Rabu, 21 Mei 2014

Irma, Bersetubuh Dengan menantuku


Irma

Menjanda itu tidak gampang. Banyak godaannya. Untung aku mampu mengatasinya selama 11 tahun. Berjuang sendiri untuk membesarkan dan menyekolahkan dua putriku. Aku merasa bahagia sekali, saat putri pertamaku di wisuda, kemudian dalam hitungan bulan dia bekerja lalu dipersunting oleh suaminya dan dibawa merantau ke Kalimantan. Namaku Irma, umur 43 tahun, tinggi badanku 160 dan ukuran Bra 36B. 


Kebahagiaanku yang kedua, saat dua tahun kemudian putriku yang kedua diwisuda. Hampir setahun dia bekerja, kemudian dia dipersunting oleh pemuda, juga dari seberang yang bekerja di kota kami. Agar aku tidak kesepian dan mereka juga tidak mengeluarkan uang banyak, mereka pun dengan senang hati menerima tawaranku. Mereka tinggal dan menetap di rumahku. Kami tinggal bersama.



Kamar kami bersebelahan. Terlalu sering aku mendengarkan rintihan kenikmatan dari putriku. Mulanya aku risih juga, tapi dalam usiaku ke 39 tahun, lama-lama aku menimati rintihan nimat putriku yang entah diapai oleh suaminya Jonson yang memang gagah, tinggi dan kelihatannya perkasa.

Saat suatu pagi Jonson keluar dari kamar madi (hanya kamar tidurku yang meiliki kamar mandi) dia melilitkan handuk di tubuhnya. Senyumnya yang manis pagi itu mendebarkan hatiku. Terlebih tadi malam aku mendengar desahan dan rintihan nikmat dari putri bungsuku. Saat itu juga kemaluanku berdenyut-denyut. Gila. Aku kan mertuanya? Andaikan orang lain, aku akan merayunya sampai bisa menaklukkannya. Walau usiaku sudah 39 tahun, tapi aku yakin tubuhk masih sintal dan masih menarik dari sisi seksualitas. Banyak mata lelaki jalang menatap body-ku. Banyak suitan dan ucapan merayu dan bahkan banyak yang harus menelan air liur mereka, bila aku melintas dekat mereka.



Lalu bagaimana dengan Jonson menantuku? Kenapa tiba-tiba aku menginginkannya, setelah mereka tiga bulan tinggal di rumahku? Kenapa pula aku selalu menanti derit ranjang mereka di kamar sebelah. Kenapa pula aku menantikan suara rintihan dan desahan nikmat dari putriku sendiri dan mebayangkan bagaimana mereka melakukan persetubuhan? Apakah aku sudah gila? Tidak, ini tidak boleh terjadi. Tapi semakin aku berusaha menahan gejolak diriku, demikian pula aku merasakan betapa keinginan itu membubung tinggi di awang-awang yang jauh. GIlakah aku? Masih normalkah aku? Dari sisi agama mungkin tidak. Dari sisi seksualitas, aku masih 39 tahun dan suadh 11 tahun menahankan diri untuk tidak disentuh oleh laki-laki.

Saat kami sarapan pagi bersama di meja makan, aku mendengar celotehan mereka dan putriku demikian manja kepada Jonson. Duh... kenapa aku jadi cemburu? Bukankah wajar saja pengantin baru dan kemudian seorang isteri memanjakan dirinya kepada suaminya dan suami memberikan kemanjaan kepada isterinya? Cepat aku menyelsaikan sarapanku, kemudian meningalkan mereka. Aku mengambil kesibukan lain seperti menata bunga-bunga di pot serta mengguntingi dedaunannya. 



Saat mereka mau berangkat bekerja, mereka menyalamiku dengan takzim, cium tangan. Saat Jonson mencium tanganku, kemudian tak sengaja bibirnya terkena ke ujung jariku, langsung hatiku bergemuruh, kemudian nafsuku bergelora. Duh Gusti. Tolong aku, jangan sampai aku mencintai menantuku sendiri. Tolonglah agar nafsu yang bergejolak ini bisa aku redam.

KUhabiskan waktuku memasak untuk makan siang kami kemudian kucari berbagai kesibukan lainnya. Baru saja aku hampir menyelesaikan pekerjaanku, tiba-tiba Jonson menyapaku dan dia sudah berada di depanku. Langsung dia mendorong gerbang dan membukany alalu masuk ke rumah.



"Lho.. kok cepat pulangnya?" kataku.
"Tidak bu... hanya ada sesuatu yang ketingalan dan harus aku ambil," katanya bergegas melintasku. Saat itu kami bersenggolan. Duh... tetekku tersenggol oleh tangannya dan kebetulan tadi aku memang membuka bra-ku, karean aku merasa gerah saat aku baru saja pulang belanja. Ketika aku mau buang sampah ke bak sampah di depan ruamh, saat itu Jonson ada di depan gerbang.

Aku mengikutinya ke dalam rumah. 
"Tumben pagi ini ibu cantik sekali," katanya sembari tersenyum.
"Apa benar ibu masih cantik?" tanyaku mengikuti seloronya yang aku anggap adalah seloro.
"Masih cantik lho bu. Bahenol lagi. Tubuh ibu lebih padat dan lebih berisi dari tubuk Niniek," katany amemujiku. Mungkin sja apa yang dikatakannya itu benar. Nineik putriku memang tidak montok, bahkan tubuhnya juga kurang padat. 



Saat itu aku tidak mengerti, kenapa pula aku mengikuti pembicaraan yang seperti itu.
"Menurut kamu bagian mana dari tubuh ibu y ang menarik?":
"Menurutku, semua, BU. Pantat ibu masih cukup padat. Tadi aku tersenggol tetek ibu, juga masih terasa kenyal," katany sembari tersenyum. Aku menjadi malu.
Aku diam dan tertunduk, walau aku tersenyum simpul secara sembunyi juga.
"Bibir ibu juga sangat sensual, aku sebenarnya menginginkannya, Bu," katanya tegas. Aku gemuruh. Gemetar dan aliran darahku berdesir-desir. Saat aku mendongakkan wajahku, saat itu juga Jonson langsung menangkap tengkukku dan kemudian dan mengecup bibirku dan memelukku. Aku terkesima, seperti aku tersihir. Kenapa sejak beberapa hari lalu aku sangat menginginkannya, tapi saat ada peluang, justru Jonson sendiri yang memulai, aku malah menjadi kaku?



Melihat aku tidak bereaksi, Jonson melepaskan pelukannya dan segera keluar rumah sembari menutup gerbang dan menctarter motor bebeknya. Saat mau bernagkat, dia sembpat tersenyum manis dan mengedipkan matanya sebelah untukku. Aku membalas dengan senyum. 

Aku kembali ke dapur untuk meneruskan memasak. Terus terang aku tidak konsentrasi. Aku masih merasakan bibir Jonson lengket di bibirku dan dan aku masih merasakan saat dipeluknya, tetekku menempel di dadanya. Aku masih merasakan tetekku nempel di dadanya yang hangat. Haruskah....



Aku masih mendengar suara sepeda motor Jonson. Setelah dia jauh, aku pun menyadarinya, akalu aku sangat terangsang dicium dan dipeluknya, terlebih saat terasa gesekan tetekku di dadanya. 

Cepat aku memakai dasterku, kemudian aku keluar kamar. Aku tidak memakai Bra dan celana dalam. Aku menegerjakan sesuatu di dapur, namun aku tetap terbayang pada kecupan bibir Jonson menantuku dan pelukannya yang membuat tubuhku membara. Kenapa tadi aku diam saja dan tidak memberikan perlawanan apa-apa? Tiba-tiba saj arasa maluku hilang, karean desakan libidoku yang membuncah-buncah. Aku segera menekan tuts-tus HP ku dan mjenunggu Hp diangkat. Da... ah. Dadaku gemeretar, karena tiba-tiba HP diangkat das terdengar suara demikian merdu dan lembutnya.
"Hallo mama sayang..." 
Duh... merdunya suara menantuku dan merayu. aku sadar kalau aku sedang dirayu, tapi aku membutuihkannya. Membutuhkan rayuan, membutuhkan seks dan bahasa kasarnya, aku membutuhkan KONTOL. 




"Hayo, kembali dong..." kataku seperti memelas.
"Hahahaha... sudah kuduga, Mama pasti membutuhkan aku. OK aku segera tiba. Tidak sampai 5 menit," katanya. 
Duh... dia sudah pergi lebih dari 15 menit, tapi kenapa bisa kembali bisa hanya 5 menit? Akankah dia ngebuit sekencang-kencangnya.

Benar, bahkan tidak sampai lima menit, dia sudah kembali dan langsung memasukkan sepeda motornya ke dalam rumah. Dia tersenyum nakal dan penuh nafsu, tapi entah kenapa aku menyukainya. Setelah dia menutup pintu rumah dan menguncinya dengan aman, dia serbu aku. Langsung dia memelukku dan mengecup bibirku. Aku hanya mampu memebalas pelukannya yang kuat dn menerima lidahnya bermain di rongga mulutku. 



Kancing-kancing dasterku sudah lepas, kemudian disusul lepasnya pakaianku berceceran di lantai. Aku sudah bugil. Seluruh tubuhku, tidak lagi yang menghalangi pemandangan mata, bahkan tidak bisa lagi menghalangi, jika sesuatu menusuk-nusuk kemalauanku.

Jonson juga dengan segera melepaskan pakaiannya dan bugil sepertiku. Duh... tubuhnya yang atletis dan kontolnya yang megacung dan mencari sesuatu. 

"Ayo... cepat. Sebentar lagi aku akan menjemput isteriku mama sayang," katanya. Dia tangkap tengkukku dan dituntunnya mulutku untuk mengulum-ngulum kontolnya dan Pepekku menjadi basah. Aku tak tau lagi harus berbuat apa ketika itu. 



Dengan mudahnya, Jonson mengangkat tubuhku, saat sedikit pantatnya duduk di kursi makan. Kedua pahaku sudah mengangkang, karena kedua betisku bnerada di sudut siku tangannya, sedang kedua telapak tangannya memgang buah pantatku. Kontolnya yang menegang, dia kenakan ke lubangku dan setelagh ujung kontiol itu menempel di lubangku, tubuhku pun diturunkanya dan kontol besar dan panjang itu, langsung menusuk memekku yang sudah basah. 

Tangannya yang kekar menarik maju-mundurkan pantatku, hingga kontolnya keluar masuk di dalam lubangku. Huuuuhhhh... memek-ku benar-benar sudah basah dan becek. Nafasku terengah-engah menahankan kenikmatanku. Aku jadi tak perduli pada diriku sendiri. Aku bukan ibu mertua lagi. Bukan wanita terhormat yang operlu disegani lagi. Aku sudah menjadi LONTE sekarang. Tapi aku tak perduli, karena aku membutuhkannya dan sangat membutuhkannya. Tak perduli Jonson adalah menantuku. Dia adalah seorang laki-laki perkasa yang selama mereka tinggal di rumahku, aku sangat menginginkannya.

Aku tak mampu mengimbangi kocokannya. Yang kulakukan memeluk tengkuknya kuat-kuat dan kubenamkan kepalaku di lehernya. Aku mendesah-desah dan merintih-riontih kecil.

"Aku sudah sampai sayang. Aku lemas," kataku berbisik dan merengangkan pelukan di tanganku.
"Sabar... aku akan keluarkan kepuasanku," katanya menidurkan diriku di atas meja makan, lalu dia mempompa diriku dengan kuat dan cepat, sampai spermanya muncrat di dalam tubuhku.



Kami berpelukan sejenak dan dia membelai kepalaku. Indahnya perasaanku, diperlakukan seperti gadis remaja tingting. Dmana perempuan seusiaku, diperlakukan seperti yang diperlakukan olehj Jonson pada diriku. Indah sekali perasaanku. Kami pun membersihkan diri dan berpakaian. Jonson buru-buru berpakaian dan merapikan rambutnya. Dengan kecupan di pipiku dia keluar dan menstarter sepeda motor bebeknya, lalu pergi. 

Bahagia sekali perasaanku. Aku pun makan siang dan tidak menunggu mereka lagi. Usai makan siang, aku rebahan di tempat tidur, sembari mengenangkan kejadian tadi. Semakin aku mengenangkannya, aku menjadi horni dan aku ingin diperlakukan seperti tadi. Ingin aku memanggilnya kembali, tapi aku malu hati. Tiba-tiba anakku menghubungiku via HP-nya dan mengatakan dia mungkin pulang malam dan diantarkan oleh mobil kantor. Aku menjadi gembira, berarti aku akan bisa berhubungan lagi dengan Jonson. Cepat aku menetakan nomor Jonson. Saat aku mau menekan nomor terakhir Jonson sudah menghubungiku seperti tertera dalam layar HP. 
"Hallo," kataku manja. Kok aku bisa bermanja ya? Aneh juga rasanya.
"Hallo mama sayang. Gimana, Nikmat gak."
"Nikmat sekali sayang...."
"Masih mau?"
"Tentu dong. Andaikan kamu berada di sini sekarang, aku ingin kita mulai lagi," kataku tanpa sungkan dan ragu.
"OK aku segera datangt. Aku harap, mama menyambutku dalam keadaan telanjang. Membuka pintyu dengan telanjang dan semuanya dengan telanjang," katanya merayu.
"OK...!" kataku pula dengan mantap.

Begitu HP terputus, aku langsung melepaskan semua pakaianku adan aku berbugil ria di rumahku. Lima menit kemudian, aku mendengar suara klakson sepeda motor bebek dan aku mengenalnya, dia adalah Jonson. AKu membujka pintu dan melongokkan kepalaku tak berani keluar dari balik pintu. Jonson mengerti, kalau aku sudah bugil. Dia tersenyum Nakal dan memasukkan sepeda motor ke dalam rumah. Setelah berada dalam rumah, aku langsung menutup dan mengtunci pintu. Jonson mematikan mesin kenderaan dan melapas pakaiannya dan melemparnya di lantai. AKu langsung menyerbu dan menubruknya dan memeluknya. Kami berpelukan, sepertinya aku masih berusia 16 tahun. Jonson langsung mehecup bibirku dan meremas-remas tetekku. Benar, tetekklu tidak kencang lagi, tapi tidak molor seperti tetek perempuan seusiaku. 

Kami saling pagut dan saling memuaskan diri. Tubuhku dijilat dengan lembut. Dibagian mana tubuhku dijilati, dibagian itu pula aku menjilati tubuhnya. Sampai akhrinya aku sudah tidak mampu lagi menahankan siksaan. Kutolak tubuh Jonson di lantai dan aku menaiki tubuhnya dari atas. Kuarahkan kontolnya ke dalam lubang memekku, lalu aku meliuk-liukkan tubuhku di atas tubuhnya. Pentil tetekku, tergesek-gesek di atas dadanya dan aku menjuiklati lehernya. Buah pantatku di remas kuat oleh Jonson dan membantuku untuk memutar-mutar lubang Pepek-ku.

Aku pun tak tahan lagi dan menjepit kedua kakiku ke bagian mana saja di tubuh Jonson dan aku melepaskan nikmatku. Seeerrrrrrr.... sesuatu berdesir keluar dari lubang memek-ku. NImmat sekali rasanya. Saat iotulah Jonson langsung membalikkabn tubuh kami dan aku berada di bawah, lalu kami pun saling berhimpitan. Kami saling rankul dan.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar