Yuyun
Seperti Biasanya setelah Aku bercerita tentang pengalaman
bersetubuhku dengan Faried, Aa dengan ganas menyetubuhiku dengan gairah dan
nafsu sekali. Setelah babak pertama selesai, Frans bertanya lagi.
“Setelah kejadian dengan Faried, mamah bersetubuh dengan cowok
lain lagi gak?”
Mulanya Aku tersinggung mendengar pertanyaan Aa, Memangnya Aku pelacur
berganti ganti cowok yang menyetubuhiku, gumamku dalam hati. Namun kupikir demi
membuat Aa horny dan kembali menyetubuhiku, akhirnya aku bercerita tentang
pengalamanku yang lain.
“iya pah, ada lagi anak buah Mamah yang kesengsem dan ingin
sekali menikmati tubuh Mamah” jawabku
“siapa dia, dan bagaimana mamah bisa bersetubuh dengan dia,
kapan kejadiannya” Tanya Aa bertubi tubi.
“Namanya Edwin, dia anak buah mamah juga Pah, kejadiannya saat
mamah berulang tahun, waktu itu Papah gak bisa datang kan? dan kejadiannya
begini Pah”
Pagi itu waktu mamah baru sampai di kantor, salah satu anak buah
mamah mengirimkan ucapan selamat ulang tahun melalui sms. Bawahan mamah itu
namanya Edwin, Edwin, salah seorang Supervisor mamah juga Pah, sama halnya
seperti Faried. Orangnya tinggi, atletis dan tampan, usia sekitar 30 tahun.
Sebenarnya sudah lama dia memperhatikan diri mamah Pah dan mengagumi diri mamah
dan Mamah mamah juga sebenarnya sangat senang kalau berbicara ataupun bertatap
muka dengannya pah. Karena orangnya cerdas dan enak diajak ngobrol. Mungkin
karena mamah adalah atasannya jadi dia nggak berani kurang ajar kepada mamah.
Pagi itu Edwin mengirimkan ucapan selamat ulang tahun via sms. Terus terang mamah
juga gembira karena ternyata ada yang mengucapkan selamat kepada mamah, padahal
hari ulang tahun mamah sangat mamah rahasiakan pah dan jatuh pada keesokan
harinya. Setelah mamah pikir pikir akhirnya mamah balas sms tersebut sambil
sedikit iseng … “Terima kasih sayang …. ditunggu ya kadonya …”
Kemudian Edwin membalas “Maaf Bu, …. ini salah kirim ya ??
Lagian kalau kado rasanya saya bingung mo ngasih apa ya ke Ibu.”
Setelah itu mamah balas “Nggak salah kirim kok sayang, ngomong
ngomong gimana kalau kadonya nemenin ibu makan malam? Kalau ok aku tunggu di
rumah jam 8 malam”.
Setelah agak lama akhirnya mamah dapat jawaban “Baik Bu, dengan
senang hati nanti malam saya datang ke rumah Ibu.”
Mamah sendiri tidak menyangka kalau akhirnya akan begini,
tadinya yang cuma iseng iseng malahan jadi mengundang makan malam berdua.
Menjelang jam 7 malam semua sudah siap dan mamah deg-deg-an
menunggu kedatangan Edwin untuk makan malam. Tidak berapa lama terdengar suara
mobil berhenti di halaman depan rumah.
“Pasti itu Edwin” batin mamah.
Kemudian terdengan bunyi bell dari ruang tamu. Mamah sendiri
yang membukakan pintu, karena tidak ada satu orangpun di rumah ini kecuali mamah
Pah.
“Selamat malam Bu. Maaf, membuat Ibu sedikit menunggu.” sapa Edwin
kepad Mamah.
“Nggak pa-pa kok, lagian Ibu juga baru selesai persiapannya.” Jawab Mamah.
Edwin tidak berkedip memandang mamah Pah. Kelihatannya dia
terpesona dengan penampilan mamah yang tidak seperti saat di kantor. mamah
memakai baju terusan panjang tanpa lengan warna hitam yang sangat kontras
dengan kulit mamah yang putih, belahan dadanya agak ke bawah sehingga payudara
mamah yang indah itu pah sedikit terlihat menyembul. Di tambah lagi mamah tidak
mengenakan bra sehingga putting susu mamah sedikit tercetak di baju yang mamah kenakan.
Cumahp lama dia terpMamah di depan pintu memandangimah sampai mamah bilang “Lho
…. kenapa Win, ada yang salah dengan Mamah ya ??”.
Edwin terkesiap dan sadar dari terpakunya, kemudian berkata
“Maaf Bu, bukannya tidak sopan, tapi Ibu cantik sekali malam ini”.
Mamah cumah senang dengan pujian dari Edwin, kemudian mamah
bilang “Ah kamu ada2 saja, ayo kita masuk ke dalam, makanan sudah siap tuh.
” “Baik Bu” kata Edwin sambil masuk ke dalam mengimahti langkahmah.
Mamah tidak tahu apa yang ada di pikiran Edwin waktu berjalan di
belakang Mamah, tapi pasti dia memperhatikan gerakan pinggul dan pantat mamah yang
seksi pada saat berjalan, hal ini ditambah lagi dengan potongan baju mamah yang
model backless dan belahan baju belakang sampai di bawah pantat, sehingga
otomatis punggung dan paha mamah yang putih mulus diperhatikan oleh Edwin. Sampai
ruang makan Edwin sedikit terkejut karena dia mendapati ruang makan yang
dipersiapkan hanya untuk 2 orang, karena yang tersedia hanya 2 mahrsi dan
makanan siap saji di atas mejanya.
“Maaf Bu, Bapak kok nggak kelihatan, apakah Dia tidak ikut
makan malam bersama kita ??” Tanya Edwin Keheranan.
“Memang nggak kok, kebetulan Bapak lagi di luar kota,. Lagian
ini khusus untuk kita berdua kok, karena kamu adalah orang pertama yang
mengucapkan selamat ulang tahu kepad Ibu.”
“O iya Bu, selamat ulang tahun, semoga panjang umur dan sukses
selalu” kata Edwin sambil mengulurkan tangannya.
“Terima kasih Win” jawab Mamah menyambut uluran tangannya. Kemudian
mamah sengaja memajukan wajah mamah mendekati wajahnya. Tadinya Edwin diam saja
dan tidak berani untuk menyambut wajah mamah dengan pipinya, tapi setelah mamah
semakin mendekatkan wajah mamah, akhirnya Edwin mencium pipi kiri dan kanan
mamah Pah dan mamah lihat wajahnya bersemu merah. mamah sendiri juga tidak tahu
kenapa mamah seberani ini kepada Edwin, mungkin karena terbawa suasana dan
sedikit rasa jengkel terhadap papah yang udah lama gak datang dan malahan
keluar kota di hari ulang tahun mamah, dan mungkin juga ditambah penampilan Edwin
yang sangat gagah malam ini.
Pada saat makan mamah perhatikan Edwin beberapa kali mencuri
pandang ke arah dada mamah Pah. Mungkin dia penasaran dan tertarik dengan apa
yang ada dibalik baju yang mamah kenakan. Hal itu bisa dilihat dari
pujian-pujian yang dia sampaikan kepada mamah. Setelah selesai makan malam
akhirnya kita duduk duduk di sofa sambil
mendengarkan alunan musik.
“Kamu bisa dansa gak Win ??” tanya Mamah
“Maaf Bu, saya tidak bisa dan belum pernah.” jawab Edwin
“Ayo kalau gitu Ibu ajarin” ajak mamah sambil berdiri dan mengulurkan tanganmah pada Edwin.
“Wah … saya benar benar belum pernah dan nggak bisa Bu, nantinya malahan kaki Ibu yang keinjak kaki saya” kata Edwin sambil berdiri mengimahti ajakan mamah.
Mamah berdiri berhadapan dengan Edwin, tangan Edwin Mamah
letakkan melingkar di pinggang mamah dan tangan yang satu pegangan dengan tangan
mamah. Badan mamah rapatkan sehingga payudara mamah menempel dan bergesekan
dengan dada Edwin. Ternyata Edwin memang orang yang pintar, karena kurang dari
5 menit dia sudah bisa mengikuti irama dan instruksi yang mamah ajarkan. Sambil
berdansa kami saling bercerita berbagai hal dan sedikit menyerempet2 ke hal2
yang berbau sex. Ternyata pengetahuan Edwin sangat luas dan suka bercanda. Tak
terasa akibat gesekan dada mamah dengan dada Edwin, belahan baju di dada mamah ikut tergeser sehingga hampir semua payudara Mamah
menyembul keluar, termasuk putingnya. Sengaja mamah diamkan hal ini untuk
mengetahui reaksi Edwin kepada mamah Pah. Edwin beberapa kali mencuri pandang
ke payudara mamah yang terbuka dan mulai terangsang, hal ini karena mamah mulai
merasakan tonjolan keras di selangkangan Edwin yang menempel di perut mamah.
“Bu, maaf baju Ibu sedikit bergeser, sehingga maaf payudara Ibu
sedikit keluar” kata Edwin mengingatkan mamah Pah.
“Tolong benerin dong sayang …..” kata mamah kepada Edwin dengan
sedikit menggoda. Edwin menghentikan sejenak gerakan dansa, dan membetulkan
baju di bagian dada mamah dengan cara sedikit memegang payudara mamah.
“Maaf Bu …” kata Edwin
dengan suara sedikit bergetar.
“Menurutmu apakah Aku masih cantik dan seksi Win ??” tanya Mamah
“Maksud Ibu ?” jawab Edwin.
“Apakah Ibu masih
terlihat cantik dan seksi dengan usia Ibu seperti sekarang ini” tanya Mamah
kembali.
“Maaf Bu, orang yang bilang kalau Ibu tidak cantik dan seksi
berarti orang itu pasti buta Bu.” jawab Edwin.
Hati mamah tambah berbunga-bunga mendengar jawaban Edwin.
Kemudian kami melanjutkan dansa kembali. Tidak berapa lama payudara mamah
menyembul lagi karena gesekan tubuh mamah dan Edwin. Mamah rasakan tonjolan di
selangkangan Edwin tambah keras menekan perut mamah. mamah tahu pasti Edwin
ingin memegang payudara mamah kembali Pah. Sengaja mamah gerakkan gaun mamah
sehingga agak melorot melewati bahu mamah. Edwin semakin terangsang terlihat
dari nafasnya yang mulai tidak beraturan.
“Ibu cantik sekali malam ini. Kalau diijinkan saya ingin mencium
kening Ibu” kata Edwin dengan nada bergetar menahan gejolak nafsunya.
Mamah tambah senang dengan pujian dan perlakuan Edwin ini.
Ternyata dia sangat gentle dan meminta ijin dulu meskipun Mamah sudah berada di
pelukannya. Mamah diam saja dan menambah ketat pelukan mamah di badannya.
Akhirnya saat-saat yang mamah nantikan datang juga, Edwin dengan lembut mencium
kening mamah Pah. Mamah senang diperlakukan sebagai seorang wanita yang begitu
bernilai dan berharga oleh seorang laki-laki, berbeda dengan keseharian mamah
yang selalu dihargai sebagai seorang pimpinan.
“Terima kasih Win” kata Mamah sambil menengadahkan wajah mamah
untuk memandang wajahnya. Wajahnya begitu tulus dan penuh kasih sayang. Setelah
itu Mamah beranikan untuk mendekatkan bibir mah ke bibirnya Pah. Edwin menyambut mah dengan ciuman lembut di bibir mah. Ciuman
yang lembut dan penuh perasaan. Kami berciuman cukup lama sambil memainkan
lidah kami berdua. Sejenak Mamah menghentikan kegiatan ini untuk memandang Edwin
dan memberikan senyum yang terindah untuknya.
“Maaf Bu saya sudah lancang berbuat seperti ini, tapi Ibu sangat
cantik sekali dan saya sangat bangga dan bahagia bisa memeluk serta mencium Ibu
seperti ini …”
Mamah tempelkan jari telunjuk mah dibibirnya untuk memintanya
tidak berkata-kata lagi. Kemudian kami berciuman lebih mesra lagi. Tangan Edwin
mengusap-usap punggung mah yang tidak tertutup oleh gaun mah Pah. Tangan mah
meraba-raba dada bidang Edwin yang tegap dan berotot. Ciuman Edwin lambat laun
turun ke leher mah … Mamah cuma merintih merasakan sensasi nikmat yang
dilakukan oleh Edwin. Tak berapa lama ciuman Edwin turun ke bahu mah yang putih
mulus ….. ciuman lembut itu semakin menaikkan gairah mamah Pah. Rintihan mah
semakin menjadi-jadi . Usapan Edwin sekarang berpindah dari punggung mah ke
arah bawah menuju pantat mamah Pah. Sampai sini dia sedikit kaget karena tidak
ada tanda-tanda bahwa Mamah mengenakan CD dibalik gaun. Ciuman Edwin di bahu mah
berpindah dari bahu kiri, leher, bahu kanan berulang-ulang, sambil memberikan
usapan dan sedikit remasan-remasan lembut di pantat mah. Mamah semakin tidak
tahan dengan perlakuan lembut dari Edwin. Mamah mulai membuka satu persatu
kancing baju yang dikenakan Edwin. Akhirnya tangan mah bisa merasakan langsung
dada Edwin yang tegap dan berotot. Usapan mamah berhenti sebentar di bawah pusar Edwin
untuk melepaskan ikat pinggang dan kancing celananya. Edwin juga tidak tinggal
diam dengan hal ini. Tangan Edwin mulai menurunkan gaun mah dengan menggeser
tali yang ada di bahu mamah. Pelan namun pasti gaun mah melorot melewati kedua
bahu mah, berhenti sejenak melewati kedua tangan mah dan akhirnya lepas jatuh
ke bawah melewati kedua kaki mamah. Mamah benar-benar telanjang bulat tanpa
sehelai benangpun di tubuh mah. Edwin menghentikan sejenak ciuman di bahu mah
untuk memandang dan memperhatikan setiap bagian tubuh mamah Pah.
“Ibu benar-benar cantik dan sempurna, tubuh Ibu sangat indah
sekali.” bisik Edwin kepada mamah dengan nada bergetar.
Mamah benar-benar senang dengan pujian Edwin. Kemudian Edwin
menundukkan wajahnya untuk mencium payudara Mamah sebelah kiri. Ah …. begitu
lembut dan nikmatnya ciuman Edwin.. Putting mah dikulum dan dimainkan dengan
lidahnya. Mamah cuma bisa pasrah merasakan kenikmatan ini. Tangan kanan Edwin
meremas lembut payudara kanan mamah, dan tangan kiri Edwin mengelusi kedua
belah pantat mah secara bergantian. Hal ini dilakukan juga bergantian untuk payudara
kanan mamah.
Oh … betapa nikmatnya perasaan ini. Mamah suka sekali diciumi
dan diperlakukan dengan lembut seperti ini.
“Sayang ….. kita pindah
ke kamar saja yuk ….” Ajak mmah kepada Edwin.
Edwin tersenyum dan tanpa mahduga tiba-tiba membopong mamah
masuk ke dalam kamar. Sambil menggendong mamah dia tidak henti-hentinya mencium
bibir, leher, bahu dan payudara Mamah. Sampai kamar dia meletakkan Mamah di
tempat tidur dengan penuh hati-hati …..
“Ah …. kamu curang Win ….. bajumu belum dibuka ….” Kata Mamah
sambil tertawa.
Edwin membuka baju dan kaos dalamnya, sedangkan Mamah membantu
menurunkan celana panjang dan CD-nya. Akhirnya kami sama-sama telanjang bulat. Batang kemaluan Edwin ternyata sangat panjang
dan keras, lebih besar dari kepunyaan Papah maupun Faried. Mamah pegang dengan
kedua tangan mah secara bergantian. Urat-uratnya begitu terasa di telapak
tangan mah, dan kepalanya mirip jamur sangat menarik perhatian mamah Pah.
“Ibu suka mencium punya Bapak ??” tanya Edwin kepada Mamah.
“Aku sudah sering mencium kontol Bapak, tapi yang ini beda Win.
Jangan panggil Ibu… aaah …. Aku ingin kamu memanggilku sayang, malam ini aku
jadi milikmu sepenuhnya sayang …..” jawab mamah.
“Sayang mau mencobanya ?? ” kata Edwin.
Mamah mulai memberanikan menciumi batang kemaluan Edwin yang panjang
dan keras. Mula-mula memang rasanya aneh ….. tapi lama kelamaan asyik juga.
Batang kemaluan Edwin tidak bisa masuk semua ke mulut mah, Mamah gerakkan
pelan-pelan maju mundur. Edwin merasa keenakan dan sedikit meremas-remas rambutmah.
“Ah ….. enak sekali sayang …….”
Setelah cukup lama ….. Edwin meminta Mamah untuk menghentikan kuluman
mamah. Edwin mencium bibir mah sambil mendorong mah untuk rebahan di kasur.
Kami berciuman dengan penuh perasaan, tangan Edwin meremas
lembut payudara mamah secara bergantian. Kemudian ciuman Edwin bergeser ke
leher …. bahu dan kedua payudara Mamah.
“Sshh…… enak sekali sayang ……” rintih mah.
Ciuman Edwin bergerak turun ke bawah …. melewati pusar mah ….
berhenti sejenak untuk menciumi perut mah yang rata. Mamah tambah menggelinjang
tak karuan merasakan sensasi nikmat ini. Ciuman Edwin terus bergeser ke bawah pusar mah …. mendekati
vagina Mamah yang tanpa bulu (habis mah cukur sore harinya Pah) ….. tak berapa
lama Mamah merasakan Edwin menciumi vagina Mamah dengan lembutnya. Kaki mah
sedikit dilebarkan agar lebih memudahkan Edwin untuk mengeksplorasi organ intim
mamah. Kadang lidah Edwin menjilat …. Klitoris mah digaruk dan digigit kecil
dengan gigi Edwin ……. Oh …. benar-benar nikmat sekali.
“Eh …m… ….. enak Win ….. terus Win …..” Ciuman, jilatan dan
gigitan Edwin terus dilakukan terhadap organ intim mamah …. sampe Mamah
merasakan nikmat yang tiada tara dan rasanya ada sesuatu yang akan keluar ….
”Ssh ….. sayang …. terus sayang ….. aku mau keluar …..” Akhirnya
Mamah keluar sambil menjepitkan kedua paha Mamah dikepala Edwin. Pantat Mamah
tekan-tekankan ke mulut Edwin seakan-akan tidak mau kehilangan ciuman Edwin di
vagina Mamah.
“Oh ….. nikmat sekali sayang ….. kamu pintar sekali membuat aku
merasakan puncak kenikmatan seperti ini.” Badanmah serasa lemas, Mamah lihat
batang kemaluan Edwin masih tegak berdiri dengan gagahnya. Edwin terdiam
sejenak untuk memberikan Mamah waktu memulihkan tenaga Mamah.
Setelah cukup, Edwin mulai mencium payudara Mamah lagi secara
bergantian. Dikulum dan dijilatnya putting payudara Mamah sehingga menaikkan
gairah mah kembali. Tangannya secara lembut mengelusi vagina Mamah yang sudah
basah oleh cairan orgasme mah. Tak henti-hentinya dia memuji diri mamah yang
masih tetap cantik dan menggairahkan. Mamah semakin tersanjung dan merasa
dihargai di hadapan Edwin. Pelan namun pasti Edwin mengarahkan batang
kemaluannya ke vagina Mamah. Mamah pasrah dan tak sabar menunggu dengan
harap-harap cemas merasakan batang yang besar itu akan memasuki lobang vagina Mamah.
“Sudah siap sayangku ??” kata Edwin sambil menciumi leher dan payudara
mamah. Mamah mengangguk dan tersenyum mesra kepadanya. Perlahan-lahan Mamah
merasakan batang yang besar itu masuk ke lobang vagina Mamah…. “Ahhhh ….. besar
sekali sayang ….”. Edwin menghentikan sebentar gerakan batang kemaluannya. Hal
itu dilakukan berulang-ulang … dengan penuh kesabaran dan perasaan agar Mamah
tidak merasa sakit. Akhirnya masuk semua batang kemaluan Edwin yang besar itu
ke dalam lobang vagina Mamah. Lobang vagina
mamah terasa sesak dan berkedut-kedut.
“Ohhhh…….. punyamu serasa sampe ulu hati sayang … besar sekali
….” Kata Mamah.
“Iya sayang …… memek sayang sangat nikmat …. sesuai dengan
kecantikan sayang …. selain itu masih sempit sekali lagi …” kata Edwin memuji
mamah.
Setelah beberapa saat, Edwin menggerakkan batang kemaluannya
maju mundur secara perlahan-lahan …. sensasi yang Mamah rasakan tidak dapat Mamah
katakan. Tangan mamah melingkar ke leher Edwin, sambil sesekali Edwin mencium
bibir, leher dan payudara Mamah secara bergantian. Tangan Edwin juga tidak
tinggal diam, meremasi dengan lembut kedua payudara Mamah.
“Orgh…… nikmat sekali sayang ….. ssshs,…. enak sekali sayang ……
“
Gerakan Edwin kadang-kadang pelan kadang-kadang cepat, beberapa
tusukan pendek dan sekali tusukan dalam membuat Mamah semakin tidak tahan
menerima perlakuan ini.
“Argh ….terus sayang …. terus sayang …….”
Tak terasa sudah 30 menit kami mengayuh biduk cinta kami. Peluh
dan keringat membasahi tubuh telanjang kami. Meskipun ruangan kamar menggunakan
AC tetapi tidak sanggup meredam gelora panas permainan kami. Tak berapa lama ….
”Argh ….. aku hampir keluar sayang …. lebih dalam lagi sayangku”
erang mamah. Edwin semakin mempercepat kocokan kemaluannya di vagina Mamah. ……
“Aarggh…….. Aku keluar ……. sayang ……..” Mamah mendapatkan
puncak kenikmatanmah yang kedua kalinya.
Memang hebat Edwin ini, dia belum ada tanda-tanda mau keluar
sedangkan Mamah sudah 2 kali. Edwin memberikan waktu untuk Mamah beristirahat
tanpa mencabut batang kemaluannya dari vagina mamah Pah. Diciumnya bibirmah
dengan penuh perasaan ….
“Aku sayang kamu Ibu ……sudah lama Aku memimpikan seperti ini
…., menyetubuhi kamu sayang aku sangat mencintaimu ….Sayangku” Edwin merayu mamah
Kemudian Edwin meminta Mamah untuk berbalik dengan posisi
menungging, sepertinya dia ingin bermain dari belakang. Dengan posisi ini
batang kemaluan Edwin semakin terasa sesak di vagina mamah. Tusukan kemaluan Edwin
kadang-kadang cepat … kadang-kadang lambat. Mamah mengimbanginya dengan
memutar-mutar pantat mamah sambil gerakan maju-mundur …. “ahh…. nikmat sekali
……” Kedua tangan Edwin meremas lembut kedua payudara Mamah ……
”Uggh……. terus sayang ….. terus ….kontolmu enak sekali …..”.
“Sssshh …..memekmu sangat nikmat sayangku …… aku ingin terus
menyetubuhimu cintaku …..” erang Edwin yang semakin menambah gairahmah.
Tak berapa lama Mamah merasakan ada dorongan hebat di vagina mamah
……
”Arghg…. aku nggak tahan sayang …… aku mau keluar lagi ……” jerit
mamah …. akhirnya ….
”Arghg …….. aku sampeee sayang. …….” Mamah benar-benar merasakan
nikmat yang luar biasa, kali ini Mamah benar-benar dibuat bahagia oleh Edwin.
Batang kemaluan Edwin masih menancap di vagina Mamah. Punggung mah diciumi oleh
Edwin dengan lembut dan penuh perasaan. Kadang-kadang digigit-gigit kecil
sehingga memancing gairah mah lagi. Tangan Edwin masih tetap meremasi kedua payudara
Mamah.
“Enak gak sayangku …??” bisik Edwin.
“Kamu hebat sekali sayang …… “ jawab mamah sambil mencium bibir Edwin.
Cukup lama kami berciuman tanpa Edwin menggerakkan batang
kemaluannya yang masih menancap di vagina Mamah. Hanya tangan Edwin yang aktif
meremasi dan kadang-kadang memelintir putting payudara mamah sehingga gairah mah
naik lagi.
“Kamu belum keluar ya sayang …… sekarang gantian aku yang akan
memuaskanmu.” Kata Mamah sambil melepaskan batang kemaluannya dari vagina Mamah.
Edwin Mamah minta untuk rebahan di kasur dan Mamah bergerak
untuk mengangkangi kemaluan Edwin. Argh ….. besar sekali batang kemaluan ini ……
Mamah gerakkan pantatmah memutar, maju mundur, ke atas bawah …. benar-benar
seperti cowboy lagi menunggang kuda. Mamah benar-benar menikmati permainan ini.
Semakin lama gerakanmah semakin cepat …. Tangan Edwin memegang pinggang mah
untuk membantu gerakan mah naik turun. Sesekali diciumnya payudara Mamah sambil
digigit-gigit kecil ……
“Kamu cantik sekali sayangku …. tubuhmu sangat mulus dan indah
…. aku ingin selalu menikmati tubuh indahmu cintaku …..” bisik Edwin kepada Mamah.
Mamah sangat senang dengan pujian Edwin. Hal ini menambah gairah mah untuk
semakin memuaskan Edwin Pah.
“Arggh …… terus sayang …. jepit sayangku ……” teriak Edwin ……
sekitar 20 menit Mamah rasakan batang Edwin tambah membesar …..
mungkin ini saatnya Edwin ejakulasi. Mamah
mempercepat goyangan dan gerakan pantat mah karena Mamah juga mulai merasakan
sesuatu yang akan keluar dari vagina Mamah. Vagina Mamah terasa berkedut-kedut
seakan-akan menyFariedt kemaluan Edwin ….. Oh …… benar-benar nikmat sekali yang
mamah rasakan.
“Sshh ….sayangku ….. kita keluar sama-sama ….. “ erang mamah Pah.
Tangan Edwin memegang pinggang Mamah dengan kuat agar batang
kemaluannya lebih tertekan masuk ke vagina Mamah.
“Arggh ….. aku mau keluar cantik ……” Pada saat bersamaan Mamah
juga berteriak ….
”aku juga keluar lagi sayang ….. ssh……h..s…” Batang kemaluan Edwin
berkedut dan menyemprotkan spermanya ke dalam rahim mamah Pah. Lebih dari 8
kali mamah rasakan semprotan sperma Edwin.
“Oh …… nikmat sekali sayang …..” badan mamah rebah menindih
tubuh Edwin. Keringat kami bercucuran dan menambah erotis pemandangan bagi
siapapun yang melihatnya. Edwin memeluk mamah dengan erat dan mencium bibir dan
leher mamah dengan gemas. Kami terdiam beberapa lama untuk menikmati surga
dunia yang barusan kami lalui bersama. Kemaluan Edwin masih tertancap di lobang
kemaluan mamah. Benar-benar pengalaman senggama yang melelahkan dan
membahagiakan. Kami berciuman dengan mesra bagaikan sepasang kekasih yang tak
terpisahkan. Tangan Edwin sesekali mengelusi punggung dan pantat Mamah. Kemudian Edwin
mencium keningmah …
”aku sayang kamu cinta …… aku ingin selalu menikmati
keindahan dan kecantikan tubuhmu ….sayangku” rayu Edwin
“aku juga sayang kamu Win, …… aku benar-benar merasakan indahnya
sex bersamamu.” Jawab mamah. Pah
Cukup lama kami berpelukan sambil saling mengelusi tubuh kami
berdua. Sesekali tangan Edwin dengan nakal memilin puting dan meremas lembut payudara
Mamah. Kadang-kadang bibir Edwin juga ikut merasakan kekenyalan dan keindahan
payudara Mamah. Gigitan Edwin meninggalkan tanda merah di kedua payudara Mamah.
Oh …. indahnya malam ini ….. batin mamah. Mamah lirik jam dinding, jarumnya
menunjukkan pukul 11.30 malam. Ternyata cukup lama juga kami bermain cinta. Edwin
benar-benar lelaki sejati yang bisa membuat mamah sangat bahagia Pah.
Edwin mencium kening mamah sambil berkata
“aku sayang kamu cantik ……”.
“aku juga sayang kamu Win …..” jawab mah sambil memeluknya.
Kami berdua tersenyum dan berpelukan seakan tidak ingin
terpisah.
“aku akan merindukanmu Win …” kata Mamah.
“Aku juga merindukanmu cantik ……” kata Edwin.
“Bobo’ yang nyenyak ya sayangku …. bye …” sambung Edwin sambil
mencium kening mah sekali lagi.
Mamah menunggu didepan rumah sampai mobil Edwin tidak kelihatan
lagi. Begitu Pah cerita mamah disetubuhi Edwin, anak buah mamah dikantor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar