bapak di 508, dan ibu Tasya di kamar 505", ujar pria yg bernama Denny berperawakan gempal dan kepalanya sudah mulai membotak. 

lantas mereka berpamitan sedangkan aku dan Tasya berjalan menaiki lift untuk menuju kamar masing-masing.
"gimana, capek tidak?", tanyaku pada dia yg berdiri sambil sedikit tersenyum.
"enggak bapak, seru kok malahan, maaf pak saya belum banyak bicara tadi", balasnya.
"gapapa mbak, nanti lama kelamaan juga bakal bisa kritis", lanjutku.
TING, suara lift yg menunjukkan jika kita sudah tiba di lantai 5. lalu kami berdua berjalan menuju kamar masing-masing.
"mbak, nanti makan malam ya di resto, jam setengah 8, saya samperin ya", ujarku.
"baik bapak", balasnya singkat sambil masuk ke dalam kamarnya.
aku istrirahat sejenak, merebahkan badanku di atas kasur, dan tentunya melepas semua pakaianku yg hanya tersisa celana dalam, rasanya segar kulit ini terkena hembusan angin AC yg sejak pagi tadi tertutup oleh pakaian. kurang lebih 30 menit aku istirahat, sebelum berjalan ke kamar mandi untuk kembali merechange badanku agar kembali fit. 

usai selesai mandi dan semuanya aku melihat jam tanganku, sudah menunjukkan pukul 7.31, aku langsung keluar, tak lupa membawa kunciku dan menutupnya.
KNOCK KNOCK KNOCK, aku mengetuk kamar pintu 505 milik Tasya.
"pak Andri?", dari dalam terdengar suaranya.
"iya", balasku.
lalu Tasya membuka pintunya dia sedang mengeringkan rambut panjangnya, namun dia sudah menggunakan celana jeans ketat yg membentuk indah kakinya serta kaos sedikit longgar. lalu aku menunggu sejenak sambil menyaksikan Tasya sibuk mengambil HP dan kunci kamarnya. lantas kami berdua berjalan ke resto, dan memesan makanan sesuai dengan selera masing-masing, aku memesan nasi goreng dan Tasya memesan Chicken Gordon Blue, atau apa itu entah namanya, yg jelas aneh. nampaknya rasa sungkan masih begitu lekat pada dirinya, dilihat dari cara makannya yg masih sangat sopan dan rapi.
"kamu masih sungkan-sungkan gitu ya?", sindirku padanya.
"enggak bapak, kenapa ya", balasnya.
"haha itu makan masih rapi dan duduknya seperti gak nyaman", balasku.
"haha maklum bapak, masih anak kemarin sore", lanjutnya.
"hha sante aja denganku, gak usah manggil bapak, pak atau mas juga gapapa", terangku.
lalu kami berdua ngobrol untuk sekedar mencairkan suasana dan dia sudah mulai bisa santai denganku.
"kamu sudah ijin suamimu kan haha eh kerja dimana dia?", tanyaku santai.
"sudah pak, dia kerja di tambang", balasnya.
"wah ditinggal dong haha", lanjutku.
"haha sudah biasa pak, tugas 8 minggu, balik 2 minggu", terangnya, "baru saja balik ke proyek beberapa hari yg lalu", balasnya.
"oooo, sering kering dong ya haha", candaku.
"kering apa ya pak hahaha, bisa aja ini pak Andri", balasnya bercanda.
"nah, gitu dong, gak usah sungkan hahaha", ujarku, "kalau ditinggal gini anak dengan siapa?", tanyaku.
"anak dengan saudara pak, yg sama tinggal di Bali juga, kadang kalau suami pulang juga sering dititipin disana hehehe", terangnya.
"karena kalian berdua bikin gaduh ya kasian anaknya ya haha", balasku sambil tertawa.
"nah itu tau pak", balasnya.
dia sungguh anggun jika sudah mulai santai dan tidak lagi sungkan seperti biasanya, aku bisa membayangkan yg ada di dalam tubuhnya, bentuknya hampir mirip milik Gladis, hanya saja dia lebih putih dan muda.

tak terasa hampir satu jam di resto ini, mejaku sudah bersih setelah tiap piring yg kosong diambil oleh para pelayannya, sehingga rasanya tak enak jika masih ngobrol sedangkan meja sangat kosong tanpa ada piring di depannya. maka aku memutuskan untuk kembali ke kamarku dan istirahat.
"yuk, balik kamar, mau mampir ke kamarku, sambil ngobrol, lagian ini masih jam segini?", tanyaku pada Tasya, "kalau mau, kita pesan minum untuk biar diantar ke kamar", lanjutku dan Tasya nampaknya masih sedikit berpikir.
"hmmmm boleh pak.....", balasnya. lalu aku memanggil pelayan untuk memesan kopi agar diantarkan ke kamarku.
lantas kami berdua berjalan menuju kamarku, aku persilahkannya dia masuk ke dalam kamarku.
"wow lebih besar ini pak, ada sofanya juga", ujar Tasya.
lalu dia menaruh pantatnya yg bulat walau badannya ramping di sofa itu, sedangkan aku duduk sofa sebelahnya.

akankah Andri akan terjun ke lingkaran hitam dimana para staff tingkat tingginya memiliki affair dengan rekan kerja, seperti pak Roy yg memiliki affair dengan Astrid maupun Tony yg belum tentu dengan kebenarannya.



EPISODE 14 - TAMPARAN HEBAT







(POV TASYA)

kini aku sudah duduk di kamar hotel milik pak Andri, didepanku ada kopi yg tadi dipesan oleh pak Andri sebelum kami berdua naik. dia duduk di sofa yg lokasinya diagonal dari tempat aku duduk. suasana kamar ini remang dengan lampu yg berwarna kuning serta suara dari TV yg memainkan lagu classic. pak Andri masih bermain dengan HPnya, begitupula denganku yg masih duduk manis disini. katanya mau lanjut ngobrol namun kenapa ini diam saja. kenapa jadi awkward. aku sungkan dengan pak Andri bukan karena aku takut karena diataskanku, namun lebih ke sungkan secara personal. aku tak pernah membayangkan memiliki atasan yg ganteng, tinggi dan berbadan tegap. dulu saat sebelum dipindah tugaskan kesini, memang atasanku di tempat training rata-rata bulat, lambat dan sombong. namun pak Andri berbeda sekali.

"pak, kalau tugas gini memang rata-rata hanya 4 hari ya", ujarku memecah keheningan kamar.
"enggak sih, tergantung, dulu pernah 2 minggu penugasan di Indonesia timur", balasnya dengan santai lantas dia menaruh HPnya di meja dengan layar tengkurap dan dia meraih kopinya, "tapi kamu seneng kan, maksudnya besok-besok bakal ada tugas gini lagi", lanjutnya.
"iya pak, santai aja", balasku.
"sejak pacaran dulu, suamimu memang sudah ditambang ya?", tanyanya yg kini sudah menyangkut personal.
"iya pak, jadi dulu kami berdua daftar diperusahaan ini, yg keterima aku, lalu suamiku cari di tambang, pengenku sih dia yg disini, aku ibu rumah tangga saja gapapa, tapi yaudalah memang diberi rejeki seperti ini", terangku diplomatis.
"hmmm baiklah, lha dia gak mencoba lagi?", tanya pak Andri padaku.
"kan suami istri satu perusahaan gak bisa pak", protesku.
"oh iya ding", balasnya.
"tapi dari segi gaji banyak di tambang, kalau pegawai biasa, beda kalau udah setinggi pak Andri, gak enaknya ditinggal terus, rasanya seperti dibuahi setelah itu hamil ngurusin sendiri seperti waktu kemarin haha", curhatku padanya.
"haha iya ya, di muncratin semua, langsung hamil deh haha", candanya.
berada di dalam kamar berdua dengan pak Andri memang bisa menganggu keseimbangan tubuh, khususnya pada urusan nafsu dan libido. dia yg menggunakan kaos polo dan celana pendek serta parfum wanginya bisa dengan mudah membuat liang senggama wanita menjadi super basah, jujur saja bawahanku sedikit basah hanya memandangi pak Andri dan didalam kamar berdua dengannya, mengingat terakhir orgasme saat suamiku ada.

"kalau cowok mah gampang pak, pengen dikit walau jauh dari istri bisa ke kamar mandi bentar, lalu beres, kalau cewek beda pak haha", candaku.
"haha seperti mesin diesel yah hahha, sini sini guwe bantuin haha", canda pak Andri, kini kami berdua mulai berbicara yg menjurus kearah ranjang dibelakangku.
"haha, pak Andri bisa saja, yuk! LHO!", candaku diiringi dengan tawa, "shit shit shit apa yg aku lakukan, jika pak Andri mau, sudah pasti malam ini aku fix selingkuh dengan bosku sendiri oh no", pikirku dalam hati.
"haha YOOK!", balas pak Andri.
"ehhmm haha saya hanya bercanda pak, maaf", lanjutku.
"haha serius juga gapapa kok", terangnya singkat yg lalu berdiri dan dia membuka tangannya untuk kuraih, tanpa kusadari aku menaruh tanganku diatas tangannya, dan aku berdiri. kami berdua saling pandang dengan tatapan nanar, jantungku berdegup kencang, aku belum pernah melakukan sejauh ini, namun pak Andri berada di level yg berbeda.
lantas pak Andri mendekatkan bibirnya kearahku, semakin dekat dan akhirnya menyentuh bibirku, "smoch", tanpa kusadari aku juga membalas ciumannya, "smooch", pak Andri membuka mulutnya, begitu pula denganku, "smooch cmooch smooch smoocch", lidah kami saling bertemu, "awwhh smooch smooch hmmm asshh smoochhh smoocchh", kami berdua berhenti saling pandang.

pak Andri lantas menyerang leherku, aku akhirnya melingkarkan lenganku pada badannya yg artinya aku setuju untuk bermain lebih jauh, "smoochhh smoocch ahh lehermu wangi banget Tasya smooch smoochhh", aku hanya terdiam menahan geli sambil terus memegangi punggung dan terkadang kepalanya. Pak Andri melakukan ciuman yg sunggu sensual dan pelan, aku terbius dalam suasana.
"sshh oh pak sshh geli pak sshh oohhh yesss", desahku sambil terus menggerakkan kepalaku untuk menahan geli dari serangan pak Andri. aku turut menyerang lehernya, aku tak peduli bahwa aku wanita bersuami dan pak Andri adalah suami dari seorang, jika kedua orang berbeda jenis sudah saling raba dan berada di leher, sudah dapat dipastikan akan berujung terumbarnya nafsu duniawi.
"awh terus Tasya, smooch smoocchh ooh yesh oh yes", desah balasan dari pak Andri. rasanya memekku sudah cukup basah walau masih pemanasan seperti ini. lalu kami berdua melepas ciuman yg menjerat di leher kami.

"kamu yakin?", tanya pak Andri, lalu aku membalasnya dengan anggukan dan senyuman.
aku menarik tangan pak Andri dan kuarahkan dia mendekat ke kasur sambil memberi senyuman persetujuan untuk dia meniduri aku. aku menaiki kasur, ku taruh kepalaku di bantal di ujung kasur, begitu pula dengan pak Andri. lalu dia menaikiku, kembali menyerang bibirku dan leherku, kurasakan bongkahan diantara celananya yg dia gesek-gesekkan pada sekitaran vaginaku yg masih juga tertutup jeans. pak Andri lalu menarik kaosku ke atas, terbukalah pertahanan pertamaku, terexpose BH ku berwarna putih dengan motif renda, pak Andri turut melepas kaosnya. lalu dia menciumi dadaku, "smooch cmooch smoocch", yg dengan perlahan namun pasti turun menurun ke perut dan bermain cukup lama di pusar. lantas pak Andri meraih kancing celana jeansku, dia lepas dan menarik resletingku, dengan lembut dan yakin dia menarik turun celana jeansku.
"oh pak Andri ooohhhh", desahku cukup panjang saat dia bermain di bawah pusarku. pertahanan keduaku telah terlepas, dia menarik jeansku hingga semuanya terlepas, maka di depan pak Andri adalah staffnya yg sedang semi telanjang siap untuk disetubuhi. aku sering membayangkan pak Andri, namun tak pernah membayangkan jika pak Andri bersiap untuk menyetubuhiku. dengan tersisa BH dan celana dalam, pak Andri kembali naik ke wajahku dan kembali menciumi leher dan bibirku, "smocch smooch smooch", aku hanya mendesah keenakan, "shh ahh ooh pak ahhh". aku memandangi pak Andri juga sudah cukup horny.

lalu aku memutar posisi, kali ini pak Andri berada di bawah, dan aku diatasnya, badanku berjalan diatas badannya yg sedikit menyimpan otot. aku meraih celana pendeknya, lalu menarik kebawah beserta celana dalamnya. pak Andri hanya telentang sambil melihat yg aku lakukan sambil terkadang membelai rambut lurusku. betapa kagetnya aku menyadari gumpalan daging pak Andri sungguh besar bagaikan Gada Wesi Kuning milik Werkudara, gagah, besar dan berotot.
"hooaahh pak, yaampun gede banget", ujarku yg lalu hanya dibalas oleh belaian dari pak Andri, aku memainkan penisnya dengan memegang, meremat dan menamparkannya di wajahku, rasanya seperti habis ditampar sesuatu yg besar dan hebat. kerasnya seperti beton.
aku meludahi penis pak Andri guna melicinkan kocokanku dan bersiap untuk memasukkannya kedalam mulutku, aku akan memberikan blowjob terbaikku pada penis yg ukurannya menjadi idamanku selama ini. dengan sangat perlahan, bibirku menyentuh ujung penis itu dan menuruni hingga ujung helm nya lalu turun terus hingga batangnya, namun aku hanya mampu menuruni hingga separuh, "ssshhh oooohhhh Tasyaaaaaahhh", aku kembali dengan tempo sangat pelan naik dan turun, lidahku membelai bagian urat-uratnya. tangan kananku mengocok batang penisnya bagian pangkal, "hmmm owwhh enak banget ooohhh awwhh", pak Andri hanya bisa membeku badannya serta mendesah keenakan. kulakukan terus hingga pak Andri terus meronta dan mendesah keenakan. memekku sudah cukup basah dan siap untuk menerima kontol besar pak Andri. namun, aku belum puas menyiksa dia yg sedang keenakan.
"pak, kalau udah gak kuat dikeluarin aja?", tanyaku sambil memancing, "ohh enak banget sih blowjobmu, belum keluar, masih jauh", balasnya. aku hanya berpikir, dia sudah keenakan sampai terbang dan masih jauh katanya, wow ini berada pada level yg berbeda. mantan serta suamiku jika aku beri blowjob seperti tadi biasanya sudah meledak di dalam mulutku hingga berliter-liter. kuperkirakan sudah 10menit aku memblowjob dengan posisi yg sama, nampaknya aku harus menyerah dan gantian aku yg disiksa dengan penisnya.
"pak, gantian ya....", ujarku dengan wajah sangat sange.

kali ini aku kembali yg dibawah. pak Andri telah memberiku pelajaran dan pengalaman hebat dalam dunia pekerjaan, kini giliranku untuk memberi pelajaran pak Andri mengenai ilmu ranjang. lantas dia menarik celana dalamku yg berwarna hitam bermotif polkadot, dan aku melepas BH ku sendiri agar lebih nyaman dan lebih bernafsu. pak Andri memandangi vaginaku bagikan pria yg belum pernah melihat vagina. kujaga kebersihannya mengingat beberapa hari yg lalu suamiku pulang.
"pak, Tasya minta di kobel dulu", ujarku genit, yg lalu pak Andri memasukkan kedua jarinya kedalam memekku, "pak, di raba bagian atas pak, jarinya dibentuk melengkung keatas pak", lanjutku yg sudah sangat sange. pak Andri mengikuti arahanku dan kini dia melakukan gerakan maju dan mundur sambil merangsang atap dari liang vaginaku. aku hanya merem melek keenakan dan terkadang pak Andri mengeluarkan lidahnya untuk menjilati bibir vaginaku yg kini telah basah. kobelan pak Andri sungguh nikmat penuh penghayatan, aku hanya bisa mendesah keenakan, "terus ahh ahh yes teruus ahh ohhh", hampir kuranh lebih 5 menit, aku sudah tak kuat menahan nafsuku. aku ingin mempersembahkan sesuatu yg mungkin pak Andri belum pernah menyaksikan sebelumnya. badanku mulai mengencang, memekku semakin menyempit, mataku mengarah keatas, rasanya aku seperti terbang, "ahh terus pak terus ahhh tekan bagian atas ahhhhhhh", perintahku pada pria yg jika dikantor menjadi bosku.
"AAHHHHH OOOHHH AHHHHHH YEEEESSS HMMMM AHHH HOSSH HOOSHH HOOSSHH", desah panjangku yg diiringi dengan semburan cairan bening keluar dari memekku. pak Andri hanya terdiam menyaksikan tubuhku, "Tasya kamu gapapa, apa tadi yg keluar?", ujarnya.
sambil aku berusaha mencari oksigen, "tadi squirt pak, enak banget pak....", balasku. lalu pak Andri mendekatkan wajahnya padaku yg lagi kelelahan, sungguh nikmat sekali. "aku baru pertama lihat dan melakukan tadi..", balasnya. aku hanya memberikan senyuman dan memegang kepalanya.

tanpa aku sadari, saat pak Andri berusaha mencium aku, kontolnya juga berusaha mencium bibir vaginaku. saat dia mencium bibirku, kontol itu dengan mudahnya memasuki tubuhku, dengan lubrikasi yg sangat banyak, kontol dengan mudahnya masuk sebesar apapun. selangkanganku rasanya penuh, sambil dia menciumi kepalaku, ini seks intim yg selalu aku idamkan. pak Andri menyodok badanku dengan pelan dan lembut, namun karena besarnya kontol, aku tak bisa menyembunyikan desah yg keluar dari mulutku.
"aaaooouuuhhhhh", saat barang yg sebesar paralon memasuki liang surgawiku. kepala dia berada pada leherku namun pantatnya naik dan turun menyiksa memekku, kulingkarkan lengan dan kakiku, turut kuciumi leher dia. "ahh pak enak banget pak oohh", aku tak mampu mendesah, ini sangat enak, sesekali pak Andri menciumi bibirku, "smoocchh smoocchh", sambil memandangi staffnya yg sedang keenakan merem melek digauli oleh bossnya yg sangat berwibawa dan ganteng.
"Tasya vaginamu enak banget aahh ahh oohh yess Tasyaa", desahnya dengan bertumpu pada telapak tangannya sambil memandangiku. pak Andri bermain dengan cukup pelan sehingga bisa menarik kontolnya hingga ujung dan memasukkanya hingga batas kemampuan rahimku menerima. dia melakukannya dengan sangat tenang dan sabar, kakiku masih melingkar. dengan kecepatan yg seperti ini rasanya akan sangat lama untuk kami mendapat orgasme.
namun beberapa kali pak Andri nampak kecapekan dan ingin berganti posisi. dia lalu mencabut penisnya dan menarik badanku hingga ujung kasur. aku diperintah untuk membuka kakiku, sedangkan pak Andri posisi berdiri diujung kasur. dia lalu kembali memasukkan penisnya, kulipat kakiku sehingga telapakan kakiku ada berada di bawah dadanya. dan tak kusangka pak Andri mendapat posisi ideal untuk menyetubuhiku dengan kecepatan tinggi.
PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK
PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK
PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK
PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK
"awwhh pak awwhh yess oohhh ahhh ahh hmmm awwhh ahhmm"
"oohh ahhmm apaakk aah ahhh yess ahhh yee ahhh ahhh hmmm"
desah panjang kami berdua menggema keseluruh ruang kamar hotel, pak Andri menyodok di posisi yg sama, mengakibatkanku untuk segera orgasme, nampaknya dia berhasil menemukan teknik saat dia membuatku squirt, atau karena penisnya yg besar sehingga memekku mudah terstimuli.
pak Andri dengan wajah yg berkeringat dan pinggulnya menggenjot aku tanpa ampun, membuatku merasa sangat horny dan ingin segera orgasme serta menyajikan tontonan terbaik yg belum pernah dia lihat.
PLOK PLOK PLOK PLOK
PLOK PLOK PLOK PLOK
PLOK PLOK PLOK PLOK
aku tak mampu menahan, ada rasa malu aku telah dibuat orgasme oleh bossku sendiri, namun ada rasa bangga, boss yg aku kagumi dan diam-diam aku menyukainya berada diantara tubuhku dan menikmati tubuhku. detik-detik menjelang ledakan, memekku meremas kencang penis pak Andri, "aahhh Tasya memekmu ahhhh gilaa jepitannya owwwhh aku gak kuat kalau seperti ini ahhh", desahnya. "bentar pak, Tasya udah deket paaakkk aaahhhhhh", ujarku meminta bertahan sebentar, badanku mulai bergetar hebat, kakiku melemas, mataku berputar kebelakang, memekku ada yg ingin meledak.
"AWWWHHH AWWHHHHHH PAK ANDRRRIIIWWWHHHHH AHHH OOHHHHH", aku teriak dasyat nan hebat yg menggema diseluruh ruang kamar, memekku berdenyut kencang, telapak kakiku mendorong badan pak Andri dan tercabutlah penis dia.
"CRUUUT CRUUUUT CRUUUUUT", cairan squirt yg bening keluar layaknya pipis yg sedikit mengenai badan pak Andri dan jatuh di lantai cukup banyak. paru-paruku seperti kehabisan nafas, badanku melemas.
saat ditengah prosesi mencari oksigen, pak Andri langsung kembali memasukkan penisnya ke badanku, kali ini kakiku melingkar di punggungnya. dia langsung tancap kecepatan tinggi tadi mengingat sudah dekat dan akan keluar.
PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK
PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK
PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK
"Tasya, gantian aku sayanggg ahhh aku udah deket banget Tasyaaaa", desahnya yg karena tertutup nafsu dia memanggilku dengan kata sayang. badan pak Andri yg kencang dan berotot seakan menampilkan ototnya dan gerakannya semakin brutal.
"awwwhhhhhhhh Tasyaaaaaa awwwhhh enaaaaaaaak bangeeet oohhhhh awwhhhh yeeessssss yesss ahhhhhh", desah cukup panjang diiringi dengan semburan hangat di dalam memekku CROOOT CROOOT CROOOT CROOOT, dan aku baru tersadar kalau dia orgasme di dalam vaginaku tanpa kondom, ku merasa sangat banyak dan hangat.

penisnya melemas di dalam rahimku, pak Andri masih memelukku dan kakiku juga mesih melingkar dk badannya. dia mencabut penisnya dan memberi ciuman padaku, aku hanya terdiam dan berpikir, "Tasya apa yg kamu lakukan, kamu baru saja disetubuhi oleh lelaki bukan pasangan sahmu", rasa kecewa itu muncul. aku malu melihat diriku, tapi aku tak tau apa yg harus kuperbuat. benih cinta pak Andri sudah mengalir di dalam tubuhku. bahkan aku takut untuk kembali ke kamarku.
"mbak Tasya.....maafkan aku..", ujar pak Andri yg tampak mengetahui mimik wajahku yg nampak kecewa, "aku ketutup nafsu....", lanjutnya. aku tak membalas ucapan bossku, dan hanya meraih selimut untuk menutupi tubuhku. pak Andri tau kalau aku kesal, dia memunguti pakaianku satu persatu dan mempersilahkanku untuk menggunakannya.
"pak, maafkan saya juga, nampaknya kekagumanku terhadap bapak menjadikanku untuk tak berpikir jernih dan menjadi nafsu yg menyelimuti kita berdua", sesalku.
"mbak, mohon jaga rapat-rapat ini ya, saya punya anak dan istri", mintanya.
"iya bapak, saya juga", balasku singkat.
aku sudah menggunakan celana dalam, BH dan kaosku, namun untuk jeans aku belum bisa menggunakannya, karena selain ketat dan harus dengan berdiri. sedangkan pak Andri masih hanya menggunakan celana dalam.
pak Andri duduk disebelahku dan memberi pelukan pertanda maaf, dan dilanjutkan dengan ngobrol dengan bercanda dan berusaha melupakan baru saja yg terjadi. lantas, waktu sudah menunjukkan sudah sangat larut, aku menerima ajakan pak Andri untuk tidur di kamar hotelnya, artinya kami tidur sekasur, namun dia sudah meyakinkanku kalau tidak akan terjadi lagi
"pak, dari dalam lubuk hatiku yg terdalam, aku menikmati hubungan tadi, pria yg sangat aku kagumi, seandainya kita bisa lebih dari berhubungan secara diam-diam", ujarku dalam hati mengiringi tidurku.

*
(POV ANDRI)

aku terbangun dari tidurku setelah malam yg panjang bersenggama dengan staffku. waktu masih menunjukkan pukul 5.43 pagi, aku terbiasa bangun pagi. aku duduk di pinggiran kasur dengan kakiku menyentuh lantai, kupandangi ke arah belakang, ada Tasya yg hanya mengenakan baju dan hanya celana dalam, tidur nyenyak dengan dengan rasa tanpa dosa. walau aku pernah berhubungan selain dengan istriku, namun kali ini beda, ini semacam affair tak berestu. lantas aku hanya berpikir dalam hati, "Andri, welcome to the black hole", dimana lingkaran hitam para staff tinggi atau pejabat memiliki hubungan diam-diam dengan bawahannya di lingkungan perusahaan.

menyadari penyesalan Tasya terhadap hubungan yg kami lakukan, aku berharap ini merupakan yg pertama dan terakhir affair tak berestu. dirumah, istriku semakin bahagia dengan seks yg kami lakukan, aku juga sama. tiap sebulan sekali kami masih melakukan kegiatan tukar guling. namun apa dikata jika nafsu sudah menghinggapi pikiran manusia, selama penugasan di Makassar, walau Tasya dan aku nampak kecewa dengan yg kita lakukan, malam berikutnya setelah sesiang berada di kantor mitra, kami tetap aja berhubungan badan hingga lemas dan tatapan mata sayu, itu kami lakukan terus hingga kami kembali ke Denpasar.

Tasya telah memberiku pelajaran membuat wanita orgasme pipis, akan aku praktikkan pada Bella. terimakasih Tasya.

"Andri, selamat bergabung di lingkaran hitam......"




Tidak ada komentar:

Posting Komentar