Senin, 17 Maret 2014

Parmi, Kisah Kembang Desa


Parmi


Aku merasa lega setelah akhirnya Pak Bambang dosen pembimbing skripsi menyetujui skripsiku layak untuk di uji dalam ujian pendadaran. Setelah hampir 2,5 tahun Aku tak kenal lelah selalu berkonsultasi dengan Dosen yang terkenal killer dan telah membuat beberapa mahasiswanya nggak bisa lulus kuliah. Desakan orang tua agar lulus kuliah membuatku terus berjuang walaupun untuk skripsi saja menghabiskan waktu 2,5 tahun.


Perlengkapan untuk maju ujian Skripsi cukup banyak, mulai dari harus bayar IOM lunas, surat keterangan bebas perpustakaan, surat ijin penelitian dan lain-lain. Dari semua syarat itu ada yang mengharuskanku pergi ke Semarang yaitu surat ijin penelitian skripsi yang harus di urus ke kantor Kesbanlinmas Propinsi Jawa Tengah. Padahal selama ini aku baru 2 kali pergi ke Semarang, dan sungguh aku tak hafal jalan kota semarang, apalagi dimana itu kantor Kesbanglinmas. Selama ini aku hanya tau Kota Solo tempatku kuliah dan kampung halamannya yang berada di pelosok Karanganyar.
“gimana caranya aku nyampe semarang” .
Kucoba mengingat-ingat beberapa temanku yang berasal dari semarang, namun aku telah kehilangan jejaknya, beberapa sudah lulus dan bekerja yang aku sendiri tak tau dimana. Mau tanya adik angkatan, banyak yg tak kenal. Selama kuliah aku benar2 kuper, nggak gaul, kerjanya hanya kuliah dan narik Ojek di kampung halamanku Matesih Karanganyar.
“oh iya, bukankah Parmi kerja di Semarang, dan suaminya juga orang semarang? Ah barangkali aku bisa minta tolong dia atau suaminya antar aku ke Kantor Kesbanglinmas.” 
kubuka phonebook di HP jadul ini berharap masih ada No HP Parmi yang pernah ku dapat waktu Parmi pulang dari Semarang sama suaminya tiga yg lalu. Dan aku bersyukur nomor HP itu masih ada. Dicobanya SMS Parmi.
‘Sianx.. hi ni Parmi kan? Aq Anton Matesih..’
‘hai.. pakabar, bntr ya mas, aq lg krj, 1 jm lg yua.”
‘yup. Tq. 1 jm lg kutelp ya.
‘ok’
Parmi dulunya adalah kembang desa Matesih, bapaknya seorang petani dan hanya mampu menyekolahkan sampai SMA, setelah itu parmi terus merantau ke Semarang. Aku dulu naksir berat sama Parmi yg umurnya terpaut 2 tahun dibawahku. Namun rasa rendah diri karena kemiskinanku membuatku tak berani mengungkapkan perasaanku. Lagian banyak teman dikampungku maupun kampung lain yang naksir parmi, rata-rata mereka lebih tajir, lebih keren dariku. Namun Tak satupun dari mereka yg bisa menggaet Parmi. Parmi yg terkenal cantik dan ramah itu selalu menolak halus setiap kali ada pria mendekatinya.
Satu jam kemudian HPku berdering.
“Haloo.. Mas Anton ya, ada apa mas?, sorry, td lagi kerja.” Sapa Parmi dr telepon
“Iyaa. Gini mi, aku mau kesemarang, ke kantor Kesbanglinmas, Cuma gak tau alamatnya. Akupun gak tau jalan di Semarang, Kamu tau gak Mi?”
“Walah, kalo kantor gitu aku ndak tau mas. Mas kesini aja, ke tempatku nanti aku bantu nyari kantornya, ini mas Anton udah di semarang?”
“Belum mi, masih di Matesih. Besok pagi aku baru berangkat. Rumah Parmi daerah mana?”
“Aku Ngontrak Mas, daerah jembatan besi. Klo bingung apa besok tak jemput aja mas.. rencana mau naik apa?”
“Naik sepeda motor Mi”
“Ooo.. Naik bis aja mas, Besok aku jemput di terminal Solo aja, sepeda motor Mas Anton titipkan sana, kita sama-sama kesemarang naik Bis, biar mas gak bingung nanti. Aku ada motor kog di Semarang.”
“Jadi Parmi besok mau pulang ke Matesih?” Tanyaku
“Yo nggak to mas, Aku pagi-pagi besok ke Solo, kita ketemu diterminal aja, Mas Anton nunggu aku disana. Jadi aku cuma sampai terminal solo aja mas.” Kata Parmi
“Oh ya.. ya.. Makasih ya mi. Sampai ketemu besok.” 
“sama-sama mas”
Aku gembira setelah ada jalan, sedikit membuat heran, Parmi td kog bilang Rumah kontrakan ya.. dia kan punya suami. Katanya suaminya orang kaya. Tapi aku tak mau berpikir banyak lagi, yang penting besok sudah ada penunjuk jalan di Semarang. 
Kulihat uang di dompet tinggal 10ribu. Mau tak mau ku minta uang lagi ke Bapakku dan di kasih 50ribu untuk ke Semarang, dan hanya dengan berbekal uang 60ribu aku nekat pergi ke Semarang. Pagi itu dengan kuda besi kesayangan yg telah menemani hampir 7 tahun hidupku selama kuliah di Fakultas Pertanian UNS ini Aku sudah sampai di Terminal Tirtonadi Solo tempat janjian ketemu Parmi. 
Jenuh juga nunggu, sudah lebih dari 1,5 jam Parmi belum muncul, di SMS belum balas juga, namun tiba2 HPku berdering.
“Mas udah di Terminal” tanya Parmi
“udah ni, aku diruang tunggu dekat parkiran” jawabku
“Ya.. aku kesana ya..”
“Ok” jawabku.
Akucelingak-celinguk sebentar nyari parmi, tapi tiba-tiba aku kaget.. Sesosok mirip Cornelia Aghata muncul dibelakangku.
“hey.. udah lama nunggu?” tanya Parmi
“belum, baru juga, paling 30 menitlah” Jawabku berbohong
“Bisnya tadi lambat mas, jadi lama nyampenya sini, ya udah yuk mas kita berangkat” kata Parmi
Aku mengiyakan dan mengikuti langkah Parmi ke Loket bis Jurusan Solo – Semarang. Mataku ini terus aja ngelihat Parmi, sudah lama aku tak ketemu parmi sejak ia menikah dengan orang semarang. Kurang lebih 5 tahun yang lalu, ketika Parmi baru lulus SMA kemudian menikah. Dulu Parmi tampak kalem dengan dandanan yang sangat biasa ala orang ndeso. Jarang sekali ada polesan bedak yang berlebihan, bibirnya dibiarkan pucat tanpa polesan gincu, dan semua itu malah semakin menunjukkan kecantikan alamiah yang dimiliki Parmi.
Namun sekarang kulihat sungguh sangat berbeda. Dulu parmi pakai jilbab waktu SMA dan dirumahpun sering pakai jilbab, sekarang tidak pakai lagi dan bahkan warna rambutnya dibuat agak pirang kemerahan sangat cocok dengan warna kulitnya yang Putih. Dandanan Parmipun berubah, kelihatan ada bedak tipis di wajahnya dihiasi rona merah tipis buatan di tulang pipinya. Gincu merah muda mengoles tipis dibibirnya membentuk bibirnya kelihatan makin seksi. Wajah parmi benar-benar mirip Cornelia Aghata bintang si Doel Anak Sekolahan itu dengan penampilannya sekarang. Parmi yang dulu selalu pakai rok panjang kini memakai celana Jeans ketat sehingga terlihat jelas bentuk pinggulnya, bokongnya yang bulat berisi mengundang lelaki sekedar menjamahnya. Akupun jadi membayangkan mulusnya paha sampai bokong Parmi dibalik celana jeans ketat itu. Bagian atas parmi hanya pakai kaos ketat ditutupi Rompi putih tak berkancing. Dulu aku tak pernah membayangkan kalo parmi memiliki payudara semontok itu. Sekarang baru kelihatan kalo parmi memiliki payudara yang montok. Dibagian atas kaosna walaupun tidak berkerah rendah namun aku bisa melihat bagian gundukan payudara yang benar-benar menggoda. Penampilan Parmi saat ini benar-benar tak kalah dari gadis-gadis kampus tempat aku kuliah yg sering kujadikan bahan coli, bahkan kuanggap lebih dari mereka karena parmi sangat pintar menghias diri.
Di terminal itu kulihat banyak lelaki melirik ke Parmi, dan aku yang berjalan disampingnya merasa sedikit bangga, berharap mereka menganggap aku adalah suami atau sekedar pacarnya. Namun aku sadar penampilanku tak mendukung untuk itu. Mungkin orang akan menganggap aku pembantunya. Ah..bodo amat...
Dengan begitu, kuberanikan diri ketika sampai ke Loket bis kuberanikan diri memegang pundak Parmi dan mengeluarkan dompet untuk bayar ongkos bis. Tapi parmi melarang.
“ndak usah mas, biar kubayar aja”
Aku pun diam aja.
“Yuk mas naik, busnya udah mau berangkat tu. 
Akhirnya kami naik bus. Bangga rasanya aku di bus bersanding di samping cewek secantik Parmi. Sepanjang perjalanan Parmi banyak cerita kepadaku tentang dirinya sekarang, ternyata ia sudah bercerai dengan suaminya setahun yang lalu. Suaminya adalah orang yang gemar main judi sehingga harta warisan orang tuanya habis hanya dalam waktu dua tahun. Ternyata suaminya kaya hanya karena warisan orang tuanya. Setelah bercerai Parmi mencoba nyari kerja akhinya akhirnya bisa kerja sebagai SPG sebuah dealer mobil besar di semarang setelah cukup modal Parmi membuka usaha salon. Dari situ aku tau kenapa Parmi sekarang jadi pinter dandan, ternyata ia sudah memiliki sebuah salon. Hari ini dia libur karena jemput aku. 
Aku pernah dengar desas-desus di kampungku kalau Parmi katanya cerai dan sekarang jadi simpanan seorang pejabat karena suaminya tak lagi ngurusi parmi. Katanya Parmi sengaja dijual suaminya. Namun itu hanya desas-desus yang nggak jelas. Orang kampungku yang merantau ke Semarang kutanya tak ada yang membenarkan, bahkan mereka tak ada yang tau tentang Parmi. Dan yang kutahu hanya, sejak Parmi menikah memang jarang sekali pulang kampung, kalau toh pulang kampung paling hanya 1 hari dan langsung kembali lagi ke Semarang. 
Setelah menempuh 3 jam perjalanan, bis akhirnya kami sampai di semarang, turun di sampangan kemudian lanjut naik angkot menuju rumah kontrakan Parmi. Kami sampai Rumah kontrakan parmi sudah jam 1 siang. Dan Parmi menawarkan untuk makan lebih dulu sebelum ke Kantor Kesbanglinmas, Sebelumnya parmi udah tanya ke temannya alamat kantor itu, jadi parmi sudah tahu, dan mudah-mudahan belum tutup.
“Makan dulu aja ya mas, trus kita ke kantor itu” kata parmi
“Atau mas Anton pengin istirahat dulu di kamar klo capek?” lanjutnya
“Gak ah mi.. aku pengin hari ini semua urusan cepet selesai” kataku.
“Ya udah yuk kita berangkat cari makan trus ke kantor itu”
Kami pergi makan di sebuah rumah makan kecil dan lanjut berangkat ke jalan Jend. Sudirman dimana kantor Kesbaglinmas berada, Sampai sana sudah hampir jam 3 sore, Kantor memang masih buka, tapi petugas dan pejabat yang biasa memberi ijin penelitian sedang tidak ada, disarankan kami kembali besok pagi. Akhirnya kami kembali ke Rumah kontrakan Parmi, dan beristirahat.
Kontrakan Parmi siang gini sepi, semua pengguhinya. Kata Parmi, 4 orang yang tinggal disitu adalah karyawan-karyawan. Hanya 1 orang yang mahasiswa, itupun sambil kerja juga. 
“Mi, kamu tau rumah kang legimin itu” Tanyaku
“Aku mau nginep di rumah dia ni” 
“Wah.. aku nggak tau mas, aku jarang ketemu kang legimin kog. Jarang aku ketemu wong Matesih disini” 
“Gimana nih, aku gak punya uang klo harus nginep di hotel” kataku
“Nggak usah bingung mas, nginep sini aja, tidur dikamarku.” Jawab Parmi
“Lha Parmi nanti trus tidur dimana?. Apa kita tidur berdua disini” tanyaku
“hehehe, gampang mas. Aku bisa tidur di kamar temenku. Ada temenku yang kerjanya malam, jadi nanti malam bisa kupakai. Udah mas anton tidur kamarku aja. “
“Ya udah mas aku mandi dulu ya.”
Kamar Parmi ini lumayan mewah, ada kamar mandinya didalam. Kamar tidurnya lumayan besar. Aku membayangkan seandainya tidur berdua sama parmi berduapun muat. 
Keluar kamar mandi Parmi hanya berbalut handuk.. dengan rambut agak basah kelihatan seksi sekali.. pahanya putih mulus, pundaknya juga kelihatan putih, payudaranya yang montok hanya mampu tertutupi separo oleh handuknnya. Seketika penisku mengeras sehingga dengan terpaksa aku membetulkan letaknya biar nyaman. Sedari berangkat tadi penisku sering berontak karena pikiranku yang selalu ngeres tentang parmi.
Parmi duduk di meja rias mengeringkan rambutnya. Dari balik kaca aku melihat betapa cantiknya Parmi sekarang, kelihatan lebih dewasa dari waktu SMA dulu. Aku membayangkan seandainya aku peluk dari belakang kucium tengkuknya dan punggungnya yang mulus itu.. ohhh..
“Nggak mandi mas, biar seger?” tanya Parmi
“Eh iya..” aku terbangun dari lamunanku. 
Akupun berdiri mau kekamar mandi. 
“Ni mas handuknya” Parmi menuju lemari besar disamping pintu kamar mandi mengambil handuk besar dari dalamnya. Padahal aku berharap memakai handuk yang dipakai oleh Parmi. Sampai kamar mandi ku buka pakaianku dan kulihat betapa tegangnya penisku. Mengacung begitu tegak, ingin rasanya aku onani, seperti biasa yang aku lakukan kalo lagi konak pulang dari kampus lihat cewek2 seksi dikampusku. Tapi tak mungkin aku berlama-lama dikamar mandi Parmi ini, bisa curiga dia nanti. Selesai mandi aku keluar juga cuma pakai handuk.
“Mas pakai kaosku ini aja mas, ini agak longgar, jadi kurasa mas Anton muat. Dan ini juga ada celana pendek agak longgar juga. Biar celana mas aku gantung sini.” Kata Parmi yang ternyata udah ganti pakaian. Sungguh sangat seksi, dia memakai celana pendek ketat yang tipis dgn memakai kaos ketat juga, membayang BH dan celana dalamnya di balik kaos dan celananya. Warna kaos dan celananya putih sementara BH dan celana dalamnya warna merah, sehingga sangat jelas kelihatan BH dan celana dalamnya. Bentuk tubuhnya benar-benar indah, pahanya mulus terpampang di depanku, Payudaranya yg sekal menantang terlihat indah terbungkus Bra merah dibalik kaos putih itu. Waktu itu aku belum tahu ukuran Bra, sekarang aku tau ukurannya mungkin 36B. Lagi-lagi penisku ini mengeras. Dan kulihat Parmi tadi sempat melirik kebawah ketika menyerahkan celana pendek dan kaos tadi.
Akhirnya balik lagi aku kekamar mandi untuk memakai kaos dan celana dari Parmi tadi. Aku lupa bahwa aku nggak bawa celana dalam. Aku hanya punya 2 celana dalam yang selalu kupakai bergantian, nah waktu kesemarang ini aku lupa bawa yg satunya lagi untuk ganti. Sementara celana dalam yang kupakai tadi ikut digantung sama Parmi. Kalau aku nggak pakai celana dalam maka Penisku yang selalu tegak didekat parmi ini pasti akan kelihatan menonjol dibalik celana pendek ini. Sementara kaos dari parmi inipun agak kekecilan. Kulihat di gantungan baju dalam kamar mandi ada celana dalam Parmi. Kuambil dan kulihat bentuknya unik. Melihat bentuk bokong Parmi yang besar bulat gitu aku rasa celana dalam ini bisa kupakai sementara. Yang penting mengamankan penis ini biar gak kelihatan menonjol dicelana. Waktu Kupakai ternyata tidak bisa menutupi seluruh penisku dan hanya sampai dibawah leher penis aja, buah pelerku pun tidak berada di dalam celana dalam, serasa celana dalam ini membelah memisahkan buah pelerku kekiri dan kekanan. Walau gak nyaman kupakai juga celana dalam ini, dibagian belakang celana dalam inipun membelah garis pantatku.
Aku keluar dan kulihat Parmi tiduran di kamarnya sambil nonton TV. Waktu itu sudah jam 5 sore. Akupun ikut menonton tapi duduk di kursi dalam kamar itu. Sejenak kami saling diam, sesekali aku melirik parmi, Oh sungguh seksi perempuan ini. Dan aku semakin nggak nyaman di bagian selangkanganku ini.. memang celana dalam cewek tak cocok untuk cowok, Serasa penisku semakin tercekik dibagian lehernya. 
“sini mas dari sini nontonya, dari situ kan gak kelihatan nontonnya.” Ajak parmi
Akupun mendekat dan ikutan nonton sambil tiduran di sebelah kanan Parmi, kucium bau harum parmi begitu merangsang. Aku semakin deg-degan aja. 
“Orang tuamu belum pernah kesini ya mi” aku membuka percakapan lagi.
“Kalau ke rumah kontrakan ini belum pernah mas, yang sebelumnya pernah. Aku di rumah kontrakan ini kan baru 5 bulan setelah aku kerja di salon.” Jawab parmi
“Sebelumnya dimana?”
“Sebelumnya aku ngontrak rumah sama temen2 di daerah deket simpang lima”
“Ooo”
Percakapan kami pun berlanjut, dan kami tak lagi konsentrasi nonton tivi. Lama-lama tubuh kamipun semakin berdekatan. Entah apa yang menggerakkan tubuhku ini, kakiku yang satu tiba-tiba menindih kaki Parmi sebelah. Parmipun diam saja. pahaku agak nyenggol2 paha dia yang mulus itu. Pembicaraan kamipun semakin hangat, Parmi kadang kadang mencubitku ketika aku cerita masa ketika dikampung dulu. Kami sering ketawa-ketawa. Bahkan tangannyapun kini terus berada di pahaku, aku benar2 merinding merasakan lembutnya telapak tangan Parmi di pahaku. Penisku semakin memberontak. Lenganku yang menyentuh lengan Parmipun serasa dialiri listrik 
Kuberanikan diri mengusap tangannya dan akhinya kami saling bergengaman. 
“Tanganmu kog dingin mas?” tanya Parmi ketika pegang tanganku.
“Iya mi, gak tau nih, tapi emang aku sering kog berkeringat di telapak tanganku.” Jawabku
Parmi pun meremas lagi tanganku dan tiba-tiba kepalanya disandarkan di pundakku. Sambil tiduran gitu aku bisa mencium wangi rambutnya. Akhirnya tanganku pun mencoba melingkari kepalanya dan parmi sedikit mengangkat kepalanya dan kini benar2 berbantal tangan dan ketiakku. Aku yang semakin horni berat kuberanikan diri mengelus-elus pundak kirinya. lama-lama aku cium keningnya dan parmi diam aja. Entah setan apa yang menuntun ciumanku pun merambat turun ke pipinya dan hinggap di bibinya yang lembut. Kulumat bibirnya dengan lembut. Awalnya parmi diam aja. Tapi lama-lama Parmi merespon bukan Cuma cium bibir tapi juga memainkan lidahnya. Lama kami ciuman bibir, kulihat mata parmi terpejam. 
Secara naluriah pun tanganku akhirnya bergerak ke dadanya.. aku sedikit bergetar ketika tanganku benar-benar telah berada di gundukan dadanya. Lalu dengan lembut kuremas payudara Parmi. Dan Parmipun melenguh sambil kembali menyerang bibirku. Aku yang sangat belum pengalaman agak kaget mendapat serangan itu. Kami sudah dalam keadaan tidur miring dan saling mendaratkan ciuman. Tangan kamipun semakin tak terkontrol. Tanganku sibuk meremas dan membelai payudara Parmi yang masih terindung di balik kaus dan Branya, sementara tangan Parmi pun merembet ke bawah mengelus batang penisku yang sudah tegang sejak siang tadi.
Lama2 tanganku pun mencoba menyingkap ke balik kaosnya, menelusuri perutnya yang rata dan akhirnya aku benar-benar bisa merasakan kelembutan payudara Parmi. Payudaranya benar-benar besar dan lembut namun sekal. Parmipun mendesah ketika aku mulai memilin2 punting pentilnya.
“Ohh.. Shshh.. terus mas.. uh..”lenguh Parmi sambil menggeliat keenakan, akupun semakin semangat meremas payudara Parmi. Seumur hidupku baru kali ini aku merasakan lembutnya payudara perempuan, selama ini aku hanya bisa membayangkan bisa meremas dan menghisap payudara cewek, apalagi kalo aku nonton Bokep, keinginan untuk meremas payudara cewek semakin tinggi.
Parmipun kemudian membuka kaosnya, dan terpampang di depanku payudara Parmi yang ranum dibalik Bra Merah..Oh.. indah sekali. Bra Merahnya semakin memperindah susu Parmi, Kembali aku meremasnya dengan lembut, ku congkel keluar susu itu dari cup branya. Ingin aku menghisap punting susu Parmi, kudekatkan kepalaku ke susunya lalu kuciumi bagian atas payudara itu. Karena gemas pertama kali lihat susu yg montok mulus gini aku tak sengaja menggigit bagian atas payudaraya dan menghisapnya sehingga meninggalkan bekas merah disitu. Serta merta parmi pun Membuka Branya dan menyembul dengan bulat payudara parmi. Tidak terlalu besar namun juga nggak kecil sangat pas dengan tubuh parmi, putih kulitnya dengan aerola kemerah-merahan menuju ke coklat. Punting agak kecil. Sangat mengairahkan. Parmipun menyodorkan susunya ke arahku dan akupun segera menghisap punting susunya. Ku jilat-jilat sekitar punting susunya. Parmi tiba menarik kepalaku lebih dalam ke payudaranya..
“Ohhh... terus isap mas.. oh enak banget mas.. isap yang kuat mas.. ..Ohh “ Pinta Parmi
Tanganku yang satupun meremas dengan kuat paudara yang satu lagi. Sementara tangan parmi terus menggosok-gosok penisku yang tegang yang masih bersembunyi dibalik celana. Aku sangat bernafsu dan kemudian kutindih tubuh Parmi. Dan saking nafsu, aku merasa semakin-nikmat dan semakin nikmat dan tiba-tiba aku merasa tubuhku semakin menegang dan panas. 
“Oh.. uh.. Parmi, Nikmat banget tubuhmu ini Parmi..”Racauku dan beberapa detik kemudian aku merasakan sebuah ledakan nikmat di tubuh ini. Semprotan-semprotan nikmat keluar dari batang penisku.. rasanya aku sudah orgasme sebelum penetrasi.. dan Parmi kayaknya merasakan gelinjang nikmat tubuhku yang sedang menindihnya
“Oh.. enak banget.. Mi.. “ lenguhku sambil kelonjotan menikmati sensasi Orgasme pertamaku itu
“Aku sangat terangsang parmi, aku merasakan kenikmatan yang luar biasa.” Kataku kemudian..
Beberapa saat aku masih menindih tubuh Parmi, dan Parmi pun masih mengecup bibirku dan mengelus-elus kepalaku. Setelah gejolak orgasme itu mulai menurun, kurebahkan badanku kesamping Parmi, dan aku merasakan celanaku basah. Serta merta parmi bangun dan melorotkan celanaku, dan dia tersenyum.
“kog mas pakai celana dalam Parmi sih mas?” tanya Parmi
“iya mi, td aku Cuma bawa 1 celana dalam, penisku tadi tegang terus liat kamu pake baju seksi gitu, makanya kupakai celana dalammu di kamar mandi tadi biar gak keliatan menonjol” jawabku.
Parmipun tersenyum sambil melorotkan celana dalam itu, kemudian dengan celana dalam itu pula dia membersihkan sperma yang belepotan di bawah perutku.
“tadi kog cepet kali keluar mas?” tanya Parmi sambil tersenyum
“gak tau juga mi, aku sangat terangsang dan bergairah sejak ketemu kamu diterminal tadi.” Jawabku
“Mas udah pernah ML belum?” Tanya Parmi lagi
“Belum pernah mi, kalau onani pernah, dah lebih 1 bulan aku nggak onani” kataku
“Ooo.. makanya td cepet keluar dan banyak lagi, emang mas Anton belum pernah bercumbu ma cewek?” tanya Parmi lagi.
“belum juga mi.. aku belum pernah pacaran sekalipun, Nggak laku nih”
Parmipun tersenyum, dan tiba-tiba dia mengecup bibirku dan kemudian rebah disampingku. Kulirik Payudaranya menantang keatas. Tubuhnya yang putih mulus itu benar-benar menggairahkanku. Aku balik miring ke arahnya dan kemudian memeluknya, Parmi pun menoleh kearahku kemudian kami berciuman lagi, Tanganku mulai gerilya lagi di payudaranya dan parmi mulai merintih kenikmatan. Penisku yang habis orgasme tadi sudah berdiri lagi dan terasa menyentuh paha parmi yang mulus. Tangan Parmi pun bergerak kebawah dan mulai mengocok penismu.
“Mas. Kontolmu udah bangun lagi nih..cepet banget” kata Parmi sambil ngelus-elus kontolku
“Iya mi, enak banget elusanmu di kontolku.”
“Susumu juga lembut banget.” Kuremas dengan lembut payudara Parmi, kulihat ada bekas cupanganku tadi memerah diatas Payudaranya sebelah kanan. 
“Nikmati susuku sepuasmu mas” kata parmi sambil menyodorkan susunya kemulutku. Mulutku pun langsung menyambar punting susu Parmi, kuhisap-hisap dan kujilat-jilat bagian aerolanya, berpindah dari kiri ke kanan, tanganku pun terus bekerja meremasi sebelahnya sambil kadang memilin-pilin punting susu Parmi. Parmipun kelihatan menikmati seranganku di payudaranya kadang dia membantu menekan kedadanya. Dengan pahanya dia juga berusaha menekan batang penisku yg kaku. 
“Kontol mas juga keras banget nih, padahal baru aja keluar” lanjutnya ketika Parmi menjepit batang penisku dengan kedua pahanya sambil miring.
“Mas mau ML sama Parmi?” Tanya Parmi
“Aku mau mi, tapi gak apa-apa ya ntar klo cepet keluar lagi, soalnya aku belum pernah ML”
“Gak apa2 mas”
“Nanti parmi gak puas?”
“Aku pasti puas mas” jawab Parmi yakin
Parmi kemudian menarik kaosku keatas, dan aku kini telanjang bulat. Kemudian parmi menindihku mencium bibirku.
Mmmhh.. slurrrpp.. bunyi ciuman lembut kami semakin merangsang dan kami saling bertukar air liur. Lidah kamipun saling mengait. Begitu hebatnya ciuman Parmi sampai aku tak kuasa meladeni ganasnya ciumannya. Ciuman parmi mulai merembet kebawah keleherku dan mengekplorasi bagian sana sampai aku benar-benar merinding, kemudian turun ke dadaku. Puntingku dijilat-jilat dan digigit2 kecil sampai aku menggeliat-geliat tak tahan. Kurasakan geli-geli enak sampai kadang-kadang kutahan kepala Parmi. Penisku yang kena tindih perut Parmi yang rata semakin menegang dan berdenyut-denyut, kurasa parmi merasakan itu. 
Tiba-tiba parmi berdiri dan mencopot celananya. Aku cuma bisa melotot sambil meneguk air liur ketika aku melihat tubuh Parmi telanjang bulat. Lalu jongkok diatas pahaku, menarik Penisku kemudian di usap-usapkan ke lubang memeknya.
“Uhh...” desisku merasakan geli nikmat ketika kepala penisku diusap-usapkan kelobang memeknya yang lembut. 
“Ahh.. Uhh.. enak banget mas” desis Parmi juga. Tanganku coba meraih paha parmi dan mengelus-elusnya. Lalu dengan pelan-pelan Parmi menurunkan pantatnya, Batang penisku pun pelan masuk ke lobang Memeknya. Aku merasakan sedikit-demi sedikit gesekan antara batang penisku dan dinding memek Parmi. Gesekan itu begitu lembut dan menimbulkan nikmat yang luar biasa. Akhirnya seluruh batang penisku amblas ke lobang memek Parmi
“ohh.. enak banget mas ?”
“enak banget mi. Uhhh...baru kali ini aku merasa kenikmatan luar biasa” Kurasakan sebuah sensasi kelembutan memek Parmi, ini pertama kalinya penisku masuk ke lubang vagina perempuan, dan perempuan itu adalah perempuan paling cantik dan seksi dikampungku..
“Uhh.. uahhh.”
Tiba-tiba aku merasakan bantang penisku seperti diurut-urut dalam memek Parmi, rupanya Parmi melakukan Kegel. Nikmat sekali rasanya... dinding memek parmi yang lembut itu seperti mengurut penisku.
“Ahhh.. Memekmu u..enak baaanngget mi” 
Parmi tersenyum menatapku, tatapan yang sungguh menggoda, matanya sayu dengan bibir dan lidah yang dibentuk sedemikian rupa sehingga nampak seksi. Akupun semakin terangsang, kucoba menyodok-nyodok keatas karena dorongan kenikmatan yang naluriah meminta kepuasan seksual. 
“ Ahhh... Mhhmmmm...Konnnn...tolmu enak juga mas.. gemuk......,kaku... dan sangat keras.”
“Uh.. kontolmu juga berdenyut-denyut terus dimemekku. Enakkk banget rasanya” kata Parmi
Beberapa lama Parmi Cuma memainkan memeknya dengan kegel-kegel, sementara aku hanya menikmati namun ternyata kata Parmi Penisku selalu berdenyut-denyut yaang bikin enak memek Parmi.
“Aku goyang ya mas?” pinta Parmi
Aku cuma bisa mengangguk karena menahan gelora nafsu yang semakin membuncah, semntara Parmi mulai menaik turunkan pantatnya pelan-pelan. Kadang ditekannya sangat dalam kadang Cuma setengah batang penisku aja yang masuk. Namun apa yang dilakukannya menimbulkan rasa nikmat yang luar biasa.
“Shhsss... Ahhh.. enak banget miii...” aku terus meracau.
“iya mas, Parmi pun juga merasa enak.. uhhh... ahhh..”
Dari goyangan naik turun Parmi merubah goyangan maju mundur. Kadang ditekannya memek bagian depannya sehingga kelentit Parmi menekan tulang kemaluanku. Tiap kali melakukan itu Parmi melenguh
“Uhh.. enak mas.. ahh.. Ss emhh..”
Lama-lama gerakakan maju mundur Parmi makin cepat apalagi ketika tanganku juga ikut bergerilya di dadanya. Payudaranya begitu menggairahkan sehingga tak rela aku membiarkannya nganggur. Dengan penuh nafsu kuremas-remas payudara Parmi sambil kadang kupilin-pilin puntingnya. Sepertinya parmi menikmati itu dan kadang tangannya pun ikut membantu meremas payudaranya sendiri. 
“Ahh.. terus mas.. enak digituin.. ohh.. yess..” rintih Parmi ketika kupilin-pilin puting payudaranya.
Tiba-tiba gerakan Parmi jadi liar kadang naik turun kadang maju mundur, kemudian sekonyong-konyong memelukku namun pantatnya tetap naik turun dengan cepatnya..
“Ohhh... Ohhh. Aku gak tahan mas.. kontol mas terlalu enak di memek Parmi.. “
“Uhh.. Ehmmmm..” Desisku menikmati pompaan memek parmi di penisku, rasanya nikmat banget..
‘Plakkk..., Plak... Plakk.. bunyi pangkal paha kami berbenturan ketika Parmi semakin cepat mengocok penisku.. 
“Ah.. Terruusss Miii.. aku mau Kell.. luar niii.. Desisku sambil kemudian meremas pantat Parmi yang sekali, kubantu menekan lebih dalam lagi.. namum gerakan pantat Parmi cepat seperti bergetar sehingga aku pun hanya bisa mengelus-elus pantatnya.. Karena gak tahan udah mau keluar kutekan pantat Parmi sekuatnya.. 
“Ohh.. Miii.. Ak..kku gak tahann..” Kuremas pantat parmi kuat-kuat sambil menekan lagi lebih dalam. Namun parmi masih berusaha mengerakan pantatnya naik turun
“Iyy....ya.. mmm.. mas.. Parmi jug...ga mau keluar.. “
Gerakan Parmi kini berganti hanya tinggal menekan-nekan dan menggesek-gesek dengan keras saja, lalu aku merasakan hentakan-hentakan dalam tubuh Parmi, dan tubuhkan menjadi hangat.. 
“Ah..Aghhhh.. Uhhh... Aku..keluar mas..”
Tubuh Parmi masih menghentak-hentak dan aku juga merasakan suatu yang sangat nikmat telah hampir mencapai puncaknnya.. seketika pantatku juga menegang dan akhirnya menyemburlah lahar kenikmatanku dalam memek Parmi.. 
‘Croooott... Croot.. Crut.. ‘
“Ohhh... Ak..kku juga keluar Parmi.. Ah.. Enak bangettt...”
Parmi masih memelukku, dan aku masih merasakan degup jantungnya masih kencang setelah dia Orgasme tadi. Akupun telah merasakan Orgasmeku yang kedua.. Kami masih diam menikmati sisa-sisa orgasme kami. Himpitan susu parmi didadaku terasa nikmat..
Begitu lama kami berpelukan dengan posisi Parmi diatasku sampai kemudian kudengar nafas Parmi semakin teratur pertanda dia tertidur, dan akupun setelah orgasme keduaku juga terasa mengantuk dan akhirnya kami tertidur, sampai tak terasa batang penisku copot dari lubang memek Parmi. Spermakupun keluar dari memek Parmi belepotan di kelamin kami berdua.
Entah berapa lama aku tertidur sama Parmi dalam posisi itu, ketika aku terbangun Parmi masih memelukku, masih menindihku tapi tidak lagi tepat diatas badanku tapi agak kesamping kanan. Kaki Kanan Parmi masih diatasku, paha Parmi yang mulus di atas penisku yg sudah layu dan memek Parmi pun menempel dipaha kananku, terasa bulu kemaluannya menggesek paha kananku bagian atas. Sementara itu payudara kenyal Parmi masih tetap nempel di dada sebeleh kananku. 
Kulirik dia masih tidur dengan tersenyum puas. Aku pun sangat puas waktu itu. Ini adalah pengalaman sex ku yang pertama. Dan yang memberikan adalah orang yang pernah aku cintai di masa dulu ketika aku masih mahasiswa baru dan Parmi masih SMA. Aku sendiri tak menyangka akan bisa menikmati sex bersama perempuan secantik Parmi. Memang aku bukan yang pertama bagi Parmi tapi pengalaman ini sangat berarti bagiku, dan ternyata sangat mempengaruhi kehidupan Sex ku selanjutnya.
Parmi menggeliat, nampaknya dia juga bangun, kulihat matanya sayu, lalu tersenyum kepada. Manis sekali senyumannya. Senyum yang dulu sering kulihat ketika kami berpapasan diperempatan jalan, atau ketemu satu bis ketika berangkat sekolah. Tapi senyuman itu tentu saja beda dengan sekarang. Senyuman sekarang adalah senyuman seorang perempuan dewasa setelah menikmati kenikmatan sex bersama. Parmi agak menaikkan kepalanya lalu mengecup bibirku. Dan berkata 
“Kamu puas mas?” 
“sangat puas mi, kamu sendiri?” tanyaku kemudian
“Aku juga sangat puas mas, baru ini aku bisa menikmati sex dengan seluruh jiwa ragaku.”
Sambil tersenyum Parmi mengucapkan itu, akupun tak tau maksud perkataan Parmi yang jelas kurasakan Parmi juga sangat puas. Lalu aku mencium keningnya.. Parmi kemudian meletakkan kepalanya didadaku, tangannya mengelus-elus dadaku dan aku mengelus-elus punggung parmi yang halus mulus itu. Lama kami melakukan itu dengan diam ketika tiba-tiba parmi bangun dan bilang 
“ eh... sudah malam mas kita belum makan”
“Eh iya.. Jam berapa sekarang..”
Kulihat jam weker di meja Parmi sudah menunjukkan jam 10 malam. Artinya kita tidur setelah ngesex tadi hampir 4 jam.
“Yuk mas kita keluar makan dulu!” ajak Parmi kemudian bangun
“aku rasanya nggak lapar mi”
“Eh makan dulu mas.. nanti mas lemes lagi. Aku malam ini pengin semalaman sama mas Anton” Parmi bilang gitu sambil melemparkan senyum manisnya kepadaku. Akupun tersenyum. Dengar perkataan Parmi dan lihat senyumannya aja sudah membuat penisku berdiri lagi. Dan Parmi melihat itu. Kemudian dia mengelusnya sambil dikocok pelan..
“hihihihi..tuh.. iya kan.. gitu aja kontol mas udah berdiri” gurau Parmi
“Ayok ma, kita keluar cari makan” ajak Parmi
“Ayolah” jawabku. Parmi kemudian berdiri. Dan kulihat tubuh telanjang itu sepenuhnya.. Bokong Parmi memang benar-benar menggairahkan, Sangat proporsional dengan tubuhnya. Dan kau melihat ada tatoo kecil dipinggangnya semakin menambah seksi.
“Mandi dulu ya” kata Parmi
Aku Cuma mengangguk.
“Ayokk.. Kita mandi bareng aja biar cepet” ajak Parmi
“Loh tadi ngajak mandi bareng to..hehehe?” 
Parmipun masuk duluan dan aku menyusulnya. Kurasakan bagian paha kananku dan sekitar kemaluanku sampai perutku lengket sekali. Kukira bekas spermaku tadi yang tumpah kemana-mana dari memek Parmi. Akupun menyusul Parmi ke kamar mandi, kulihat Parmi lagi jongkok nyebokkin Memeknya. Karena kamar mandi berasa dingin akupun ke belet Pipis. Akupun Pipis dengan membelakangi Parmi, tapi tiba-tiba parmi berdiri memelukku dari belakang dan tangannya memegang penisku yang sedang mengeluarkan air seni.. digoyang-goyangkannya penisku sehingga air seniku muncrat kemana-mana.
“hi..hi..hi..hi” Parmi ketawa
“ihh.. kontol mas ini gampang kali tegang siiihhh..”
“Gak tau nih mi.. padahal udah keluar dua kali tadi.”
“Ya udah aku bersihin dulu ya.. Mas diem aja biar Parmi mandiin mas.”
Dengan telaten Parmi mencuci batang penisku yang tegang. Di ambilnya sabun dan di usap-usapnya batang penisku yg semakin tegang itu.. rasanya nikmat seperti di Onani. Lanjut kemudian membersihkan dua buah pelerku. Sampai ke lubang duburku. Kemudian lanjut ke Kaki dan tubuh. Enak rasanya dimandikan sama Parmi ini.. 
Ketika sedang menyabuni bagian dadaku aku meraba bagian payudaranya dan juga bokongnya. Parmi hanya tersenyum liat tingkahku.
“mi.. aku pengin di gosok pake ini” kataku sambil pegang kedua payudaranya.
“iya.. entar ya mas.. aku sabuni badan mas semuanya baru ku gosok pake susuku ya”
Setelah selesai menggosok di bagian punggung Parmi lalu memelukku dari belakang kemudian menggosok-gosokkan payudayanya ke tubuhku bagian belakang, terasa lembut dan nikmat, aku hanya terpejam menikmati sensasi kelembutan itu. Lalu Parmi pindah ke bagian tangaku kanan dan kiri, kadang Parmi memegang tanganku dan diulekkan ke payudaranya. Pindah kedepan semakin bertambah nikmat, dada Parmi bersentuhan dengan dadaku dan kemudian digosok-gosokkan dengan lembut. Tangan parmi pun sambil memelukku mengusap-usap bagian punggungku
“Enak gak mas?” tanya Parmi sambil terus mengusapkan payudaranya ke dadaku. 
“Enak banget mi.. Ohh.. Susumu lembut banget.. “
Kurasakan punting susu parmi yang sudah tegak itu kadang menyentuk punting susuku menimbulkan sensasi nikmat tersendiri. Sementara Penisku yang tegang juga menggosok-gosok perut Parmi..
“Kontol mas hangat di perutku” kata parmi
“Aku gosok pake susuku juga ya mas?”
Lalu parmi turun kebawah, dengan berjongkok batang penisku lalu di pegangnya diusap-usapkannya kepala penis itu ke payudara Parmi, disekitar punting susunya. Setelah itu dengan kedua tangannya Parmi menangkupkan kedua Payudaranya menjepit batang penisku. Di gerakkannya naik turun. Nikmat luar biasa.. Penisku pun semakin tegang 
“Uhh, enak banget mi.. Ahhhh Shshhh. Susumu memang luar biasa” desahku.
Parmi masih melakukannya sambil menatapku dengan tatapan seksi. Aku makin terangsang. Sekian lama Parmi melakukan itu aku berasa sudah mendekati orgasme ketika Parmi kemudian menyudahi permainannya. Aku agak kecewa juga
“Udah ya mass.. Gantian dong mandiin Parmi” Pinta Parmi kemudian memberikan puff yang telah di beri sabun kepadaku. Lalu aku mulai menyabuni tubuh Parmi mulai dari bagian belakan ke bagian depan. Bagian Bokong dan Payudara adalah bagian yang terlama aku sabuni karena aku ingin menikmati kedua bagian tubuh Parmi ini, untuk kedua bagian ini aku lebih sering tidak menggunakan puff. Kedua tangan nakalku langsung mengusap dan menggosok bagian itu. Terakhir ke bagian Kaki, dari bawah ke atas aku sabuni. Ketika sampai ke paha Parmi yang mulus aku gunakan saja tanganku. Kuusap dari bawah ke atas sampai ke pangkal pahanya. Jari-jariku lebih sering mampir ke pangkal pahanya dan berusaha untuk masuk ke lobang memek Parmi. 
Parmi melihatku sambil tersenyum ketika aku melakukan itu. Memek Parmi bentuknya agak tebal dengan ditumbuhi rambut berbentuk segitiga dibagian atasnya. Kayaknya memang dibuat seperti itu, sementara dibagian bibir vaginanya juga ditumbuhi rambut, namun tipis sekali. Ingin rasanya aku terus membelai bagian itu. Ketika aku membelai bagian itu dengan tangan kiriku. Tangan kananku memegang batang penisku dan mulai mengocoknya. Aku ingin klimax tadi yang tertunda saat dapat tits job dari Parmi terpuaskan. 
“Mas Anton pengin lagi ya?” tanya Parmi
“Iya mi.. aku tak tahan liat kemolekan tubuhmu” jawabku.
Parmi lalu tersenyum lagi dan menarikku berdiri. Lalu ia menciumku, aku pun membalas ciumannya..
“kita siram tubuh kita dulu yukk.. biar sabunnya ilang” ajak Parmi
Lalu kita sama-sama saling menyiram tubuh kami kemudian berciuman lagi dengan penuh gairah. Kuremas-remas payudara Parmi kucium dan kuhisap-hisap sampai Parmi menggelinjang keenakan. Setelah sekian lama gairah parmi pun mulai naik, Parmi kemudian membalikkan badan.
“Masukkan dari belakang ya mas... Cepet mas memek Parmi udah minta dimasukin nih.. Shhshhh!!!” Rengek Parmi
Pelan-pelan kumasukkan batang penisku ke lobang memek Parmi. 
“Ahhhhh.. Uhhh...” desis parmi ketika kepala penisku mulai masuk lobang vaginanya..
“Doorrr ooonng teyuss masss.. yangggg dallll lllaammm “ pinta Parmi. Akupun dengan pelan melesakkan penisku makin dalam ke lobang memek Parmi. 
“Ohh.. enak banget mi..” desisku ketika Penisku udah masuk semuanya.
“Memekmu begitu hangat selimutku kontolku Mi..Ahhh... Uhhh.. “
Kunikmati pemandangan indah itu. Bokong Parmi yang putih mulus terpampang di depanku, sementara batang penisku menelusup ke Lobang memeknya. Tak tahan mulai ku goyangkan pantatku maju mundur. Pemandangan itu semakin indah..
Plak...Plak..plakk.. begitu bunyi benturan bokong Parmi dengan pangkal kelaminku..
Parmipun semakin mengelinjang dan mendesis-desis kenikmatan menerima sodokan penisku. 
“Ohh.. Ohh.. yaahh..”
“Terus mas.. yang kenceng mas...ahh” Parmi terus meracau kenikmatan..
Kupercepat goyanganku namun sebentar kemudian aku merasa udah mau Orgasme, dan aku berhenti..kubenamkan namun aku mencoba menahan arus orgasme yang akan melandaku tadi. Dan tanganku yang awalnya berada di bokongnya kupindah ke bagian payudara Parmi. Kupeluk Parmi sambil kuremas-remas payudaranya. Ternyata parmi tak mau hanya diam. Dia mulai menggoyang-goyangkan pantatnya sehingga menimbulkan sensasi kenikmatan tersendiri.. Parmi berusaha menggerakkan pantatnya maju mundur. Aku yang tadi berusaha menahan arus orgasmeku akhirnya tak tahan. Dengan memegang pantat Parmi, ku Goyang maju mundur dengan cepat pantatku sehingga batang penisku keluar masuk dengan cepat di memek Parmi yang terasa sangat basah. 
“Ah.. ah.. uhh..” Parmipun hanya bisa meracau kenikmatan. Terakhir kuhujamkan sedalam-dalamnya penisku di memek Parmi dan keluarlah lendir kenikmatan dalam memek Parmi... Croottt... Croot.. Critt..
“Ahhhh.... enak banget Parmi.. Ohh.. luar biasa“ desisku
“Uh..” Parmi pun melenguh.. aku tak tau apa dia orgasme atau tidak. Karena aku tadi hanya bertahan paling 5 menit. Lalu kucopot penisku dari memek Parmi.. Plupp.. Kulihat spermaku meleleh. Parmi lalu balik badan kemudian mencium bibirku dan menggelayut dengan mesra merangkul leherku, payudaranya menekan dadaku. 
“Enak ya Mas..”
“Enak banget mi.. ini pengalaman yg luar biasa.”
Parmi tersenyum lalu mencium bibirku sekali lagi. Akupun serta merta memeluknya. Terasa indah sekali waktu itu, bukan hanya menikmati kenikmatan sexual tapi juga kemesraan. 
“ya udah kita bersih-bersih yuk, trus cari makan.. “
Lalu kita mulai bersih-bersih diri, keluar kamar mandi dengan masih telanjang sehingga airya sempat menetes-netes di karpet kamarnya. Aku terpaksa memakai celana Jeansku lagi dan meminjam kaos parmi yang lain. Dan aku dilarang sama parmi pakai celana dalamku. Katanya aku gak usah pakai celana dalam saja. Parmipun pakai celana panjang dan kaos ketat, dengan Motor Parmi kami mencari keluar makan





Cukup lama kami muter2 kota Semarang, kata Parmi biar aku hafal jalan kota Semarang. Karena niat awal adalah mencari makan akhirnya kami memutuskan menuju simpang lima, makan sambil menikmati suasana malam kota Semarang. Kami memilih warung lesehan yang menyajikan makanan sea food. Lagi-lagi dengan pengalamannya Parmi menjelaskan kalo makanan Sea Food itu bagus untuk memulihkan stamina. Sampai tempat yg dituju kami memilih tempat yg agak enak buat ngobrol berdua, lalu kami memesan makan.
Saat makan itulah Parmi menceritakan kembali perjalanan hidupnya pasca bercerai dengan suaminya. Karena malu mau pulang kampung Parmi memutuskan mencari kerja di Semarang. Karena di dukung wajah cantik dan body yang ideal Parmi di terima jadi SPG di sebuah dealer mobil besar di Semarang. Karena kebutuhan hidup yang lumayan, gaji sebagai SPG tak cukup memenuhi kebutuhan hidup Parmi, sampai akhirnya parmi menerima tawaran untuk menjadi simpanan seorang bos batik dari pekalongan. Pak Mitro (bukan nama sebernarnya) itu umurnya sudah hampir 60 tahun dan menginginkan Parmi jadi simpanannya. Segala kebutuhan hidup parmi dipenuhi termasuk di kontrakan sebuah rumah di sebuah kawasan elite di Semarang atas. Selama jadi simpanan itu untuk mengisi kesibukannya Parmi tetap kerja sebagai SPG di tempatnya kerja dulu, selama jadi SPG itu sebenarnya Parmi menerima banyak ajakan kencan berbagai bos dengan tawaran menggiurkan, bahkan pernah ada yang nawar nginep semalam sama Parmi berani bayar 5 juta rupiah. Namun saat itu Parmi bertahan tak mau, dan setelah desakan kebutuhan hidup makin banyak Parmi akhirnya menerima tawaran untuk jadi simpanan Pak Mitro Bos Batik tersebut. Itupun Parmi memilih yang paling tua. Alasan Parmi memang ia lagi butuh sosok orang tua setelah ia tak berani pulang kampung. 
Pak Mitro sangat sayang sama Parmi namun hanya sesekali saja mengunjungi Parmi, dan ternyata bapak itu kemampuan sexualnya sudah sangat rendah. Kadang mereka hanya bermesraan aja tanpa melakukan aktivitas sexual. Kadang juga Parmi harus menemani bapak itu keliling ke berbagai kota di Jawa tengah maupun timur menginap di berbagai hotel. Pernah suatu kali Parmi ML dengan dengan Pak Mitro namum penis Pak Mitro benar2 gak mau berdiri. Padahal dengan segala kemampuannya Parmi mencoba mem BJ Pak Mitro, memberi tarian sexual dan lain-lain, namun penis Pak Mitro tetap gak mau berdiri. Selama kadi simpanannya Pak Mitro hanya sekali berhasil ML dengan Parmi, itupun setelah minum obat kuat pemberian pemilik dealer mobil tempat Parmi bekerja. Memang Pemilik Dealer itu adalah kawan dekat Pak Mitro. 
Setelah satu tahun jadi simpanan Pak Mitro akhirnya Parmi dilepaskan, namun Pak Mitro memberi parmi bekal hidup sebesar 20 juta, oleh Parmi uang itu sebagian dikirim ke orang tuanya ke Kampung untuk biaya menikahkan adik perempuannya. Pak Mitro terpaksa melepaskan Parmi karena ternyata Istri Pak Mitro sudah tau kalau Pak Mitro punya istri simpanan di Semarang. 
Setelah lepas dari Pak Mitro, oleh pemilik dealer Mobil tersebut Parmi akhirnya Parmi ditawari pekerjaan lain yang lebih menghasilkan. Pemilik dealer tersebut juga memiliki berbagai bisnis lain, nah beberapa teman bisnisnya kadang juga membutuhkan teman tidur kalau lagi di Semarang. Parmi ditawari untuk itu. Awalnya Parmi menolak, namun akhirnya setelah di desak Parmi bersedia namun tidak semua teman bissnis bosnya bisa dilayani, Parmi hanya memilih beberapa teman bosnya aja.
Pertama yang dilayani Parmi adalah seorang eksekutif muda yang memiliki bisnis properti dari Jakarta yang sedang ada meeting bisnis di Semarang, malamnya minta dicarikan teman sama bosnya Parmi. Parmi ditawari, setelah melihat Foto exekutif muda itu dan sedikit ngobrol lewat telpon akhirnya Parmi bersedia menemani tidur selama eksekutif muda yang bernama Andre (bukan nama sebenarnya) itu di Semarang dengan kesepakatan 2 juta Permalam. Pak Andre menginap di semarang selama 3 malam, dan selama itu Parmi harus menemani, bahkan Parmi harus tinggal di hotel itu selama 3 hari 3 malam. Waktu berkencan dengan Pak Andre, oleh Bosnya Parmi berganti nama menjadi Silvia.
Kemampuan Sexual Pak Andre itu termasuk biasa saja. Setiap malam dia hanya minta jatah satu kali, namun Silvia (parmi) harus membuatnya jadi fresh dan relax. Sehabis berhubungan sexual Silvia melakukan pijitan ditubuhnya, kalau pagi menemani mandi dan kemudian menemani sarapan. Yang paling bosan adalah kalau siang hari, Silvia ditinggal sendirian di hotel karena bos itu melakukan bisnis meeting dihotel lainnya bersama teman bisnisnya. Dan Silvia hanya menonton Tivi untuk menghabiskan waktu. 
Yang terjadi kemudian adalah di hari ke 3 atau hari terakhir Silvia menemani bos itu, tiba-tiba Pak Andre menelpon, katanya ada temennya yg juga pengin sesekali ML sama Silvia. Awalnya Silvia gak bersedia, namun Pak Andre itu mendesaknya, dia minta tolong sekali ini saja. Temennya akan membayar Silvia 1 juta sekali main di hotel tempat nginap temennya, dan bayaran dari eksekutif muda itu tetap. Akhirnya Silvia bersedia dan kemudian siang itu jam 12 Silvia di jemput menuju hotel tempat teman kencannya menginap. 
Setelah sampai hotel tersebut Silvia, Silvia terkejut setelah melihat bahwa ternyata orang yang mengajak kencan itu adalah orang keturunan Arab. Orang cakep khas orang arap, namanya Zulham (bukan nama sebenarnya). Awalnya Silvia diajak kumpul dulu sama temen-temen bisnis pak Andre dan Pak Zulham untuk makan siang. Semuanya 10 Orang termasuk Silvia dan hanya Silvia saja yang perempuan lainnya laki-laki. Silvia udah mulai curiga, jangan-jangan nanti mereka akan menggilir Silvia. Dan akhirnya Silvia lega setelah yang lainnya kemudian berpamitan satu persatu tinggal Pak andre dan Pak Zulham. Akhirnya Pak Andre juga pamit mau balik ke hotelnya tapi meminta Pak Zulham untuk mengantar Silvia kembali ke hotelnya.
Pak Zulham lalu mengajak Silvia masuk kamarnya memasang tanda “don’t distrub” lalu menguncinya. Didalam kamar Pak zulham mengajak ngobrol dulu tentang berbagai hal yang sebenarnya Silvia gak begitu tau, dari situ Silvia mendapat nasihat dari pak Zulham untuk memperluas wawasan sebanyak-banyaknya. Selama ngobrol itu Pak Zulham duduk di dekat Silvia, merangkulnya, kadang mencium keningnya, mengelus-elus rambut Silvia dengan mesranya. Silvia sendiri menjadi merasa nyaman berdekatan dengan Pak Zulham. Awalnya duduk berdamping, tapi lama-lama Silvia sudah berada dipangkuan pak Zulham, dengan mesranya Silvia kadang menggelendot. Di sela mereka ngobrol kadang pak zulham mendaratkan ciuman di pipi Silvia dan kadang juga Silvia gantian mengecup bibir Pak Zulhan. 
Pak Zulham yang masih keturunan arap itu memiliki bulu yang lebat sehingga setiap sentuhan tangan Silvia yang halus mulus dengan tangan pak Zulham yang berbulu itu menimbulkan sensasi geli pada tangan Silvia. Apalagi ketika Pak Zulham mencium pipi Silvia dan cukuran sisa-sia brewoknya yang kebiru-biruan mengenai pipi Silvia, cukup membuat Silvia merinding dan menggelinjang geli. Sampai akhirnya Pak zulham mengajak mulai.
“Yuk kita mulai cascus” ajak Pak Zulham sambil mengusap lembut rambut Silvia yang panjang.
Silvia pun mengiyakan ajakan pak Zulham dengan menganggukan kepalanya dengan mata tetap menatap Pak Zulham, tatapan mata Silvia yang sayu itu cukup menggetarkan dada Pak Zulham. Apalagi di tambah senyum khas Silvia yang mampu meruntuhkan hati bajingan yang paling beringaspun. 
“kita bebersih dulu ya Pak” ajak Silvia kemudian bangkit dari pangkuan Pak Zulham dan berjalan menuju lemari pakaian lalu Silvia Mencopot semua pakaiannya dan berganti dengan handuk Piyama. Ketika berganti Pak Zulham terus menatap setiap gerakan Silvia, bagaimana Silvia dengan pelan-pelan mencopot baju kemejanya lalu dengan pelan-pelan pula mencopot rok span yang agak mini itu hingga hanya tinggal celana dalam dan bra hitamnya. Saat mencopot roknya Silvia menghadapkan pantatnya ke Pak Zulham, sehingga Pak Zulham menikmati detik-detik terpampangnya pantat Silvia. 
Pak Zulham hanya bisa menelan ludah kelu menatap keindahan tubuh Silvia, Pantatnya yang sekal yang masih dihiasi celana dalam berenda warna hitam. Ketika mulai mencopot Bra hitamnya Silvia berbalik menghadap pak Zulham, dengan pelan Silvia menurunkan Bra nya dan keluarlah payudara montok milik Silvia. Payudaya masih begitu ranum walaupun Silvia sudah janda, mungkin karena Silvia belum punya anak sehingga bentuk payudara itu masih tetap indah dan menggoda setiap lelaki yang memandangnya. Pak Zulham pun melotot melihat begitu indahnya payudara Silvia apalagi Silvia kemudian sedikit memberikan tarian erotis ketika melempar bra nya ke arah pak Zulham. Kemudian tanpa mencopot celana dalamnya Silvia memakai piyama yang di ambil dari lemari pakaian. Kemudian sambil terus menatap dengan tatapan menggoda Silvia masuk ke kamar mandi. 
Tak tahan Pak Zulham pun menyusul kekamar mandi, sampai di kamar mandi langsung memeluk Silvia dari belakang lalu mencium bibir Silvia dengan ganasnya. Tangannya pun menelusup ke balik piyama Silvia dan meremas payudaranya dengan agak kasar. Silvia membalas ciuman Pak Zulham lidahnya ikut bermain-main dirongga mulut Pak Zulham.
“Slurppp... emmmhh..” lenguh Silvia mendapat serangan ganas dari pak Zulham, sementara tangan Pak Zulham sibuk memilin punting susu Silvia kiri dan kanan. 
“Ohhh.. kenyal kali Susu kamu Via..” Pak Zulham mencopot piyama Sivia hanya dengan sekali tarik kemudian menlempar keluar kamar mandi yang tidak tertutup. Tubuh Silvia lalu dibaliknya dan gantian Pak Zulham menyerang bagian Payudara Silvia yang menantang. Diremas-remas dan dikenyot-kenyotnya payudara Silvia, kadang-kadang punting susu Silvia digigit-gigit kecil. Silvia cukup kaget mendapat serangan itu, lalu dengan lembut menarik kepala Pak Zulham, dengan lembut dan pelan dilumatnya bibir pak Zulham dengan pelan tangan Pak Zulham yang masih meremas-remas susu Silvia dengan ganas dituntunnya untuk menjadi lebih lembut. Dengan demikian Pak Zulham menjadi lebih rilex. Gerakan tangan pak Zulham di payudara Silvia pun menjadi lebih lembut. 
“Ohh.. Silvia.. Kamu benar2 menggairahkan..Mphmmm” puji pak Zulham lalu melumat lagi bibir Silvia. Silviapun membalas ciuman itu , lidah mereka kemudian saling melilit berusaha menelusuri rongga mulut lawannya. 
Slurppp.. Slurppp.. sementara lidah mereka saling mengait, tangan pak Zulham pun menelusuri setiap senti tubuh silvia bagian atas. Setiap kali berhenti di payudara Silvia, tangan Pak Zulham meremas dengan lembut, kadang mampir ke puntingnya dan memilin atau memijit yang membuat Silvia melenguh kenikmatan. Ciuman Pak Zulham pindah ke leher jenjang Silvia, ditelusurinya centi demi centi leher silvia. Sisa kumis dan janggut yang tak bersih dicukur membuat silvia merasa geli-geli nikmat dan semakin terangsang. Pak zulham lalu dengan lembut menelusuri dada Silvia dan hinggap ke kedua payudaranya. Di jilatinya punting payudara silvia yang tegak mengacung karena terangsang. Kadang di gigit kecil 
“Ouughhh.. Sshhhh..ennnaakk pak” rintih Silvia. Pak Zulham pun semakin bernafsu untuk terus ngerjain susu silvia. Ketika mulutnya hingga di susu sebelah kanan maka tangannya segera memainkan susu sebeleh kiri begitu sebaliknya. Di kenyot-kenyotnya susu itu dan digigit sehingga menimbulkan beberapa cupang kecil di dada Silvia. Tangan Silvia pun membantu dengan memegang dan mengelus-elus rambut pak Zulham kadang-kadang ditekannya kepala pak zulham ke susunya yang montok itu. Rangsangan pada kedua susunya itulah yang disukai Silvia.
Ciuman Pak Zulham akhirnya merembet ke perut Silvia, disapunya juga setiap senti dari perutnya itu dengan ciuman dan jilatan yang menggairahkan sehingga silvia pun mengeliat-geliat keenakan. Gairahnya sudah meluap-luap sehingga dia merasakan ada sesuatu yang mengalir dari lubang memeknya membasahi celana dalamnya yg masih dipakainya. Ketika Pak Zulham mau menarik celana dalamnya kebawah Silvia memegang tangan pak Zulham lalu ditariknya berdiri. Lalu dengan pelan-pelan dan mata selalu menatap mata pak Zulham dengan tatapan seksi Silvia melepas kancing kemeja Pak Zulham satu persatu. Diciuminya dada pak Zulham juga puntingnya merambat kebawah dicopotnya celana panjang Pak Zulham. Kini tinggal celana dalam yang menempel di tubuh Pak Zulham. Silvia takjub melihat tonjolan dibalik celana dalam itu, kelihatan besar dan panjang. Silvia membayangkan betapa nikmatnya ML dengan lelaki yang memiliki penis sebesar ini..
“Ohhh... “ lenguh Pak Zulham ketika Silvia mengelus penisnya yang masih terbungkus celana dalamnya. Silvia sengaja memainkan penis Pak Zulham dari luar celana dalam untuk memancing birahi pak Zulham, namum dia sendiri sebenarnya juga sudah sangat terangsang sejak tadi, apalagi ketika melihat tonjolan dibalik celana dalam itu semakin membesar dan keras. Diciuminya Paha pak Zulham yang dipenuhi bulu-bulu agak kriting itu, naik ke atas dan ditelusurinya dengan lidah area sekitar kemaluan Pak Zulham
“Ohh.. Silvia..,cepat sayang... aku dah gak tahan lagi..” pinta Pak Zulham. Silvia malah menatap pak Zulham dengan tatapan nakal sambil mengelus paha dan mulutnya bermain-main di penis pak Zulham. Pak Zulham semakin terangsang dengan tatapan itu, apalagi Silvia menambah permainan dengan mengusapkan payudaranya yang sekal ke paha Pak Zulham, sehingga Pak Zulham semakin tersiksa. Dengan pelan-pelan Silvia menurunkan celana dalam Pak Zulham.
“Wuaaa.. Besar banget, apa nggak sakit nanti kena penis sebesar ini” batin Zilvia ketika Penis Pak zulham keluar dari sarangnya. Dengan lembut dikocoknya penis itu pelan-pelan. Pak zulham hanya bisa mengelus-elus rambut kepala Silvia ketika Silvia sedang bermain-main dengan penis besarnya. Bau khas selangkangan laki-laki segera tercium oleh Silvia..
“Ohh.. enak banget kocokanmu via.. “ Tangan lembut Silvia terus mengocok penis besar Pak Zulham. hhhhhbbkeras, sehingga mengacung ke atas. Lalu dengan tatapan nakal kearah Pak Zulham Lagi Silvia mulai menjilat-jilat kepala penis yang agak kemerahan itu. Pak Zulham pun semakin kelonjotan menerima perlakukan nakal Silvia itu. 
“Ahhh... Ngill...llu enak..” desis Pak Zulham
“Uhh.. Terus sayanngggg.. ngggg Mhmmm..En.. nakk..” saking enaknya pantat Pak Zulham pun ikut bergerak-gerak. Jilatan Silviapun pindah ke batang penisnya yang hitam legam itu. Sangat kontras dengan kulit kulit wajah Silvia yang putih mulus. Silviapun heran kenapa batang penis ini bisa hitam legam gini, padahal kulit Pak Zulham gak hitam cenderung ke putih bahkan. Seluruh batang penis itu dijilatinya, lalu kembali lagi ke kepala penis yang seperti jamur itu. Silvia tau dari suaminya dulu kalau titik kenikmatan dipenis itu paling banyak dibagian kepala terutama bagian atas leher kepala penis yang bergerigi ini. Sehingga jilatan Silvia pun lebih banyak mengarah kesitu.
“Uahhh... Uhh... “ Pak Zulham mengelinjang keenakan ketika Silvia memutar lidahnya di sekitar leher penis itu. Silvia melakukan berulang-ulang dan kemudian dibukanya mulutnya lebar-lebar dan dikelomohinya kepala penis itu. 
“Ahhh.. Ahh.. Uhhh..” Pak Zulham kelonjotan menerima kuluman di kepala penisnya
“ahhh.. enak banget kulumanmu sayang.. teruss.. enak banget..” guman Pak Zulham.
Silvia terus mengulum kepala penis itu dan berusaha memasukkan lebih dalam lagi, namun karena panjangnya penis itu dan penis itu juga cukup tebal membuat silvia kesulitan..
“Mhmmmm.. Mhmmm... Slurppp.. “Suara mulut silvia mengocok kepala penis Pak Zulham menambah rangsangan bagi Pak Zulham.. Penisnya jadi gatal-gatal nikmat tertama dibagian kepalanya, apalagi tangan silvia juga aktif mengocok bagian batangnya, Kenikmatannya jadi berlipat-lipat.
Mmmmhh... Slurppppp... air liur silvia menetes-netes dan silvia terus berusaha mengulum dan menyedot-nyedot penis pak Zulham..
“Uhh..” Pak Zulham makin kelonjotan menerima perlakukan Silvia..apalagi silvia menambah rangsangan dengan menyepong penis Pak Zulham sambil menatapnya dengan tatapan menggoda. Sesekali Silvia menjilat dan melumat Kantong Zakar pak Zulham. Kantong Zakar yang awalnya mengkerut kedinginan kini sudah mulai menggelantung. Silvia mengemut kantong Zakar itu seolah memompa sperma Pak Zulham untuk segera keluar.
Ihhh.. Shhh... Uhhhhhhh... Gak Tahan disitu Via,... Rintih Pak Zulham
Silvia kembali mengelomohi kepala penis itu sambil tangannya mengocok dengan semakin cepat.. kadang kepala penis itu disedotnya..
“Ohhh.. Sayang.. enak kali lumatanmu sayy...kontolku makin gak kuat....Hookhh...” Pak Zulham semakin meracau kenikmatan. Lima Menit sudah Silvia menyepong penis Pak Zulham dan Pak Zulham semakin merasakan dorongan ingin ejakulasi. Tangannya pun memegang kepala Silvia ditekannya agar penisnya masuk semakin dalam ke mulut Silvia. Silvia yang merasakan kedutan penis Pak Zulham segera tahu kalo bentar lagi pasti penis ini nymprot, Namun pegangan kuat tangan Pak Zulham dikepalanya membuat Silvia semakin susah melepas Penis itu, dimainkannya lidahnya sehingga Pak Zulham semakin kelonjotan menerima permainan lidah Silvia.. Tau keadaan itu Silvia mempercepat kocokan penis Pak Zulham dengan mulutnya maupun tangannya..
“Ahhhhhhh.... Uhh....Haaaaaaaaahhhhhh Ughhhhhh “ Teriak Pak Zulham Keenakan dibarengi dengan kedutan penisnya yang makin kencang diikuti semprotan sperma dari ujung penisnya yang cukup banyak di mulutnya. 
Croott.. Croot.. Croot.. Crot. Crit....!!!! 6 kali semprotan sampai tak tertampung dimulut Silvia yang sudah dipenuhi penis Pak Zulham sebagian meluber dipinggir bibirnya. Dibiarkannya penik lemes itu tetap didalam mulutnya sampai dirasakannya orgasme Pak Zulham mulai reda. Kedutan di batang penis itupun sudah mulai berkurang dan pelan-pelan penis yg keras kini jadi agak lember. Dikeluarkan penisnya Pak Zulham dari mulutnya, dan dengan tatapan lembut namun seksi Silvia memperlihatkan kalau ia menelan semua Sperma Pak Zulham yang ada dimulutnya. Lidahnya pun berusaha membersihkan sisa-sia sperma yang belepotan di bibirnya. Pak Zulham pun menatap puas wajah Silvia, apalagi kemudia Silvia kembali menyepong Pak Zulham untuk membersihkan sisa-sisa sperma yang masih ada di Penisnya.. 
“Uhhh.. ngiluuu Silvi... “ erang Pak Zulham ketika mencoba mengocok lagi penis pak zulham dengan mulutnya. Penis itu lalu dilepaskan, walau sudah agak lemes namun penis itu masih terlihat besar melengkung kebawah
Silvia kemudia berdiri dan Pak Zulham menyambutnya dengan ciuman dibibirnya sehingga sebagian sisa sperma yang ada dibibir Silvia Pindah ke mulut Pak Zulham..
“Seponganmu luar biasa sayang.., kontolku tak tahan.. “ kata pak Zulham kemudian.
“Kontol bapak juga luar biasa... mulutku sampai tak muat.. baru kali ini aku tahu ada kontol segedhe ini. Seperti kontol bintang bokep.. hihihi“ jawab Silvia.
Pak Zulham tersenyum. “ Aku juga baru kali ini disepong dan bisa keluar dimulut, padahal baru lima menit. Kamu benar-benar menggairahkan sayang. Bolehkah seteah ini aku menikmati memek kamu sayang?”
Silvia membalas dengan senyuman paling manis yang ia miliki. “ Akupun ingin mencoba kontol ini di memekku sayang.. “ katanya sambil mengelus batang penis yg udah lemes itu.
“Dia harus istirahat sebentar say, tapi aku yakin sebentar saja kamu pasti bisa buat dia berdiri” kata Pak zulham yang kemudian mencium bibir Silvia sekali lagi sambil tangannya membelai payudaranya.
“Mmmmpph.. kita mandi yookk”
Selanjutnya mereka berdua saling memandikan dibawah guyuran shower hotel itu. Lagi-lagi Pak Zulham mengagumi kemolekan tubuh Silvia, semuanya sangat proporsional, Dadanya tidak besar namun tidak kebesaran kalau dibanding dengan tubuhnya. Tidak lembek, kencang namun lembut dengan punting masih mengantung tinggi. Tinggi badan Silvia 160, ramping namun seksi. Bentuk pingul sampai ke pantatnya sangat indah dan pantatnya juga sangat kencang. Pak Zulham sampai gemas menyabuni pantat Silvia yang bulat itu.
Selesai mandi Pak Zulham memakai handul dan kembali ke ranjang merebahkan badannya sementara Silvia masih mengeringkan badannya dengan handuk piyamanya, rambutnya yang basah di keringkannya dengan hairdryer dikamar mandi. Di depan kaca ia melihat cupangan2 cupangan kecil di atas dadanya. Ia sendiri terangsang melihat ganasnya cupangan Pak Zulham dan rangsangan Pak Zulham didadanya memang begitu menggairahkan.
Sementara Pak Zulham terbaring di ranjangnya masih membayangkan kenikmatan sepongan Silvia barusan. Ia sendiri kembali terangsang namun agaknya penisnya masih susah berdiri dengan sempurna. Itulah kelemahannya, kalau sudah ejakulasi maka ia membutuhkan istirahat yang agak lama, paling tidak 1 jam untuk bisa ML lagi dengan baik. Ia berpikir untuk mengajak Silvia sampai malam nanti, mungkin bisa diajaknya karaoke, atau sekedar menikmati music di night clup. Tapi apa Andre mengijinkanya, sementara Silvia ini sebenarnya sudah dikontrak Andre sampai malam nanti.
“ah yang penting aku nikmati sekarang, lain kali aku bisa memboking dia sepuasnya.,” guman Pak Zulham kemudian.
Silvia keluar kamar mandi hanya memakai handuk piyama kemudian duduk dipinggir ranjang pak Zulham. Tapi kemudian Pak Zulham menariknya untuk berbaring disampingnya, Silviapun pun berbaring dilengan Pak Zulham dan tangannya kemudian mengelus dada bidang Pak Zulham yang dipenuhi bulu itu.
“Via, kalau suatu saat nanti aku membokingmu dalam waktu yang lama bisa gak, Kayak Andre itu? Tanya Pak Zulham.
“Emm.. gimana ya pak, sebenarnya saya ini terikat kerja sama pak Toni, saya masih kerja di tempat Pak Toni saya takut nggak diijinkan.” Jawab Silvia atau yang sebenarnya bernama Parmi itu.
“Ah.. Pak Toni kan juga teman bisnisku, aku nanti yang minta ijin ke dia..gimana kamu mau kan?” 
“Belum tau pak, saya masih belum ketemu sama Pak Toni.”
“Atau saya telpon pak Toni sekarang?”
“Jangan pak, nanti Pak Toni marah, karena saya kan sebenarnya diminta Pak Toni nemeni pak Andre, kalau sekarang dia tahu saya lagi sama bapak bisa marah nanti dia.” Jawab Silvia kemudian
“Aku jamin tidak, Pak Toni itu juga teman baikku, dan bukannya aku yang minta kamu sama Andre, dan Andre juga mengijinkamu. Sekarang tinggal kamu aja gimana mau atau tidak kalo kapan-kapan lagi aku boking kamu” Kata Pak Zulham. 
Silvia Cuma diam, sebenarnya dia merenung tentang dirinya sekarang. Sebelumnya dia telah menjadi simpanan Pak Marto, kemudian atas permintaan Pak Toni bos tempat dia kerja memintanya menemani teman bisnisnya, Pak Andre, Sekarang dia lagi sama Pak Zulham. Apakah dia sekarang memang benar-benar jadi pelacur? Tanyanya pada dirinya sendiri. Dia pun tak tahu kenapa sekarang terjabak dalam dunia seperti ini. Sekarang mau menolak permintaan pak Zulham rasanya nggak enak. Dan dari kata-kata Pak Zulham sendiri ia mengira bahwa Pak Zulham memang menganggap dirinya lonte yang memang bisa di booking. Tapi toh.. ternyata dia memang sedang dibookingnya sekarang walau melalui pak Andre yang membokingnya lebih dulu. 
“Gimana Silvia, kog diam aja?” tanya Pak Zulham mendesaknya.
“Saya bingung pak, sebenarnya saya ini..” sejenak Silvia bingung meneruskan kata-katanya.
“Kenapa apa kamu merasa saya nggak mampu bayar kamu?” tanya pak Zulham serius.
“Bukan itu pak. Saya ini sebenarnya bukan seperti perempuan yang seperti bapak kira, saya menemani pak Andre karena permintaan Pak Toni. Saya menghormati pak Toni karena telah banyak menolong saya sebelumnya.” Jawab Silvia kemudian. Diapun sebenarnya agak ragu mengungkapkan itu. 
“Saya tahu, sebelum aku mengajakmu kesini Andre telah bercerita tentang kamu sebelumnya. Andre pernah liat kamu di dealer mobil pak Toni, dan berniat kencan sama kamu, tapi ternyata tak semudah yang dibayangkan Andre untuk bisa kencan sama kamu. Nah sekarang ini aku juga sedang meminta kamu, kalau kamu bersedia maka suatu saat aku akan mengajakmu. Dan saya akan minta ijin sama pak Toni” Kata Pak Zulham.
“Kita liat nanti ajalah lah pak, saya belum tahu juga.”
Pak Zulham tau Silvia ini masih ragu-ragu, namun ia yakin nanti dia pasti mau, sementara Silvia atau yang sebenarnya bernama Parmi itupun ragu, apakah dia akan benar-benar terjun ke dunia seperti ini. Dan bukankah sekarang dia sudah melakukan itu. “kenapa aku nggak sekalian aja, toh sekarang aku sudah melakukannya?” Silvia bertanya pada siri sendiri. “ya udahlah, sudah terlanjur basah, aku harus menadi sekalian” Silvia kemudian memantabkan diri.
Tangannya yang awalnya cuma mengelus dada bidang pak Zulham sekarang mulai turun kebawah menelusup ke balik handuk yang masih dipakai Pak Zulham. Dicarinya Penis pak Zulham ditemukanya masih empuk namun besar. Dengan pelan di usapnya batang penis pak Zulham dan dengan pelan juga penis itu bereaksi mulai mengeras lagi. Pak Zulham pun mencium bibir Silvia, melumatnya dan lidahnya berusaha mengorek mulut Silvia dan berusaha menjelajahi setiap rongga mulutnya. Silvia pun membalas ciuman itu dengan membuka mulutnya. Dibiarkannya lidah Pak Zulham bermain-main di rongga mulutnya dan memainkan lidahnya. Sesekali di sedotnya lidah Pak Zulham . Kadang gantiin juga lidah Silvia bermain di rongga mulut Pak Zulham, kadang dua lidah itu bertarung diluar mulut dibantu kedua bibir mereka sampai air liur mereka menetes dan belepotan di sekitar bibir mereka.
“Mmmhhppp” 
Pelukan Pak Zulhampun semakin erat dan tangannya mulai menjelajahi payudara Silvia yang sekal, diremasnya secara bergantian kiri dan kanan sementara kedua mulut mereka masih berkaitan. Setelah puas menikmati bibir seksi Silvia ciuman Pak Zulham merembet kebawah keleher Silvia sebentar lalu hingga di payudaranya. Tangan Pak Zulham pun pelan-pelan menyibak kimono Silvia mengelus perutnya lalu hinggap di memek Silvia.
“Uhhh... “ Silvia melenguh dan menggeliat menerima rangsangan doble di susu dan memeknya. Pak Zulham merasa memek Silvia sudah agak basah pertanda dia sudah terangsang. Dijilat-jilatnya kecil bagian punting susu Silvia yang langsung tegak mengacung menantang untuk dihisap. Punting berwarna merah kecoklatan denga aerola yang gak begitu lebar itu di kecupnya pelan, digigitnya dengan menggunakan bibirnya aja. Lalu di nikmatinya seluruh bongkahan payudara Silvia. 
“Ahhh... Uhhhh” Tubuh Silvia menggelinjang ketika jari tengah pak Zulham mulai menyentuh bagian kelentitnya. Tubuh Silvia bagaikan kesetrum sehingga bokongnya pun ikut menghentak-hentak. Bagian kelentit Silvia adalah bagian paling sensitif terhadap sentuhan, apalagi jari Pak Zulham terus mengusap-usap bagian itu disela bulu jembutnya yang nggak begitu lebat. Mulut Pak Zulham pun tak mau diam, disedot-sedotnya punting susu Silvia kadang digigit-gigit kecil menambah kenikmatan tersendiri bagi Silvia. Memek Silvia pun makin banjir menerima perlakuan itu, jari Pak Zulham yang mulanya hanya bermain di kelentit Silvia pun kadang terpeleset ke lobang memek yang berada dibawahnya. Sehingga jari pak Zulham pun bermain di dua tempat itu, kadang mengusap kelentitnya kadang masuk e lobang memek itu. Begitu basahnya memek Silvia membuat Jari tengah pak Zulham dengan mudahnya menerobos lobang memek Silvia. Dibengkokkannya ke atas jari itu sehingga bisa menyentuh G Spot Silvia yang berada 2 cm loang memek silvia bagian atas. Pak Zulham merasakan ada sesuatu yang berigi dibagian itu, dan disentuhnya bagian itu, yang membuat Silvia kelonjotan keenakan sampai pantatnya terangkat keatas.
“Ohh.. Yes.... Yaa.. bagian ituu.. sayanngggg.. enak bangett..” rintih Silvia keenakan. Memeknya pun terasa semakin banjir.
“Enak sayang....Hmmmm.. enak aku giniinn..? Pak Zulham berusaha terus memainkan memek Silvia dengan jari tengahnya. Terus di kobelnya memek Silvia. Silvia pun memejamkan matanya menikmatan rangsangan yang bergantian di tiga tempat sensitifnya.. Payudaranya, Kelentitnya dan G Spotnya.. 
Sekarang Pak Zulham menambah satu lagi jarinya yang masuk ke lobang memek Silvia dan ditusukkannya semakin dalam seolah ingin mengukur kedalaman memek Silvia. Dan Silvia pun berusaha mengangkat pantatnya tinggi-tinggi sehingga memudahkah jari telunjuk dan jadi tengah Pak Zulham masuk semakin dalam. Namum hingga mentok jarinya batas memek itu tak ditemukannya. Dengan jempolnya Pak Zulham juga terus memainnya kelentit Silvia sampai Silvia menggeliat-geliat keenakan.. 
“Ahhhh... Ughhhh..” silvia terus meracau kenikmatan. Pak Zulham pun mulai mengocok memeknya mulai dari pelan sampai akhirnya dengan kecepatan yang tinggi.. 
“Ohhh... Ahhhh...” Silvia terus berteriak keenakan, begitu keras suara lenguhan Silvia. Dan Memeknya pun semakin banjir sampai tangan Pak Zulham di penuhi lendir yang keluar dari memek Silvia.
“Memek kamu banjir sayannggg” kata Pak Zulham..
“Mmmppphh.. enak.. pakk..Uhh...”
“Masukin aja kontol bapakkk.. Via gak tahh..han..” Pinta Silvia.
“ayoo pakk.. cepet masukin.. Memek Via dah gatal pengin dimasukin kontol bapak yang besar ituu..”
Pak Zulham pun menarik tangannya dari memek Silvia. Lalu di rentangkannya paha Silvia lebar-lebar sehingga lobang memek Silvia pun terbuka. Diarahkannya Penis Pak Zulham ke lobang memek Silvia, di usapkannya ke kelentit silvia terlebih dahulu..
“Ahhh..enak pakkk” Lalu pelan-pelan di dorongnya penisnya ke lobang memek Silvia, tp Pak Zulham kesusahan karena Penisnya belum keras benar. Penisnya yang besar tp belum begitu keras susah masuk kelobang memek Silvia yang kecil. Tahu hal itu Silvia bangkit, diraihnya penis Pak Zulham, dimintanya Pak Zulham rebah, lalu di kulumnya Penis itu.. Lidahnya bermain-main didalamnya..
“Uhh... paling suka aku disepongin gitu via..” kata pak zulham ketika silvia mulai menaik turunkan kepalanya.
“Ahh... ngilu-ngilu enakk...Istriku jarang mau melakukan itu..”
“Mmppp.. Slurpp.. Slurpppp” suara sepongan silvia semakin merangsang Pak Zulham. Selain nyepongin Pak Zulham tangan kiri Silvia pun keselangkangannya sendiri merangsang bagian kelentitnya..
“Mmmppp..hhhk.. ahhh.. Kontol bapak,, emang luar biasa besar... mmmpphh... slurpppp..” dihisapnya lendir pelumas yang juga mulai keluar dari ujung penis pak Zulham, rasanya asin-asin.
“Uhhh.. Via.. aku juga ingin menghisap memekmuu..nih..” Silvia pun kemudian berbalik mengarahkan selangkangannya ke atas muka Pak Zulham. Dan Pak Zulham dengan kedua jari jempolnya membuka lubang memek Silvia yang mengkilat karena lendir pelumas yang keluar. Dengan ujung lidahnya Pak Zulham menyentuh kelentit Silvia yang menonjol lalu menyapu bibir memek yang agak tebal kiri dan kanan.. kadang digigitnya bibir memek itu.. dan dengan bibirnya digigit-gigitnya kelentik Silvia. Silvia yang lagi sibuk nyepongin penis Pak Zulham kaget keenakan menerima gigitan dikelentitnya.. serta merta ditekannya memeknya ke mulut Pak Zulham sampai pak Zulham susah bernafas.. di gesek-gesekannya memeknya ke mulut pak Zulham. Lidah pak Zulham pun mulai menyeruak masuk ke lubang memek Silvia. Barang lembut itu berusaha menjelajahi lobang memek Silvia yang udah sangat banjir, sampai mulut Pak Zulham belepotan lendir kenikmatan memek Silvia. Sebagian yang masuk mulut di telannya. Rasanya agak asin. 
Setelah dirasa penis Pak Zulham keras, Silvia berbalik. Dikangkanginya selangkangan Pak Zulham dimana Penis Pak Zulham udah keras tegak berdiri.
“Aku masukin Kontol bapak ke memek via ya Pak..” pinta Silvia. Dipegangnya penis Pak Zulham dan di usap-usapkannya ke kelintitnya. Lalu diarahkannya ke ke lobang memeknya. Pelan-pelan diturunkan pantatnya sehingga penis pak Zulham pelan-pelan menyeruak masuk kelobang memeknya..begitu mudahnya penis itu masuk walaupun lobang memek Silvia masih kecil karena memang memek Silvia udah banjir karena terangsang hebat.
“Ahhhh.....” Silvia memejamkan matanya menikmati saat-saat Penis itu menyeruak masuk ke lobang memeknya sampai kandas semua tertelan memeknya. Terasa ada sesuatu yang besar dan keras menganjal di lobang memeknya. Dibiarkannya Penis itu di memeknya sebentar. Sambil menikmati kerasnya penis pak Zulham, Silvia melakukan kegel berulang-ulang. Pak Zulham keenakan menikmati kegel Silvia.
“Uhhh..ternyata enak sekali memekmu via.. begitu sempit dan serasa cengkeram kontolku.” 
Silvia masih belum mengocok penis itu dengan memeknya. Dia masih melakukan kegel.
“Ah.. terus via.. gituuu.. terus enak banget memekku.. “
Kedutan memek Silvia dibalas oleh Pak Zulham yang juga berusaha melakukan kegel, sehingga Penisnya serasa berdenyut-denyut. Apalagi penis pak Zulham besar dan berurat, silvia pun keenakan menerima kedutan penis Pak Zulham. Beberapa lama mereka melakukan itu, sampai akhirnya Silvia pelan-pelan mulai mengangkat pantatnya pelan-pelan kemudian menurunkan lagi pelan-pelan. Dia menikmati setiap sentuhan penis Pak Zulham di dinding memeknya.
“Uhhh... Oh...Kontol bapak enakk banget..uhhh” rintih Silvia.
Makin lama gerakan naik turun pantat Silvia makin cepat dan hujaman pantat itu juga makin keras hingga menimbulkan suara ‘..plak..plak.. plak..’
“Ahhh... ahhh.. ahhh..” Gesekan penis itu menimbulkan kenikmatan tersendiri di memek Silvia.. Dan Pak Zulham pun merasa nikmat luar biasa, serasa penisnya di selimuti sesuatu yang lembut dan hangat yang terus bergerak-gerak meremas penisnya. Gerakan Silvia pun semakin liar sehingga Payudaranya ikut memantul-mantul menjadi pemandangan yang sangat indah. Tak tahan tangan Pak Zulham segera meraih barang kenyal itu dan meremas-remasnya. Rangsangan yang sangat luar biasa membuat silvia juga ikut membantu meremas Susunya sendiri..
“Uahh.. Ahhh.. Ahhh.. Aku gak tahan pakkkk..” Lenguh Silvia, rasa gatal nikmat dimemeknya makin kuat, sementara payudara juga makin nikmat menerima remasan tangan Pak Zulham..
“lebih kerass.. pakkk” Silvia meminta Pak Zulham meremas Payudara lebih keras, sementara itu goyangan pantatnya berubah menjadi maju mundur dengan cepat. Dengan goyangan itu, sentuhan tulang kemaluan Pak Zulham ke kelentit Silvia menimbulkan nikmat yang luar biasa. Apalagi penis Besar Pak Zulham kadang juga mampu menyentuh area G spot Silvia di atas lobang memeknya.
10 menit melakukan itu silvia merasa hampir mencapai puncaknya.. sehingga dia tiba-tiba memeluk Pak Zulham dan pantatnya terus digerakan naik turun dengan cepat lalu di tekan sambil digesekkannya dengan kuat. Sekejab kemudian Silvia mencapai Orgasme yang hebat, sampai tubuhnya menghentak-hentak. Degub jantungnya menjadi cepat. Begitu hebatnya Orgasme itu sampai tangan Silvia mencengkeram dengan kuat pungung Pak Zulham, dan tanpa disadarnya dia menggigit kuat pundak Pak Zulham. Pak Zulham hanya bisa menahan sakit itu sebentar. 
“Ohhh... enak banget pak..” desis Silvia sambil menikmati sisa-sisa orgasme. Memeknya berkedut-kedut sehingga menimbulkan sensasi enak di penis Pak Zulham. Silvia masih diem menindih tubuh pak Zulham. 
“Mmmhhh.. aku dah klimax sayang..” kata Silvia kemudian. “Gantian ya aku dibawah.” Pinta Silvia lalu membalikkan badannya dan gantian tidur telentang. Pak Zulham lalu bangun dan mengangkankan selangkangan Silvia lebar-lebar. Dipegangnya penisnya lalu dimasukkan dengan cepat ke Memek Silvia..
“SShhhh... Auuuuuu “ pekik Silvia
“Kenapa Syang” Tanya Pal Zulham..
“enak, tapi ngilu pak” 
Dengan bertumpu kedua tangannya Pak Zulham mulai memompa dengan gaya missionaris tapi kaki Silvia menjepit pantat Pak Zulham dan tanganya pun ikut menekan menghentikan Pompaan penis Pak Zulham..
“Uhhhh.. masih ngilu pakkkk” Desis Silvia.. 
“Ya udah istirahat bentar ya. Tp biar penis ini didalam ya” kata pak Zulham yang kemudian menindih memeluk silvia. Dilumatnya lagi bibir Silvia dan Silvia pun mencium bau memeknya sendiri di mulut Pak Zulham. Meraka saling berciuman begitu lama, dan pak Zulham sambil berciuman mulai menggerakkan pantatnya pelan-pelan, setelah dirasa ngilu Silvia mulai reda Pak Zulham mulai menambah kecepatan 
“ahhhhh... ahhhhhh” jerit Silvia setiap kali penis Pak Zulham menghujam masuk ke memeknya. Pak Zulham kembali ke Gaya missionaris dan mulai menggoyangkan pantatnya. Penisnya dengan mantab keluar masuk di lobang memek Silvia.
Pruttt,..pruttt..pruttt.... lobang memek silvia yang sempit dan penis pak Zulham yang besar menimbulkan suara yang unik. Silvia maupun pak Zulham merakan kenikmatan yang luar biasa. Gerakan Pak Zulham pun semakin cepat. Efek Orgasme waktu di sepong Silvia tadi membuat kali ini dia mampu bertahan lebih lama. Namun sempitnya memek Silvia membuat dia merasa akan segera mencapai klimak. Padahal ia ingin menikmati memek Silvia lebih lama. Serta merta pak Zulham menghentikan genjotannya.
“Ahhhhhhhhh...Kontol bapak benar-benar luar biasa..memek via sampe senut-senut.”
“Memek kamu juga hebat sayang..aku sebenarnya gak tahan tapi ingin menikmati memekmu lebih lama” kata Zulham. Lalu tanpa melepas kontolnya ditariknya Silvia untuk duduk dipangkuannya, Silvia tahu maka ia segera menaik turunkan pantatnya. Pak Zulham segera melahap payudara Silvia yang terpampang didepannya. Mereka ML sambil duduk dan mereka bisa melihat diri mereka sendiri dari cermin yang ada di dinding dekat ranjang, dan melihat betapa seksinya mereka berdua ML dengan cara itu. Bibir mereka kemudian saling berciuman dan Silvia tetap menggoyangkan pantatnya. Ketika Pak Zulham mau klimax maka tanganya menekan pantat Silvia sehingga silvia menghentikan gerakan pantatnya, lalu mereka kembali berciuman. Begitu geloran pak Zulham mereda Silvia menggerakan lagi pantatnya, ketika hampir klimak berhenti lagi sehingga pak Zulham merasa nikmat luar biasa. 
“ahhhh.. kamu memang pinter sayaannggg..” rintih pak Zulham
“Bapak puas.. kann”
“Iyaaa... aku pasti sangat puas ngentot sama kamu sayyy” kata pak Zulham kemudian..
“Via pengin di entot dari belakang pak..”
“Aku juga sayy” jawab Pak Zulham.. 
Silvia pun melepas penis Pak Zulham dan mulai menempatkan diri dengan menunging di pinggir ranjang. Pak Zulham pun turun dari ranjang dan siap menusuk Silvia sambil berdiri. Dilihatnya bongkahan bokong putih Silvia.. dielus-elusnya sebentar lalu dibimbingnya penisnya ke arah lubang memek Silvia. Pelan-pelan dimasukkannya penis itu..
“ahhhhh....” rintinh Silvia ketika penis itu menyeruak masuk ke memeknya. Belum sempat melakukan kegel Pak Zulham udah mulai memompa penisnya keluar masuk. Namun baru semenit dia berhenti...
“Ohhhhh,, aku gak tahan say..” Silvia merasakan penis pak Zulham berkedut, sepertinya pak Zulham sedang menahan arus orgamenya. Pak Zulham pun sebenarnya sudah merasakan spermanya udah di ujung penisnya. Karena keinginan bisa ML lebih lama dengan Silvia membuat dia coba menahannya. Setelah desakan orgasme itu agak reda, pak Zulham mencoba mengerakan lagi pantatnya, namun baru 3 kali sodokan arus orgasme itu kembali melanda, dia mencoba berhenti tapi sepertinya bendungan yang ia buat dibatang penisnya tak mampu menampung arus sperma yang mendesak ingin menyembur keluar. Apalagi saat berhenti Silvia melakukan kegel seperti mengurut penis pak Zulham, sehingga jebollah pertahanan Pak Zulham. Akhirnya dengan hujaman keras kedalam memek Silvia, penis Pak Zulham muntah menyemprotkan Sperma ke dalam rahim Silvia..
“Aaaaaaaahhhhhhhhhhhhh”
Croooooottt... Crooott... Critttt
“Uhhhhhhhhh” Rintih Pak Zulham ketika orgasme itu melandanya. Walaupun ini Orgasme kedua setelah di sepong silvia tapi kali ini juga tak kalah hebatnya dengan Orgasme pertama tadi, bahkan kali ini lebih nikmat lagi karena orgame dalam memek Silvia yang selalu berkedut, seperti memeras semua sperma Pak Zulham.. Tubuh Pak Zulham sampai bergetar menikmati ejakulasi kali ini, akhirnya dipelukknya tubuh silvia dari belakang dan remasnya Payudara Silvia. Silvia pun membiarkan sampai arus orgasme Pak Zulham mulai reda. Dan perlahan-lahan penis Pak Zulham mulai lembek dan mengecil. 
“Ohhh..luar biasa enak memekmu via..” bisik pak Zulham di telinga silvia lalu ambruk disampingnya. Silvia merasa sperma Pak Zulham merember di memeknya dan menetes di Sprei ranjang itu. Silvia kemudian memeluk dan mencium pipi pak Zulham kaki mengapit kaki pak Pak Zulham dan dibiarkannya sperma yang belepotan di memeknya menempel juga diperut kiri pak Zulham. Bau khas Sperma dan keringat mereka bercampur jadi satu.
Pak Zulham memejamkan matanya menikmati sensasi orgasme yang baru dia rasakan. Sekitar 5 menit mereka berdiam dan benar-benar relax. Lalu pak Zulham bangun dan melihat jam udah jam 4 sore. “ah masih ada waktu satu jam lagi” pikir Pak Zulham. Dia sebelumnya berjanji mengembalikan Silvia jam 5 sore. Di kecupnya bibir Silvia yang tidur disamping, Silvia pun membuka mata dan tersenyum manis pada Pak Zulham. 
“Aku sangat puas ngentotin kamu via.. makasih ya.. kali ini aku mendapatkan pengalaman ML terbaik dalam hidupku” kata pak zulham sambil mengusap rambut Silvia yang agak acak-acakan.
“Aku pun puas pak” Jawab Silvia. Ingin rasanya Pak Zulham menikmati kecantikan wajah Silvia ini lebih lama, sekaligus menikmati indahnya tubuh silvia yang baru di entotnya. Namun ia tetap harus mengembalikan Silvia ke Andre temannya. Akhirnya mereka mandi di bathup berdua, dan sebenarnya Silvia ingin memberi kepuasan sekali lagi ke pak Zulham dengan ML di Bathup, tp Panis pak Zulham tak mau bekerja sama setelah ejakulasi dua kali. Selesai mandi Silvia berpakaian lagi dan diantar Pak Zulham ke hotel Andre. Tak lupa selipkannya amplop berisi uang 2 juta rupiah ke Silvia. Pak Zulham memberi lebih dari kesepakatan semula karena merasa sangat puas dengan pelayanan Silvia. Andre ternyata sudah menunggu di Loby hotel dan mereka bertiga ngobrol sebentar dan Pak Zulham menyatakan kepuasannya sama Pak Andre atas pelayanan Silvia. Setelah itu Silvia diajaknya masuk kekamar pak Andre lagi, sampai kamar Pak Andre minta pijit kepala, setelah itu pak andre ajak ML silvia kurang lebih 10 menit lalu mereka tidur. Malamnya Pak Andre ngajak Silvia nikmati music di lounge hotel tersebut dalam keadaan setengah mabuk pak Andre ajak masuk kekamar lagi dan ajak Silvia ML. Silvia pun melayani sampai pak Andre ejakulasi. 
Begitulah, di warung lesehan itu Parmi menceritakan jalan hidupnya setelah ia bercerai dengan suaminya. Menjadi simpanan juragan batik kurang lebih 5 bulan, berganti nama Silvia dan menjadi menjadi wanita panggilan kelas atas yang melayani teman-teman bisnis Pak Toni tempat dia bekerja sebagai SPG. Tidak hanya Pak Andre, dan Pak Zulham saja yang sering mengencaninya, tapi juga teman-temannya yang lain. Selama ini kurang lebih sudah ada 15 laki-laki yang telah mengencaninya. Pernah suatu hari ada pelawak yang sering tampil di tivi juga pernah mengencaninya di semarang. Juga seorang pejabat disebuah kabupaten di barat Jawa Tengah yang mengencaninya dengan membayar 5 juta semalam. Namun mereka semua adalah teman-teman atau kenalan Pak Toni. Pak Toni sendiri selaku bosnya di dealer mobil itu juga pernah memakainya sebab kadang kala ia harus keluar kota untuk membuka pameran mobil dan harus menginap di sebuah hotel akhirnya Parmilah yang harus menemaninya. Dari apa yang dilakoninya itu Parmi yang awalnya kuper dan agak kurang pengetahuan menjadi semakin cerdas. Karena orang yang mengencaninya adalah orang-orang eksekutif dan orang2 yang punya kecerdasan lebih maka parmi harus megimbanginya. Dia jadi rajin membaca berbagai buku, buka internet dan wawasan dia semakin luas. Bahkan Parmi mulai belajar bahasa inggris gara2 pernah di ajak pak Zulham kencan ke Australia.
Setelah ia merasa sudah memiliki modal parmi keluar dari tempat pak Toni dan ingin membuka usaha sendiri, dan dengan bantuan Pak Toni akhirnya ia sekarang memiliki sebuah salon kecil dengan 2 orang karyawan. Ia sendiri sebelumnya telah belajar salon kencantikan, ia kursus salon kencantikan sengaja ketika ia harus tampil maksimal dihadapan tamu-tamu yang membokingnya. Apalagi tamunya sering membawa pada pertemuan-pertemuan bisnis. Yang menyuruh kursus ini adalah Pak Toni sendiri. Walau begitu sampe sekarang kalau pak Toni membutuhkan dia untuk jadi SPG atau sekedar menemani teman bisnisnya Parmi masih menyediakan diri.
“itulah mas, jalan hidupku selama 3 tahun ini, sudah 5 bulan ini aku menjalankan usaha salon, masih dibantu pak Toni” kata Parmi menerangkan.
“yahh.. , aku sendiri memang pernah dengar desas-desus di kampung kita tetang kau yang jadi simpanan bos, tapi aku gak begitu perhatian, kukira orang bohong aja waktu itu” Aku menjelaskan ke Parmi. Kini aku sendiri telah mendengar kisah Parmi dari sumbernya langsung lebih lengkap.
“Mereka yang bilang gitu emang bener aku kan emang pernah jd simpanan walau 5 bulan. Dan bahkan aku sekarang pelacur mas. Aku nggak marah kog kalo mas Anton panggil aku sebagai pelacur. Aku sekarang lonte mas.. tak ku pungkiri.” Berkata begitu Parmi sambil menerawang jauh. Entah apa yang dipikirkannya. 
“Hanya mas Antonlah yang tau cerita ini. Aku cerita gini karna aku percaya sama mas Anton, dan aku ingin sedikit mengurangi bebanku. Orang tuaku ndak tau apa-apa mas tentang aku disini. Taunya aku kerja bercerai dan kerja di Semarang. Tolong jangan cerita ke bapak ya mas. Akupun sedang mencari jalan keluar dari keadaan ini. Aku ingin kerja yang bener. Bahkan aku ingin nikah lagi mas, aku pengin punya keluarga, momong anak dan melayani suamiku dengan baik” Mata Parmi mulai berkaca-kacamengucapkan itu, sementara akupun bingung mau ngomong apa. Sejak ngobrol tadi aku hanya jadi pendengar setia.
“Aku ndak akan cerita ke orang tuamu Mi.. juga sama orang lain, biar ini jadi rahasia kita aja. Dan kau tau mi.. aku dulu cinta kamu, ketika kamu masih SMA dan aku mahasiswa anyaran. Sampai sekarang pun aku masih cinta kamu lho mi. Walau aku pernah mencoba melupakannya.” Kataku. Aku sendiri seperti tak sadar mengucapkan itu. Memang aku dulu pernah mencintainya. Tapi dengan keadaannya kini benarkah aku masih mencintainya.
“Aku bukan orang baik lagi mas.. aku orang rusak sekarang. Mas Anton ini sejak dulu terkenal orang baik dari keluarga baik di kampung kita. Aku ndak mau melukai hati mas Anton dan keluarga mas Anton.” Kata parmi
“Barusan aku ngelonin kamu, ngentot kamu sampai 2 kali, apakah aku sekarang masih orang baik?” sanggahku kemudian
“Itu adalah salahku mas Anton, aku tadi sengaja memancingmu” kata Parmi
“benarkah, tapi aku sudah menginginkan ngentotin kamu lho sejak ketemu diterminal”
“Yaa.. tapi apakah kamu akan berniat ML sama aku klo aku berpakaian seperti dulu waktu dikampung, pakai jilbab, baju kurung dan rok panjang.?” Tanyanya. 
“Mungkin iya, tapi aku akan menikahimu terlebih dulu.” Akupun masih ngotot.
Parmi tersenyum “Sudahlah ngapain kita pikirkan masalah ML kita tadi, aku memang suka kog ML sama kamu tadi. Hanya aku ndak nyangka aja klo ternyata itu ML pertamamu.”
“akupun merasa tak berdosa td waktu ML sama kamu mi.. entahlah, aku merasa sangat bahagia.” Kataku. 
“ya udah yukkk.. kita pulang. Besok kita masih harus ngurus masalah skripsimu itu.”
Kami pun keluar dari warung makan lesehan itu dan pulang menuju kos Parmi. Sepanjang jalan Parmi memelukku dari belakang, terasa mesra sekali, karena akupun baru pertama kalinya boncengin cewek dalam posisi seperti itu. Akupun membanyangkan klo malam ini aku akan ML sama Parmi sepuasnya. 





Sekitar Jam 1 malam kami baru sampai di rumah kontrakanParmi. Disamping kamar Parmi tampak duduk seorang perempuan dengan rok mini dan kaos tank top sedang ngobrol dengan seorang laki-laki setengah baya. Mereka kelihatan mesra sekali walaupun aku melihat perbedaan umur mereka jauh. Kami pun segera masuk kekamar Parmi. Sampai di kamar aku segera merebahkan badan dan parmi masuk ke kamar mandi mau pipis sebentar katanya. Kunyalakan Tivi dikamar Parmi ada siaran sepak bola liga Inggris. Kubiarkan saja di siaran itu walau aku ndak begitu suka sepak bola.
Setelah selesai pipis Parmi masuk kekemar lagi dan kemudian tengkurap disampingku.
“itu tadi siapa mi?” tanyaku
“Ohh.. itu tadi sinta.. sama langganannya lah.” Jawabnya.
“Ooooo, langganan apa? Tanyaku lagi
“Langganan ngentot lah, opo meneh”
“Jadi Sinta itu td pelacur juga?”
“Yahhh begitulah, Mas Anton mau? Biar ku panggil kemari” berkata begitu Parmi sambil memuncungkan bibirnya.
“nggak ah.. berapaan klo sama Sinta?” Tanyaku lebih lanjut.
“Tertarik ya mas, ntar tanya aja sendiri ma Sinta. Tapi termasuk lebih murah kog dari aku. Kayaknya dibawah 500. “ jawab Parmi
“Enggak Cuma tanya aja kog. Lagian klo mau ML kan dah ada kamu disini, gratis lagi hehehehe” kataku
“ehhhhh... siapa bilang gratis, bayar lho sama kayak Pak Zulham 4 juta semalam. Hihihi” kata parmi sambil tertawa memperlihatkan bibirnya yang rapi. Aku pun ikut tertawa. Dan karena gems kucubit pipi Parmi. 
“Eh mi, aku nggak nyangka lho kalo kamu yang ngambil perjakaku.”
“Jadi mas nyesal?” tanya Parmi.
“nggak ah. Aku malah seneng. Kau itu kan sebenernya cinta pertamaku, aku aku dulu nggak berani ngomong, lalu kau tinggal nikah pula.”
“Jadi mas beneran dulu cinta sama aku?” Tanyanya lagi
“iya mi, bahkan sampai sekarang. Kau tadi ngomong kalau mau nikah, gimana kalau habis aku wisuda kita nikah di kampung.” 
“Ah mas ada-ada aja. Aku masih ndak yakin kalau mas Anton ini masih mencintaiku” kata Parmi
“Mas udah tau aku sekarang begini, aku ini orang yang udah kotor, aku takut kalau menikah sama mas” lanjutnya
“lho kenapa takut mi, aku bukan penjudi, kamu juga tahu siapa aku. Apa kamu takut aku nggak bisa kasih kamu makan.”
“Yo ndak gitu mas, nikah itu urusannya agak berat. Kalau mas mau tau aku itu sebenarnya juga sayang sama mas Anton. Dan karena itu aku ndak mau nikah sama mas Anton, takut nanti menyakiti hati mas anton dan keluarga mas Anton. Dan bisa-bisa menyakiti diriku sendiri.” Sambil berkata begitu Parmi membelai rambutku dengan mesranya.
“Maksud kamu gimana mi. Lha wong aku yang nikah kog bisa menyakiti keluargaku.” Tanyaku kemudian
“Seharusnya mas udah tau ndak usah tanya. Aku yakin mas udah tau jawabnya.”
“Aku bener ndak tau maksudmu mi. Aku ini walaupun mahasiswa tapi wong ndeso yang bodho, kuper kurang gaul. Kuliah aja sampe tujuh tahun gini. Nah menikahi kamu ini kuanggap berkah yg luar biasa. Aku masih mencoba terus meyakinkan parmi akan hal ini , walaupun aku ndak yakin akan kata-kataku sendiri. Apa iya aku akan ikhlas menikahi Parmi, walaupun ia sangat cantik tapi gak bisa dipungkiri kalau ia sekarang menjual dirinya.
“Gini lho mas. Aku nikah sama mas, sekarang ini mikirnya mungkin yang sederhana saja, tapi gimana kalo seandainya nanti tiba2 kita bertengkar, apa mas ndak ungkit-ungkit masa laluku. Itu nanti menyakitkan mas, baik aku sendiri atau mas Anton. Lah gimana kalau ternyata itu terdengar orang tua mas, apa mereka ndak sakit hati, trus orang tua kita juga bertetangga, trus gimana kalo hal ini terungkap ke tetangga yang lain. Aku ndak yakin akan hal itu mas.” Kata Parmi menjelaskan maskudnya tadi. Akupun sebenarnya mengerti maksud, dan memang itu juga yang memberatkanku
Akhirnya kami terdiam, masing-masing sedang merenungi diri. Aku juga sedang merenungi diriku. Diantara teman-temanku sekampung, walaupun aku berstatus mahasiswa namun justru akulah yang paling kuper. Sebenarnya wajahku juga nggak jelek, hanya saja kemiskinan membuatku tak mampu beli pakaian yang layak, yang gaul dan funky. Sampai sekarang aku hanya punya 2 celana panjang yang layak pakai. 1 celana jeans pemberian teman kuliah, dan 1 celana kain yang bekas punya masku. Lainnya adalah celana belel yg warnanya udah pudar. Apalagi baju. Selama kuliah akulah mahasiswa yang paling setia memakai kaos oblong hingga pernah diusir dari ruang Dekan karena pakai kaos oblong. Kemeja hanya 1 yang hanya kupakai saat-saat penting saja. Dan kemeja inilah yang kubawa ke kesini, karena aku mau ke kantor kesbanlinmas. Uang sangat jarang punya karena aku hanya mengandalkan narik ojeg dikampung yang harus juga berebut dengan teman-temanku yang lain. Makanya aku jadi orang yang paling nggak berani mendekati cewek. Dikampusku banyak cewek cantik nan seksi, namun tak satupun aku berani dekati mereka. Sehingga sampai umurku yang ke 25 tahun ini aku belum pernah pacaran sekalipun. Padahal aku sudah rutin Onani sejak kelas SMP. Semua pelampiasanku hanya ke Onani. 
“Mas Anton.. “ kata parmi mengejutkanku.
“Aku mau jujur kepadamu ya mas.”
“Setahun yang lalu aku pulang ke Matesih. Dan sebenarnya aku sering pulang mas, sekedar nengok bapak. Aku pernah melihat mas.”
“Dimana?” tanyaku sambil mengkerutkan dahiku.
“Di sawah mas” jawab Parmi
“Oh.. kapan itu?”
“Setahun yang lalu. Ketika aku mau balik lagi ke Semarang dan dijemput Mas Bambang yang kebetulan mboking aku disolo selama 2 hari. Aku lewat jalan kulon ndeso dengan mobil sama mas bambang itu karena takut ketahuan orang. Nah aku melihat mas lagi di sawah. Lagi duduk di pematang gitu ngobrol sama lik Wito kalo ndak salah.” Cerita Parmi padaku
“Lho trus apa masalahnya kalo begitu”
“Ndak ada masalah memang, hanya saja aku waktu itu jadi berpikir, ternyata ada seorang mahasiswa yang nggak kemaki sama sekali. Yang kutahu mahasiswa itu kebanyakan sok mahasiswa, Sok pinter dan lain-lain. Liat aja tu dikampung kita itu, anak pakde Darmo, Trus anake Marto rambak, itu kan sombong kali gaya, keminter dan njelehi mas. Tapi ketika liat mas ternyata sangat berbeda. Mas itu mahasiswa yang tidak kelihatan mahasiswanya. Padahal orang sekampung kita yang kuliah di Negeri Cuma mas, yang lainnya kan swasta semua.” Dengan semangat Parmi menceritakan itu. Aku pun sedikit tersanjung atas cerita Parmi ini.
“Itukan karena aku ini anak orang miskin mi. Kamu pun Bapakku itu sama dengan Bapakmu Cuma petani kecil dikampung. Jadi aku ndak punya uang untuk bisa seperti Mas Tardi, Mas Hari atau anak Pakde Darmo lainnya.” sanggahku
“Aku yakin bukan karena itu mas. Aku yakin ini karena kepribadian. Buktinya anak lik Marto rambak itu, sombongnya minta ampun dan suka sok gaya. Padahal bapaknya samalah kayak orang tua kita. Wong cuma bakul rambak gitu.”sambung Parmi kemudian
“Ah.. aku kira beda kog mi, aku ini menyadari dimana posisiku siapa bapakku. Aku begitu karena aku ini yah memang begitu. Habis mau apalagi.”
Parmi kembali menatapku dengan mata yang berbinar. Walaupun tidak tersenyum namun keunikan wajah parmi adalah seolah wajahnya selalu menampilkan senyuman menawan seperti lukisan monalisa. Itulah yang kusuka sejak dulu.
“itulah yang membuatku selalu teringat sama Mas Anton sejak penglihatan itu.”
“Apa sebabnya mi?”
“karena mas berbeda itulah yang membuat aku merasa telah jatuh cinta lagi, dan kayaknya sama mas Anton” kata Parmi serius namun dilambari senyum manisnya. Akupun tersenyum.
“terus kenapa kita gak nikah saja mi, toh kamu merasa mencintaiku dan aku juga mencintaimu.”
“Ah jangan bicara soal nikah lagi to mas.. saya ndak suka” jawab Parmi
“Kalau mas mau, aku pengin hubungan kita tetap seperti yang kita mulai saat ini.” Lanjutnya
“kamu memang aneh kog mi” sahutku kemudian
“Aku mencintai mas tapi nggak ingin memiliki mas, begitu juga sebaliknya. Nah mumpung kita masing-masing belum terikat pernikahan ya kita berhubungan saja. terserah mau di sebut pacaran atau apa.” Kata Parmi “aku rasa itu lebih fair bagi kita mas.” Sambungnya.
Aku berpikir sejenak, namun pikiranku juga membenarkan pendapat Parmi, namun apakah aku tidak cemburu kalau pas lagi sama Parmi tiba-tiba ia di booking sama tamunya. Ah..gak taulah.
“Okelah mi kalau itu maumu, Cuma aku bingung juga hubungan macam apa ini. Tapi ndak apa-apa asal kita bahagia dan bisa menikmati hubungan ini.”
Mendengar jawabanku itu tiba-tiba Parmi memelukku dan mencium bibirku dengan lembut. Aku pun membalas mengulum bibirnya yang lembut dan bibir kami saling berpagutan. Kadang-kadang Parmi memberikan kecupan-kecupan kecil. Hidungnya yang mbangir disentuhkannya ke pucuk hidungku yang mancung. Lalu kami berciuman lagi dengan mesranya. Lidahku kemudian menjulur menyapu gigi serinya dan parmi pun kemudian membuka mulutnya. Lidah kami saling mengait dan air liur kami pun bertukaran.
“Mmmppphh...aku sayan g kamuu mas anton” bisik Parmi disela ciuman kami. Sudah jam 2 malam kami bercinta lagi, entahlah, rasanya pertemuan kami ini mampu menghilangkan capek dan ngantuk. Bahkan rasanya kami nggak ingin tidur, pengin bercinta sepuasnya. 
Bibirku masih terus menyerang bibir Parmi dengan ganasnya, dan Parmi pun selalu mengimbangi ciuman-ciumanku. Tanganku mulai menjelajah ke bagian dadanya, kuremas lembut payudaranya bergantian. Parmipun semakin erat memelukku dan kakinya sudah mulai mengaitku. Kurasakan hangat tubuh parmi. Lama sekali kami saling berciuman dan saling meraba, tangan parmi mulai mencopot resleting celanaku dan tangannya mencari bantang penisku yang sudah tegang dan keras. Sambil tetap berciuman di kocoknya penisku pelan-pelan. 
“Mmmmhhhh.. Ahh.. aku suka kontol mas ini.” Rayu Parmi padaku, dan ciumanku perlahan mulai mengarah ke lehernya. Aku melihat reaksi parmi kegelian ketika aku menciumi lehernya dan berusaha melindungi lehernya dengan menundukan kepalanya.
“kenapa” tanyaku
“Geli mas, ndak biasa dicium dileher” Jawab Parmi
“udah nikmati aja” kembali aku mencoba menciumi lehernya. Baru beberap jilatan dileher parmi ketawa dan menghindar “hi..hi..hi..hi..hi, geli mas gak betah” akhirnya aku coba mencium dadanya yang masih tertutup kaos itu sambil tanganku yang satu meremas payudaranya dengan lembut. Kutarik kaosnya keatas untuk melepaskannya, kulihat kedua gundukan putih yang masih tertutup Bra warna putih. Kuciumi bagian atas payudara itu sesekali kutekan tanganku pun berpindah tak Cuma meremas payudaranya tapi juga mengelus-elus perutnya yang rata. Lalu tanganku pindah kebelakang mencari kancing Bra nya dan dengan satu tangan aku bisa melepaskan bra. Akhirnya susu parmi terbebas dari bungkusnya. Puntingnya yang merah kehitaman segera aku lumat habis sementara tangan satunya lagi meremas-remas yang sebelahnya.
“Augghhh.. “ Parmi mendengus keenakan, dia tadi waktu cerita bilang kalau bagian payudaranya adalah titik rangsangan paling efektif kalau ingin segera membuat dia terangsang. Kemudian dengan kakinya parmi berusaha mencopot celana panjangku. Karena kesusahan aku bantu dengan tanganku untuk melorotkan celanaku sampai kedengkulku. Sambil tetap kuserang bagian payudaranya yang ranum, Parmi mendorong celanaku dengan kakinya hingga copot dari kakiku. Sementara bagian bawaku sudah telanjang dan parmi telanjang bagian atasnya. Aku sangat mengagumi keindahan payudara Parmi ini. Dan kini aku aku tidak menyerangnya lagi, aku ingin menatap sepuasnya dulu sebelum bermain-main dengan payudara yang ranum itu. Parmi pun heran melihat tingkahku itu.
“Ada apa mas?” tanya parmi kemudian.
“Aku ingin mataku ini jenuh dulu melihat payudaramu yang indah itu, bukankah besok klo urusanku selesai aku harus pulang ke Matesih” jawabku. Parmi tersenyum lihat tingkahku dan dibiarkannya ku menatap payudaranya yang indah itu. Aku memang belum pernah melihat payudara secara langsung kecuali lewat film bokep yang kutonton. Dan sekarang aku melihatnya bahkan sudah menikmati sejak siang tadi. Sepasang payudara yang benar-benar indah bentuknya dihiasi punting yang kecil bulat menyembul di puncaknya menantang sekali. Apalagi dalam kondisi terangsang begini punting itu begitu keras menyembul. Ukuran payudara ini memang tidak terlalu besar, namun tidak kecil sehingga seperti sepasang mangkup terbalik di dada Parmi.
Tau kalau aku sedang mengagumi payudaranya, Parmi kemudian bangun dan duduk. Dengan seksi tangannya mulai menyangga payudaranya dan membuat gerakan-gerakan erotis memancing birahiku. Kadang tangannya diangkat keatas kemudian dia seperti menari-nari erotis sambil badannya melengkung kebelakang sehingga semakin jelas keindahan payudara itu. Sungguh pemandangan yang sangat indah yang pernah kusaksikan. Setelah puas menikmati keindahan payudara parmi akupun ikut bangun dan mulai kudaratkan ciuman di punting payudara Parmi sementara kedua tangannya kugunakan untuk meremas-remas kedua bukit kenikmatan itu.
“Ughhh... enakkk bangets mass...” rintih Parmi ketika aku mulai menggigit-gigit kecil payudaranya. Kadang kupuntir-puntir puntingnya ketika bibir dan lidahku menyapu bagian pangkal payudaranya. Tangan Parmi mulai bergerak kebawah mencari batang penisku, dan mulai membalas perlakuanku pada pentil susunya dengan mulai mengocok penisku dengan lembut. Sentuhan tangan Parmi yang lembut di penisnya membuat penisku semakin tegak berdiri. 
“Ssshhhhh... Ssssshhhh..” Parmi mendesis sementara mulutku masih sibuk mengelola kedua payudaranya bergantian. Pelan-pelan mulai kurebahkan lagi tubuhnya dan dia melepaskan pegangan pada batang penisku. Kembali kucium kedua payudara terus perlahan merembet ke perutnya yang rata, kusapu dengan lidahku semua bagian perutnya sampai ke pinggangnya. Lalu pelan-pelan aku buka resleting celananya dan kupelorotkan celananya. Parmi membantu dengan mengangkat sedikit pinggulnya sehingga memudahkan aku menarik celananya. Kulihat mulusnya paha Parmi, dengan tanganku mulai kuelus-elus paha parmi dengan sentuhan yang sangat perlahan-lahan.
“Aaaaahhh...” kulihat parmi begitu menikmati sentuhanku itu. Dari sekedar sentuhan tangan ku ganti dengan ciuman bibirku di sepanjang pahanya dan kubuka pahanya lalu aku pindah duduk dibawah selangkangan Parmi, aku belum bermain diselangkanganya langsung dan belum juga melepas celana dalam Parmi. Kuangkat kaki parmi yang sebelah kiri lalu dengan lidahku aku mulai menjilat betisnya, sementara tanganku mengusap pahanya sampai ke pangkal pahanya. Lidahku terus merayap pelan naik melewati dengkulnya sampai ke pahanya. Dengan lembut kujilat-jilat paha mulus Parmi sampai ke dekat selangkangannya.
“Iiiiihhhh...terus sayanggg... enak dijilati git..uu uhhhh “ erangan Parmi menerima jilatan lidahku dipahanya. Matanya terpejam menikmati sapuan lidahku di pahanya. Lalu aku pindah ke kaki kanannya dan memperlakukan sama dengan kaki kirinya. Puas menikmati keindahan kaki Parmi aku kembali menyerang perutnya. Jilatan di perutnya semakin kebawah sampai ke batas celana dalamnya, sambil tetap menjilati perutnya tanganku mulai menurunkan celana dalam Parmi, mula-mula nampak bulu jembutnya bagian atas yang agak lebat lalu kelihatan gundukan memek yang ditumbuhi rambut jarang-jarang. Kulepas celana dalamnya lewat dua kakinya dan kini Parmi benar-benar telanjang bulat dihadapanku. Akupun kemudian melepas kaos yang kukenakan.
Dengan penuh nafsu mulailah lidahku menjelajahi setiap sudut di selangkangan yang bau khas memek. Memek Parmi yang banjir itu aku jilati mulai dari bagian atasnya yang berjembut turun kebawah kebagian bibir memeknya yang agak tebal. Lalu tanganku pun membantu membuka belahan memek, dan nampaklah bagian dalam memek parmi. Ini pertama kali aku melihat memek parmi bagian dalam. Bentuknya unik, dibagian dalam ada bibir lagi yang menggelambir dan mengkilat karena lendir yang keluar dari lubang memek itu. Dibagian atas ada tonjolan yang setiap kali aku sentuh Parmi pasti langsung menggelinjang keenakan. Langsung kudaratkan lidahku disana.
“Ahhhhhhh........” lenguh parmi ketika lidahku mulai menjilat pelan bagian tonjolan kelentitnya. Lama aku mempermainkan kelentit itu yang membuat memek Parmi semakin banjir dan mengeluarkan bau khas. Kadang kugigit dengan menggunakan ujung bibirku dan bahkan dengan gigiku.
“Uhhhh... ahh.. en...nak Mmmm ... mass...Te...yusss mas....” Parmi mulai kelonjotan keenakan dan dia berusaha menekan memekmu ke kepalaku. Akupun semakin bernafsu ngerjain memek parmi hingga akhirnya lidahku mulai menyeruak lubang memeknya yang penuh lendir itu.
“Slurrrppp.. slurrpppp... suara sedotan mulutku mengurangi lendir memek parmi, setelah itu lidahku mulai menyapu labia minora memek itu dan mulai menusuk lobang memek Parmi. 
“Ahhhhhh.. Ughhhhh...” jerit parmi.. Lidahku masuk ke dalam lobang memek semntara hidung mampu menyentik kelentit parmi yang mulai keras menonjol.. kadang aku memasukkan jari tengahku menjelahi lobang memek parmi..
“Ahhh.. bengkogkan keatas mas jarinya.. biar tambah enek “ perintah Parmi.. akupun menurutinya. Ketika jariku masuk setengahnya kubengkogkan keatas dan menemukan bagian yang agak bergerigi, ku gesek bagian itu dengan ujung jariku, spontan Parmi langsung menghentakkan pantatnya ke atas..
“Auuhhhhh... Auhhhhh” jerit parmi ketika aku mulai menyentuk bagian itu..
“Aagghhhhh.. terus mas.. enak disitu...” berkata begitu Parmi sambil merangsang bagian payudaranya dengan kedua tangannya. Diremasnya payudaranya sendiri sementara aku mekin intens memasukkan jariku dilobang memeknya. Biar Parmi makin enak lidahku mulai menyerang bagian kelentitnya.
“Uuhh.. uhhh...ahhh.. ahhh...” Teriak parmi memenuhi ruangan kamarnya. Aku yakin tetangga kamarnya pun mendengar jeritan parmi ini. Apalagi ditengah malam yang sunyi gini. 
Gerakan tangankupun semakin cepat, akupun merubah posisiku di samping Parmi. Mulutku kembali menyerang punting susu parmi, sementara tanganku tetap aktif di selangkangannya. Kini jempol tanganku yang aktif memainkan kelentitnya sementara jari tengahku tetap dilobang memeknya. Kini Parmi mendapat rangsangan di tiga tempat langsung. Punting susunya dengan lidahku, Lobang memeknya dengan jari tengahku dan kelintitnya dengan jempol tanganku. Parmipun makin kelonjottan.. matanya terpenjam menikmati gairah sex yang makin memuncak.. setelah sekian lama akhirnya tubuh Parmi makin hangat dan menegang..pelan-pelan kenikmatan itu mencapai puncaknya sampai akhirnya meledak tanda tanganku yang diselangkangan dijepitnya kuat-kuat dan tangan Parmi mencekeram pundakku kuat-kuat lalu memeluk begitu erat. Aku merasakan hentakan kenikmatan tubuh Parmi.
“Aaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhh... akkk...kuu kell.....luar Mmmmmmassss”Jerit Parmi kemudian. Sejenak parmi mengejang kelonjotan beberapa saat. Saat tanganku mulai lagi bergerak mau mengocok memeknya lagi.. parmi menahannnya..
“Uhhh.. ntar mas.. ngilluu” sergah parmi.. akupun membiarkan parmi istirahat sebentar. Matanya masih terpenjam, nafasnya masih ngos-ngosan namun mulai teratur lagi.
Setelah beberapa saat Parmi mulai membuka matanya dan tersenyum padaku.
“Mmmhhh.. enak banget kocokan tanganmu mas..” bisik Parmi. Tangannya kebawah dan menarik tangank lalu diarahkan ke mulutnya. Dilumatnya dengan lembut jari-jariku yang belepotan lendir memeknya. Terasa hangat dan enak lumatan mulut Parmi di tanganku. 
“Parmi pengin gantian merasakan kontol Mas Anton.. malam ini aku pengin ngentot sampai pagi sama mas..” bisik Parmi.
“Aku juga pengin mi.. aku ingin memanfaatkan pertemuan kita ini dengan ngentotin kamu sepuasnya.” Lalu aku bangkit dan membuka selangkangan Parmi, kuarahkan kontolku ke lobang memek Parmi, namun Parmi mencegahnya.
“Sabar mas.. “ Parmipun ikut bangkit dan mencium bibirku, akhirnya kami saling melumat lagi, tangan Parmi turun kebawah meraih penisku, dengan lembut dikocoknya penisku, dan Parmi mendorongku untuk telentang lagi. Aku yang sebenarnya tidak sabar ingin segera memasukkan penisku ke lobang memeknya mengikuti apa yang keinginan parmi.
“Aku juga ingin main-main dengan kontol mas Anton dulu.” Kata parmi yang kini nungging dibawah selangkanganku. Penisku ini ukurannya aku rasa biasa aja. Tidak besar seperti cerita parmi soal ukuran penis Pak Zulham yang keturunan arap itu. Pernah aku mengukur ketika aku baca majalah tentang standar penis orang asia. Ternyata masih dalam kategori standart. Panjangnya cuma 12 cm dan diameter kurang lebih 3 cm. Tapi parmi mengatakan itu sudah diatas rata-rata, sebab kebanyakan orang yang pernah tidur dengan parmi penisnya lebih kecil. Seperti bos Handoko atau yang sering di panggil koko aliang ternyata penis nya sangat kecil paling cuma 8 cm panjangnya.
Pertama-tama dijilatnya ujung penis yang keliar cairan bening itu, lalu kepalanya disapu dengan lidahnya. Sapuan lidah Parmi di kepala penisku membuat rasa geli nikmat. Apalagi ketika sapuan lidah itu kebagian leher penisku..
“Uhhh.. enak mi” kataku..
“Mas mau keluar dimulutku atau di memekku?” tanya parmi dengan masih tetap memainkan penisku.
“terserah parmi, yg penting enakkkk” jawabku. Parmipun tersenyum lalu dengan sangat pelan ujung bibir menyentuk ujung penisnya sementara tanganya yang lembut memegang bagian pangkalnya. Kepala penisku masuk pelan-pelan kedalam mulutnya yang juga terbuka pelan-pelan. Gesekan pelan bibir seksi Parmi ke batang penisku meninbulkan rasa nikmat yang luar biasa. Bibirnya pelan-pelan mulai melawati bagian kepala lalu kelehernya, sampai disitu Parmi memainkan lidah dalam mulutnya menyapu ujung penisku dan kepala penisku. Lalu dikeluarkannya lagi dan dimasukkan lagi pelan-pelan makin dalam sampai ke tengah batang penisku. Rasa hangat menyelimuti penisku, dan parmi mulai menyedot penisku..
“Uggghhhh..” erangku. Lidah parmi bermain-main lagi ke kepala penisku, lalu dilanjutkan dengan menaik-turunkan kepalanya pelan-pelan. Aku benar-benar menikmati kelembutan bibir dan lidah parmi bermain di penisku. Rasa nikmat yang ditimbulkan bukan saja dipenisku tapi merambat keseluruh tubuhku, sampai tubuhku serasa melayang-layang. Ini adalah pengalaman dapat Oral sex pertama yang aku nikmati. Tempo gerakan kepala Parmi bertambah agak cepat, dan rasa nikmat itupun juga mulai bertambah. Rasa gatal di seluruh bagian penisku membuat aku kadang ikut menaikkan pantatku agar penisku makin dalam masuk ke mulut Parmi.
“Enakk sayang...??” tanya parmi sambil melepaskan kulumannya dan menatapku air liurnya menetes dibagian pinggir bibirnya
“enak.. nikmat banget mi.. kamu memang pintar” Parmi tersenyum dan kembali memasukkan penisku ke mulutnya.
“Ugghhhh..” erangku dan Parmi mulai mengocok penisku dengan mulutnya
“slupp..slupp.. sluppp” bunyi kecipak mulut parmi makin menambah suasana erotis kamar itu. Tangan parmi pun membantu mengocok bagian batang bawahnya sehingga nikmat yang kurasa semakin meningkat. Akupun memejamkan mata, walau sebenarnya tak rela kejadian itu terlewat dari mataku. Namun nikmat yang luar biasa membuat aku tak tahan untuk terus membuka mata. Mulut parmi lalu berpindah ke buah zakarku dijilat dan dilumatnya buah zakarku lalu kembali ke penisku lagi. Begitu seterusnya sehingga kenikmatan itu akan mencapai puncaknya setelah kurang lebih 5 menit Parmi menyepong penisku. Pelan-pelan kenikmatan itu menuju puncaknya dan ketika masa ejakulasi itu tiba. Dan aku siap menyemprotkan spermaku kedalam mulut Parmi, tiba-tiba dengan jarinya Parmi menekan selangkanganku antara lobang anusku dan buah zakarku. Aku yang awalnya kelonjotan karena amu ejakulasi jadi tertahan tidak jadi menyemburkan spermaku. Naum kenikmatan ejakulasi tetap kurasakan walau diselingi rasa tidak nyaman dibagian dekat anusku gara-gara aliran sperma yang ditahan parmi.
“Ahhhh... “ erangku. Dan parmipun menghentikan aktivitas di penisku. 
“Enak kan sayang..” berkata begitu sambil Parmi pindah kesampingku.
“Iya mi.. tapi aku gak jadi keluar.” 
“Nanti keluarnya di memek parmi aja mas.. yang kedua pasti lebih nikmat dari ini tadi.” Kata parmi kemudian. Dan batang penisku ternyata masih tegak berdiri, dari situ aku tahu setelah sekian lama berhubungan dengan Parmi, ternyata Parmi mempelajari berbagai teknik ngesex dari internet. Selama jadi wanita panggilan untuk bos-bos itu parmi belajar banyak bagaimana memuaskan para lelaki yang membokingnya. Dan itu yang membuat banyak laki-laki yang pernah tidur dengannya sekain tergila-gila dengan parmi. 
Bahkan tiga bulan yang lalu Parmi pernah mengajari seorang perempuan bernama Ester istri dari Pak Dicky yang pernah memboking dia bagaimana cara ngesex yang bisa memuaskan laki-laki. Bu Ester sebenarnya ngelabrak Parmi di Dealer namun diusir oleh bosnya perempuan dengan mengatakan kalau Ester kurang pinter melayani pak Dicky. Padahal menurut Parmi Bu Ester ini seorang ibu muda yang cukup cantik, kulitnya bersih dan badannya pun seksi. Bahkan kadang parmi merasa kalah cantik dengan ibu ester ini. Sampai suatu hari Ibu ester menelpon Parmi dan mereka membicarakan Pak Dicky. Bu Ester telah memaafkan Pak Dicky dengan janji tak akan mengulangi lagi dan juga mengancam Parmi untuk tidak menggoda suaminya lagi. Parmipun mengiyakan tapi juga menyampaikan alasan bahwa bukan dia yang menggoda namun suaminya yang pengin dengan membayar mahal Parmi untuk menemaninya tidur dan itu baru terjadi 2 kali.
Akhirnya seharian Bu Ester belajar sama Parmi tentang teknik-teknik Sex yang ia pelajari dari internet dan telah ia praktekkan ke beberapa laki-laki yang pernah menidurinya. Bu ester memang tidak ikhlas Pak Dicky suaminya tidur dengan perempuan lain, namun ia juga tak mau bercerai dengan suaminya itu, akhirnya bu Ester mempraktekkan apa yang telah dipelajarinya dari parmi dan lalu menelpon Parmi kalau ia berhasil menjerat suami dalam kenikmatan sex. Bahkan kini seminggu sekali bu ester menemui parmi. Bersama-sama Parmi mulai mengeksplorasi tentang dunia Sex baik dari nternet maupun melalui melalui even2 atau seminar tentang sex. Bu ester yang pada dasarnya seorang yang terpelajar dengan cepat menguasai itu, dan kini jadi perempuan yang sangat memperhatikan kehidupan sexualnya. Dan sampai kini pak Dicky benar-benar tidak lagi menghubungi Parmi apalagi setelah tau kalau parmi dekat dengan istrinya.
Setelah sekian waktu beristirahat parmi mulai mengelus penisku lagi, lalu dikulumnya nya penisku sekedar membasahi dengan ludahnya.
“mas diatas dulu, tahan jangan sampai keluar. Kalau mau keluar berhenti dulu tarik nafas. Aku ingin menikmati kontol mas dalam di memekku” kata parmi lalu parmi telentang disamping. Akupun bangkit dan terbujur indah tubuh parmi telanjang bulat membuatku bernafsu pengin segera ngentotin dia. Kubuka lebar pahanya dan pelan-pelan kusentuhkan dulu kepala penisku ke bagian kelentitnya kugosok-gososk sebentar lalu pelan-pelan kumasukkan ke lobang memeknya. Kepala penisku menyeruak di labia minornya lalu masuk kedalam. Aku sangat menikmati keindahan ketika penisku pelan-pelan masuk kelubang memeknya sampai akhirnya amblas ke pangkal-pangkalnya. Bu biarkan sejenak dan Parmi melakukan kegel mengurut-urut batang penisku.
Uhhh.. Memekmu anget banget di kontolku mii” kataku. “kontolmu pun berdenyut-denyut mas.. itu yang aku suka. Kita nikmati bentar ya mas.. yang terburu-buru ngocok memekku walaupun aku sendiri juga menginginkannya.” Kata Parmi membimbingku. Aku pun mendiamkan penisku didalam memek parmi namun kami saling memberikan kegel dan kegel parmi begitu kuat seperti meremas batang penisku didalamnya. 
“Ssshhhhh.... Desisku dan Parmipun tersenyum, setelah itu aku pelan-pelan mulai menggoyangkan penisku dalam posisi missionaris. Nikmat sekali, apalagi ketika aku menarik penisku parmi seperti merapatkan mekinya sehingga aku merasakan penisku seperti diurut dan di hisap. 
“Ahhhh.. enak banget mii..” akhirnya kecepatan goyangan pantatku kutambah sehingga parmi mulai menjerit kenikmatan
“Ugghhhh...Ahhhhh... kontolnya ennaaakkkk” teriak parmi. Terusssss mass..... genjot terus memekkuu.. 
Clepp-clepp-clepp.. suara penisku yang keluar masuk memek marmi semakin mantab dan aku makin menambah kecepatan dan hujaman penisku ke memeknya pun semakin keras. Sampai bunyi benturan kedua kelamin itupun keras sekali kedengarannya, ditimbahi dengan desisan dan erangan kami berdua menahan kenikmatan yang luar biasa.
Plakk..plak..plakk.. 
Ahhhhh.. Ughhhh.. Ahhhhhhh.. ohhhh...
Tubuh parmi ikut bergoyang-goyang menerima sodokanku dan kedua payudaranya pun bergoyang-goyang seksi sekali. Ranjang kami pun berderit suaranya mengiringi alunan goyangan seksual kami seperti musik march. 5 menit setelah itu kenikmatan pun seperti mau pmencapai puncakknya sampai kemudian aku menghentikan gerakan itu menahan ejakulasi..
“Ahhhhhhhhh... aku mau keluar parmiii..”desisku sambil melakukan kegel menahan ejakulasi. Seperti kutarik kembali sperma yang sudah sampai ujung penisku masuk lagi ke kantong zakarku tempat sperma diproduknya. Setelah agak reda arus orgasmeku, aku minta ganti posisi, kali ini parmi gantian di atas. Dan Parmipun mulai jongkok diatas penisku dan pelan-pelan memasukkan penisku ke memeknya.
“Ugghhhhh...” desis Parmi lalu mulai dari pelan dikocoknya penisku dengan memeknya dan kemudian kecepatannya bertambah. Lendir yang semakin banyak keluar dari memek Parmi menimbulkan suara yang indah ketika penisku keluar masuk lobang memek Parmi.
“Prutt..prutt..prutt..”
“Ahh..ahhh.. ahhh.. uhhh.. uhhh..” suara Parmipun membahana memenuhi ruangan itu juga. Sprei tempat kami bertempur pun sudah tak beraturan. Rambut parmi yang acak-acakan kadang menutupi wajahnya semakin nampak seksi. Dan tanganku pun kemudian tak mau diam, kuraih kedua payudaranya dan kuremas kadang kupelintir kedua puntingnya.
“Ahhhh.. Ak..ku gakk tahann moasss” jerit Parmi..
“Uhhh.. uhhhh..Memekku guatelll.. kontolmu marahi gaa tell enakkk.. “ berkata begitu parmi merubah posisi dari semula jongkok jadi mendudukiku, dengan demikian kelentitnya menempel di tulang kemaluanku. Lalu mulai goyang maju mundur semakin-cepat dan bahkan seperti bergetar..
“Uhhh.. uuuuuuuuuuhhhhhhhhhhhhhh..enaaaaakkkkkkk” pekik parmi
Dan tiba-tiba dia menindihku sehingga kedua payudaranya menempel didadaku, pantatnya bergerak naik turun, tanganku pun gantian memegan pantat bulatnya yang sedang naik turun mengocok penisku. Aku pun sebenarnya gak tahan. Dan tiba-tiba tubuh parmi menegang dan kocokan memeknya berhenti tapi jadi seperti mencengkeram penisku..
“Aaaaaaaaahhhhhhhhh... Aohhhhhhhh..aku nyampaiiii moass....” jerit parmi ketika sampai klimax. Aku yang sebentar lagi klimax karena kutahan nggak jadi klimak dan malah Parmi menggapai klimaknya. Nafas Parmi ngos-ngosan dan kurasa degup jantungnya mengencang. Tubuh kami sudah sama-sama berkeringat... aku juga ingin segera mencapai klimakku kubalik tubuh parmi tanpa mencopot penisku lalu mulai kugenjot memek parmi lagi. Dan Parmi yang masih menikmati orgasmenya menjerit-jerit karena ake langsung dengan kencang mengenjot memeknya.
“Ahhhhhh... aaahhhhh... ahhhhh... ahhh... aku gak tahannn masss...”
Kubiarkan ia menjerit-jerit. Baru satu menit ku genjot, parmi menarikku ke pelukannnya..
“Aahhhhh..aku keluar lagi masss..” dalam pelukannya pantatku tetap menggenjotnya sehingga Parmi kelonjotnya menikmati orgasme terpanjang yang pernah ia alami..
“Uhhhh... ohhh..pelan mas “ tubuhnya tak lagi kelonjotan, matanya terpenjam namun kulihat wajahnya memerah dan mulutnya terbuka dan selalu menyuarakan “ohhhh” . Dilain waktu parmi menceritakan kalau saat ini dia mengalami orgasme yang panjang dan beruntun. Ia pernah mempelajari itu namun belum pernah mengalaminya. Ternyata agar bisa menikmati orasme panjang sekaligus multi orgasme dalam menikmati hubungan sexual harus menyertakan jiwanya. Ketika ia berhubungan dengan banyak lelaki memang ia pernah mengalami orgasme namun tidak sehebat sekarang. Orgasmenya bener-bener bisa ditarik ke seluruh tubuhnya, meliputi seluruh persendiannya, merelaxkan pikirannya.
Dan aku pun bisa merasakan betapa awalnya memeknya kuat mencengkeram penisku kini agak kendor namun memeknya jadi semakin lembut dan semakin hangat. Lendir yang keluar juga semakin banyak membasahi seluruh batang penisku. Aku yang hampir klimax tadi segera menyentuh batas ujung kenikmatanku. Secara pelan-pelan aku meraih puncak kenikmatanku dengan menggerakkan penisku pelan-pelan di memek Parmi. Parmi memang sudah tidak bergerak lagi, namun aku merasakan penyerahan total jiwa raganya sehingga gerakan pelanku menimbulkan efek orgasme yang berkepanjangan juga pada tubuhku. Ketika aku menghentikan gerakanku dengan memasukkan penisku sedalam-dalamnya dalam lubang memek Parmi, aku merasa memek itu menyedot pelan batang penisku kemudian dari ujung penisku mengalir sperma, tidak menyembur tapi mengalir. Dengan demikian orgasme inipun kurasakan merayap dari ujung penisku ke batang, memenuhi seluruh pantatku mengalis kebawah ke seluruh kakiny membuat persendianku lumpuh. Mengalir keatas serasa menghantikan jantungku dan sampai ke ujung kepalaku. Aku benar-benar merasa melayang dan ambruk ke atas tubuh parmi yang juga masih menikmati akhir orgasme panjangnya. Kuang lebih satu menit aku menikmati awal orgasme pelan ini dan berakhir. Akhirnya setelah agak reda arus orgasmeku aku turun dari tubuh parmi dan berbaring disampingnya.
Nafas kami makin teratur. Sampai akhirnya parmi mendesah pelan.. “Ohhh.. aku sangat puas malam ini sayang.” “akupun puas sayang” Sahutku pelan, dan akupun diliputi ngantuk yang luar biasa. Mataku pun terpejam, beberapa saat kemudian aku merasakan parmi bangkit dari tempat tidur, namun karena aku sangat ngantuk aku gak sanggup membuka mataku lagi. Kudengar sayup-sayup suara air mengalir dan guyuran air. Kukira parmi sedang bersih-bersih dan mandi. Setelah sekian lama, setengah sadar aku merasakan sesuatu yang dingin menyentuhku. Rupanya parmi mengelap tubuhku dengan handuk basah. Dilapnya kemaluanku, kemudian seluruh tubuhku, setelah dikeringkannya tubuhku. Sungguh luar biasa pelayanan Parmi. Akhirnya dengan masih telanjang bulat kami tidur.
Pagi-pagi sekali aku merasa seolah ada sesuatu yang nikmat di selangkanganku, ternyata parmi sedang mengoral aku ketika aku masih tidur. Kontan saja aku terbangun dan batang penisku sudah tegak juga. Parmi lalu mengangkangiku dan kami ngentot lagi satu ronde pagi itu. Aku merasa stamina parmi ini luar biasa. Tadi malam kami ML hampir satu jam dan kurang lebih jam 3 kami baru bisa tidur. Kini jam 5 Parmi bangun dan ngajak aku ML lagi. Memang Cuma 15 menit kami ML tapi kami sama-sama puas. Habis ML Parmi mandi dan mengelap batang penisku lagi. Habis itu parmi membisikkan sesuatu di telingaku.
“Aku ke pasar dulu ya mas..mas tidur aja lagi nanti pulang dari pasar Parmi bangunin” bisik parmi
“Hmmmmm..” aku cuma bisa menjawab itu.
Dan benar jam 8 pagi aku dibangunkannya dan disuruhnya mandi kemudian diajaknya aku sarapan pagi. Setelah sarapan aku pergi ke Kantor Kesbanglinmas mengurus ijin skripsiku sendiri, kali ini parmi tidak ikut karena aku masih ingat jalannya. Dan hari itu juga semua urusanku terkait ijin skripsi di semarang selesai. Jam 1 siang aku kembali ke Kontrakan dan kutemukan Parmi ternyata tertidur. Langsung ku tubruk ia di tempat tidurnya. Kami bergumul bentar berciuman tapi tidak melakukan hubungan sex. Kemudian parmi mengajakku makan siang.





“Enak gak mas masakan Parmi” Tanya Parmi ketika kami makan. “Enaklah mi, sesuai seleraku. Lha wong kita berasal dari kampung yang sama.” Jawabku sambil menikmati sayur gori dengan tempe dan tahu bacem. Sebenarnya Parmi juga goreng ayam, tp aku memang penggemar tahu bacem.
“Mas Anton hari ini mau pulang?” tanya Parmi sambil menikmati makan siang buatannya
“Rencananya sih” jawabku singkat.
“Hmmmmm.. pulang besok aja mas. Kita jalan-jalan, nanti sore kita nengok salonku. Baru berdiri 5 bulan sih. Biar mas juga sekalian hafal jalan semarang.” Kata Parmi. Akupun sebenarnya juga ndak ingin pulang cepat, aku benar-benar ingin bersama Parmi sepuasnya saat ini.
“Kita lihat nantilah mi. Aku pengin segera ngurus ini ke kampus sih. Biar cepet ujian skripsi dan lulus kuliah” jawabku yang aku sendiri nggak yakin mau pulang cepet sebenarnya. Dan Parmipun tersenyum padaku sambil kemudian melanjutkan menikmati makanannya. “Mas aku memang ndak kuliah. Tapi aku juga ngerti lhi mas kalo besok itu hari libur. Kan aku sekarang punya karyawan, dan mereka juga minta libur besok.” Jawab Parmi mengingatkanku.
“oh iyo, mi.. besok kan tanggal merah, trus besoknya lagi hari sabtu. Hihihi..” 
“Ya udah mas.. nginep sini lama juga ndak apa2. Pulang hari minggu aja.”
“Walah, aku bilang ke bapakku paling Cuma dua hari kog di semarang.” 
“Ehh.. mas juga bilang klo nginep tempat aku?” tanya Parmi lagi
“Yo ndak mi. Aku bilange waktu pamit nginep tempat temen kuliah kog.” Jawabku “Dan aku Cuma dikasih sangu sama bapakku 50 ribu. Hahaha... “ 
“Lah udah besar kog masih minta sangu mas.. hihihi. Kata permi sambil ketawa. 
“Yo maklum mi. Aku kan tukang ojek, sepi lagi sekarang, rebutan sama karjo, darno dan banyak lagi tukang ojek sekarang.. Nah itu tadi masalahku mi klo aku nginep sini nanti uang untuk makannya ndak cukup sampai hari minggu.” Celotehku kemudian
“Halah mas.. walau Cuma begini aku masih kuat ngingoni njenengan mass.. ndak usah kuatir soal itu. Pokoke pulang minggu ya... mas. Aku pengin seneng-seneng sama sampeyan..” Pinta Parmi kemudian. Aku rasa Parmi sekarang menjadi lebih pemberani, apa karena pergaulan dia disemarang atau karena dia memang dasarnya pemberani. Dulu waktu masih SMA dia memang agak beda dengan perempuan lainnya yang sok malu-malu, dan Parmi ini tidak pernah begitu, setiap orang disapanya dan selalu berani membalas sapaan orang dengan senyum manisnya. 
Mendengar pertanyaan Parmi itu aku cuma menaikkan dahiku, tapi kemudian mengangguk. “ya udah mi.. akupun juga seneng kog sama kamu disini.” Jawabku kemudian
“hihihi.. makasih ya mas. Eh mas, tapi nanti kalau ketemu teman-temanku disini jangan heran kalau mereka memanggilku Silvia, atai via. Habis Pak toni selalu memanggilku begitu. Sekarang itu seperti jadi namaku disini” Kata parmi menjelaskan.
“iya mbak silvia..” kataku sambil tersenyum agak mengejek. Dan Parmi pun memoncongkan bibirnya kemudian berkata “Kalau mas tau ada loh orang kampung kita yang pekerjaannya sama seperti aku di semarang”
“Siapa mi?” tanyaku menyelidik
“Mbak Suminah sama Sri lestari itu”
“Oooo.. kalau mbak Suminah aku tau, kan dia udah lama begitu. Belum lama ini kan dia digerebek dikampung karena bawa laki-laki nginep. Aku juga ikut nggrebek sih, tapi akhirnya kami malah mau dipukuli ama lelaki itu. Karena ternyata dia itu tentara dari semarang sini. Tapi kalau Sri Lestari aku ndak tau gimana ceritanya?” Tanyaku kemudian
“Hihihi.. jadi mas dipukuli.”
“nggak jadi sih, kami malah minta maaf, trus dia telpon temennya dari koramil matesih, sebelum temennya yang koramil itu datang aku pergi duluan, pak RT sama Pak budi lah yang kemudian ngurusi disitu. Katanya trus mereka malah di ajak hepi-hepi mabuk di tempat mas ndaru.” Aku menjelaskan kejadian yang sangat aku gak sukai di kampungku. 
“Aku juga nggak suka kog mas sama tentara dan polisi, apalagi disalonku itu, sering kali polisi datang. Padahal salonku itu salon biasa, bukan salon ples-ples. Tapi karena anak buahku juga bisa di booking keluar mereka menganggap kalau salonku ini salon ples-ples. Jadilah tiap bulan kami urunan ngasih polisi yang datang.” Celoteh parmi 
Nah soal Mbak Sri Lestari itu aku tau nggak sengaja. Waktu itu aku kan gak sengaja ngeliat dia di Johar, nah merasa kenal aku ikutilah biar tau tempatnya, sengaja aku gak nyapa. Nah ternyata dia pulangnya kog ke SK. Dari situlah aku tau ternyata Mbak Sri Lestari itu kerja disana, dan mbak Suminah juga disana. Mereka ganti nama mas kalau mbak Suminah itu pake nama Ami trus Mbak Sri Lestari itu pake nama Tata.” Terang permi padaku.
“Ooo.. gitu ceritanya” aku mengangguk-anggukkan kepalaku sambil memasukkan nasi sendok terakhir ke mulutku.
“Nah gantian dia pernah ngeliat aku masuk hotel Srikandi sama Pak Antoni, dan Mbak Sri lestarilah yang menyebarkan info dikampung kalau aku jadi wanita panggilan itu.” Jelas Parmi kepadaku.
“Mmmm.. gitu toh ceritanya. Trus kalian pernah ketemu dan ngobrol sama mereka habis itu.?” Tanyaku kemudian
“Ya pernah, aku di telpon bapakku kan dimarahi habis-habisan. Ya aku bilang aja ke bapakku kalau aku itu kerja di dealer mobil bagian pemasaran, jadi aku kadang menemui calon pembeli gitu.” Kata Parmi. “Trus aku minta bapak njelaskan siapa yang ngasih tau soal itu, bapak bilang mbak sri lestari itu. Trus bapakku kan kesemarang waktu itu sampai ketemu Pak Toni segala, nah pak Toni menjelaskan lah pekerjaanku sebagai SPG yang bagian memasarkan mobil. Bapak juga datang ke kontrakannku yg lama. Dari situlah bapakku percaya sama aku. Dan aku minta nomor telponnya Mbak Sri, dapat trus kita ketemuan.”
Aku mengangguk-angguk dengar cerita Parmi ini
“Trus kita ngobrol. Aku bilang ke dia. Kalau aku tau sebenarnya dia itu tinggal dimana dan pekerjaannya apa, dia pun kaget. Trus malah ngancam aku segala. Dengan cara premanlah mas kuselesaikan. Pak Toni kan udah kuceritain soal itu. Kubiarkan aja diam ngancam aku. Dia ngak tau di SK udah ada anak buah pak Toni. Maminya yang pertama kali di damprat. Di telponnya Mbak Sum sama Mbak Tari untuk cepat pulang. Padahal mbak tari masih di kontrakanku. sambil maki-maki aku dia pulang. Sampai tempat mangkal dia di SK baru tau rasa lah dia dihajar sendiri dia sama maminya sambil ditungguin anak buah pak Toni. Mbak sum begitu juga.”
“Kejam kamu ternyata mi..” kataku sambil tersenyum dengan cerita Parmi.
“Gimana lagi mas.. lha wong diajak ngomong baik-baik bukannya minta maaf malah ngancam aku segala. Sekarang dia gak berani lagi. Udahlah mas.. ngapain ngomong begitu. Nanti aja kalau ada waktu kita temui mereka, tapi ingat yo mas, kalau mau main sama mereka pakai kondom biar aman. Ntar nulari aku.” Kata parmi kemudian.
“Ah.. kamu ada-ada saja mi.., aku lebih suka sama kamu kog mi.” Sebenarnya mau juga aku Suminah atau mbak Amy ini. Dia ini sebenarnya sebaya sama aku, sekolahnya waktu SD bareng sama aku, orangnya memang putih dan cantik, badannya montok, dan ketika dia udah merantau ke semarang kalau pulang sealu pakai pakaian seksi. Nah kalau melihat dia sampai rumah aku terus onani sambil membayangkan ngentot dia. Sekolahnya Cuma sampai SD karena orang tuanya memang nggakmau nyekolahin dia. Pernah jadi pacarnya Eko, dan eko pernah cerita padaku pernah ngentot dia, dan yang ngambil perawan Suminah memang Eko ini. Eko ini memang orangnya ngganteng dan putih. Orang tuanya juga agak kaya, sehingga dia jadi orang yang paling sering ganti pacar dikampung. 
Kalau Sri Lestari ini memang tidak seputih Suminah, namun badannya seksi, payudaranya cukup besar membusung nggak imbang sama tubuhnya yang mungil. Pantatnya juga besar bulat. kalau artis ini seperti Jupe. Kadang Sri Lestari ini juga jadi bahan coli aku dirumah, apalagi kalau terbayang dadanya yang membusung itu. 
“Ya udah yuk mas ke Salon” ajak Parmi kemudian, lalu kami berangkat dengan motor Parmi menuju daerah Semarang atas jalan rinjani,di dekat situ ada perumahan elit. Sampai di salon kami turun dan kami liat salonnya lumayan rame. Salon itu berada di sebuah rumah kecil bukan sebuah ruko di belakang sebuah hotel mewah. 
“Monggo mas” Aku disapa sama seorang perempuan cantik yang berpakaian blazer warna hitam kontras dengan kulitnya yang putih.
“Mbak Via ibu yang kemarin mau rebonding gak mau kalau sama kami. Maunya sama Mbak via sendiri. Besok katanya mau balik kesini.” Kata salah satu karyawan salon situ.
“Lah, gimana aku mau libur sampai minggu. Klo ada no mor telpon dia kasih tau dia, suruh rebonding hari senin aja. Oh ya kenalin ini temanku dari kampung namanya mas Anton. 
Kami pun berkenalan, yang pakai blazer hitam namanya Maya sementara yang pakai celana Jeans namanya Yuni. Dua orang karyawan Parmi ini cantik dan seksi juga, nggak kalah sama Parmi. Dan menurut Parmi mereka juga menjalani profesi lain seperti Parmi dan masuk kategori high class. Namun mereka juga pekerja salon yang profesional, buktinya mereka berdua sedang menggarap dua orang perempuan yang satu facial dan satunya lagi scrub di kamar. Di depan pun papan namanya mencantumkan khusus wanita. Apa ini hanya kedok? Bukan salon ini memang salon beneran. Aku lihat Ada sertifikat Jonny Andrean yang di pegang maya, sementara Parmi sendiri memegang sertifikat Gusnaldy. Para lelaki sebenarnya dilarang masuk kesini, kecuali orang-orang khusus yang mendapat ijin dari 3 orang ini saja yang bisa masuk dan mendapat perawatan dari mereka. Perawatannya pun bukan yang plus-plus, hanya sekedar massage, Scrub, Facial. Selebihnya tidak bisa dilayani di salon. Disalon itu ada dua kamar yang digunakan untuk massage dan perawatan khusus lainnya. Waktu itu sudah hampir jam 3 sore, ada seorang perempuan masuk lagi melakukan perawatan namun karena masih antri dia pergi lagi. 
Aku sedang ngobrol asyik sama maya ketika tiba-tiba Parmi memanggilku, diajaknya aku ke kamar yang belakang. Kamar ini cukup mewah, kata Parmi yang tidur disini biasanya Maya kadang Yuni pun kalau nginap sini juga tidur disini karena kamar ini cukup luas dan tempat tidurnya pun juga luas. Kamar mandi didalam ada bathup, shower lengkap seperti kamar tidur hotel. Juga di pasang AC sehingga kamar itupun sejuk. Kamar Parmi di kontrakannya pun masih alah mewah karena kamar parmi nggak ada Bathupnya dan masih kalah luas. 
“Sini mas aku scrub biar ilang semua dakinya, ntar di facial juga yaahhh.. biar makin kinclong wajahnya.” Kata parmi
“Scrab itu apaan sih mi?”
“Diluluri terus nanti kugosok kupijit biar dakinya ilang. Udah copot bajunya mas” berkata begitu sambil menyiapkan peralatannya. Akupun kemudian mencopot bajuku, menyisakan celana panjangku lalu rebah di ranjang. “Mas dicopot semua, itu celananya” tiba-tiba Parmi bergerak mencopot kancing celanaku dan melorotkan celanaku. “CD mas udah bau itu, masih dipakai juga” lalu CDku juga dilepasnya. “ini CD nanti untuk aku aja ya mas.. “ Kata Parmi sambil tersenyum terus memasukkan dalam tasnya. Akupun telanjang bulat sekarang
“Lho.. aku nanti trus pakai apa mi?” tanyaku
“Gak usah pakai aja... hahaha Kata Parmi. “Atau nanti biar dibelikan sama Maya. Dah tengkurap mas”
Setelah tengkurap. Dipijitnya kakiku, terasa pijitannya kurang keras, apalagi dibagian telapak kaki. Aku kalau dikampung biasa dipijit lik Tukino merasa kalau pijitan Parmi Cuma seperti ngelus-elus aja. 
“kurang keras ya mas?” tanya Parmi
“Iya” jawabku
“Aku memang gak biasa mijit mas, aku biasa mendandani aja. Disini yang biasa melayani pijit Maya, sama satu orang free lance, tapi hari ini gak masuk.” Kata Parmi menerangkan. “Bentar ya mas” Kudengar Parmi keluar kamar dan menutup pintu. Aku masih tengkurap, dingin juga punggungku, gak biasa kena AC. Kudengar pintu di buka lagi, kukira Parmi yang masuk, ternyata Maya. Kaget karena keadaanku telanjang bulat gini, Spontan kuraih selimut. Dan dibelakangnya ternyata Parmi menyusul.
“May.. tolong nanti sekalian tolong di lulur ya biar wangi..” Kata Parmi begitu masuk. “Mas Anton.. ni biar enak biar Maya yg pijat ma lulurin mas aja ya. Habis itu ntar ku facial mas. Gak usah malu gitu mas.. Maya dah biasa liat laki-laki telanjang..tapi jangan di apa-apain ya may “katanya sambil tersenyum.
Aku masih bengong liat mereka berdua.
“Dah mas balik tengkurap lagi” kata Maya. Begitu aku tengkurap disibaknya selimut itu dan sehingga hawa dingin AC di kamar itu kembali menerpa punggungku. Dengan handuk kecil ditutupinya bokongku. Lalu Maya mulai memijit bagian telapak kakiku. “Telepaknya kog kasar gini mas?” Tanya Maya.
“Iya.. maklum aku pekerja kasar” Jawabku. Sambil dipijit Maya mengajakku ngobrol tentang berbagai hal, Maya ini ternyata orang Tasikmalaya. Yang mempekerjakan dia di salon ini juga Pak Toni untuk mbantu Parmi, Jadi mereka berdualah yang mengelola Salon ini. Maya sendiri sebenarnya adalah simpanan Pak Toni namun kemudian juga dilepas, kemudian bersama Parmi mendirikan salon ini. Pijatan Maya merembet ke bagian Paha dan Bokongku, kadang jarinya yang lentik menyentuh bagian kantung zakarku, sontak penisku menegang dan sentuhkan di situ semakin sering ketika kakiku agak dikangkangkan memijat bagian pangkal pahaku. Rasanya enak dipijit bagian situ, dan Maya juga mengelus-elus kantung zakarku dari belakang. 
Setelah itu Maya naik mengangkangi bokongku, Rok Span dinaikkan ke atas sehingga bagian pinggir bokongku bisa merasakan mulusnya paha Maya. Ingin rasanya tanganku ini sekedar menyentuh dan mengusap paha mulus itu. Aku pun Cuma bisa merasakan karena posisiku masih tengkurap. Aku membayangkan kalau Maya pasti menaikkan roknya tinggi-tinggi agar bisa mengangkangiku. pijatannya pindah ke punggungku, pijatan Maya ini lumayan lebih kuat dari Parmi. Lama dipijatnya bagian punggungku sampai ke leherku rasanya nyaman sekali hingga mataku berasa ngantuk.
“Balik badan mas” Kata Maya. Lalu disuruhnya aku terlentang, kini aku benar-benar telanjang bulat didepannya dengan penis yang sudah agak membesar. Dengan sebuah handuk kecil Maya menutupi bagian pinggulku sehingga penisku tertutp handuk itu. Pijatannya mulai lagi kini ke bagian atas dulu ke dadaku. Mataku yang terbuka bisa langsung melihat bagaimana proses maya memijatku, kini dia memijatku dari pinggir ranjang. Diraihnya tangan kananku dan lalu di usapkannya dengan semacam lotion terus dipijitnya sampai ke ujung jariku. Ketika pindah ke tangan kiriku dia pindah ke kiriku dengan melangkahi tubuhku lalu duduk bersetimpuh di kiriku. Dengan demikian rok span nya tersingkap, disitu dengan mudah aku melihat mulusnya paha Maya. Penisku bergerak-gerak mulai menegang, kuharap Maya tidak melihatnya. Paha Maya benar-benar mulus, tak beda dengan punya Parmi, cuma punya Maya kelihatan agak besar dikit. Karena posisi duduk maya bersetimpuh begitu aku hanya bisa menikmati setengah dari paha mulusnya.
Pijatannya lalu bergeser ke kakiku, bagian bawah kaki dan betis Cuma di sentuh sebentar masing-masing. Terus bergeser ke pahaku. Ketika mulai menyentuh bagian paha itulah penisku menegang, aku tak bisa menghindar, pasti Maya melihatnya. Pijatannya malah semakin ke atas, aku benar-benar tak tahan, karena sepertinya Maya sengaja memijat sambil sedikir menyentuh kemaluanku itu. Apalagi paha Maya kadang menyentuh pahaku, aku semakin merinding menikmati itu. Ditengah aku menikmati pijatan itu tiba-tiba pintu kamar terbuka dan masuklah Parmi yang dengan santainya memasukkan sesuatu di lemari yang ada dikamar itu. Aku pun kaget, tapi karena Parmi cuek akupun kemudian juga Cuek. Lalu Parmipun mendekatiku.
“Kepalanya udah dipijat May?” tanya Parmi 
“Belum mbak, nanti mbak aja yang memijat setelah facial” Jawab Maya. 
“Aku facial sekarang yang mas” kata Parmi kemudian mengambil perlengkapan facial. Maya kemudian meninggalkan ruangan itu dan kini gantian Parmi melanjutkan pijatannya. “Kog tegang sih mas kontolnya, tadi diapain ma Maya?” tanya Parmi melihat tonjolan yang tertutup handuk itu. 
“Gak diapa-apain kog mi, aku terangsang aja waktu di pijat ma Maya. Habis tadi pijatnya dekat daerah itu sih.
Aku diam aja ketika Parmi mulai mengerjaiku, awalnya mau facial aku tapi malah melanjutkan pijatan Maya tadi, memijat pahaku. Namun sekarang pijatan Parmi hanya berkisar di sekitar selangkanganku. Selangkanganku di urutnya tepat di samping buah zakarku. Bagian bawah buah zakarku juga di urut-urut, lalu memutar dipangkal kelaminku. Pangkal penisku di urut-urutnya, dan penisku benar-benar telah menegang. Setelah memijat bagian pangkalnya lalu di semprotnya batang penisku dengan semacam lotion, lalu dengan pelan tangan Parmi aka Silvia mulai mengocok pelan batang penisku bagian bawah. Tangan Parmi yang lembut ditambah dengan lotion yang disemprotkan ke Penisku membuat kocokannya sangat nikmat kurasa sampai pantatku ikut bergoyang-goyang menikmati kocokan Parmi. Kadang kocokannya cuma sedikit dibagian leher penisku, bagian paling sensitif di penisku sehingga aku semakin tak tahan. 
“Jangan banyak gerak mas... Susah ni..” Perintah Parmi padaku. 
“Aku gak betah dikocok gitu mi..” kataku.
“Lama pun ini keluarnya mas. Udah lebih 10 menit belum keluar..” jawab Parmi, padahal aku gak tahan akan kocokan Parmi ini, namun belum juga keluar spermaku.
“Aku coba isap aja Mas, sapa tau cepat keluar.” Kata Parmi kemudian, 
“Iya.. Sayyy..oahh..” jawabku sambil merintih menikmati kocokan Parmi.
Lalu Parmi mengambil tisu basah, di lap nya penisku, kantung zakarku bahkan sampai duburku sampai bersih.
“Yuk kubantu di atas ya..” Kata Parmi lalu mulai mencium bibirku dengan lembut. Dan sesaat kemudian dia turun lagu, ku rasa bagian kantung zakarku dijilati dan dikulum-kulum oleh Parmi.. bahkan kadang jilatannya sampai ke lobang duburku menimbulkan sensasi geli di bagian situ. Jilatannya pun pindah ke Batang Penisku dan kemudian di kulumnya penisku.
“Mmmmmpppphhh... rintihku yang tertahan. Tanganku pun mulai meremas sprei. Sementara Parmi masih mengulum dan menghisap batang penisku, tangan Parmipun pindah ke bagian punting susuku.
“Uhhhh.. ahhhh.. enak bangett mi..” rintihku. Sedotannya semakin kuat seperti mau menghisap spermaku keluar. Setelah 5 menit berlalu aku merasa sudah mendekati puncak orgasmeku.. Batang penisku berkedut dan Parmi nampaknya tahu akan hal itu, namun tidak dilepaskannya penisku dari mulutnya. Dan akhirnyya..
“..Croott.. Croot.. Criittt..”
Tiga kali semprotan spermaku tertampung di mulutnya, Didiamkannya mulut Parmi di penisku, setelah orgasmeku mereda, Parmi mulai mengocok dengan lembut sebentar lalu di keluarkannya penisku dari mulutnya. Kulihat dia tidak mengeluarkan spermaku dari mulutnya, artinya spermaku ditelannya.
“..Tinggal sedikit tadi keluar..” Kata Parmi. ”terlalu banyak keluar sih sejak dari kemarin.”
“Kalau dihitung sejak kemarin sore udah 4 kali lah..”Jawabku sambil tersenyum.
“ Emang Pengantin baru kita ini berarti.. hihihihi” Sahut Parmi.
Setelah selesai mengeluarkan spermaku dan aku menjadi rilex Parmi mulai melakukan facial, digarapnya wajahku sampai benar-benar bersih lalu di berinya semacam adonan tertentu gitu, saat mengoleskan adonan itu parmi berpesan. “Nanti ini bakalan kering mas. Jangan digerakkan muka mas. Mas tidur aja ya. Ini akan mengencangkan wajah mas lagi. Nanti kalau sudah waktu aku lap semuanya.” Setelah mengoleskan adonan itu rata ke wajahku Parmipun meninggalkan kamar itu. Lali akupun tertidur. Benar-benar nyenyak tidurku kali ini, sampai aku tak sadar kalau Parmi sudah membersihkan wajahku dan menyelimutku. 
Begitu terbangun ternyata udah malam, kudengar ada suara Tivi di ruangan depan. Pelan-pelan aku bangun dan mencari pakaianku tadi, aku masih tidur telanjang tadi dan hanya ditutupi selimut oleh parmi. Suasana kamar yang remang-remang menyulitkanku mencari pakaianku, hingga akhirnya kuputuskan keluar dengan ditutupi selimut bertanya dimana pakaianku.
Diluar aku melihat ada Maya dan Yuni yang lagi nonton Tivi namun dalam pakaian yang sangat seksi. Maya Celana Jeans Ketat dengan atasan kaos tanktop yang agak tipis dengan belahan dada agak rendah sehingga memperlihatkan separo dadanya. Bra yang dipakai pun bra kecil yang hanya menutupi sedikit diatas punting susunya. Sementara Yuni pakai Rok pendek warna hitam memperlihatkan pahanya yang mulus dengan atasan baju tanpa kancing dan dalemannya seperti kaos tapi juga seperti Bra. Aku nggak tau baju apa itu. Pokoknya keduanya Seksi sekali. Akupun heran ngapain mereka nonton Tivi aja kog pakai baju seksi kayak gitu. 
Tapi Parmi kog tidak ada disitu? Hatiku masih bertanya. Akhirnya kutanyakan sama mereka, dan mereka menjawab Parmi lagi di kamar satunya lagi. Lagi dandan katanya. Aku heran lagi, ngapain Parmi dandan malam-malam gini. 
“eh Mas Anton dah bangun, Udah segar kan badannya mas... Yuk mas kita mau jalan-jalan sama Maya dan Yuni. Mas Anton mandi dan ganti baju dulu.” Tiba-tiba Parmi keluar dari kamar dengan masih memakai celana ketat dan hanya memakai bra. Belum pakai baju. Dia masih sibuk membetulkan sesuatu di bagian sambut kepalanya.
“emang kita mau kemana mi malam-malam gini?” tanyaku 
“Jalan-jalan bentar aja. Mumpung masih jam 9. Maya ama Yuni ngajak kita mumpung besok tanggal merah libur. Tenang aja kita nanti ada yang nraktir kog.”
Akhirnya akupun mandi dan berganti Baju. Parmi ternyata telah membelikan aku sepasang celana Jeans merk Lee Cooper dan kaos Polo. Juga sepasang sepatu ket telah dia persiapkan untukku. Ahhh.. Baru ini aku merasakan pakai baju yang lumayan gini, biasanya aku hanya mampu beli celana Jeans bekas ataupun kaos-kaos oblong murahan yang aku beli dipasar. 
Dengan mengendarai mobil kami jalan menuju ke Sampangan menuju ke sebuah tempat hiburan malam. Hanya kami berempat, biasanya kalo mereka jalan-jalan bertiga selalu Maya yang bawa mobil, karena malam ini aku satu-satunya laki-laki di rombongan ini akhirnya aku yang diminta bawa mobil. Dengan petunjuk Parmi yang duduk disampingku akhirnya kami sampai ke tempat hiburan malam. Ini adalah pertama kalinya aku menginjakkan kakiku di tempat hiburan malam. Dan malam itu pertama menuju ke Starqueen. Kami disitu hanya kurang lebih satu jam saja. Akupun hanya bisa diam melihat gemerlap kehidupan malam di Starqueen sampai akhirnya Maya mengajak kami pindah di daerah dekat situ disebuah hotel yang juga ada sejenis club nya. Maya dan Yuni menikmati music di club itu dengan riangnya sementara aku sama Parmi memilih untuk duduk di lounge sambil ngobrol menghabiskan malam. 
Aku bukanlah orang yang alim seperti perkiraan orang. Untuk urusan minuman keras, aku pernah menikmati minuman keras paling fenomenal di solo “ciu”. Minuman keras murahan yang kadang dicampur dengan beberapa aroma buah-buahan. Pernah juga aku minum vodka yang dicampur bir dan minuman energi. Namun aku bukanlah penikmat minuman, hanya pernah merasakan. Sekarang bersama Parmi aku minum minuman keras yang lumayan berkelas yang. Samar-samar tadi parmi pesan gordon gyn. Ketika aku ditanya td malah bingung mau minum apa, akhirnya hanya pesan bir hitam aja. 
Semakin lama Parmi minum semakin banyak begitu juga Maya dan Yuni, dan aku sudah habis 3 botol bir Hitam dan sudah 4 kali keluar masuk kamar mandi. Kulihat Yuni udah mulai menggelayut di pundak seorang laki-laki setengah baya dengan perut agak tambun. Sementara Maya duduk bersama laki-laki lain di pojok Cafe sambil menikmati sebatang rokok. Beberapa botol minuman juga tersaji di depan mereka. 
Jam 2 kami memutuskan pulang, dan rombongan kami tinggal 3 orang. Yuni di bawa laki-laki tambun tadi ke sebuah hotel bintang 4 di dekat sana. Kulihat Maya begitu mabuk sehingga terpaksa aku memapahnya masuk ke mobil. Sebenarnya laki-laki yang bersamanya tadi mau membawanya namun dilarang sama Parmi melihat kondisi Maya yang mabuk berat. Padahal Parmi pun juga sudah agak mabuk. Bahkan ketika di dalam mobil Parmi sempat muntah 2 kali. Memang selama ngobrol di cafe tadi Parmi lumayan banyak minum. Bahkan terakhir dia pesan Smirnoff Red yang makin membuat dia mabuk. Dengan agak bingung aku arahkan mobil kembali ke salon Parmi, aku lupa jalan menuju rumah kontrakan parmi. Sampai di salon aku harus menggendong mereka satu persatu. Pertama Parmi kumasukkan ke Kamar belakang dan Maya kumasukkan ke kamar depan. Padahal aku sendiri sudah lumayan Oleng karena menghabiskan gelas smirnoff Parmi yang gak sanggup dia habiskan tadi. 
Setelah selesai menempatkan mereka berdua di kamar masing-masing aku sempat bingung mau tidur dimana, akhirnya kuputuskan masuk ke kamar Parmi. Melihat Parmi yang tidur terlelap aku bingung, rasanya aku pengin banget ML malam ini, mungkin karena ini pengalaman pertama ML, sehingga nafsuku begitu menggebu-gebu. Entah pikiran apa yang menuntunku rasanya tadi aku sangat tersangsang melihat Maya yang memakai kaos dengan belahan dada rendah apalagi tadi sempat memapah dan mengendongnya. Lalu aku kembali ke kamar depan, dan kulihat Maya tidur masih dengan celana Jeans Ketat dan kaos tadi, bahkan sepatunya juga belum di lepas. Pelan-pelan kudekati dan kulepas sepatunya dan tidur disampingnya. Langsung tercium bau minuman keras bercampung dengan bau wangi Parfumnya. Itu membuat aku semakin terangsang dan dengan lembut mulai kucium bibirnya, kulumat dan kuhisap. Tanganku pun mulai bergerilya di dadanya yang kenyal. 
Beberapa lama kulakukan itu aku tidak merasakan respon dari Maya. Lidahku mencoba masuk kemulutnya menyibak giginya dan dengan susah payah akhirnya mulut Maya agak terbuka. Kucoba mengait lidahnya, namun karena Maya masih belum sadar dia tidak merespon. Akhirnya ciumanku kuturunkan ke bawah ke dadanya. Mulai kucopot kaos agak longgar belahan dada rendah Maya, terpampanglah kedua bukit kenyal Maya yang asih tertutupi Bra yaang kayaknya kekecilan, atau sengaja memakai yang kecil sehingga bagian atasnya menyembul . Kucopot juga bra Maya, sehingga kedua Bukit kenyal itu terbebas begitu menantang. Puntingnya kecil berwarna merah ping kehitaman, kulihat ada bekas cupangan di bagian atas payudara Maya. Memang Payudara maya ini begitu besar, lebih besar dari punya Parmi. 
Mulai kuserang bagian dada itu dengan meremasnya lembut sambil sesekali kupilin-pilin punting susunya. Maya masih diam saja dan kucium lagi bagian atas payudaranya dan turun ke punting susunya kuhisap bergantian kedua punting susu itu sampai kedua punting susu itu mengacung tegak. Begitu lama aku bermain di punting susu itu lalu kuturunkan ciumanku ke bagian perutnya yang rata dan lidahku hinggap di bagian pusarnya. Ketika ujung lidahku mulai menyentuh bagian pusarnya tahu-tahu tangan Maya mencegahnya berusaha menutupi pusarnya. Mungkin dia kegelian, namun tangannya yang lemah kusingkirkan lagi dan lidahku kembali bermain di pusarnya, dan dia kembali berusaha menutupinya. Begitu seterusnya dan akhirnya dia melenguh..
“Ahhh.. Geli Ohmmm...” Kudengar lenguhan Maya, Artinya dia tahu kalau sedang dicumbui. 
Ciumanku pun turun kebawah dan pelan-pelan kubuka pakaian bawahnya, Celana Jeans ketat ini agak susah untuk dibuka tetapi Maya sepertinya membantu dengan mengangkat sedikit pantatnya sehingga celana itu meluncur dengan mudah kebawah dan hanya menyisakan celana dalamnya saja. Indah sekali pemandangan didepanku dan tanganku mulai mengusap paha mulus Maya dengan pelan mulai dari bawah sampai akhirnya hinggap di pangkal pahanya. Celana Dalam berenda itu kusibak dan dan tanganku menyentuh rambut kemaluannya bagian atas. Tak sabar kutarik celana dalam berenda itu kebawah lalu mulai kuciumi bagian pangkal selangkangan Maya.
“Emmmmhhh.....” May melenguh saat kelentit kecilnya kutarik-tarik dengan ujung bibirku. Ujung lidahku terus berusaha menyibak labia mayora dan menusuk ke bagian labia minora dan akhrinya menyentuh bagian dalam dari vagina Maya. Pelan-palan vagina itu mulai basah dengan cairan ludahku juga cairan pelumas dari dalam vagina Maya. Sambil terus memainkan Lubang vagina Maya, jempol tangankupun mulai mengusap-usap kelentitnya yang kurasakan semakin menonjol. 
“Uhh..” jerit Maya tertahan menikmati usapan jempol tanganku pada kelentitnya. Pinggulnya pun mulai bergerak pelan mengimbangi usapan tanganku juga jilatan lidahku di lobang memeknya. Kurang lebih 2 menit kulakukan itu sampai lidahku terasa pegal dan akupun segera mencopot celanaku dan dengan pelan kudorong penisku masuk ke dalam lobang memek Maya.
“Uhh.. Ahhhh.. Shhh” Desisku menikmati gesekan demi gesekan di dinding memek Maya sampai akhirnya seluruh batang penisku amblas kedalam memek Maya. Kulihat Maya meringis entah menahan nikmat atau sakit. Namun matanya masih terpejam, mungkin karna pengaruh minuman keras tadi membuat Maya berat untuk membuka mata. Kutatap wajah ayu itu dan kemudian kudaratkan ciuman di bibirnya dan kali ini Maya membalas ciumanku dengan membuka sedikit mulutnya dan memainkan lidahnya walaupun tidak seganas Parmi.
Dibagian bawah pantatku dengan mulai naik turun memompa penisku keluar masuk di lobang memek Maya. Lama-lama ku rasakan lobang memek itu semakin basah dan dan terasa longgar.
“uuhh..uhh..uhh..” Suara yang keluar dari mulut Maya ini mengimbangi suara kecipak di memeknya yang kurasa semakin becek. Rasa nikmat dibatang penisku terasa berkurang akibat semakin becek dan longgarnya memek Maya. Cengkeraman di batang penisku terasa kurang, beda sekali dengan Memek Parmi yang daya cengkeramannya kuat dan kalau aku berhenti selalu dibuat berkedut hingga menimbulkan rasa nikmat sendiri. 
Akhirnya untuk menambah rasa nikmat mulai kuremas-remas Payudara Maya yang besar. Agak susah untuk meremas payudara sambil menindih Maya lalu dengan kedua tangan menopang tubuhku ku percepat genjotan hingga akhirnya ...Croott... Crooot.. croot..
Keluar juga lendir kenikmatan dari ujung penisku, dan rasanya yang keluar tinggal sedikit karena sudah berkali-kali kukeluarkan bersama Parmi sebelumnya. Dengkulku terasa lemas, dan tanganku juga pegal menopang tubuhku sendiri akhirnya aku ambruk menindih tubuh Maya. Kurasakan Payudara Maya menyentuh dadaku. Setelah gelombang ejakulasi itu mereda aku mulai bangkit dari tubuh Maya dan dengan terhuyung-huyung aku berjalan menuju kamar yang dipakai tidur Parmi. Dengan masih telanjang aku langsung tidur di samping Parmi. Ku tarik selimut untuk menutupi tubuhku. Capek, Pusing pengaruh minuman keras membuatku langsung tertidur.




Pagi itu aku terbangun saat cahaya mentari menerobos melalui pintu jendela yang sudah terbuka. Kulihat jam yang tergantung di dinding kamar itu sudah menunjukkan 8.30. Mataku masih berat dan kembali aku memikirkan tentang apa yang telah aku lakukan tadi malam. Yahh.. Aku telah menggauli seorang perempuan lagi. Maya.. Entah kenapa aku tadi malam begitu bernafsu menggaulimu. Padahal toh akhirnya kenikmatan yang aku peroleh juga tak bisa semaksimal seperti ketika aku ML sama Parmi. Apakah aku ini telah menjadi laki-laki brengsek yang menggauli perempuan ketika dia sedang mabuk. Dan tadi malam sepertinya hanya aku yang menikmati pergumulan itu. Pagi itu pikiran itu tiba-tiba mengelayutiku. Kenapa aku tak memikirkan tentang ini tadi malam?
Kulihat Parmi sudah tidak di sampingku lagi, dan tubuhku masih telanjang bulat hanya tertutupi selimut. Dengan malas aku mencoba bangun walaupun kepalaku masih berat, ku gelengkan kekiri dan kekanan hingga muncul bunyi gemurutuk dari leherku yang kaku. Kulayangkan pandangan mataku ke seluruh sudut kamar mencari pakaianku, dan aku ingat, pakaianku tadi malam masih tertinggal di kamar Maya. Akhirnya dengan langkah berat aku jalan ke kamar mandi di dalam kamar itu dan kuhidupkan shower mengguyur kepalaku. Terasa dingin namun kuperoleh kesegaran dan kepalaku jadi agak ringan. Ku keramasi rambut di kepalaku yang memang kotor sudah dua hari tidak keramas. Kugosok seluruh tubuhku dengan puff hingga busa sabun mandi itu melimpah ruah hampir menutupi seluruh tubuhku, rasanya aku ingin membersihkan seluruh tubuhku dari kekotoran yang telah aku lakukan selama aku di Semarang ini. Namun apakah semua dosa ini bisa dihapus begitu saja. Tapi.. apakah yang kulakukan semua ini dosa..? Kupikir ulang bahwa ya.. barangkali yang kulakukan tadi malam sama Maya adalah dosa, karena tanpa persetujuannya aku telah menggaulinya. Apakah selama aku melakukan dengan Parmi itu dosa. Tidak..!! Aku merasa mencintainya.. Aku merasa bahwa yang kami lakukan adalah keinginan kami bersama..
Kugosok bagian selangkanganku dan tak lupa aku membersihkan bagian kemaluanku. Terasa masih sedikit ngilu dikepala dan batang penisku. Selama 3 hari di semarang bersama Parmi aku selalu melakukan hubungan sexual siang dan malam. Adalah pengalamanku yang pertama yang membuatku mampu melakukan hubungan sex sebanyak itu. Dan tadi malam aku malah melakukan dengan Maya teman Parmi, yang kurasa dia tidak begitu sadar siapa yang tadi malam ngesex dengannya. Maya yang bahkan baru aku kenal siang harinya. 
Selesai mandi dengan hanya berbalut handuk aku keluar menuju kamar Maya mencari pakaianku yg tadi malam aku copot dikamarnya dan ternyata tidak aku temukan lagi. Dalam kamar itu hanya ada satu lemari besar berkaca dan kulihat isinya hanya alat-alat kosmestik keperluan salon itu dan beberapa pakaian perempuan adat yang nampaknya untuk disewakan. Kembali kau aku ke kamar yang dipakai Parmi tidur semalam dan kubuka lemari yang ada di situ, isinya semua pakaian perempuan. Ada beberapa kaos mau coba kupakai ternyata kekecilan. Agak heran, kenapa mereka suka sekali pakai kaos kecil macam kaos anak-anak gini?
“Mas ini bajunya” Kaget aku dengar suara yang tiba-tiba muncul dari pintu. Kulihat Parmi datang membawa sepasang baju dan celana. “Apa Mas Anton mau pakai bajunya Maya.. atau sedang nyari celana dalam Maya? Itu mas ada di kotak paling bawah, banyak koleksi pakaian dalam Maya.” Kata Parmi sambil tersenyum agak aneh sambil meletakkan pakaian yang dibawanya ke atas tempat tidur. Dan dia kemudian juga duduk diatas tempat tidur itu
“nggak kog mi.. aku lagi nyari baju yang barangkali bisa aku pakai, baju yang semalam aku pakai sudah ndak ada lagi. Tapi semua baju dilemari ini kekecilan.” Kataku sambil menggaruk kepalaku yg tidak gatal.
“Bajunya udah dimasukkan ke mesin cuci tuh lagi dicuci. Mas Anton pakai baju ini saja, baju itu udah kotor bau alkohol juga muntah Maya tadi malam.”
Aku ambil baju itu dan hendak memakai baju itu, namun Parmi masih duduk disitu menunggu. “Loh kenapa mas, ayo jadi pakai baju nggak.” Kata Parmi
“Kamu kog masih didalam mi?” 
“halah mas.. wong tiap hari aja kita udah ngesex, sekarang ini setiap inci tubuh mas aja Parmi tau.”
Akhirnya aku mencopot handuk dan aku kembali telanjang bulat di depan Parmi. Sebenarnya memang aku tak perlu lagi malu telanjang di depan Parmi, toh aku memang kami sudah pernah telanjang bareng. Ku Kenakan celana dalam lalu celana pendek selutut yang nampaknya sudah disiapkan Parmi untukku. Lalu sebuah kaos oblong warna krem. Semua ukurannya Pas dan sangat sangat nyaman kukenakan. Entah kenapa parmi sepertinya sudah tahu semua ukuran bajuku dan bahkan sepatuku. Selagi aku sibuk mengenakan pakaian itu Parmi bertanya padaku :
“Mas tadi malam sadar nggak mas ngesex ama siapa?”
Aku masih diam belum menjawab, sibuk melihat model pakaianku ini.
“kenapa mas. Ada yang salah?” Tanya parmi kemudian
“Nggak mi”
“Trus pertanyaanku yang tadi mas Anton mau jawab?” tanya Parmi lagi
“ Hmm.. Gimana ya mi, yg tadi malam itu antara sadar dan tidak” jawabku sekenanya
“tapi mas tahu lagi ngesex ama siapa?”
“Eee.. iya mi aku tahu tadi malam aku ngesex sama Maya, aku sendiri nggak tahu mi, kenapa tadi malam aku begitu bernafsu dan kulihat kau sudah tidur terkapar dan sejak dari kafe itu aku memapah Maya, Aku terangsang dan sangat berhasrat menggauli Maya” Terangku kemudian
“Yah.. seperti itulah mas laki-laki yang selama ini aku hadapi. Kadang-kala mereka tak punya alasan yang benar-benar serius kenapa mereka ngesex sama perempuan lain yang bukan alasannya” Kata Parmi dengan mimik serius namun ada senyum acuh dalam balutan kekecewaan
“Aku minta maaf mi, tadi malam aku khilaf” 
“lho kenapa minta maaf. Mas Anton ini bukan pasanganku, Mas Anton ini bukan suamiku. Kita aja belum memutuskan format hubungan seperti apa yang kita jalani sekarang ini. Hanya sekedar partner sex, TTM, atau pacar.” Kata Parmi
“Aku sayang kamu Mi.. dan apa yang aku lakukan tadi malam adalah salah, aku rasa itu sebuah pengkhiatanku atas rasa cintaku. Aku melakukan atas dorongan nafsu belaka” Kataku meyakinkan Parmi.
“Aku pun rasanya juga punya rasa sayang sama Mas Anton, aku nggak bisa menterjemahkan apa ini cinta atau hanya sekedar sayang. dan memang aku kecewa Mas atas apa yg mas Anton lakukan tadi malam... tapi setelah kupikir lagi, aku memang nggak punya hak apapun atas diri mas Anton.” Kata Parmi
“Mi.. Siapapun laki-laki dikampung kita kalau ditanya apakah suka sama Parmi pasti jawabannya iya. Apakah ia cinta jawabannya pasti iya.. karena kau perempuan yang dianggap paling cantik di kampung kita Mi..” Kataku. “Tapi, dalam dalam keadaan sekarang ini, kalau mereka tahu siapa Parmi sekarang apakah mereka masih mampu menjawab iya. Kecuali mereka yang hanya menginginkan tubuhmu Mi. Dan aku tidak Mi.., Aku masih mampu mengatakan Iya aku mencintaimu walaupun aku tahu Parmi sudah Janda, dan Aku tau Parmi pernah jadi simpanan, dan aku tahu Parmi adalah Wanita panggilan berkelas di semarang.”
“Ah.. Mas anton nggak usah bilang begitu, Mas Anton bilang belum pernah pacaran sebelumnya. Itulah yang membuatku tidak begitu saja percaya Mas. Menjalin hubugan yang serius itu rumit lho mas. Pacaran saja yang blm ada ikatan resmi kadang sudah rumit. Mas blm punya pengalaman dlm menjalin hubungan dengan perempuan yg serius.”Kata Parmi. “Mas mengatakan cinta sama aku, tapi tadi malam mas bisa ngesex sama Maya.” Lanjut Parmi sambil tersenyum mengejek
“Aku khilaf dan minta maaf Mi” kataku
“Ndak perlu minta maaf mas, mas nggak salah. Dan bukankah aku pernah menawari mas sama cewek tetanggaku di kontrakan sana yang profesinya juga seorang Wanita panggilan. Maya juga tidak ada bedanya mas dengan dia.” Jawab Parmi
“Trus kita gimana mi?” tanyaku kemudian
“Kita gimana maksudnya?” balik Parmi tanya padaku
“Hubungan kita?”
Parmi tersenyum menatapku, mata Parmi memang sungguh indah dan orang sekampung dulu memang selalu mengatakan kalau parmi sudah melirik maka orang harus menahan nafas sejenak menikmati lirikan Parmi, Bukan lirikan nakal tapi sangat menggoda. Tatapan mata Parmi memang mampu merontokkan dada laki-laki yang sedang ditatapnya. Bahkan Parno tetanggaku pernah mengatakan kalau ia terpaksa mengalihkan pandangan ke tempat lain saat ia memperhatikan Parmi dan Parmi tahu dan menatapnya. Dan sekarang aku bisa sepuasnya menatap keindahan mata Parmi bahkan tatapan mata Parmi saat berhubungan sexual.
“Sudah aku katakan kemarin kan Mas. Hubungan kita akan menjadi spesial namun kita saling membebaskan. Silahkan mas mencari Pacar dan aku juga akan mencari jalan hidupku sendiri. Terserah mas anggap aku ini apa, asal jangan dianggap istri aja. Itu menakutkan dan menjeratku. Mau dianggap partner sex boleh, TTM, atau apalah.” Terang Parmi kemudian.
“Kalau mas ingin ngesex sama Maya lagi boleh asal Maya mau. Tapi Maya itu mahal lho mas tarif kencannya. Yuni juga. Atau sama Mbak Sumini dan Mbak sri Lestari. Kan teman satu kampung juga itu. Hehehe... Pokoknya aku membebaskan mas. Dan mas juga membebaskanku, karena aku sementara masih menggantungkan hidupku dari itu mas. Salonku belum jalan dengan baik. Masih cari pelanggan.” Kata Parmi lagi.
Aku hanya mendesah mendengar jawaban Parmi. Memang nampaknya sulit untuk mengharapkan sesuatu yang lebih dari Parmi. Kadang terbersit juga dalam benakku, seandainya nanti betul Parmi mau nikah sama aku, apa aku sanggup melupakan bahwa Parmi adalah bekas seorang pelacur.
Beberapa saat lamanya kami hanya diam, menerawang bebas dalam alam pikirannya masing-masing. Kuingat lagi bagaimana aku bisa sampai disini, berawal dari ingin mengurus ijin skripsi ke Semarang dimana aku buta soal kota Semarang membuatku bertemu dengan sosok Parmi. Perempuan Desa Matesih yang anggun yang telah sekian lama tak ketemu sekarang bertemu kembali dalam kondisi yang sangat berbeda. Sebuah keberuntungan mempertemukanku dengan Parmi. Namun kekecewaan juga timbul manakala aku telah membuktikan desas desus dikampungku kalau Parmi sudah jadi janda dan bekas simpanan seorang laki-laki kaya, dan sekarang berprofesi sebagai wanita panggilan kelas kakap. 
Seandainya aku bisa maka aku ingin menjadi pahlawan baginya, mengentaskannya dari pekerjaan yang dianggap nista oleh kebanyakan masyarakat. Namun kembali lagi, Parmi ternyata meragukanku bahwa aku sanggup benar-benar melakukannya. 
“Kita sarapan Yuk mas. Tadi aku sama Maya lagi buat sarapan di dapur” Ajak Parmi dan akupun berdiri mengikuti langkah Parmi menuju ruang makan di bagian belakang rumah itu. Sampai di tempat makan bukan hanya Maya yang aku lihat tapi juga Yuni. Ternyata dia sudah pulang tadi pagi setelah semalam berkencan dengan Om-om. Kelihatannya dia juga habis mandi dan matanya masih sembab pertanda dia masih mengantuk. Kami makan berempat sambil ngobrolin banyak hal terutama tentang kencan Yuni semalam yang ternyata Om yang mengencani Yuni hanya sanggup ML sekali itupun harus dibantu obat kuat. 
Selesai makan kami melanjutkan ngobrol di sofa ruang tengah sambil nonton TV sementara Yuni melanjutkan tidurnya. Maya ikut ngobrol dan nonton TV sebentar lalu juga ikut tidur bersama Yuni meninggalkan aku dan Parmi berdua. Kami berdua pun layaknya orang berpacaran, Parmi dengan manja menyandarkan kepalanya dibahuku, dan akupun memeluknya. Payudara Parmi menempel didadaku bagian bawah terasa hangat dan lembut sementara salah satu paha mulusnya diatas pahaku sebelah kiri. Aku benar-benar menikmati saat saat bermesraan ini sepuasnya. Sambil ngobrol kadang tanganku hinggap meremas lembut payudaranya, kadang juga turun kebawah mengelus-elus mulus pahanya. Parmipun kadang juga mengimbangi dengan mencium lembut bibirku. Setelah sekian lama kami ngobrol, kulihat Parmi ngantuk dan tertidur di pelukanku dan akhirnya aku pun tertidur bersamanya di Sofa itu.
“Mas Anton jadi pulang sore ini” Tanya Parmi ketika kami bangun tidur
“Iya mi.. aku memang harus pulang.. hari minggu nanti aku dah janji sama Lik Marno mau bantu ngecat rumahnya. Dia mau mantu anaknya si tutik itu mau kawin.” 
“Ooo Tutik dah mau kawin to, dapat orang mana” Tanya Parmi kemudian
“Aku ndak tau juga mi.. paling juga temennya di jakarta gitu. Lha wong Tutik kan jualan jamu di Jakarta sana sama simbokke.” Jawabku. “Lho apa kamu ndak dikabari, dia kan masih termasuk saudaramu to mi?” Gantian aku bertanya sama Parmi
“Belum mas. Paling nanti kalau udah dekat bapakku telpon aku suruh pulang. biasanya juga gitu kog, ngabari ada saudara pesta kalo udah dekat. Kurang seminggu gitu.”
“Ya udah.. paling itu kurang dua minggu lagi kog, hari tepatnya aku ndak tahu. Ntar kamu pulang ya..! ntar kita ketemu disana.” Kataku kemudian
Parmi memandangku sejenak lalu tersenyum. “emang kalo ketemu trus mau ngapain” Tanya Parmi sambil tersenyum melirikku.
“Yaaa.. kalau ketemu yo kawin lah Mii..kita ulangi lagi kejadian disini. Ntar kira ML 3 hari 3 malam lagi” jawabku
“hihihihi... emoh mas.. Di kampung sendiri ntar takut ketahuan orang bisa bahaya..aku bisa di tuntut sama keluargamu mas..” Parmi lalu memelukku lagi dan aku mengusap rambutnya dengan lembut lalu kucium keningnya. 
“Habis ini mas Anton masih mau dolan ke Semarang lagi ndak mas?” tanya Parmi sambil memainkan ujung kaosku.
“Kalau aku kan sangat tergantung uang mi. Aku ini jarang punya uang jadi ya kalau uang lebih aku akan mengunjungimu di Semarang.” Jawabku yang memang jujur. Dengan pekerjaan tak menentu aku memang sangat jarang memiliki uang. Karena berasal dari satu desa aku kira parmi paham akan hal itu. 
“Gak apa-apa mas. Nanti biar aku sesekali berkunjung ke solo, tapi jangan ketemu di kampung ya.. aku malu dan gak enak kalau pulang kampung trus ketemu sama Mas Anton, nanti kita kencan di Solo atau di Tawangmangu aja. Pokoknya nanti kalau pengin ketemu Parmi kabari lewat telpon atau SMS lah.” Kata Parmi yang memang cukup menghiburku. Sebenarnya aku cukup malu dengan sikap parmi yang seperti itu. Dan aku kembali berpikir tentang hubungan kami selanjutnya. Parmi adalah orang yang berhubungan sexual sama aku, bahkan bukan hanya itu, Parmi adalah orang yang pertama dalam semuanya. Kalaupun hubungan kami ini disebut pacaran maka dia juga pacar pertamaku, karena sebelumnya aku belum pernah pacaran. Dan Parmi juga orang pertama yang menciumku. Ketika dulu aku selalu merasa kurang berharga di mata teman-temanku di kampus sekarang aku merasakan bahwa hidupku menjadi lebih berharga, setelah orang yang sekarang sedang dalam pelukanku ini berkorban banyak untukku selama 3 hari ini. 
Ya.. 3 hari yang aku pikir akan merubah hidupku nanti. Aku tidak peduli bagaimana hubunganku dengan Parmi ini akan disebut. Yang jelas walau dia seorang pelacur namun aku merasa dia adalah seseorang yang telah membuatku jadi benar-benar manusia. 
“Yuk mas kita makan siang” Kata Parmi membangunkanku dari lamunan tentang kami. Lalu ia bangkit dari pangkuanku dan menarik tanganku untuk ikut bangun. “Kita makan yang kita makan tadi gak apa-apa kan mas? Atau kita keluar cari makan?” tanya Parmi sambil masih memegang kedua tanganku.
“Kita makan yang tadi pun ndak apa-apa mi.” Jawabku dan Parmi mulai menarikku menuju ruang makan di belakang dan kemudian kami makan berdua.
Sehabis makan kami berpamitan sama Maya dan Yuni untuk kembali ke rumah kontrakan Parmi karena aku harus segera pulang ke Matesih kampung halamanku. Jam 3 Sore aku diantar Parmi untuk naik Bus menuju Solo. Tanpa malu-malu Parmi mencium keningku saat aku akan naik bus. Dompet baru berisi uang ratusan ribu rupiah diselipkan Parmi ke kantong celana bagian belakang. Kesekian kali Parmi telah membuatku malu dan bingung bagaimana aku berterimakasih dan kata terima kasih itu benar-benar teak terucap. Aku hanya melongo dan kehabisan kata-kata. Namun Parmi berharap agar aku mengerti bahwa dia sangat bahagia bersamaku selama tiga hari ini. Dan dia juga merasa semakin bahagia dengan memberikan uang kepadaku. Bukan maksudnya ingin membeli kebahagiaan dengan uang itu, karena ia yakin tak kan mungkin cukup kebahagiaan itu di beli dengan uang. 
Kali ini Parmi tidak mengantarku sampai ke Solo. Sungguh kebahagian yang tiada duanya kurasakan saat itu, namun aku juga merasa agak sedih karena harus berpisah dengan Parmi dan aku segera berharap pertemuan kami selanjutnya segera terwujud, akupun berharap agar waktu berjalan cepat agar kami cepat bertemu. Sampai di terminal Tirtonadi solo sudah malam karena bus berjalan agak lambat. Segera kupacu sepeda motor bututku menuju desa Matesih di Lereng Gunung Lawu dan kembali aku menikmati sejuknya hawa desaku yang dan tepat jam 11 malam Parmi menelponku sekedar menanyakan apa aku sudah sampai di Matesih dan selanjutnya kami ngobrol sampai habis pulsa Parmi.
Malam-malam selanjutnya tiap jam sebelas malam dengan memanfaatkan paket nelpon malam Murah Parmi selalu menelponku sampai habis pulsa dan kadang gantian aku menelponnya juga sampai habis pulsa juga. Apa yang kami lakukan seakan menjadi nyanyian tengah malam yang selalu menghibur kami berdua selalu mengantarkan tidur kami dalam mimpi-mimpi indah. Yah.. Walau sekedar mimpi...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar