Rabu, 21 Agustus 2013

Anatya, Aku Disetubuhi Penjaga Villa


Anatya

“TIINNN...TIIINNNN....TIIINNN” 
kutekan klakson mobilku dengan tidak sabar, ingin rasanya cepat2 aku beristirahat setelah terjebak macet saat menuju puncak. Tak lama kemudian akhirnya pintu besar vilaku yang berwarna coklat terbuka. Dengan segenap tenaga terakhir, kuparkir mobilku tak jauh dari teras villa, dan Pak Harlan dari balik pintu gerbang setengah berlari menghampiriku.

“selamat siang non” sapa Pak Harlan.

“Oh ya, selamat siang”jawab ku, sambil sibuk meraba mencari tombol bagasi belakang. 

“Rudiiii...Ruddd, non Ana udah datang” kata pak Harlan setengah berteriak ke dalam rumah memanggil Rudi pembantu sekaligus penjaga villaku. 
Sambil setengah berlari Rudi datang dan langsung membantu Pak Harlan mengangkat koperku ke kamarku.

Well, everybody, my name’s Anatya, berstatus mahasiswi salah satu perguruan tinggi swasta favorit. Saat ini aku sedang menikmati libur 3 hari ku di villa ku di puncak, salah satu villa favoritku. Kali ini kedatanganku ke villa tidak bersama keluargaku maupun teman-temanku, kali ini aku ingin menyendiri melupakan masalah kuliah dan juga rasa sedihku karena baru saja putus dengan pacarku. Selain sibuk dengan kuliah, aku juga disibukkan dengan kerja sampinganku sebagai model dan penyanyi. Aku yakin banyak dari pembaca yang penasaran dengan tampangku, jadi aku ini berwajah cukup manis, berbibir tipis pink, berambut agak merah panjang dgn poni samping favoritku, selain dikaruniai wajah yang manis aku juga memiliki tubuh yang cukup seksi, dengan tinggi 170 aku memiliki pinggul yang ramping, payudara yang besar ukuran 36D, dan bokong yang bulat padat. 

Lanjut ke cerita, setelah selesai mengatur barang-barangku dikamar, aku kemudian mengurungkan niatku untuk tidur, melainkan bersiap-siap untuk berenang di kolam renang villaku. Walaupun saat ini aku berada di puncak, entah kenapa siang ini terasa cukup panas. Setelah memakai bikini belang favoriku, tanpa menunggu lama akupun merendam diriku di air kolam yang ternyata cukup dingin. Tak butuh waktu lama hingga aku merasa kedinginan, dengan segera aku keluar dari kolam dan memilih untuk berjemur di kursi santai pinggir kolam.

“Non Ana kedinginan ? mau saya ambilkan handuknya ?” tanya Harlan yang tadinya sedang menyapu teras belakang villa.

“Oh gak usah deh pak , makasih, tapi saya minta tolong, bisa gk pakein sun block di punggung saya” kataku sambil menyodorkan botol sun blockku.

“oh bisa non” kata pak Harlan sambil setengah menunduk mengambil botol sun block tsb.

Kemudian aku tidur tengkurap di atas kursi santaiku yang dapat diubah mnjd dipan. Aku tahu, sebenarnya pak Harlan dari tadi memperhatikanku saat berenang tadi, dan sepertinya dia sangat teransang melihatku, so timbullah rasa ibaku sekaligus jahilku kepadanya. Tak lama kemudian, kurasakan jari-jari kasarnya yang basah menyentuh punggungku. Dengan perlahan diusapnya punggungku yang mulus putih dan satu2nya yang menghambat gerakannya yaitu tali bikiniku.

“Pak Harlan dibuka aja tali bikini saya” kataku enteng.

“baik non, permisi” jawab pak Harlan sambil membuka tali bikiniku, dan kini tak ada lagi penghalang di punggungku.

Awalnya dia hanya menggosok punggung sekitar leher, namun sekarang mulai menggosok di sekitar ketiakku, sehingga terkadang dengan halus ujung2 jarinya menyenggol payudaraku yang terdesak ke samping tertindih tubuhku.

“Non klo pegal2 dan capek, saya bisa sekalian ngurutin non” tawar pak Harlan.

“Ohh boleh deh pak, badan saya juga lagi pegal-pegal, terutama pinggang” kataku menerima tawarannya yang sebenarnya punya tujuan lain.
Kali ini, tangan pak Harlan mulai mengusap punggung sampai pinggangku, harus kuakui pijatannya lumayan enak juga, walaupun saat memijat pinggangku jari jempolnya seringkali menyentuh bokongku.

“Non maaf, boleh saya turunkan sedikit eee anuuu celana non ?” tanya pak Harlan malu2.

“oh oke” kataku sambil menurunkan bikiniku hingga setengah dari pantatku. Dari pantulan kaca jendela, aku dapat melihat pak Harlan terkejut dan menganga, tetapi kemudian dgn sigap kembali memijat pinggangku. 


Spoiler for FOTOKU DI KOLAM: 




Pertama2 ia memijat sekitar tulang ekorku namun dengan perlahan mulai memijat sebagian bokongku yang terbuka setengah. Sepertinya pak Harlan sudah terbawa nafsu, dengan perlahan kurasakan bikini ku ditarik turun hingga ke paha, sehingga terpampanglah bukit kembar mulus bokongku. Kemudian dengan santai kembali dia melumuri bokongku dengan sun block dan mulai memijat seluruh permukaan bokongku. Masing-masing tangan pak Harlan berada di belahan bokong kiri dan kananku, kemudian dengan perlahan didorongnya belahan bokongku ke samping atas, sehingga belahan bokongku terbuka dan agak menungging yang memperlihatkan bibir vaginaku yg tanpa bulu serta lubang anusku yang agak merah. Kali ini aku tidak hanya merasakan jari-jari yang kasar melainkan sesuatu yang basah dan kenyal menyapu bibir vagina, oh jilatan lidah pak Harlan membuatku merasa ngilu nikmat membuat pinggulku bergoyang mengikuti jilatannya.

Sedang aku menikmati jilatan pak Harlan, tiba-tiba aku merasakan tangan kasar lainnya di daguku sehingga aku mendongak, dan langsung saja pipiku ditusuk benda tumpul kenyal yang agak basah. Tanpa diperintah ku masukkan kepala penis itu kedalam mulutku dan ku emut2 dan kuhisap. Kulirikkan mataku keatas dan kulihat wajah Rudi yang meringis kenikmatan, lalu dengan gemas kuraih buah zakarnya dan kupijit2 lembut.

“dasar bandot tua sialan, maen sama non Ana gk ngajak2”kata Rudi sambil memandang pak Harlan yg sibuk membenamkan wajahnya ke selangkanganku.

“sori lupa” jawab pak Harlan yang nampaknya sudah puas menjilati selangkangan dan bokongku yang mulus. Kemudian pak Harlan menurunkan celana pendeknya dan kulihat penisnya yg hitam besar menegang keras di antara paha pak Harlan. 

“Non lubangnnya sempit dan seret nih gk bisa masuk” keluh pak Harlan sambil memainkan kepala penisnya membelah bibir vaginaku.
Mendengar keluhan pak Harlan, kupercepat kocokan dan hisapan ku pada penis Rudi, sehingga tak beberapa lama kemudian ku rasakan semburan panas lengket dimulutku bahkan sebagian tertelan dan sebagian lagi menetes dari bibirku.

“Rudi kontol kamu kan udah basah tuh, kamu yang masukin duluan” kataku sambil memutar badan dan agak menungging disusul Rudi yang mengelus2 paha, selangkangan,dan vaginaku, “nah pak Harlan, sini kontolnya aku basahin dulu” kataku sambil memasukkan kontol itu kedalam mulutku yang masih penuh sperma Rudi. Kembali kukulum dan kuhisap penis pak Harlan sedangkan Rudi sibuk menjilati vagina dan anusku, nampaknya ia tidak ingin terburu2 mencumbuku.

Memang ku akui penis pak Harlan besar sekali, mulutu bahkan terasa penuh terisi penisnya sampai-sampai kedutan urat penisnya terasa dipipiku. Setelah beberapa lama ku blow job, pak Harlan tiba-tiba mendorong penisnya lebih dalam ke mulutku hingga hampir ke tenggorokanku, dan kemudian memuncratkan banyak sekali mani ke kerongkonnganku, ukhhh aku hampir muntah dan tersedak. 

“Nah sekarang ayo kita coba memeknya non, udah lama saya dan rudi membayangkan untuk ngentot sama non” kata pak Harlan sambil mencabut penisnya dari mulutku dan berjalan perlahan menghampiri Rudi, dan membisikkan sesuatu yang diikuti dengan anggukan Rudi. Kemudian pak Harlan mengangkat tubuhku dan menggendongku ke atas taman yang berumput lembut, lalu pak Harlan berbaring diatas rumput dan penisnya yg besar itu menjulang tegak dan agak basah. Tanpa disuruh aku kemudian mengangkangkan kaki dengan lebar diatas penis itu dan perlahan-lahan menurunkan pinggulku, kupaskan posisi penis itu di lubang vagina ku dan perlahan-lahan kudorong masuk, hingga akhirnya batang penis itu mentok dirahimku. Vagina ku terasa begitu penuh oleh penisnya, sensasi kedutan urat penisnya sungguh terasa, sepertinya aku jatuh cinta dengan penisnya. Kemudian secara perlahan kuangkat pinggulku dan mulai mengocok penis itu dgn vaginaku, semakin lama kocokanku semakin cepat hingga menimbulkan bunyi plak plak plak yang keras. 

Gerakan naik turun tubuhku membuat payudaraku bergoyang hebat, yang segera saja diremas remas oleh pak Harlan hingga memerah. Aku lupa membari tahu pak Harlan bahwa aku punya sedikit kelainan yaitu pada payudaraku yang menghasilkan ASI walaupun aku tidak mempunyai anak maupun menyusui, itulah yang menyebabkan payudaraku berukuran besar. Akibatnya remasan pak Harlan membuat putingku memuncratkan susu ke muka pak Harlan. Awalnya dia terkejut, namun setelah mendengar penjelasanku kini ia menikmati memerah payudaraku seperti memerah susu sapi.

"Gila non, teteknya lembut sekali,saya gk bakalan bosen ngeremesnya hmmm susunya non juga manis dan enak"kata pak Harlan memujiku. 

"Remas aja semaumu, puaskan hasrat dirimu yang selama ini dipendam kepadaku" kataku sambil sedikit mendesah sambil menggoyangkan pinggul dengan gerekan memutar sehingga penis pak Harlan dalam vaginaku ikut berputar.

"Oh putaran dan jepitan memek non luar biasa ohhh ummmm"kata pak Harlan menikmati, "pantat dan paha non juga lembut sekali, enak pas menggesek perut saya", aku tersenyum mendengar pujiannya dan membalas pujiannya, "kontol pak Harlan juga enak, GEDE BANGET".

Sedang asik memompa penis pak Harlan hingga tiba-tiba kedua putingku dicubit dan ditarik pak Harlan sehingga aku meringis dan menunduk menghadap wajah pak Harlan yang disambut dengan ciuman dibibirku. Aku cukup kesal dgn perbuatan pak Harlan, ketika aku berniat untuk memarahinya tiba-tiba kurasakan sesuatu yang berminyak di anusku, rupanya pak Harlan menarikku untuk rebah sehingga aku dalam posisi agak menungging namun dengan penis pak Harlan masih tertanam di vaginaku. Cairan lengket di anusku rupanya mentega yang baru saja di ambil Rudi dari dapur, aku tahu niat Rudi yang ingin mencumbu anusku, pacarku juga sebelumnya sering melakukan anal sex dengan ku menggunakan mentega sbg pelicin. 

"Non Ana, ijin ngerasain lubang kenikmatan yang satu ini ya"kata Rudi sambil menciumi bongkahan bokongku serta memasukkan jempolnya ke dalam anusku, aku hanya dapat mendesah pelan "uhhhh hmmm, silakan sayang lakukan sesukamu".

Beberapa saat kemudian kurasakan benda tumpul di bibir anusku yang perlahan-lahan didorong masuk,"OOOHH uUUUuummm"desahku ketika penis Rudi berusaha masuk kedalam rongga rektumku,tak butuh waktu lama untuk seluruh batang penis Rudi masuk melewati anusku sebab Rudi menggunakan mentega sehingga tidak terasa sakit. Kini aku mendapat dua sodokan nikmat dari anus dan vaginaku. 

Tubuhku mulai terombang ambing akibat genjotan mereka dari anus dan vaginaku, bergantian memompaku dengan keras. Aku mendesah hebat, "OOHH UH OOH HMMMM YA YA YA OHHHH", dapat kurasakan penis pak Harlan menggesek dinding vaginaku dan Rudi yang menggesek dinding rektumku, ketika mereka menarik penis mereka seakan isi vaginaku dan anusku ikut tertarik keluar sehingga memerah merekah. Mataku sayu kenikmatan, bibirku kubuka lebar untuk bernafas dan mendesah sehingga air liurku menetes ke wajah pak Harlan, selain sensasi di selangkangan dan bokongku, remasan dan cubitan gemas di payudaraku yang memancurkan air susu membasahi dada pak Harlan juga membuatku teransang, membuat putingku mengeras kenyal. tak lama kemudian tubuhku mengejang,kurasakan kenikmatan di perut bawahku semakin hebat, dan kemudian datang perasaan geli luar biasa dan sensasi aneh yang membuatku mengenjang hebat, memaksaku mencabut vaginaku dari sodokan penis pak Harlan dan kemudian memuncratkan cairan bening seperti kecing yang banyak sekali hingga membasahi selangkangan pak Harlan dan kaki Rudi, hal itu membuatku merasakan kelegaan luar biasa, aku baru saja mengalami squirt. Kulihat pak Harlan dan Rudi yg kaget, lalu aku tertawa dan meyakinkan mereka itu bukan kencing, dan sepertinya mereka tidak peduli karena langsung memasukkan kembali penis mereka ke anus dan vaginaku serta kembali menggenjotnya. Tak lama kemudian giliran mereka yang mengalami orgasme, menyemburkan banyak sekali sperma hingga aku dapat merasakan kehangatan di perut bagian bawahku. Kubiarkan mereka menarik nafas sebentar sementara aku berdiri melebarkan lubang vaginaku dan sedikit mengedan untuk mengeluarkan cairan sperma yang banyak itu.

Sekitar 20 detik mereka menarik nafas hingga mereka lalu berdiri, kemudian Rudi langsung memelukku dan menciumi bibirku, akupun membalas dengan membuka mulutku dan mengeluarkan lidahku memaksa bibir Rudi terbuka dan setelah itu saling beradu lidah dan bertukar ludah. Tak lama kemudian dgn masih dalam posisi berdiri, Rudi meremas bokongku dan memegang pahaku lalu menggendong ku, diarahkannya kakiku melingkari pinggangnya, dan kemudian dimasukkannya penisnya kedalam vaginaku yang masih basah. Tak mau kalah dengan Rudi, pak Harlan kemudian berjongkok dan menciumi anusku dan dari bawah sebelum kemudian memasukkan penisnya yang besar ke dalam anusku yang berdenyut2, untunglah anusku belum kembali menyempit dan masih ada sisa mentega sehingga pak Harlan tidak terlalu kesulitan memasukkan penisnya.

Setelah mereka berdua memasukkan penis mereka, Rudi yang memegang pahaku dan pak Harlan yang memegang bokongku, mulai menggoyangkan pinggul mereka menyodok anus dan vaginaku. kembali aku terombang ambing oleh mereka, payudaraku yg besar kemudian menggesek-gesek dada Rudi membuat putingku terangsang kembali dan mengeras kenyal, bahkan sampai mengeluarkan susu sehingga dada Rudi juga ikut basah.

entah berapa kali aku orgasme krn mereka dan mereka yang orgasme karenaku, yang aku tahu kami bermain lupa daratan sampai2 vagina dan anusku tak sanggup menampung sperma mereka sehingga menetes keluar. Kupikir mereka tidak akan berhenti hingga malam namun ternyata tak lama kemudian mereka orgasme untuk yang terakhir dan hanya sedikit memuncratkan mani, sepertinya mani mereka terkuras habis. Kemudian kurasakan penis mereka yang mengecil dan ditarik perlahan dari anus dan vaginaku. Seperti sumbat air, setelah mereka mencabut penis mereka kurasakan cairan lengket mengalir dari anus dan vaginaku cukup deras.

Aku roboh kelelahan, badanku terasa remuk, dengan mata sayuku, kulihat mereka yang bermandikan keringat namun sepertinya tidak terlalu lelah. Setelah beristirahat sejenak aku kemudian kembali ke dalam villa dan mandi membersihkan diri. Liburan ku yang 3 hari ini aku gunakan untuk memuaskan nafsu seksku. Selama 3 hari ini aku hanya menggunakan piyama model kimonoku tanpa memakai bra maupun celana dalam. Sehingga dimana saja aku dapat dicumbu oleh pekerjaku, saat mandi, makan, dan ditidur, bahkan saat aku sedang duduk santai menonton tv mereka sibuk menyusu payudaraku, tapi harus kuakui aku berterima kasih kpd mereka krn telah membuatku lupa akan mantan pacarku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar