Rabu, 12 Maret 2014

Linda, Hasrat Dan Birahi


Linda

Deru suara mesin mobil yang parkir mengangkut barang-barang masih terdengar dengan jelas, kulihat pak Kosim supir yang selalu setia kepadaku sibuk mondar-mandir mengangkat barang. Mas Pras yang berdiri dipojok garasi hanya memandangku dengan tatapan yang agak sinis. Sesekali asap rokoknya dihembuskan ke udara, dan nafas nya yang berat dikeluarkan seiring dengan asap rokok yang keluar dari hidungnya.

"sudah tidak ada yang tertinggal mas..?" kataku membuka pembicaraan.
"apa urusanmu menanyakan itu" jawabnya dengan nada ketus.
Mendengar jawaban dari mas Pras ini, aku kaget juga, dari pada berlanjut jadi pertengkaran akupun memilih masuk kekamar.

Yah...semua salahku, kalau saja aku mau memaafkan perbuatan selingkuh mas Pras dengan skretarisnya, tentu tidak akan berakhir seperti ini.

Justru karena aku yang egois inilah, rumah tangga yang kubina menjadi berantakan. Dan aku tak bisa membayangkan sebagai anak dari keluarga terhormat, setelah berumah tangga harus berakhir seperti ini. Teringat kembali kenangan indah bersama mas Pras, kenangan terindah yang pernah kupunyai.

Aku dibesarkan dari keluarga yang bisa dikatakan cukup mampu, papaku seorang manager disebuah perusahaan swasta, dan sebagai anak tunggal aku selalu mendapatkan semua kebutuhanku, semua dipenuhinya.

Banyak orang mengatakan bahwa aku memiliki wajah yang cantik, apalagi bentuk tubuhku yang tingginya 165 cm dan kulit putih, ukuran Bra 36C, banyak yang mengira aku indo, padahal sebenarnya aku wanita Indonesia asli, untuk merawat kecantikanku ini, papa memenuhi semuanya dari pakaian branded yang mahal, dan peralatan make-up kualitas terbaik. Hari-hari kulalui dengan hura-hura dari shoping hingga clubing, aku berteman dengan anak-anak dari keluarga kaya, karena orangtuaku selalu menyeleksi teman-temanku.

Tak selamanya cerita kehidupan berakhir indah, karena tanpa kesusahan manusia tak akan pernah belajar berjuang.

Krisis ekonomi melanda negeri ini, dan perusahaan tempat papa bekerja terkena imbasnya, gelombang phk pun menimpa para pegawainya, termasuk papa.
Diusia yang tidak lagi muda, sulit bagi papa untuk mencari pekerjaan baru, dan untuk hidup papa hanya mengandalkan deposito dari bank, tak terasa setahun sudah papa menganggur dan deposito semakin menipis.

Akupun terkena imbas nya, karena terbiasa dimanja, ketika kebutuhan mulai tidak bisa terpenuhi, aku berontak, teriak, marah, dan puncaknya kabur dari rumah.

Aku menuju tempat dimana aku yakin bisa mendapatkan apa yang biasa kudapatkan dulu, apartemen Deny, teman kuliahku yang juga pacarku, Deny anak orang kaya, dan ia juga yang kerap menanggung biaya ku beberapa bulan belakangan ini.
Deny mendengarkan keluh kesahku dan membisikan kata2 yang bisa membuatku tenang,

"aku mencintaimu Lin, aku akan menjagamu" kata dari mulut Deny, yang membuatku terlena memejamkan mata dan tanpa sadar, aku pasrah saja saat bibir Deny mencium bibirku, dan bahkan membalas nya, hingga terlena dan tak sadar Deny sudah membawaku ke kamar.

Tangannya mulai bergerilya, melucuti kancing bajuku, nafas birahi yang keluar dari hidung Deny, membuatku semakin pasrah, dan membiarkan tangannya melolosi bra yang kupakai, kurasakan lidahnya bermain diputingku, dan reflek tanganku pun membenamkan kepalanya didadaku.

Sambil melumat, tangan Deny membuka cd ku, tangannya terasa memainkan bulu-bulu halus di sekitar memek ku, kemudian ujung jarinya mulai membelai bibir memekku. Aku yang belum pernah merasakan kenikmatan itu mendesis keenakan.

Puas dengan payudaraku Deny mengangkat kedua pahaku dan mengganjal dengan tangan nya, seraya membenamkan kepalanya diselangkanganku. Dengan beringas Deny menjilati lubang memekku. Aku hanya berteriak pelan, dan Deny semakin nakal, mempermainkan lidahnya dilubang kenikmatanku.

"ayo sekarang gantian..." sambil memelorotkan celana dalam nya, kulihat batang kontol nya telah berdiri tegak, aku yang telah panas oleh birahi tanpa pikir panjang langsung meraih dan mengulum nya pelan.
"ahh...enak..lin, terus.. Ya.. Ahh.."

panasnya birahi telah membuat aku liar, kontol Deny kulumat habis dan kujilati seperti anak kecil makan permen. Setelah puas aku tiduran telentang dan membuka pahaku lebar-lebar, menunjukan seolah-olah lubang memek-ku menantang untuk dimasuki kontol Deny, dan tanpa menunggu lama kontol itu langsung tertancap dilobang memek ku.

Sakit, perih tapi juga nikmat, kunikmati irama goyangan Deny yang naik turun, dengan sesekali ikut bergoyang, dan tak berapa lama kurasakan ada yang keluar dari tubuhku sebuah rasa nikmat yang belum pernah kurasakan, dan gerakan Deny juga semakin cepat hingga disaat ia berteriak kurasakan cairan hangat membasahi memek-ku.
"kamu hebat Lin.." bisik nya dan langsung rebah disampingku.

Hari-hari berikut nya ngewe jadi kegiatan rutinku dengan Deny, apalagi bila aku butuh uang aku akan menyerahkan tubuhku untuk dipakai Deny..

Aku mulai berpikir, bila aku membutuhkan uang kenapa aku tidak melakukan nya dengan orang lain? Toh... Aku sudah tidak perawan lagi, dan Deny juga mulai terlalu banyak mendikte ku, dan akhirnya akupun mulai keluar masuk diskotik, menawarkan tubuhku untuk uang...

Sejak awal aku pacaran dengan Deny sebenarnya aku mengkondisikan hubungan kami untuk tidak terlalu dekat, hanya sebatas makan, nonton atau jalan, karena aku tahu kalo Deny orang yang selalu memaksakan semua hal sesuai dengan maunya, dan itu terbukti sejak aku mulai mengandalkan dia untuk memenuhi kebutuhanku, Deny mulai mengatur hampir semua hidupku, mulai dari dengan siapa aku bergaul, hingga pakaian apa yg harus ku kenakan, aku benar-benar merasa terkekang, hingga akhirnya aku mempunyai pikiran untuk menjual diri saja, toh aku sudah tidak perawan, dan setiap kali aku minta uang pada Deny, pasti tubuhku dipakai dulu, baru dikasih.

Malam ini bukan malam libur dan sejak tadi soren hujan turun lumayan banyak, namun tidak membuat club ini sepi, hentakan music yang dimainkan dj mengantarkan setiap pengunjung untuk meliukan tubuhnya.

Belum sampai setengah jam aku duduk di bar, seorang pria paruhbaya, menghampiriku, 
"hai manis... Boleh saya tambah minum nya..." katanya sambil menunjuk gelasku yang memang sudah kosong, dan kubalas dengan anggukan, lalu ia langsung mengorder segelas lagi ke bartender.

Setelah basabasi dan berkenalan, dan obrolan mulai kemana-mana, om Robby tak kunjung mengajak untuk kencan, akhirnya ku nekad menawarkan diri "om mau check-in..? " kataku setengah berbisik ditelinga nya.
"berapa..?" tanya nya, aku sedikit bingung menjawabnya, karena ini pertama kali buatku. 
"lima juta" jawabku, 
"ehm..." si om berguman sambil memandang tubuhku dari atas kebawah, dan tiba-tiba ia memasukan tangannya kedalam rok yang aku kenakan, dan aneh nya aku seolah terbius membiarkan tangan nya menyentuh memek-ku, ditempat yang ramai seperti ini.
" oke, masih lumayan rapat, boleh lah, " kata nya ketika jemari nya sudah terbenam di memek-ku, lalu kamipun berangkat menuju hotel..

Begitu dikamar hotel, bajuku langsung dilucuti semua hingga bugil, dan kemudian tubuhku dilemparkan ke atas ranjang, setelah si om jg bugil ia pun menyusul ke atas ranjang, mulut nya yang masih terasa bau alkohol itu menjilati seluruh tubuhku, tangan nya dengan kasar meremas payudaraku, hingga aku teriak kesakitan, puas menyiksa payudaraku, si om mulai menjilati belahan memekku, namun tak lama, karena ia langsung mengarahkan kontol nya dibibir memek dan kontol nya yang tidak terlalu besar itu tanpa kesulitan menerobos masuk..

Kuimbangi setiap gerakan si om dengan goyangan pinggulku, beberapa menit kemudian si om minta aku yang di atas, akupun menduduki nya dan bergerak naik turun.. Posisi ini membuat rangsangan ditubuhku mulai meninggi, namun belum sampai gelombang kenikmatan ku raih, si om sudah berteriak dan kontol nya, menyemburkan cairan kental nya dirongga memek, kucoba untuk terus menggoyang tapi kontol itu mengecil dan terlepas dari jepitan memek-ku.
 
Aku baru menyadari ternyata menjadi pelacur itu berat, selain harga diri yang dibuang, juga hak untuk mendapat kenikmatan, untunglah, untuk yang satu itu, orang-orang yang membookingku berikutnya tidak selemah om Robby, hingga aku bisa merasakan juga kenikmatan persetubuhan. 

Aku yang mulai terlena mencari uang dengan menjual diri, dan akhirnya Deny pun tahu, dia langsung memutuskan hubungan dan tidak hanya itu, dia juga memberitahukan hal ini kepada kedua orangtuaku, papa mama marah besar, bahkan mama sempat shock dan sakit, papa menjual rumah dan membawa mama pindah ketempat yang lebih tenang, aku diberi uang untuk biaya kost, namun uang pemberian papa hanya cukup untuk biaya beberapa bulan, akhirnya aku melanjutkan profesi sebagai pelacur.

Suatu ketika aku sedang berbelanja di sebuah mall. Aku berkenalan dengan seorang pria bernama mas pram, orang nya cukup kalem dan tutur bahasanya lembut, entah kenapa aku seolah terpesona oleh kharisma nya padahal dari segi wajah mas Pras tidaklah tampan. 

Aku berusaha menahan rasa hati ini, karena aku merasa orang seperti mas Pras bukanlah untuk perempuan seperti aku.. 

Kali ini aku benar-benar kelabakan mengimbangi permainan pria ini, 3x aku orgasme baru mampu meruntuhkan pertahanannya... Aku terkapar lelah. 
"bagaimana.. Puas?" tanya nya. 
Kuhanya mampu menjawab dengan anggukan.. 
" kutambah 2juta, untuk lubang pantat mu..Mau?. Tawar nya disaat aku masih kelelahan..

Selama beberapa hari ini aku mulai menjauhi mas Pras telpon dan sms nya sama sekali kuacuhkan, namun entah kenapa mas Pras seakan tidak pernah menyerah setiap hari ia selalu menanyakan kabarku, atau bertanya sudah makan atau belum, dan aku menjadi semakin sulit untuk melupakannya...
"aku harus melupakannya, lelaki baik seperti mas Pras terlalu sempurna untuk perempuan sepertiku!.."

Jam 9 malam, hp ku kembali berdering, dan ini dari mas pras, kuputuskan untuk mengangkat nya, 
" haloo.. Lin " suaranya diseberang sana.
"kamu kenapa tidak memberi kabar sama sekali lin?.. Apakah ada sesuatu atau aku ada salah sama kamu"... 
" Aku lagi sibuk, mas.. Dan mungkin kita ga harus ketemu lagi.." jawabku dan langsung memutuskan hubungan telpon, tangisku tak tertahan, dering suara telepon dari mas Pras trus berlanjut...

Semalaman aku menangis hingga tertidur, dan terbangun oleh ketukan pintu di kamas kosku.
"haduh kamu ini susah sekali dibangunkan nya,.." cerocos ibu kost begitu aku membuka pintu "ada tamu mencari kamu depan!"

"siapa bu?.."

"katanya temen kamu, namanya santi..." 

"oh iya, nanti saya temui, makasi bu"

setelah sekedar mencuci muka kutemui santi, santi adalah temenku yang kutemui di salah satu club, sama seperti aku dia juga menjual tubuhnya untuk membiayai kuliah nya.
"lin.. Tolongin gue dong. Gua ada janji ma orang, tp gua ga bisa, ada ujian mendadak di kampus.." jelasnya ketika kutanyakan ada apa mencariku, karena kasian akhirnya ku sanggupi. Setelah memberikan alamat hotelnya dia langsung pergi.

seperti yang sudah dijelaskan linda jam 11, kamar nomor 141 hotel Grand. Aku sudah akan kembali lagi, setelah beberapa kali memencet bel tak ada yg membuka, sebelum akhirnya pintunya terbuka juga, seorang pria bertubuh tambun dan botak usia nya mungkin 50an muncul dari balik pintu dengan hanya mengenakan jubah mandi. 
"temen nya Santi ya, maaf lama.. tadi om lagi mandi, ayo masuk.."
akupun masuk dan orang itu menutup pintu.
"gila si Santi, langganan nya orang kaya gini.." batinku, karena memang selama ini aku selalu pilih- pilih orang, aku tidak masalah dengan usia, yang penting orang nya bersih karena biarpun mereka tua, rata-rata mereka orang berduit, sehingga badannya terawat. Tapi yg ini meskipun tampak jelas habis mandi, tubuh nya kelihatan hitam, dan muka nya penuh bekas jerawat..
"nama kamu siapa..?" tanya nya sambil duduk disebelahku.. 
"Linda om.." jawabku
"nama yang bagus, terkesan seksi seperti orang nya.. Nama om Sutikno, tapi kamu panggil om Tino aja.."
"nama om juga jelek..sejelek orang nya.." gumanku dalam hati xixixi....
Lalu tanpa diminta iapun menceritakan kalau ia merantau ke kalimantan sejak muda dan berbisnis kayu olahan.. Sebulan 2x ia ke jakarta dan biasanya selama dijakarta santi yang menemaninya...
Om Tino menyuruh untuk mandi, karena ia tidak suka bersetubuh dengan tubuh yang berselubung make up. Tamu adalah raja, karena aku memang tidak ingin terlalu lama dengan kerbau versi manusia ini, akupun mandi kuhapus semua makeup di wajahku namun tetap kujaga agar rambutku tak basah, selesai mandi dan mengeringkan tubuh, ku sengaja keluar tanpa busana, om Tino sudah berbaring bugil diranjang, dan nampaknya hari ini aku harus terkejut dua kali, ternyata kontol om Tino gede banget.. 
" hahaha... Kenapa ga menyangka ya.." tawa nya angkuh seolah menyadari keterkejutan ku, 
"sini.." sambil menepuk sisi kosong disebelah nya.
Aku berbaring telentang disebelahnya, dimiringkan tubuh nya, menatapku jari telunjuknya menelusuri wajahku.. Berhenti dibibirku dan berusaha dimasukan. Kubuka mulutku dan membiarkan jari gemuk itu menyelusuri rongga mulutku..
"mulut pelacur, pasti sudah banyak pejuh yang tertelan lewat mulut ini.." gumannya.. Kubalas perkataan kurang ajar itu dengan mengemut jarinya, "sabar pelacur, nanti simpan tenaga mu, untuk menghisap kontolku.." katanya sambil menarik jarinya dari mulutku..

Jarinya kembali bergerak menyelusuri tubuhku, meremas sebentar kedua buahdadaku, lalu terus menyusuri memek-ku yang mulus tanpa bulu.. 
Diselipkan jemari nya dilubangku, disentuhnya dan dipermainkannya klitorisku..
"akh..ahh.. Sakiit oomm.." teriakku kesakitan, saat tiba-tiba saja kedua jarinya menjepit keras klentitku.. Aku berusaha berontak menggelinjang namun tenaga nya lebih kuat dariku untuk menahan rontaan aku, cukup lama dia melakukan itu seolah dia sangat menikmati rontaanku..
"ampuun omm.. Sakit, jangan di gituu..in.."
"kamu pelacur, memek pelacur boleh diapain aja oleh pembeli nya.." dia berkata dengan diiringi tawa keras merendahkanku.. Tak berapa lama ia menghetikan jepitannya, air mata menetes dari sudut mataku. Si om menarik tubuhku bangkit, lalu ia berbaring dan memposisikan tubuhku diatas nya dengan posisi 69, kurasakan lidah nya mulai bergerak membelah celah memek-ku, dan akupun mulai menjulurkan lidah menjilati batang besar didepanku..

Cukup sulit juga untuk menjilati kontol ukuran besar begini, apalagi dalam kondisi memek-ku juga sedang dijilati, rasangan birahi mulai melanda diriku, 
kujilati kepala kontol itu, lubang kecil nya mulai mengeluarkan cairan yang langsung kusapu dengan lidahku, kutelusuri batang ber-urat nya, menjilatinya hingga air liurku membasahi seluruh batang itu, sesekali jilatanku terhenti karena merasakan gigitan kecil dibagian memek,.. Kugenggam batang itu dan kubuka lebar mulutku, kontol itu berhasil masuk sebagian, aku tidak berani memasukannya, terlalu dalam kemulutku, walau kurasakan si om sesekali mencoba mengangkat pantat nya agar kontol nya bisa masuk lebih dalam kemulutku, namun selalu kuhindari dengan mengangkat kepalaku lebih tinggi..

Tubuhku didorong kesamping, dan dengan cepat si om mengangkangi ku, di arahkan kontol nya menempel dibibirku, aku menggeleng menolak membuka mulut..
"plak.. Plak" si om menamparku kiri kan "buka mulutmu lonte.." bentak nya.
"ga muat om, jangan.." aku berusaha menolak, namun akhirnya kubuka juga mulutku ketika kulihat tangan si om terangkat untuk menamparku lagi. Dan amblaslah batang besar itu. Rasanya seolah merobek mulutku, tenggorokanku bener2 terasa sakit saat batang itu keluar masuk, untuk bernafaspun terasa sesak, mataku benar2 sudah berair, menahan rasa sakit dan sesak, untunglah sebelum aku benar-benar mati sesak nafas, si om menarik keluar kontolnya dari mulutku..
Kini ia mulai mengarahkan batangnya dimemekku, digesek-gesekan ujung nya dibibir memekku..
"siap di entot, sayang,.."kata nya dengan seringai mesum..
"siap om, tapi pelan-pelan ya om masukin nya, kontol om terlalu besar.." jawabku dengan nada suara kubuat semanja mungkin.
"arrghh.." suara erangan nya bersamaan dengan terbenam nya kontol besar itu memenuhi rongga memekku.
"kontol om, gede banget, sampe terasa penuh.." kataku..

"tapi kamu suka kan, dikontolin sama kontol besar.."

"iya om, tapi takut nanti memekku ga tahan.." rengekku

"memek lonte harus tahan dimasukin apapun " katanya sambil menundukan wajahnya untuk melumat bibirku, kubalas lumatan nya, kulingkarkan tanganku dibadan nya, sementara si om juga mulai mengerakan kontol nya dimemekku.
"ah.. Ah.. Argh.. Memekmu enak lonte ah.. Ah..!" suaranya disela dengus nafas berat nya.. 
"yeah.. Ukh.. Terus om.. Akh.. Enaak.." aku mulai sulit mengontrol diri, ternyata disetubuhi kontol besar itu enak banget.. Tubuh besar itu sudah benar-benar mandi keringat, dan sebagian besar keringat nya sudah menempel ditubuhku, tapi tidak perduli, aku masih tetap semangat menggoyang pinggulku menyambut setiap sodokan di memekku.. 
" teruss..om akh.. Yeah akh.." 
"ah.. Ah.. Argh.." dengus nafas si om semakin memburu..
Si om mencabut kontol nya tiba-tiba, dan mengarahkan tubuhku untuk doggy, kembali kontol nya dibenamkan, dalam posisi ini, penetrasi yang kuterima terasa lebih dalam. 
"akh.. Yeah.." aku meracau tak tentu, gelombang rasa kenikmatan mulai mendekati puncak, kurasakan jempol si om menyelusup kelobang anusku.. 
"wah seperti nya pantat mu masih perawan.." kata nya.. 
"jangan om, akh sakit.." rintihku ketika jari nya mencolok masuk. 
"hahaha.." dia tertawa sambil menepuk pantatku dan mempercepat gerakan nya, aku yang tinggal selangkah lagi mencapai puncak, akhirnya tak tahan dan orgasmepun menerjangku, aku nyaris ambruk tapi tangan si om menahanku untuk tetap dalam posisi nungging, dan ia pun semakin cepat bergerak dan akhir nya mengejang "arrgh.,...akh." teriaknya bersamaan dengan muncrat nya cairan sperma nya dimemekku. Kami ambruk bersamaan, benar-benar melelahkan, tapi sungguh nikmat, 
"puas..?" tanya nya. 
"puas, om hebat!" kataku, dan dia tertawa penuh kesombongan. 
" kutambah 3juta jika untuk lubang pantatmu.." tawarnya, gila aja pikirku, bisa mati aku.. 
"gak mau..ah, buat nanti kalo aku punya suami.." jawabku.. 
Si om kembali tertawa, hari itu aku layani si om sampai 3x, dan aku bener-bener kelelahan sekaligus puas...

kembali untuk kedua kalinya mas Pras mengirim sms tentang dirinya yang masih terjebak macet.. Sempat terpikir olehku untuk pergi saja dari cafe ini, tapi entah kenapa kaki ini seolah enggan untuk beranjak. Sekitar 15menit kemudian mas Pras datang, dan langsung mengajakku pergi, aku hanya menuruti naik ke mobilnya dan tidak bertanya kemana ia membawaku..
Mobil berhenti di depan pagar sebuah rumah mewah..
"kenapa kita kesini mas?" tanyaku.. 
"ini rumah orang tuaku, aku ga mau kehilangan kamu lagi, jadi jawab pertanyaanku, apakah kamu mencintaiku, karena aku sangat mencintai kamu..".. Mas Pras berkata sambil memandangku dengan mata penuh ketulusan.. 
"aku juga mencintaimu mas tapi... Aku." belum sempat aku berbicara lagi mas Pras sudah memotong "maukah kau menjadi istriku?..." semua rencanaku untuk berterus terang buyar, aku tak sanggup lagi berkata apa-apa selain mengangguk. Dan mas Pras langsung memasukan mobil nya kerumah itu, lalu mengenalkan aku pada kedua orang tua nya.

Tak sampai dua bulan sejak kejadian itu, keluarga mas Pras datang kerumah orang tuaku untuk melamarku secara resmi, dan seminggu kemudian resepsi pernikahan diadakan dengan cukup mewah. Dan ketika pesta usai

Mas Pras membawaku ke kamar pengantin, ranjang yang berhias itu, seharusnya disinilah aku melepas keperawananku, disprei putih ini lah bercak darahku menempel tapi itu semua sudah tidak mungkin, tak terasa air mataku menetes..
"kenapa sayang?. Ini malam pertama kita menjadi suami istri knp kamu menangis..?" tanya mas Pras lembut.
" aku malu mas.. Seharusnya aku punya sesuatu yang bisa kuserahkan untukmu malam ini.." kataku sambil tersedu.

Mendengar penuturanku ini mas Pras hanya tersenyum dan mengatakan bahwa ia hanya ingin aku mencintai nya dan setia pada nya, seperti cintanya padaku.. 

Dan malam itu mungkin malam terindah yang pernah kurasakan, ketika dengan lembutnya mas Pras mencumbuku, ketika dengan pelan dikulum nya buah dadaku, aku yang merasakan cumbuan penuh cinta ini, hanya bisa menggeliat keenakan.

Aku akan berusaha memuaskan Mas Pras, suasana kamar pengantin yang romantis membuat birahiku memuncak, apalagi ketika mas Pras memasukan batang kontol nya kelubang memekku, aku merasakan kenikmatan yang belum pernah aku rasakan dari kontol-kontol lain yang sebelum ini pernah mengisi lubangku.. Birahiku kali ini dilandasi cinta. Dan nikmatnya benar-benar luar biasa..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar